Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun projek penguatan profil Pancasila rahmatan lil
alamin ini dengan baik serta tepat waktu. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari
akhir kelak.
Penulis makalah berjudul “Langkah-Langkah Pembuatan Bokashi Serta Manfaatnya”
Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan dukungan dari anggota kelompok.
oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis agar
pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb

Banjarmasin, 3 Agustus 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bokashi adalah pupuk kompos yang diberikan aktivator. Aktivator yang
digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan pada
umumnya mengandung 90 persen lactobacillus. Apabila diurai, EM 4 terdiri atas 80
spesies dari 10 genus. Beberapa EM 4 dibidang pertanian (termasuk perkebunan)
membawa segudang manfaat. Antara lain memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah, mempercepat proses fermentasi dalam pembuatan kompos, meningkatkan
ketersediaan nutrisi tanaman, bisa menekan aktivitas hama dan mikroorganisme
patogen, serta meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman.
Pupuk bokasi dibuat dari campuran kotoran sapi, arang sekam, dan dedak
halus. Menurut para ahli kotoran sapi merupakan limbah ternak terbanyak yang
dihasilkan dalam pemeliharaan ternak. Kotoran sapi inilah yang dapat mencemari
lingkungan yaitu pada tanah, air, dan udara (bau) yang berdampak pada penurunan
kualitas lingkungan. Guna mengurangi dan menghindari dampak pencemaran
lingkungan yang diakibatkan kotoran sapi maka salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk bokasi. Kotoran sapi ini belum
dimanfaatkan dengan baik karena hanya diabaikan padahal limbah ini bisa menjadi
bahan unggul dalam pembuatan pupuk terlebih pupuk bokasi karena menurut Badan
Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. kotoran sapi
berpotensi dijadikan kompos karena memiliki kandungan kimia, 0.1 – 1% N, 0,2 –
0,5% ph, 0,1 -1,5% K, 85 -92% kadar air, dan lain lain. Limbah arang sekam ini
kebanyakan terbuang Bila ditinjau lebih jauh, arang sekam mengandung silika
(16,98%), silika bukanlah unsur hara yang esensial atau sangat dibutuhkan tanaman.
Sedangkan untuk dedak halus, Indonesia bisa menghasilkan sebanyak 4,8 juta ton per
tahun. Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia,
fisik, dan biologinya. Penambahan kompos kedalam tanah dapat memperbaiki
struktur, tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki keadaan aerasi,
drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap air, serta berguna
untuk mengendalikan erosi tanah. Selain itu, kompos juga dapat meningkatkan
kapasitas tukar kation, meningkatkan aktifitas biologi tanah (peningkatan jumlah
mikroorganisme tanah), meningkatkan pH pada tanah asam, dan tidak menimbulkan
masalah bagi lingkungan. Pembuatan kompos dapat dipercepat dengan bantuan
aktivator, salah satunya yaitu Effective Microorganism 4 (EM4).
EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan
bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah
lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki
kondisi biologi tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. Sebagian besar
mengandung mikroorganisme seperti bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.),
bakteri asam lakta (Lactobacillus sp.), ragi, Actinomycetes sp, dan jamur fermentasi.
3 Kondisi tanah pada lahan pertanian sekarang ini mencukupi kebutuhan akan
haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk
hingga insektisida. Sudah tentu lahan pertanian menjadi jenuh, tingkat kesuburannya
menjadi rendah. Ini disebabkan berkurangnya kandungan bahan organik didalam
tanah. Masalah-masalah yang akan ditimbulkan bila tanah kekurangan bahan organik
yaitu kemampuan tanah dalam mengikat atau menahan air jadi rendah, efisiensi
penyerapan pupuk berkurang, aktivitas mikroba tanah tidak berjalan dengan baik dan
yang terpenting struktur tanah menjadi buruk. Ini semua berakibat pada produktivitas
tanah yang semakin menurun sehingga menjadikan tanah akan kebutuhan anorganik
(sintetik) terus meningkat. Selain itu, penggunaan pupuk sintetik kini sudah mulai
dibatasi karena dengan pemberian terus-menerus dapat mengakibatkan terjadinya
pemadatan, degresi tanah dan residu pupuk terutama nitrogen, mulai diketahui telah
mencemari air tanah sebagai sumber air minum dan bahaya yang ditimbulkannya
terhadap kesehatan manusia. Untuk mengatasi permasalahan ini maka salah satu jalan
terpenting adalah dengan memberikan bahan organik yang cukup kedalam tanah,
sehingga akan tercipta kembali kesuburan tanah yaitu dengan pemberian pupuk
organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang
diolah melalui proses dekomposisi oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos
dan pupuk kandang. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara
yang lengkap, jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan
organik didalamnya sangat tinggi. Dengan adanya kelengkapan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya tentang “Pembuatan Pupuk Bokasi Dari Limbah Organik Dan
Analisis Kandungan Unsur Nitrogen, Karbon, Fosfor, Dan Kalium” , maka peneliti
tertarik untuk melanjutkan penelitian tentang “Efektifitas Pupuk Bokasi Pada Kotoran
Sapi”. Kandungan unsur-unsur mineral seperti fosfor, nitrogen, kalium dan rasio C/N
yang terkandung dalam pupuk bokasi nantinya sesuai dengan standar kualitas kompos
menurut SNI 19-7030-2004. 4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas pupuk bokasi padat dari kotoran kambing, sekam padi, serbuk
gergaji dan dedak padi merujuk pada SNI?
2. Bagaimana efektivitas penggunaan pupuk bokasi pada pertumbuhan bibit tanaman
selada (Lactuca Sativa L.) pada berbagai konsentrasi EM4?

