Anda di halaman 1dari 28

MK. Biofertilisasi (Program Studi Agroteknologi) Sem.

Genap 2011

Betty Natalie Fitriatin


Lab.Biologi dan Bioteknologi Tanah
Ada tiga kelompok bentuk P dalam tanah :
1. P terlarut dalam bentuk H2PO4- ; HPO42- ;

PO43- (ortofosfat)

2. P organik yang merupakan hasil pelapukan


bahan organik dan m.o. tnh (Inositol fosfat,
fosfolipid, asam nukleat, glukosa 1-fosfat,
gliserofosfat, dan fosfoprotein

3. P anorganik yang terikat dengan Ca, Fe, Al


dan unsur mikro lainnya, logam fosfat
yang tidak larut
P dalam tanah dapat terikat ke dalam tiga bentuk
(Hardjowigeno , 2003) :

— diikat oleh ion-ion Al3+ atau Fe3+ yang larut dalam air
Al3+ + H2PO4- + H2O Al(OH)2 H2PO4 + 2H+
Ion terlarut mudah larut sukar larut

— pengikatan oleh hidroksida Al atau Fe


OH OH-
Al OH + H2PO4- Al OH + OH-
OH H2PO4
Mudah larut sukar larut
— Pengikatan oleh mineral liat tanah

— (Al)---+ H2PO4- + 2H2O 2H+ + Al(OH)2 H2PO4


Dalam kristal mudah larut Sukar larut
Mineral liat
— Sumber P dalam tanah :
- hasil dekomposisi b.o. tnm
- mikoorganisme
- batuan fosfat

Bentuk P terlarut dlm tanah, berbeda


tergantung pada pH tanah :
} Pada pH 5 - 6 → H2PO4-
} Pada pH 6 - 7 → HPO42-
} Pada pH > 7 → PO43
Solubility of Soil
Insoluble Al
P Minerals
Minimum Fixation =
Phosphates Maximum Availability
P Fixation in Soil

Soil pH is
Insoluble a critical
Ca factor
Phosphates

3 4 5 6 7 8 9

Soil pH
— Ketersediaan P anorganik tanah ditentukan
oleh faktor-faktor :

1. pH tanah
2. Fe, Al, Ca, Mn, yang larut
3. Tingkat dekomposisi bahan organik
4. Kegiatan mikroorganisme
PERMASALAHAN FOSFAT
Masalah Utama Proses pengikatan
Pemupukan P (Fosfat) (Fiksasi P) oleh tanah

- Efisiensi rendah (10-30%); dimanfaatkan oleh tanaman


- Tetap berada dalam tanah (70-90 %)

Pada tanah masam : Fiksasi P dilakukan aluminium (Al) & besi (Fe)
(pH rendah) terbtk ikatan Al-P & Fe-P
Pada tanah basa : Fiksasi P dilakukan oleh kalsium (Ca) & terbtk
(pH tinggi) ikatan Ca-P

MPF
Mikroorganisme Pelarut Fosfat
— Yaitu mikroorganisme yang dapat melarutkan fosfat tidak
tersedia menjadi tersedia
shg tersedia untuk tnm
— Bakteri : Pseudomonas striata, P.malei, P. cerevisia, P. aeruginosa,
P. putida, P fluorescens, P. dimunita. Bacillus subtilis, B.
polymyxa, B. megatherium,, Mycobacterium, Micrococcus,
Flavobacterium, serratia, Thiobacillus, Achromobacter.
Enterobacter

— Fungi : Aspergillus niger, A. awamori, Penicillium sp.

— Aktinomiset : Streptomyces
Mekanisme pelarutan P oleh mikroorganisme
:
1. Secara kimia
2. Secara Biologis

Seacara Kimia :
M.o. Menghasilkan sejumlah asam organik
berbobot molekul rendah seperti oksalat,
suksinat, tartrat, sitrat, laktat, α-ketoglutarat,
asetat, formiat, propionat, glikolat, glutamat,
glioksilat, malat, fumarat (Ilmer & Schinner,
1992)
OH OH
— Al OH + asam organik Al OH + H2PO4-
H2PO4 asam organik

— Mekanisme mikroorganisme dalam melarutkan P tanah


yang terikat, karena asam-asam organik yang
dihasilkan akan bereaksi dengan AlPO4, dan FePO4, dari
reaksi tersebut terbentuk khelat organik dengan Al dan
Fe
- asam anorganik yang dapat berperan dalam pelarutan
P adalah : as. Nitrat, nitrit, sulfat.

- P dalam tanah dalam bentuk anorganik yang relatif


tidak larut adalah berupa Ca3(PO4)2 , garam ini dapat
dilarutkan oleh as. nitrat, as. Sulfat atau oleh asam
organik : as. Oksalat, fumarat, asetat

- Asa-asam organik yg dihhslkan m.o. berbeda kualitas


dan kuantitasnya dlm membebaskan fosfat
— Kemampuan as. Organik dalam melarutkan P dari
yang terkuat sampai terlemah menurut urutan sbb
(Kim, et al., 1997) :
sitrat > oksalat > tartrat> malat

— As. Organik dapat meningkatkan ketersediaan P di


dalam tanah mll beberapa mekanisme :
1. Anion organik bersaing dgn ortofosfat pada
permukaan jerapan koloid tanah yg bermuatan positif
2. Pelepasan ortofosfat dari ikatan logam-P melalui
pembentukkan kompleks logam organik
3. Modifikasi muatan permukaan jerapan oleh ligan
organik
Mekanisme pelarutan P secara Biologis
— M.o. menghasilkan enzim fosfatase (Saparatka, 2003;
Lynch, 1993) dan fitase (Alexander, 1977).

Fosfatase adl enzim yg dihasilkan apabila ketersediaan


P rendah.
Enzim ini menghidrolisis P organik menjadi P
anorganik
MINERALISASI P-ORGANIK

P organik P anorganik
m.o. (enzim : fosfatase)

- Mikroorganisme yang berperan : Bakteri, Fungi,


Aktinomisetes
(Aspergillus, Penicillium, Arthrobacter,
Streptomyces, Pseudomonas, Bacillus,
Flavobacterium)
Reaksi Hidrolisis P organik

O O
║ ║
ROHPOH + H2O ROH + HOPOH
│ Fosfatase │
OH OH
MEKANISME PELARUTAN FOSFAT
— Mekanisme pelarutan P dari
bahan yang sukar larut terkait
erat dengan aktivitas mikroba
bersangkutan dalam
menghasilkan asam-asam
organik. Selain itu MPF juga
menghasilkan enzim fosfatase
(enzim yang menghidrolisis P
organik menjadi P
anorganik.....disebut proses
Mineralisasi)

— Kemampuan cendawan
melarutkan P lebih besar
dibanding bakteri. Cendawan
dapat melarutkan P hingga dua
kali dibandingkan kontrol pada
pH 4,6-2,9, dan bakteri sekitar
1,5 kali pada pH 6,5-5,1
Mekanisme Pelarutan P oleh adanya asam organik dan Fosfatase

O O
H- Fosfatase
ROPOH H2O RO HOPOH
H

O O
H- H-
O O
Asam organik
H- H-
Al O Al O
3+ H- 3+ H-
H2PO4- H2PO4-
Isolasi dan Seleksi pada Medium Padat
Koloni Zona Bening
10 g
tanah

Kocok 30 menit

1 ml 90 ml NaCl 0,85%

1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
Luas halozone menunjukkan secara
kualitatif daya pelarutan fosfat

1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml

Agar cawan Pikovskaya


Inkubasi 48– 72 jam Pemurnian
28°C

Seleksi
Seleksi dilanjutkan untuk menguji daya pelaritan P pada medium cair
— Sumber fosfat yg dpt diguankan dalam medium agar
antara lain : Ca(PO4), FePO4, AlPO4, apatit, fosfat
alam, atau senyawa P yang tidak larut misalnya
trikalsium fosfat (Ca3(PO4)2) yg disuspensikan ke dlm
medium agar.
— Isolat yang menghasilkan zona bening, ditentukan
nilai indeks pelarutan fosfatnya (Premono et al, 1996)

Indeks pelarutan fosfat = A/B


A = diameter total (koloni + zona
bening)
B = diameter koloni


Bakteri Pelarut Fosfat

Pseudomonas
pseudoalcaligen
es

Bacillus subtilis
Jamur Pelarut Fosfat

Aspergillus niger
Teknik produksi Inokulan
— Dibutuhkan isolat unggul dalam pelarutan P
— Media perbanyakan
— Bahan pembawa (gambut, tanah mineral, zeolit, arang
sekam, sabut kelapa, batu bara, vermikulit, kompos)
— Populasi inokulan yg baik > 10 pangkat 8 sel pergram
media pembawa.
- Hasil penelitian Premono (1994) : komposisi kompos-
zeolit (9:1, v/v) mrpk bahan pembawa terbaik
- Fitriatin dkk (2010) : Campuran gambut-kompos-
arang-sekam (1:1:1) terbaik
Pertumbuhan Tanaman jagung yang dipengaruhi MPF dan MVA

kontrol BPF JPF MPF +MVA

28 HST

Sumber : Fitriatin dkk., 2007


Pemanfaatan MPF untuk efisiensi pemupukan P
— Fitriatin dkk (2009 dan 2010) melaporkan bahwa
inokulasi MPF dapat mengurangi kebutuhan pupuk P
sebesar 25 % dengan peningkatan hasil tanaman padi
gogo 20 %

— Sunarlim (2000) melaporkan penggunakaan MPF


dapat menekan kebutuhan pupuk P pada kedelai
hingga 50 – 60 %
Perbandingan pertumbuhan tanaman padi gogo antara kontrol (kiri) dengan
yang diberi BPF (kanan)

Sumber : Fitriatin dkk., 2006

Anda mungkin juga menyukai