Anda di halaman 1dari 38

Teknologi Produksi Biofertilizer

Biofertilizers
 Penambat Nitrogen (N)
 Pelarut Fosfat (P)
 Pelarut Kalium (K)
 Plant Growth
Regulator (Hormon)
 Pemecah Residu Pestisida
 Bioinsektisida
 Pendegradasi Selulosa
Mikroba Pelarut Fosfat (MPF)
Fosfor (P), UH yang penting bagi tanaman:
P berperan penting dl metabolisme energi, fosforilasi ADP

ATP, Komponen & aktivator bbrp enzim & protein,


Pembentukan bunga, buah & biji dll.

Apabila tanaman kekurangan P maka:


Pertumbuhan vegetatif tanaman
menurun, Perakaran terhambat, buah &
biji kurang, Kualitas menurun,
Daun tampak hijau gelap (daun tua), batang kemerahan.
Beberapa jenis m.o gol. bakteri & jamur dpt melarutkan P terikat
menjadi tersedia dl tanah.
Kelompok Bakteri ad: Pseudomonas, Bacillus, Escherichia,
Brevibacterium, Microccus & Flavobacterium
Kelompok Jamur ad: Aspergillus, Penicillium, Curvularia
Sclerotium & Fusarium
(Alexander 1977, Illmer & Schinner 1992, Goenadi
et al. 1993, Nasahi, 2010).

Pseudomonas sp Bacillus sp Aspergillus sp


Pseudomonas sp Bacillus sp
Gram negatif Gram positif
Fungi

Penicillum spp.

Sterigmata

Vesikula Aspergillus spp.


Aspergillus sp
JTM 2 JTM 6
Mikroorganisme & ketersediaan P
Mikroba mempengaruhi ketersediaan P melalui 3 cara yaitu:
1. Mendekomposisi senyawa P organik & membebaskan P dl
bentuk anorganik P yg tersedia bagi tanaman.
2. Memanfaatkan P yg ada untuk membangun sel,
3. Memperbaiki kelarutan P yg terikat atau yg terdpt sbg mineral
yg tidak larut melalui produksi bhn pengkelat (Stevenson,
1986).