C. Tujuan
1. Mengetahui kualitas pupuk bokasi padat yang dibuat dari campuran kotoran
kambing, sekam padi, serbuk gergaji dan dedak padi dengan mengukur jumlah
kadar Fosfor(P), Kalium(K), rasio C/N dan kadar air yang terkandung pada pupuk
bokasi tersebut sesuai dengan SNI 19-7030-2004.
2. Mengetahui efektivitas pupuk bokasi pada bibit tanaman selada (Lactuca
SativaL.) pada penerapan berbagai konsentrasi EM4.
D. Manfaat
1. Dapat digunakan sebagai dasar rujukan tentang kualitas pupuk bokasi padat
terhadap implementasi tanaman dengan menggunakan aktivator EM4.
2. Pupuk bokasi padat yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk pengembangan
pertanian organik, seperti tanaman selada, tanaman kangkung, tanaman sawi,
tanaman jagung, dan lain-lain
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang keunggulan pupuk bokasi padat
dibandingkan dengan pupuk organik lain yang sering digunakan oleh masyarakat
sesuai SNI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh untuk memperbaiki
keadaan tanah, baik dengan pupuk buatan (anorganik), maupun dengan pupuk organik
(seperti pupuk kandang pupuk kompos). Terdapat dua kelompok pupuk anorganik
berdsarkan jenis hara yang dikandungnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk mejemuk.
Kelompok pupuk tunggal terdapat tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di
pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama posfor (P), dan hara
utama kalium (K). Pemupukan merupakan cara atau teknik yang dilakukan dalam
pemberian pupuk (unsur hara) ke tanah atau ke tanaman sesuai yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman normal. Pemberian pupuk untuk keperluan tanaman dapat
dilakukan melalui tanah yang selanjutnya dapat diserap oleh tanaman melalui akar, atau
dapat dilakukan melalui daun yang langsung diserap oleh tanaman. Beberapa jenis pupuk
alam yang sering digunakan adalah night soil (kotoran manusia), pupuk kandang, pupuk
hijau, dan kompos. Sedangkan jenis pupuk buatan diantaranya yaitu pupuk urea, ZA,
ammonium sulfat, NPK, MAP, kiserit, dan lain-lain. Dari beberapa jenis tersebut yang
termasuk ke dalam pupuk Nitrogen antara lain pupuk Urea dan Za, dan pupuk Fosfor
adalah DS, TS, TSP, SP 36, dan lain-lain, sedangkan jenis pupuk kalium adalah ZK dan
KCl. Pemilihan jenis pupuk pada sifat tanah yang akan dipupuk menentukan hasil
pemupukan. Secara umum pupuk digolongkan menjadi dua yaitu pupuk organik dan
pupuk anorganik. Menurut jumlah unsur yang terkandung dalam pupuk maka pupuk dapat
digolongkan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal yaitu pupuk
yang hanya mengandung satu macam unsur pupuk, sedangkan pupuk majemuk yaitu
pupuk yang mengandung beberapa unsur. Berdasarkan jumlah hara yang dibutuhkan
tanaman, pupuk dapat digolongkan menjadi pupuk hara makro dan pupuk hara mikro.
Pupuk hara makro yaitu pupuk yang mengandung unsur makro (seperti N, P, dan K) yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Pupuk hara mikro yaitu pupuk yang terutama
mengandung unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil.
Penggunaan pupuk kimia memiliki dampak negatif, untuk mengatasi hal tersebut
perlu dilakukan pengaplikasian pupuk organik. Musnamar (2003) menyatakan bahwa
pupuk organik merupakan salah satu bahan yang penting dalam upaya memperbaiki
kesuburan tanah. Penggunaannya masih sering dikombinasikan dengan pupuk anorganik
atau pupuk kimia. Penggunaan pupuk organik secara terus-menerus dalam rentan waktu
