Anda di halaman 1dari 28

RHIZOSFER

PRESENTED BY:

KARLIN AGUSTINA
PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS IBA
RIZOSFIR
• Rizosfir: daerah yang dipengaruhi oleh
akar
• Rizoplen: daerah permukaan akar
• Terdapat perbedaan sifat fisik, kimia,
biologi pada rizosfir dengan tanah yg jauh
dari akar
• Pada rizosfir, akar merupakan:
- Wadah hara yang masuk melalui aliran masa
dan difusi
- Pengubah pH - akar mengeluarkan H+
atau HCO3-
- Pengubah potensial redoks -
mengambil/mengeluarkan O2
- Eksudat akar dapat menyediakan energi utk
aktivitas mikroba di rizosfir -- memobilisasi
hara
Kondisi rizosfir
• Rizosfir : denominator umum dalam
interaksi akar dng lingkungan biotik dan
abiotik
• Kondisi rizosfir - dinamik, bervariasi
tergantung sifat fisik dan kimia tanah,
spesies, status hara tanaman dan aktivitas
mikroorganisme
• Endorizosfir: dibentuk melalui serangan
dan kolonisasi jaringan korteks akar oleh
mikroorganisme tanah
Komposisi rizosfer
Pada tanah yang ditanami, rizosfernya
berbeda dalam:
1. Konsentrasi ion
Konsentrasi ion di rizosfir tergantung pd :
a. Konsentrasi ion larutan tanah
b. Laju pengiriman ion ke permukaan
akar
c. Laju penyerapan ion oleh akar
2. pH rizosfir dan potensial redoks
rizosfir
Perubahan pH rizosfer dipengaruhi
oleh:
a. Rasio pengambilan kation/anion
dan perbedaan pelepasan H+ dan
HCO3- (atau OH-) bersih
b. Pengeluaran asam organik-
juga diproduksi oleh mikroba, yang
distimulasi C organik dari akar dan
CO2 dari akar dan mikroorganisme
Aktivitas di rizosfir
• pH rizosfir dipengaruhi oleh bentuk pupuk N
- Nitrat  meningkatkan pH rizosfir, krn nitrat
meningkatkan pelepasan HCO3-
(atau pemakaian H+)
- Amonium - menurunkan pH rizosfir, krn
amonium meningkatkan pelepasan H+

• Perubahan pH rizosfir oleh akar juga


berhubungan dengan status hara tanaman
- peningkatan pelepasan H+ berhubungan
dengan peningkatan rasio penyerapan
kation/anion
• Perbedaan potensial redoks yg besar
di rizosfir terjadi antara tanaman
yang tumbuh di tanah beraerasi dan
tanah tergenang

• Tanaman yang beradaptasi pada


kondisi tergenang (padi sawah)
menjaga potensial redoks rizosfir
tetap tinggi melalui transpor O2 dari
pucuk lewat aerenkima akar
Gambar pembentukan aerenkima
Oksidasi rizosfir penting untuk:
-menurunkan konsentrasi larutan organik beracun
-menurunkan Fe dan Mn larutan tanah
• Rizodeposisi dan Eksudat Akar
- Rata-rata 30-60% C dari hasil fotosintesis yang
terdapat pada akar dilepaskan sebagai asam organik.
Pelepasan C ini disebut rizodeposisi
- Rizodeposisi meningkat dengan adanya cekaman, spt:
- kerusakan mekanis
- anaerobiosis
- kekeringan
- kekurangan hara
dan meningkat dengan adanya mikroorganisme.
Eksudat akar berisi larutan berbobot molekul besar dan
kecil yang dilepaskan oleh akar

• Komponen terpenting pada larutan berbobot molekul besar:


- mucilage
- ektoenzim

• Komponen terpenting pada larutan berbobot molekul kecil:


- asam organik
- gula (sumber C mikroorganisme)
- fenolik
- asam amino
Mucillage

• Mucilage merupakan bahan seperti


gelatin yang menutupi permukaan

 
akar, khususnya daerah apikal

• Bahan ini dikeluarkan oleh sel-sel tudung


                                     

akar dan sel epidermis


       
• Produksi mucilage berkorelasi positif
dengan laju pertumbuhan akar
Bagian-bagian akar
• Hubungan simbiosis tanaman dan mikroba
Mucigel: campuran bahan gelatin (mucilage),
mikroorganisme dan partikel tanah

• Fungsi mucigel:
- melindungi daerah apikal akar dari kekeringan
- pelumasan akar saat menembus tanah
- memfasilitasi penyerapan hara
- interaksi dengan partikel tanah
- meningkatkan kontak tanah-akar,
terutama pd tanah kering - agregasi tanah
Ektoenzim
• Pd tanah pertanian 30-70% dr P tanah total
berada dlm bentuk bahan organik tanah (P
organik)
• Di rizosfir pengubahan P org. dilakukan oleh
mikroorganisme
• Hidrolisis P org. dilakukan oleh asam fosfatase
dalam akar, fungal acid atau alkalin fosfatase
dan alkalin fosfatase bakteri
• Fosfatase: enzim adaptif dan aktivitasnya
meningkat pada defisiensi P
• Asam fosfatase pd akar - ektoenzim yg
dilepaskan oleh akar, terutama di daerah apikal
• Mikroorganisme di Rizosfir

-- mempengaruhi hara tanaman


melalui pengaruhnya thd:
1. pertumbuhan, morfologi dan fisiologi
akar
2. fisiologi dan perkembangan tanaman
3. ketersediaan hara
4. proses penyerapan hara
Mikroorganisme rizosfir yang tidak menginfeksi
tanaman
1. Bakteri pelarut fosfat
- mampu melarutkan fosfat anorganik (mis. Rock
fosfat)
- memperoleh C org. sbg bhn dasar energi dr
akar - harus berkompetisi dengan
mikroorganisme lain
- mereduksi pH substrat dng mensekresi sejumlah
asam organik spt asam formiat, asetat,
propionat, laktonat, glikolat, fumarat dan
suksinat
- dapat membentuk kelat dengan kation (Ca dan
Fe)
- Contoh: Bacillus, Pseudomonas
2. Mikroorganisme pengoksidasi belerang

• Bakteri: Thiobacillus, Beggiatoa, Thiothrix,


Thioploca
• Jamur & Actinomycetes: Aspergillus,
Penicillium, Microsporeum
• Tanaman mengambil S dalam bentuk
SO42-. Di tanah S terikat dalam bentuk
organik pada protein dari asam amino
yang mengandung S (sistin dan metionin)
dan Vit. B
• Mineralisasi S (pengubahan dari S yg
terikat secara organik menjadi bentuk
SO42-) dilakukan oleh mikroorganisme
• S yang dilepaskan akan diserap oleh
tanaman atau dilepaskan ke atmosfir
dalam bentuk oksida.
Penggunaan bakteri pengoksidasi S
• Thiobacillus pd tanah yg diberi S (pH < 5.0)
-- mengendalikan penyakit bopeng pd
kentang yg disebabkan Streptomyces scabies
-- menurunkan pH tanah alkalin

• Pembentukan H2SO4 pd tanah setelah


penambahan S akan meningkatkan kelarutan
P, K, Ca, Mn, Al dan Mg

3. Bakteri Pereduksi Sulfat


-- mereduksi sulfat anorganik (SO42-)-
H2S, sehingga menurunkan ketersediaan S
4. Mikroorganisme Pengoksidasi Mangan
• Bakteri: Azotobacter, Chroococcum,
Pseudomonas fluorescens, P. trifolii
• Khamir: Cryptococcus albidus
• Jamur: Cladosporium, Curvularia,
Helminthosporium

Mn mudah diserap tanaman dalam bentuk Mn2+-


tanah masam
Oksidasi Mn: Mn 2+ -- Mn 4+, membuat Mn
tidak tersedia
- tanah basa/netral
Eksudat Akar sbg Signal dan Prekursor Hormon
Tanaman
• Dalam interaksi tanaman-mikrobia, eksudat akar berperan
sbg:
1. sumber C
2. signal untuk menarik mikrobia
Contoh:
- Luteolin pd [10-9M] signal utk
menarik mikrobia, pd [10-6M] merangsang
ekspresi gen nod (pembentuk nodul)
- Eksudat akar Pinus sylvestris, meningkatkan
pertumbuhan ektomikoriza, salah satu senyawanya
adalah asam palmitat
3. prekursor hormon tanaman
Pd rizosfer tanah yg ditanami jagung,
konsentrasi auksin, sitokinin dan asam
absisik lebih tinggi dibandingkan dengan
‘bulk soil’ (tanah yang tdk ada
tanamannya)

Anda mungkin juga menyukai