Mineral fosfat anorganik umumnya terikat dl btk AlPO4.2H2O


(variscite) & FePO4.2H2O (strengite) pd tanah masam, serta
Ca3(PO4)2 (trikalsium fosfat) pd tanah bereaksi basa.
Mekanisme Pelarutan P
MPF mengsekresi as.organik seperti as.formik, asetat, propionat,
laktat, glikolat, fumarat & suksinat dll.
* As. Organik berperan dl pelarutan P karena as.organik relatif kaya
gugus fungsional karboksil (-COO−) & hidroksil (-OH−) yg
bermuatan negatif, yg memungkinkan membentuk senyawa
komplek dg ion (kation) logam yang disebut chelate (Wagner &
Wolf, 1998).
* As. Organik meng-khelat Al, Fe atau Ca, shg P terlepas dari ikatan
AlPO4.2H2O, FePO4.2H2O, atau Ca3(PO4)2 meningkatkan
kadar P larut dl tanah.
* Rendahnya pH oleh as. Organik menyebabkan putusnya ikatan P-Ca.
* As.organik berkompetisi dg P pd situs adsorpsi tanah & pembtk
kompleks dg ion Al, Fe & Ca shg P terlepas. (Whitelaw, 2000;
Maliha et al., 2004)
• As.karboksilat terutama melarutkan Al-P & Fe-P (Khan et al.,
2007.) melalui pelepasan P mineral sbg hasil dr pertukaran
anion PO₄³⁻ oleh anion asam, atau dg mengkelat ion Fe & Al yg
terikat P (Omar, 1998).
• Selain itu, anion karboksilat menggantikan fosfat dari
kompleks serapan dg pertukaran ligan (Whitelaw, 2000) &
mengkelat kedua ion Fe & Al yg terikat dg fosfat, &
melepaskan P yg tersedia untuk diserap oleh tanaman.
• Kemampuan as. organik untuk mengkelat kation logam
sangat dipengaruhi oleh struktur molekul, utamanya jlh
kelompok karboksil &hidroksil (Kpomblekou & Tabatabai,
1994).
• P tanah terutama apatit & pupuk P berada dl bentuk Ca-P
pd kondisi basa.
• Banyak Ca-P, (batuan fluoroapatite, francolite), tdk larut dl
tanah. Kultur murni bakteri dpt meningkatkan nutrisi P
tanaman melalui peningkatan kelarutan Ca-P. Kelarutannya
meningkat dg menurunya pH tanah. Pelarutan P ad. hasil dr
efek gabungan antara penurunan pH & produksi as. organik
(Fankem et al., 2006).
Fungi
Secara garis besar, fungi meningkatkan penyerapan P melalui 3
mekanisme yaitu:
1) Infeksi fungi pd akar tanaman dpt membantu pengambilan P
melalui perluasan permukaan/ruang jelajah akar
(mekanisme fisik),
2) Fungi menghasilkan as.organik (as.sitrat & as.oksalat) yg dpt
menyebabkan penurunan pH rhisosfer, shg P yg terikat pd
kondisi basa dg mudah dpt terlepas dr ikatan tsb (mekanisme
kimiawi),
3) Fungi menghasilkan hormon auksin, sitokinin & giberelin yg
mampu memperlambat proses penuaan akar shg
memperpanjang masa penyerapan unsur hara (mekanisme
fisiologi).
Genus Penicillium & Aspergillus mampu mengubah P tdk larut ke
bentuk larut dg mengeluarkan as. organik : asam format,
asetat, propionat, laktat, glikolat, fumarat, & suksinat. As.
organik menurunkan pH & memutus ikatan yg mengikat P (Rao,
1982).
• Bentuk ikatan P pd kondisi masam umumnya ad. AlPO₄ &
FePO₄. Fungi pelarut P dpt melarutkan P dl bentuk AlPO₄ lebih
baik dr bakteri pd kondisi masam.
• Lestari & Saraswati (1997), melaporkan fungi pelarut P mampu
meningkatkan kadar P terlarut sebesar 27-47% di tanah
masam. Penelitian Goenadi (1994), menunjukkan fungi pelarut
P dpt melarutkan P 12-162 ppm di media Pikovskaya dg sumber
P dari AlPO₄.
• Lingkungan gambut yg khusus & sesuai utk pertumbuhan
fungi pelarut P menjadi peluang pengembangannya di daerah
tropis (Premono, 1998).
• Pradhan & Sukla (2005), membuktikan mekanisme pelarutan P oleh
fungi melalui penurunan pH medium. Aspergillus sp. melarutkan
480 μg/ml P dr 0,5% trikalsium fosfat dg penurunan pH dr 7.0
menjadi 4,0 dl 4 hari. Penicillium sp. melarutkan 275 μg/ml P dl 3
hari dg pH 7,0 turun ke 4,7. Aspergillus sp. menurukan pH lebih kuat
dibanding Penicillium sp.
Mineralisasi P organik tanah (Po) berperan penting dl siklus
P. P organik ± 4% s/d 90% dr total P tanah.
Hampir 1/2 dari m.o dl tanah & akar tanaman memiliki potensi
mineralisasi P melalui as. fosfatase (Tarafdar et al., 1988).
Alkaline & asam fosfatase menggunakan P-organik sbg
substrat untuk mengubahnya menjadi bentuk anorganik.
Mekanisme utama dl mineralisasi P organik tanah ad.produksi
asam fosfatase (Hilda dan Fraga, 2000). Sebagian besar dr fosfatase
ekstraseluler tanah berasal dr populasi m.o rhizobakteri Genus
Bacillus, Streptomyces, dan Pseudomonas dilaporkan paling efektif
dlm mineralisasi P-organik (Dodor & Tabatabai, 2003).
Proses pelarutan senyawa fosfat-sukar larut
Pelarutan fosfat dari Al-P atau Fe-P pd tanah masam oleh asam
organik yg dihasilkan MPF sbb:

Pelarutan fosfat dari Ca-P oleh asam organik sbb:


Proses pelarutan senyawa fosfat-sukar larut
Urutan kemampuan as. organik dl melarutkan fosfat adalah:
asam sitrat > asam oksalat = asam tartrat= asam malat > asam
laktat
= asam format = asam asetat.
Asam organik membentuk komplek yg lebih mantap dg kation
logam akan lebih efektif melepas Ca, Al & Fe mineral tanah shg
melepas P lebih banyak.

• Pd tanah masam, bbrp genus Aspergillus mempunyai


kemampuan yg lebih tinggi dl melarutkan P terikat dibandingkan
dg bakteri. (Nasahi, 2010).
Kemampuan cendawan > bakteri dl melarutkan P
Isolasi Pelarut Fosfat Kelompok Bakteri
• Untuk mendptkan isolat yg bragam & berkualitas,
pengambilan sampel tanah dilakukan pd lokasi yg memiliki
karakteristik lahan relatif kurang ideal untuk budidaya (curah
hujan tinggi atau kekeringan). sampel tanah diambil dr rizosfer
tanaman sehat dg kedalaman ± 5-10 cm. Tanah dimasukkan ke
dalam kantong plastik, diberi label lalu dibawa ke
laboratorium.
Proses isolasi dimulai dg metode pengenceran. Sebanyak 10 g
sampel tanah dimasukkan ke dlm labu Erlenmeyer yg berisi 100
ml air akuades steril (pengenceran 10⁻¹), dikocok dg kecepatan
150 rpm selama 30 menit. Suspensi yg diperoleh diencerkan
menjadi 10⁻² s/d 10⁻¹⁰ & ditanam pd medium Pikovskaya + tri-
calcium phosphate (TCP) yg tdk larut sbg sumber P. Kultur bakteri
diinkubasi pd suhu 27⁰C selama 48 jam.
• Kemampuan melarutkan P dr bakteri dievaluasi secara
kualitatif berdasarkan terbentuknya halo (zona
bening), semakin luas halo yg terbentuk maka semakin
tinggi kemampuan bakteri tsb melarutkan P. Setiap
koloni yg membentuk halo, diisolasi & dibuat biakan
murninya.
• Pengujian lanjutan dilakukan untuk mengetahui
keefektifan isolat tsb sbg pelarut P. Pengujian
menggunakan tanaman indikator dimulai dari tingkat
laboratorium, rumah kaca & lapangan.
Isolasi Pelarut Fosfat Kelompok Fungi

• Pada tanah masam, aktivitas m.o didominasi oleh fungi sebab


tumbuh optimum pd pH 5 - 5,5. Sebaliknya, pertumbuhan
bakteri optimum pd pH netral & basa, walaupun kisaran
hidup bakteri ad pH 4 - 10,6 (Ginting et al., 2006).
• Utk mendptkan fungi yg berpotensi sbg biofertilizer,
eksplorasi dilakukan pd tanah-tanah yg ber pH rendah.
• Prosedur isolasi strain fungi yg mampu melarutkan fosfat
hampir sama dg prosedur untuk bakteri .
• Kultur fungi diinkubasi pd suhu 27⁰C selama 5-7 hari.
• Setiap koloni yg membtk halo, diisolasi & dibuat biakan
murninya menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar)
(Pradhan dan Sukla, 2005). Selanjutnya dilakukan
karakterisasi morfologi, biokimia & molekuler isolat
• Pengujian lanjutan dilakukan untuk
mengetahui keefektifan isolat tersebut
sebagai mikroba pelarut P. Pengujian
menggunakan tanaman indikator dimulai dari
tingkatan laboratorium, rumah kaca &
lapangan
Metode

Microbe
dissolving P
Pseudomonas sp

Bacillus sp

spread plate
Aspergillus sp

Media Pikovskaya
Potensi rendah

Perbanyakan
Potensi tinggi

Media NBRIP-BPB
Media PDA/NA
Uji Kemampuan MPF Melarutkan BF
secara In vitro
A. Pada Media Padat NBRIP-BPB
1. Diameter halozone dan koloni
2. Indeks pelarutan (IP) dan Efisiensi pelarutan (EP)

B. Pada Media Cair pykovskaya


1. pH media
2. P larut
3. Produksi asam organik
Diameter halozone

Diameter koloni
Komposisi media National Botanical Research Institutes
Phosphate-Bromophenol blue (NBRIP-BPB)

Komposisi media NBRIP

Ca3(PO4)2 5 g atau BF 5 g,
glucose 10 g. (NH4)2SO4 0.1 g,
JTM JTM
10 3 MgSO4.7H2O 0.25 g, KCl 0.2 g,
MgCl2 6 H2O 5 g, BPB 0.025 g,
agar 15 g dilarutkan dl 1000 ml
aquades.

Pengamatan: IP &

EP
Saring

Sentrifuge 10.000 rpm


Media Pikovskaya
cair

Media NBRIP-BPB
spektrophotometer Pengekstrak Murphy & Riley
Uji pada Media Cair Pykovskaya
Media pykovskaya
• BF sebagai sumber P 5 g, glucose 10 g, (NH4)2SO4 0.5 g,
NaCl 0.2 g, MgSO4.7H2O 0.1 g, KCl 0.2 g, ekstrak ragi 0.5 g,
MnSO4 sedikit, FeSO4.7H2O sedkit, dilarutkan dl 1000 ml
aquades. Autoclave pd temperatur 120 oC (20 menit).
• Digoyang selama 12 hr, kec. 120 rpm
• Pengamatan: pH larutan, P terlarut & asam organik

Uji pada Tanaman di POT

Uji pada Tanaman di Lapangan


Contoh Tabel 1. Kelarutan fosfat dari batuan fosfat dan
perubahan pH oleh mikroba pelarut fosfat (MPF)
pada media cair Pikovskaya
Rata-rata pH
No. Perlakuan Rata-rata kadar P
media cair larut (mg P l-1)
1 Isolat JTM 2 (fungi) 4,01 19,14 b
2 Isolat JTM 3 (bakteri) 5,52 7,49 a
3 Isolat JTM 6 (fungi) 5,97 66,47 ef
4 Isolat JTM 10 (bakteri) 6,64 76,33 f
5 Isolat JTM 2 + 3 4,74 107,67 g
6 Isolat JTM 3 + 6 5,99 27,82 bc
7 Isolat JTM 2 + 10 5,34 29,12 c
8 Isolat JTM 6 + 10 5,90 18,86 b
9 Isolat JTM 2 + 3 + 6 6,32 6,57 a
10 Isolat JTM 2 + 6 + 10 5,77 68,90 ef
11 Isolat JTM 2 + 3 + 10 6,19 52,11 d
12 Isolat JTM 3 + 6 + 10 6,61 67,23 ef
13 Isolat JTM 2 + 3 + 6 + 10 6,49 59,40 de
14 Kontrol (Tanpa MPF) 7,16 0,18 a
Tabel 2. Kelarutan P dari batuan fosfat dan perubahan
pH media pikovskaya oleh MPF
Kadar P larut pH media cair
No Perlakuan
(mg P l-1) pykovskaya
1 AsBcPs + BF 230 mesh 55,09 4,68
2 AsBcPs + BF 120 mesh 50,88 5,24
3 AsBcPs + BF 60 mesh 47,97 5,39
4 AsBc + BF 230 mesh 46,65 5,54
5 AsBc + BF 120 mesh 45,41 5,71
6 AsBc + BF 60 mesh 43,90 6,23
7 Ktrl + BF 230 mesh 25,80 7,57
8 Ktrl + BF 120 mesh 25,58 7,75
9 Ktrl + BF 60 mesh 23,61 7,93
Tabel . Kelarutan P dari batuan fosfat dan perubahan pH media pikovskaya
oleh MPF
pH media cair
No. Perlakuan Kadar P larut
pikovskaya
(mg P l-1)
1 Kontrol (tanpa MPF) 7,16 0,18 a
2 Isolat As 4,01 19,14 b
3 Isolat Bc 5,52 7,49 ab
4 Isolat Ps 6,64 76,33 d
5 Isolat As+Bc 4,74 107,67 e
6 Isolat As+Ps 5,34 29,12 b
7 Isolat As+Bc+Ps 6,19 52,11 c

Keteterangan: Angka yang diiukuiti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata
pada taraf uji Duncan (95%).
As : Aspergillus sp; Bc : Bacillus sp; Ps : Psudomonas sp
Pada Tabel 1, tampak bahwa campuran isolate 2 (fungi) +
isolate 3 (bakteri) memberikan hasil kadar P larut tertinggi
& pH media paling masam.
Secara Umum tampak pula hasil kadar P larut pd isolate tunggal
< campuran 2 isolate < campuran 3 isolate, jadi
makin beragam mikrobanya makin tinggi kadar P
yang dapat dibabaskannya.

Tabel 2. As = Aspergillus
Bc = Bacillus
Ps =
Pseudomonas BF
= batuan fosfat
Ktrl= kontrol (tanpa mikroba)
60 > 120 > 230 mesh, ad.ukuran kehalusan BF dimana 230 mesh
lebih halus dari 120 & 60.
Produk inokulan Prospektif!

Pupuk Mikroba pelarut fosfat sudah ada sejak tahun 1950-an


oleh Rusia (bekas Negara Uni Soviet) dg bakteri Bacillus
megatorium, berhasil dg baik pd kandungan BO tinggi.
Pupuknya dikenal dg nama: Phosphobakterium
meningkatkan hasil tanaman 29%.

M-B io (PT. Hayati Lestari Indonesia)


BioPhos (Badan Litbang Pertanian)Campuran mikroba
efektif pelarut fosfat, Pseudomonas spp. Grt 2, Micrococcus
spp. Grt 3, Aspergillus niger NHJ2, mikoriza Glomus manihotis
diperkaya dg seny. Org. alami dan formulasi sesuai carrier
Produksi Massal dan Aplikasi
• Media yg digunakan untuk kultur disesuaikan dg jenis m.o nya.
Bacillus spp., Serratia spp. menggunakan media TSA (Tryptic Soy
Agar) atau NA (Nutrient Agar), Pseudomonas fluorescens medianya
King’s B, fungi menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar).
• Kultur diinkubasi selama 2 hari (bakteri) dan 7 hari (fungi).
Setelah inkubasi, kultur dipanen lalu dibuat suspensinya.
Komposisi media TSA, NA, King’s B dan PDA (Tabel)
• Bhn pembawa yg digunakan untuk formulasi inokulan m.o pelarut P
: gambut, lignite, arang, vermiculite, zeolite, pupuk kandang &
campuran tanah.
• Bahan pembawa alternative: serbuk arang sekam atau serbuk
bata merah.
• Sutariati et al. (2011), perbedaan bhn pembawa mempengaruhi
efektivitas mikroba. Bacillus sp. lebih efektif dg serbuk bata
merah, Pseudomonas fluorescens lebih efektif dg serbuk arang
sekam.
Tabel komposisi media
Pseudomonas
sp
Aspergillus
niger
Berpotensi
melarutkan
fosfat

Bacillus sp

Anda mungkin juga menyukai