yang lama akan menjadikan kualitas tanah lebih baik.
Pupuk organik mengandung bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahan
organik adalah bahan mineral yang berasal dari organisme yang telah mati. Bahan organik
dapat berasal dari sisa hewan, tumbuhan, maupun jasad mikro baik yang telah
terdekomposisi maupun yang belum terdekomposisi. Materi organik yang tidak
terdekomposisi berubah menjadi humus yang berwarna coklat 8 kehitaman. Bahan organik
sangat menentukan keberadaan organisme tanah karena sebagian besar organisme tanah
mengkonsumsi bahan organik. Pemberian pupuk organik dapat mengurangi penggunaan
pupuk kimia dan akan menyumbangkan unsur hara bagi tanaman serta meningkatkan
serapan unsur hara oleh tanaman sehingga dapat memperbaiki sifat fisika tanah, yaitu
kapasitas tanah menahan air, kerapatan massa tanah, dan porositas total, memperbaiki
stabilitas agregat tanah dan meningkatkan kandungan humus tanah. Berdasarkan hasil
penelitian suminar dkk. (2017) menyatakan bahwa rekomendasi pemupukan sorgum pada
tanah jenis latosol dengan kesuburan sedang yaitu 160 kg Kg/ha N, 4- 43,7 Kg/ha P2O5
dan 124,9 Kg/ha K2O atau 348,6 kg/ha urea, 121,3 kg/ha Sp36 dan 208,1 kg/ha KCl.
B. Pupuk Bokashi
Bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan organik dengan
menggunakan teknologi EM-4 serta dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
menyuburkan tanah, meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat
dibuat dalam beberapa hari dan langsung dapat digunakan. Bokashi sudah digunakan
petani jepang dalam perbaikan tanah secara tradisional dalam upaya meningkatkan
keragaman mikroba dalam tanah dan meningkatkan unsur hara dalam tanah. Bokashi
merupakan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri dari campuran beberapa bahan hasil
fermentasi dari bahan organik seperti jerami, sekam, dedak padi, dedak jagung, dedak
gandum, sekam padi, ampas tahu, ampas kelapa, sampah daur ulang, rumput dan kotoran
hewan. Bahan-bahan tersebut difermentasi dengan menggunakan bahan aktivator
mikroorganisme untuk 9 mempercepat terjadinya proses fermentasi yang dikenal dengan
effective microorganism (EM). Menurut Hadijaya (1994), bokashi merupakan
dekomposisi biologi dan stabilitasi bahan organik pada kondisi suhu tinggi dan lembab
dengan produk akhir yang cukup stabil untuk disimpan dan diaplikasikan ke tanah.
Bokashi dihasilkan dari fermentasi bahan organik dengan teknologi EM (Effective
Microorganism), merupakan kultur campuran berbagai organisme yang bermanfaat
sebagai pengurai bahan organik.
Penggunaan Effective Microorganism dalam pembuatan bokashi selain memperbaiki
kualitas tanah juga dapat meningkatkan produksi tanaman. Bokashi adalah pupuk kompos
yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik dengan teknologi Effective
Microorganism 4 (EM4). Effective Microorganism 4 mengandung Azotobacter sp.,
Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Pemanfaatan
bokashi dapat meningkatkan konsentrasi hara dalam tanah. Selain itu, bokashi juga dapat
memperbaiki tata udara dan air tanah. Dengan demikian, perakaran tanaman akan
berkembang dengan baik dan akar dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak, terutama
unsur hara N yang akan meningkatkan pemebentukan klorofil, sehingga aktivitas
fotosintesis lebih meningkat dan dapat meningkatkan jumlah dan luas daun. Hal tersebut
berkaitan dengan kemampuan bahan organik dalam memperbaiki sifat (tekstur dan
struktur) tanah dan biologi tanah sehingga (Pangaribuan dkk., 2008).

C. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai
secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah
organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah
kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Pupuk bokashi bisa
menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi sampah organik.

D. Manfaat Sampah Organik


Pemanfaatan sampah organik yaitu :
1. Dapat diolah menjadi kompos dan pupuk sederhana.
2. .Tambahan Pakan Ternak.
3. Dapat dijadikan kerajinan tangan
4. Dapat dijadikan Biogas dan listrik.
5. Menyuburkan tanah dengan membuang sampah organik kedalam tanah
6. Dapat dijadikan pakan ternak
7. Dapat menjadi bahan kerajinan tangan

E. Daun Kering
Daun kering adalah daun yang sudah lama gugur atau sudah lama jatuh dari pohon
sehingga daunnya menjadi kering, daun kering sebenarnya bisa langsung digunakan
sebagai pupuk. daun kering merupakan salah satu bahan untuk pembuatan pupuk bokashi.

F. Kotoran Hewan
Kotoran hewan adalah tinja yang dihasilkan oleh hewan, kotoran sapi yang keringkan
digunakan sebagai bahan bakar. Kotoran sapi juga dogunakan untuk mengahsilkan biogas
untuk dibakar dan mengahasilakan listrik dan panas. kotoran hewan merupakan salah satu
bahan untuk pembuatan pupuk bokashi
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. METODE
Metode bokashi adalah pengomposan yang menggunakan starter aerobik maupun
anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik.

B. WAKTU & TEMPAT


Selasa, 2 Agustus 2022 Bertempat di Laboratorium biologi MAN 2
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam pembuatan bokashi pupuk kandang kotoran sapi
antara lain:
 Ember
 Cangkul/sekop
 Gembor
 Plastik/terpal untuk penutup
 Termometer
 Timbangan
 Sak/karung/kantong plastik
Bahan yang digunakan dalam pembuatan bokashi pupuk kandang kotoran sapi
antara lain:
 Pupuk kandang sebanyak 80 kg.
 Arang sekam sebanyak 10 kg
 Dedak sebanyak 10 kg.
 Tetes tebu atau gula sebanyak dua sendok makan (100 ml).
 EM4 sebanyak dua sendok makan (100 ml)
 Air secukupnya.
D. CARA KERJA
1. Pertama-tama dibuat larutan dari EM4, tetes tebu/gula dan air  dengan
perbandingan 1 ml : 1 ml :1 liter air.
2. Bahan pupuk kandang kotoran sapi, arang sekam dan dedak dicampur merata
di atas lantai yang kering.
3. Larutan EM4disiramkan menggunakan gembor secara perlahan dan bertahap
sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan
tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan
dilepaskan maka adonan kembali mengembang(kandungan air sekitar 30%).
4. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm.
Gundukanselanjutnya ditutup dengan terpal atau plastik tebal selama 7-14
hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-60OC. Jika
suhu bahan melebihi 60OC, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan
dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.
5. Setelah empat belas hari terpal atau plastik tebal dapat dibuka. Pembuatan
bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-
cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan
aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk maka
pembuatan bokashi gagal.Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung
digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu maka bokashi harus
dikeringkan terlebih dahulu dengan cara menganginanginkan di atas lantai
hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantung plastik.
 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengkomposan dengan EM4 diperoleh hasil bokashi pupuk kandang
kotoran sapi berupa padatan kering, berwarna hitam, dan tidak berbau. Berat bokashi awal
dengan akhir juga berkurang hingga 30% yaitu dari total berat awal 100 kg menjadi 70 kg
bokashi kering. Dalam pembuatan bokashi ini ada beberapa tahap yang kami lakukan, yaitu:
1. Tahap pembuatan bokashi.
Dalam tahap ini kami melakukan pencampuran bahan-bahan seperti dalam metode/langkah
kerja. Kondisi pada saat penutupan adonan menggunakan terpal/plastik haruslah dalam
kondisi rapat/anaerob agar bakteri EM4 yang telah tercampur dengan adonan tidak mati
dalam sekali pembuatan bokashi.
2. Tahap pembusukan.
Dalam tahap ini bokashi pupuk kandang kotoran sapidibiarkan membusuk oleh bakteri EM4
selama 0-2 minggu
3. Tahap pengeringan.
Tahap ini dilakukan setelah minggu ke-2 dan memastikan bahwa pupuk kandang kotoran
sapi busuk. Setelah itu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di tempat yang teduh dan
beratap serta tidak terkena sinar matahari secara langsung. Tahap pengeringan ini
berlangsung dari minggu ke 2-4 sejak bokashi pupuk kandang kotoran sapi jadi yaitu
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan warna menjadi lebih gelap (hitam), bau sedap
(seperti “tape”) dan tekstur lembut meremah.
4. Bokashi yang telah kering siap untuk dikemas dan digunakan
Hasil pengamatan harian (dilakukan dua hari sekali) proses pembuatan bokashi pupuk
kandang kotoran sapi ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel Pengamatan Harian Proses Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang Kotoran Sapi
No Hari Suhu Hasil
Ke-
1 2 50OC Belum ada perubahan
2 4 54OC warna tetap, masih berbau dan mulai ditumbuhi
jamur
3 6 55OC Pertumbuhan jamur semakin banyak, mulai terjadi
perubahan bau seperti “tape” dan mulai mengering
4 8 55OC Tekstur semakin meremah, bau khas peragian
(seperti bau “tape”)
5 10 52OC Warna semakin gelap (hitam), bau khas peragian
(seperti bau “tape”) dan tekstur meremah
6 12 50OC Warna semakin gelap (hitam), bau khas peragian
(seperti bau “tape”) dan tekstur meremah serta
halus
7 14 46OC Warna hitam, bau khas peragian (seperti bau
“tape”) dan tekstur meremah serta halus
 
Pengamatan pertama yang dilakukan pada hari kedua belum tampak terjadinya
perubahan dikarenakan suhu masih relatif rendah sehingga dilakukan pengadukan lagi
kemudian menutupnya dengan lebih rapat. Hari keempat pengamatan menunjukkan hasil
adanya sedikit perubahan ditandai dengan adanya pertumbuhan jamur berwarna putih
lembut disekitar permukaan gundukan. Pada hari keenam dan kesepuluh dilakukan
pengadukan untuk menambah suplai oksigen. Kekurangan udara mengakibatkan aktivitas
mikroba dan suhu menurun dan akan menimbulkan gas metan yang dapat menimbulkan
bau. Pengamatan selanjutnya diperoleh perubahan-perubahan warna, bau dan tekstur serta
suhu yang semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi proses fermentasi dan
pembusukan sehingga pada hari ke empatbelas diperoleh bokashi pupuk kandang kotoran
sapi yang telah siap untuk digunakan. Agar bokashi dapat disimpan dalam waktu yang
relatif lama dan dapat digunakan kembali di kemudian hari diperlukan tindakan
pengeringan dengan cara mengangin-anginkan di ruang teduh terbuka namun tidak terkena
sinar matahari secara langsung dan terhindar dari hujan. Proses pengeringan bisa
berlangsung selama 1-2 minggu. Setelah bokashi pupuk kandang kotoran sapi benar-benar
kering, siap untuk dikemas untuk mempermudah penyimpanan.
Bokashi pupuk kandang kotoran ternak memiliki keuntungan antara lain: 1) proses
yang dilakukan cukup sederhana; 2) pembuatan bokashi menggunakan EM4 bermanfaat
untuk mengembalikan sifat tanah dan unsur-unsur hara di dalam tanah; 3) bokashi pupuk
kandang kotoran ternak sangat baik digunakan untuk melanjutnlan proses pelapukan
mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian sehingga sangat sesuai untuk
diaplikasikan di lahan sawah; 4) bokashi pupuk kandang kotoran sapi baik untuk
digunakan di dalam pembibitan tanaman dan 5) biaya pembuatan bokashi pupuk kandang
kotoran sapi relatif murah.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN                 
Pembuatan bokashi dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan dari adanya limbah
peternakan yaitu berupa kotoran sapi. Selain itu bokashi pupuk kandang kotoran sapi juga
bermanfaat untuk lahan pertanian dan juga mempunyai nilai ekonomis yang dapat
meningkatkan pendapatan petani ternak sapi. Pembuatan bokashi dilakukan dengan
menggunakan dekomposer EM4 guna membantu mempercepat proses pembusukan.
Pupuk kandang kotoran sapi yang kami gunakan dalam pengkomposan ini dapat
membusuk hanya dalam waktu dua minggu. Penggunaan EM4 dalam pembuatan bokashi
pupuk kandang kotoran sapi itu ramah lingkungan walau di gunakan dalam jumlah yang
banyak.
B. SARAN
Diperlukan pengujian lebih lanjut terkait kandungan bokashi pupuk kandang kotoran
sapi terutama kandungan unsur makro dan mikro agar pengaplikasian di lahan pertanian
dapat dilakukan dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

ALAMANDA AULIA KARISMAYANI, 2022.


FELICIA LEVINA, 2022.
HASSYA INTAN VANEZA NASHIFAH, 2022.
HANNA NUR SALSABILLA, 2022.
MUHAMMAD HANIF PRAMUDIA, 2022.
MUHAMMAD MUTTAQIN, 2022.
MUHAMMAD PUTRA RIZQY RAMADHAN, 2022.

MAKALAH KELOMPOK 3
BANJARMASIN, KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai