Anda di halaman 1dari 48

Bahan kajian MK. D.I.T.

FOSFAT
TANAH
diabstraksikan oleh:
Soemarno tanahfpub 2009
Problematik Fosfor

Jumlah sedikit
yang terdapat Ketidak-
dalam tanah tersediaan fosfor
yg sdh ada
dalam tanah

Adanya fiksasi
fosfor yang
menyolok
Sumber: msucares.com
Sumber: env.go.jp
Senyawa P Senyawa P an-organik
dalam tanah 1. Senyawa Kalsium
2. Senyawa besi dan aluminium

Senyawa Rumus Kelarutan

Fluor-apatit 3 Ca3(PO4)2.CaF
Karbonato-apatit 3 Ca3(PO4)2.CaCO3
Hidroksi-apatit 3 Ca3(PO4)2.Ca(OH)2
Oksi-apatit 3 Ca3(PO4)2.CaO
Trikalsium-fosfat Ca3(PO4)2
Dikalsium-fosfat CaHPO4 naik
Monokalsium-fosfat Ca(H2PO4)2

Senyawa P-organik:
1. Fitin dan derivatifnya
2. Asam Nukleat
3. Fosfolipida
Ketersediaan Kemasaman tanah (pH):
P anorganik Ketersediaan P bagi tanaman tgt pd bentuk anion fosfat,
dalam tanah selanjutnya bentuk anion ini tgt pada pH

+ OH- +OH-
H2PO4- H2O + HPO4= H2O + PO4---
Paling tersedia
bagi tanaman larutan tanah larutan tanah
sangat masam sangat alkalin

% kepekatan
100

50 H3PO4 H2PO4- HPO4= PO3-3

0
0 2 4 6 8 10 12 14
pH larutan
Ketersediaan Pengendapan oleh kation Fe, Al, Mn
P-anorganik
Al3+ + H2PO4- + H2O 2H+ + Al(OH)2H2PO4
tanah masam larut tdk larut

Dlm tanah masam biasanya konsentrasi kation Fe, Al


lebih besar dp anion fosfat, sehingga reaksi berlangsung
ke arah kanan

Pengikatan oleh hidro-oksida: Fiksasi fosfat


OH OH
Al OH + H2PO4- OH- + Al OH
OH larut H2PO4 tdk larut
Hidro-oksida Al

Pengikatan oleh liat silikat: Kaolinit, Montmorilonit, Illit


1. Reaksi permukaan antara gugusan OH- yang tersembul di permukaan liat dengan anion fosfat
2. Kation Fe dan Al dibebaskan dari pinggiran kristal silikat yg kemudian bereaksi dengan anion
fosfat menjadi fosfat-hidroksi

[Al] + H2PO4- + 2H2O 2H+ + Al(OH)2H2PO4


Dlm kristal silikat tidak larut
Ketersediaan Pengendapan oleh kation Ca++ atau CaCO3
P-anorganik
pd pH tinggi H2PO4- + 2 Ca++ Ca3(PO4)2 + 4H+
larut tidak larut

H2PO4- + 2 CaCO3 Ca3(PO4)2 + 2CO2 + 2H2O


larut tidak larut

Ca3(PO4)2 yang terbentuk dalam reaksi di


atas, masih dapat berubah menjadi
bentuk-bentuk yang lebih sukar larut,
seperti senyawa hidroksi-, oksi- ,
karbonat-, atau fluor-apatit.
Reaksi-reaksi ini semua terjadi pada
tanah-tanah masam yang dikapur dengan
dosis tinggi (Pengapuran berat)
Sumber: plantandsoil.unl.edu
agsource.crinet.com
Daya ikat P Fosfor yang sangat lambat tersedia
dari Tanah
Apatit, Fe-, Mn- dan Al-fosfat tua, Fosfat organik yang
mantap

Fosfat yang lambat tersedia

Ca3(PO4)2, Fe-, mn-, dan Al-fosfat yg baru terbentuk, dan fosfat organik
baru (sedang) dimineralisasikan

Fosfat segera / mudah tersedia

Larut air : NH4-fosfat, Ca(H2PO4)2


Tidak larut: CaHPO4 dan Ca3(PO4)2

Hasil-hasil penelitian:
1. Tanah-tanah di jawa Barat:
Rata-rata 18.2 kuintal TSP dg kadar 46% P2O5 diikat oleh tanah setiap hektar lapisan olah.
2. Tanah Latosol mempunyai daya ikat setara dengan 7.8 ton superfosfat dg kadar 20% P2O5.
Kemampuan tanah menjerap
(Daya Jerap) P

Tanah Mineral Liat Perlakuan pH Daya Jerap P (*)

Latosol - Tanpa kapur 5.7 30.110


Purwokerto Haloisit Dengan kapur 5.9 26.600

Latosol- Kaolinit Tanpa kapur 5.2 45.520


Cibodas Dengan kapur 5.6 40.920

Podsolik- Smektit Tanpa kapur 4.8 36.950


Gajrug Dengan kapur 5.3 33.180

Podsolik- Smektit Tanpa kapur 4.6 29.280


Samarinda Kaolinit Dengan kapur 5.2 16.370

Grumusol- Smektit, Kaolinit Tanpa kapur 6.7 14.960


Yogjakarta Haloisit

Andosol Bogor Alofan, Haloisit Tanpa kapur 4.6 33.360

Keterangan: (*) setara dengan kg superfosfat 20% P2O5 setiap HLO


Pengapuran setara dengan 0.5 SMP
Sumber: Djokosudardjo (1982)
Pengelolaan P - Tanah

Limbah tanaman Pupuk buatan Mineral tanah


Pupuk kandang

BOT P-tanah Tersedia

Tanaman Pencucian Erosi Fiksasi

Pengendalian P-tersedia dalam tanah:


1. Pengapuran 3. Pengendalian fiksasi P-tanah
2. Penempatan pupuk
Siklus Lambat Siklus Cepat Siklus Lambat
P-anorganik P-anorganik & Organik P-Organik

P-mineral
primer P- larutan P- dalam
(HCl-Pi) tanah tanaman &
jasad tanah

P-mineral P-organik
sekunder P-terlarut labil P-terfiksasi labil terfiksasi secara
(NaOH-Pi) (Resin-P) (Bikarbonat-Po) kimia dan fisika
(P-residu)
(Sonic-Po)
(Residu-Po)

P-terfiksasi P-terlarut agak P-terfiksasi


(Sonic-Pi) labil agak labil
(P-residu) (P-terfiksasi)
(Bikarbonat-Pi) (NaOH-Po)

Sumber: Siklus Transformasi P-tanah (Hedley et al. 1982)


Sumber: scielo.cl
P- tanah P-anorganik:
1. Fraksi aktif: Al-P, Fe-P dan Ca-P
2. Fraksi tidak aktif:
P-terjerap (P-absorption)
P-terselimuti (P-occluded)

P-organik
1. Inositol fosfat, Fosfolipid, Asam nukleat, Nukleotida, Gula-fosfat
2. P-organik menyumbang 30-50% dari P-total tanah
3. Senyawa P-organik terdapat dalam humus dan tubuh jasad tanah
4. P-organik dalam tanah berasal dari bahan organik

Penambahan bahan organik ke tanah bertujuan:


1. Meningkatkan kandungan bahan organik tanah
2. Sumber unsur hara N,P,K, dan lainnya
3. Meningkatkan KTK tanah
4. Mengurangi jerapan P melalui pembentukan senyawa kompleks dg oksida amorf
5. Meningkatkan dan memperbaiki agregasi tanah & lengas tanah
6. Membentuk khelate dengan unsur hara mikro
7. Detoksifikasi Al
8. Meningkatkan biodiversitas tanah.
1. No direct practical importance
2. Sering dipakai sbg “Indeks Pelapukan”
3. P-total topsoil menurun dengan intensitas pelapukan
4. Tanah-tanah tropis mengandung sekitar 200 ppm
5. Ultisol & Alfisol : < 200 ppm P
6. Andepts umumnya 1000 - 3000 ppm P
7. Vertisol umumnya 20 - 90 ppm P
8. Entisol & Inceptisols: beragam p-totalnya
9. Oxisols umumnya < 200 ppm P
10. …..
1. P-organik = 20-50 % total P-tanah
2. Oxisols, Ultisols, Alfisols: P-organik = 60-80% P-total
3. C:P rasio dalam tanah = 240:1 -- 110:1
4. N:P rasio dlm tanah = 20:1 -- 9:1
5. Mineralisasi P-organik sukar diukur, karena ion H2PO4-
yg dilepaskan ke tanah dengan cepat difiksasi menjadi
bentuk-bentuk P-anorganik
6. Pemupukan N dan P mempercepat mineralisasi P-
organik
7. P-organik dlm tanah menjadi sumber P yg penting bagi
tanaman kalau tidak ada pemupukan P.
BAHAN Komponen kualitas bahan organik sebagai sumberP:
1. Nisbah C/N (nilai kritisnya 25-30)
ORGANIK 2. Nisbah C/P ( < 200: mineralisasi P
SUMBER P > 300 : imobilisasi P)
3. P-total
4. Kandungan lignin dan polifenol
5. Kapasitas polifenol mengikat protein
6. Indeks jangka-pendek pupuk hijau: C/N, kandungan lignin
dan polifenol

1. Kandungan lignin dan polifenol yang rendah mempercepat laju mineralisasi P


2. Bahan organik dengan kandungan P lebih dari 2500 ppm akan terjadi
mineralisasi P dan menurunkan jerapan P-tanah
3. Lignin merupakan senyawa polimer pd jaringan tanaman berkayu, sulit
dirombak oleh mikroba tanah

Polifenol merupakan senyawa aromatik-hidroksil :


a. Polifenol larut air & Polifenol tdk larut air
b. Polifenol berat molekul rendah & berat molekul tinggi …… tanin
Polifenol mampu mengikat protein dan ensim dari jasad dekomposer, sehingga menghambat
laju dekomposisi bahan organik oleh jasad renik tanah
1. P - ANORGANIK: Fraksi aktif & Fraksi tidak aktif
2. Fraksi aktif : Ca-P, Al-P dan Fe-P
3. Fraksi tdak-aktif : Occluded-P dan Reductant-soluble P
4. Occluded-P : senyawa Fe-P dan Al-P yang dibungkus oleh
selubung inert.
5. Rs-P : Senyawa P yg dibungkus oleh selubung dari bahan
yang dpt larut pd kondisi anaerobik
6. Transformasi bentuk-bentuk P-tanah dikendalikan pH
7. Ca-P lebih mudah larut dp Fe-P dan Al-P
8. Rezim air sgt berpengaruh thd transformasi P-tanah
9. Kondisi AQUIK ---- Akumulasi Al-P
10. Kondisi USTIK ------ Akumulasi Fe-P
Faktor TIPE LIAT
Retensi P Tanah-tanah liat lebih banyak meretensi & memfiksasi p-
pupuk daripada tanah berpasir
dalam tanah Liat silikat tipe 1:1 mempunyai kemampuan lebih besar
me-”retensi” P dibanding liat tipe 2:1
Tanah yang kaya liat kaolinitik akan “mengikat” lebih
banyak P -pupuk daripada tanah yang kaya liat tipe 2:1
Adanya liat oksida hidrous dari Fe dan Al juga terlibat
dalam retensi P-pupuk

TIME OF REACTION
Semakin lama P-pupuk kontak langsung dengan tanah akan semakin
besar jumlah retensi & fiksasi P
Hal ini dapat terjadi karena adanya proses dehidrasi dan reorientasi-
kristal yg melibatkan hasil fiksasi P

Implikasi penting adalah waktu pemupukan P dan penempatan pupuk P


dalam tanah.

Bgm pd tanah yg mempunyai kapasitas fiksasi P tinggi ? …………..


Bgm pd tanah yg mempunyai kapasitas fiksasi P rendah? …………
Faktor pH TANAH
Kisaran pH tanah yg optimum bagi ketersediaan p-tanah adalah
Retensi P 5.5 - 7.0
dalam tanah Pd tanah dg pH rendah, retensi terjadi karena adanya reaksi
fosfat dengan Fe, Al dan oksida hidratnya.
Pd tanah dg pH tinggi, retensi fosfat terjadi karena reaksi fosfat
dengan Ca dan Mg dan karbonatnya

TEMPERATUR
Tanah di daerah iklim panas (warmer) memfiksasi fosfat lebih banyak dp
tanah-tanah di daerah iklim sedang (temperate). Tanah di daerah iklim
panas ini mengandung lebih banyak oksida-oksida hidrat dari Fe dan Al.

BAHAN ORGANIK
Dekomposisi bahan organik menghasilkan CO2; gas ini bersenyawa dg air
menjadi asam karbonat; asam ini mampu men-dekomposisi mineral primer yang
mengandung fosfat.
Ekstrak humus dari tanah mampu meningkatkan kelarutan fosfat, krn:
1. Pembentukan kompleks phosphohumic yg lebih mudah diambil tanaman
2. Penggantian anion fosfat oleh humat
3. Penyelimutan partikel sesquioksida oleh humus, membentuk selimut protektif
sehingga mereduksi kapasitas fiksasi fosfat
…………………………..
Faktor BAHAN ORGANIK Lanjutan …….
Dekomposisi bahan organik menghasilkan anion-anion yang mampu
Retensi P membentuk senyawa kompleks dengan Fe dan Al, sehingga kation-
dalam tanah kation ini tidak bereaksi dengan fosfat
Anion-anion organik ini juga mampu melepaskan fosfat yang difiksasi
oleh Fe dan Al
Anion-anion yang efektif menggantikan fosfat tsb adalah sitrat,
oksalat, tartrat, malat, dan malonat.

STATUS FOSFOR dalam TANAH


Tingkat kejenuhan fosfat dalam tanah atau jumlah fosfat yg telah difiksasi oleh
tanah sangat menentukan besarnya fiksasi fosfat dari pupuk P.
Rasio R2O3 : P2O5 mrp ukuran jumlah fosfat yg ada dalam tanah terhadap
jumlah oksida Fe dan Al.

Nilai Rasio yang besar, berarti tanah miskin fosfat atau nilai kejenuhan fosfat
rendah; sehingga fiksasi fosfat dari pupuk P sangat besar
Oleh karenanya tanah-tanah yag dipupuk fosfat dosis tinggi selama bertahun-
tahun kemungkinan akan:
1. Mereduksi dosis pupuk P saat ini
2. Menggunakan lebih banyak fosfat yg ada dalam tanah
3. Kombinasi keduanya

…………………..
Fiksasi P-pupuk , %
100

80

60

40

20

Pasio R2O3 : P2O5


extension.umn.edu
1. Proses yg mengubah ketersediaan P-tanah yg diukur
dengan pertumbuhan tanaman
2. Transformasi monokalsium fosfat (superfosfat) yg
soluble menjadi Ca-P, Fe-P dan Al-P yg kurang soluble
3. Pada tanah alkalis: Ca-P dan Mg-P yg insoluble
4. Pd tnh masam: Fe-P dan Al-P yg insoluble
5. Al+++ + mono-kalsium fosfat ------ Al(OH)2H2PO4
(liming with phosphorus)
6. Kapasitas fiksasi P = F(oksida Fe dan Al; Aldd)
7. Intensitas Fiksasi P:
Oksida > Oksida > Liat 1:1 > Liat 2:1
amorf kristalin
Tanah Liat dominan % Liat Fixed P (ppm)
Adsorpsi Max. Pd 0.2 ppm P lrt tnh

Inceptisol Montmorilonit 27 106 83


Ultisol Kaolinit 38 480 360
Oxisol Kaolinit 36 531 395
Andept Alofan 11 1050 670

Sumber: NCSU, 1973


1. H2PO4- dlm larutan tanah < 10 ppm, dlm tanaman 2000 ppm
2. Konsentrasi optimum unt jagung dan buncis:
0.07 ppm pd tnh berliat Ultisol , Oxisol
0.2 ppm pd tnh berpasir
3. Konsentrasi keseimbangan P dlm larutan tnh akibat aplikasi
pupuk fosfat sgt penting ….. “P-fixation isotherm”:
mengevaluasi derajat fiksasi dan pelepasan P pd suatu saat
4. Mineralogi liat tanah sgt menentukan kapasitas fiksasi P
5. Liat oksida & Alofan > Kaolinit > Montmorilonit
6. Uji tanah untuk P : mengekstraks sejumlah P-tersedia dlm
tanah yg berkorelasi dg respon tanmn thd pemupukan P
7. Tingkat kritis hasil uji tanah sekitar 0.07 - 0.2 ppm P dlm
larutan tanah
REAKSI P PRESIPITASI DIKALSIUM FOSFAT
Pada kondisi Ph tanah yang tinggi dan kaya kalsium, terjadi
tanah pengendapan senyawa-senyawa:
ALKALINE 1. Kalsium fosfat: Ca3(PO4)2; CaHPO4
2. Hidroksi-apatit
3. Karbonat-apatit

PRESIPITASI PERMUKAAN PADATAN KALSIUM KARBONAT

Ion-ion fosfat yang kontak dengan permukaan padatan kalsium karbonat akan
diendapkan pd permukaan partikel ini. Hasil akhir dari reaksi ini adalah garam-
garam tidak larut dari kalsium, fosfat, dan mungkin CO3= atau OH-

Reaksi retensi fosfat oleh liat-liat yang jenuh kalsium: Liat-Ca-H2PO4


Tiga faktor penting:
1. Aktivitas Ca++
2. Jumlah dan ukuran partikel CaCO3 bebas
3. Jumlah liat yang ada dlm tanah

…………………..
P-aded (ppm)
1200
Sumber: Fox, 1974 Oxisol, 45% liat

1000
Andept
800

600

Ultisol , 38% liat


400

200 Tnh Montmorilonit, 40% liat

0.001 0.01 0.05 0.1 0.2 1.0


P dlm larutan tanah, ppm
Tanaman Hasil, t/ha P-removal, kg/ha

1. Jagung Biji : 1.0 6


Jerami : 1.5 3
Biji : 7.0 20
Jerami : 7.0 14

2. Padi Biji : 1.5 7


Jerami : 1.5 1
Biji : 8.0 32
Jerami : 8.0 5

3. Nanas Buah : 12.5 2.3

4. Tebu 2 th Above ground: 100 20


300 35

Sumber: Sanchez, 1976.


Hasil relatif (%)
100

80 Ubijalar: toleran
tanah miskin P
60

40 Jagung: intermediate

20 Lettuce: In-tolerant

0.003 0.006 0.050 0.100 0.200 0.400 1.600


P- larutan tanah, ppm
Sumber: elkhorn.unl.edu
Tanaman P-larutan tnh yg menghasilkan 95% hasil maks., ppm

1. Lettuce 0.40
2. Tomat 0.25
3. Cucumber 0.20
4. Kedelai (vegetable) 0.20
5. Ubijalar 0.10
6. Jagung 0.60
7. Sorghum 0.50
8. Kubis 0.04

Sumber: Fox et al. (1974)


Sumber: fao.org
Tanaman Internal P Requirement, %P

1. Stylosanthes humilis 0.17


2. Centrosema pubescens 0.16
3. Desmodium intortum 0.22
4. Digitaria decumbens 0.16
5. Panicum maximum 0.19
6. Pennisetum clandestinum 0.22
7. Paspalum dilatatum 0.25
8.

Sumber: Andrew & Robins (1969, 1971)


TEKNOLOGI PEMUPUKAN FOSFAT :

1. Respon pupuk P sgt tinggi pada Oxisol, Ultisol, andepts, Vertisols


2. Dosis pupuk P = F (jenis tanaman, tanah, cara aplikasi, musim)
3. Dosis Rekomendasi Jagung, kedelai, Tebu: 100 - 150 kg P2O5/ha
4. Kapasistas fiksasi P tanah menentukan cara aplikasi pupuk P:
Disebar, ditugal, digarit, pd lubang tanam, dll
5. Pada tanah yg memfiksasi P ada dua strategi:
1. Dosis medium, digarit, setiap musim tanam
2. Dosis tinggi unt menjenuhi kapasitas fiksasi P-tanah, dan efek
residunya berlangsung beberapa tahun
6. Pupuk P yg baik harus mengandung 40-50 % P dlm bentuk larut air ,
untuk memenuhi kenbutuhan awal pertumbuhan tanaman
7. Aplikasi kapur & silikat mampu menurunkan fiksasi P dlm tanah
8. Pengapuran hingga pH 5.5 - 6.0 umumnya meningkatkan ketersediaan
P dalam tanah, mengurangi fiksasi P
Hasil biomasa , %
100
Dikapur hingga pH = 5.5
80

60 Tdk dipakur pH= 4.8

40

Tingkat kritis
20

0 115 230 460


Pemupukan P (ppm P)

Sumber: Mendez-Lay (1974), Tnh Oxisol.


Sumber: weeklytimesnow.com.au
Kapasitas fiksasi P tanah sngt tinggi, alternatif pengelolaan:

1. Kombinasi cara aplikasi pupuk P: ditugal/digarit dg sebar


2. Batuan-fosfat larut sitrat
3. Aplikasi kapur atau Ca-silikat unt ngurangi fiksasi P
4. Kultivar tanaman yg toleran thd larutan tanah yg miskin
fosfat
5. Pertimbangan biaya pupuk & pemupukan.
PERILAKU AMMONIUM FOSFAT
Dalam tanah, senyawa ammonium fosfat akan bergerak ke luar dari
PUPUK P granula pupuk; kalau dalam tanah terdapat banyak Ca++, maka akan
dalam terbentuk dikalsium fosfat.
TANAH MAP : Mono ammonium fosfat (larutan jenuh punya pH 4.0)
DAP : Di ammonium fosfat ( larutan jenuhnya punya pH 9.0)

PRESIPITASI PERMUKAAN PADATAN KALSIUM KARBONAT

Ion-ion fosfat yang kontak dengan permukaan padatan kalsium karbonat akan
diendapkan pd permukaan partikel ini. Hasil akhir dari reaksi ini adalah garam-
garam tidak larut dari kalsium, fosfat, dan mungkin CO3= atau OH-

Reaksi retensi fosfat oleh liat-liat yang jenuh kalsium: Liat-Ca-H2PO4


Tiga faktor penting:
1. Aktivitas Ca++
2. Jumlah dan ukuran partikel CaCO3 bebas
3. Jumlah liat yang ada dlm tanah

…………………..
Granula Monokalsium fosfat:
MONO
KALSIUM H2O H2O
FOSFAT
H2O

Consentrated medium, pH 1.5, dimana CaH2PO4 dan CaHPO4


bergerak ke luar

Melarutkan Fe, Al, dan Mn

Pembentukan besi-fosfat, Al-fosfat, Mn-fosfat yg mengendap

MnPO4
FePO4

AlPO4
1. Bentuk fosfat yang tersedia bagi tanaman ada dua, yaitu Fosfat-Larut-
NILAI Air dan Fosfat-Larut-Sitrat. Namun demikian respon tanaman
KOMPARATIF terhadap kedua bentuk fosfat ini sangat beragam.

PUPUK 2. Untuk mendapatkan hasil maksimum bagi tanaman semusim yg sistem


perakarannya terbatas, umumnya diperlukan pupuk P yang banyak
FOSFAT mengandung fosfat-larut-air.

3. Untuk tanaman perennial yang sistem perakarannya luas (ekstensif),


tingginya tingkat kelarutan fosfat dalam air (>60%) tidak menjadi
faktor penting.
4. Untuk tanaman jagung, terutama pada saat awal pertumbuhannya,
memerlukan fosfat yang larut air.
5. Kalau jumlah pupuk fosfat terbatas, respon tanaman paling baik akan
diperoleh kalau pupuk fosfat tsb mudah larut air dan penempatan
pupuk di dekat benih atau bibit. Hal seperti ini sangat penting bagi
tanah-tanah yang miskin fosfat.

6. Pada tanah masam hingga netral, pupuk P granuler yg mudah larut air, biasanya lebih efektif
daripada pupuk P yang berupa bubukan, kalau pupuk dicampur dg tanah. Pada batas-batas
kondisi tertentu, semakin besar ukuran granula pupuk, efektifitasnya semakin baik.
7. Pada tanah netral hingga masam, “band application” bubukan pupuk P yg mudah larut air
akan memberikan hasil yg lebih baik dibandingkan dg pemakaian pupuk yg dicampur
dengan tanah.
NILAI 8. Pada tanah-tanah berkapur, pupuk fosfat larut air yg
berbentuk granula seringkali memberikan hasil lebih baik.
KOMPARATIF Pupuk fosfat-nitrat granuler yg kelarutan airnya rendah
PUPUK (<50%) tidak cocok untuk tanah-tanah berkapur.
9. Hasil terbaik dapat diperoleh dengan bahan-bahan yg
FOSFAT kelarutan airnya rendah, kalau diberikan dalam bentuk
bubukan dan dicampur dengan tanah berkapur

10. Monoammonium fosfat (MAP) umumnya lebih cocok untuk tanah-


tanah berkapur dibandingkan dengan DAP

11. Pupuk fosfat yg sukar larut air, efektivitasnya menurun dengan


semakin besarnya ukuran partikel (granula) pupuk.
12. Pupuk fosfat proses thermal, kalau ditumbuk halus, dapat menjadi
sumber P yang sesuai untuk banyak tanaman pada tanah masam;
tetapi umumnya tidak berhasil untuk tanah netral dan alkalin.

13. Respon maksimum thd pemupukan P tidak akan terjadi kalau tidak dibarengi dengan
penambahan sejumlah unsur lain (termasuk unsur hara sekunder dan mikro).
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan P oleh tanaman dapat diperbaiki
oleh adanya sulfat dan ammonium di dalam bahan pupuk.
IKTISAR 1. P dalam tanah berbentuk organik dan an-organik.
Konsentrasi P-anorganik (H2PO4- dan HPO4=) dalam
FOSFAT - larutan tanah merupakan faktor sangat penting yg
TANAH menentukan ketersediannya bagi tanaman
2. Konsentrasi ion fosfat dlm larutan tanah ditentukan oleh
kecepatan reaksi imobilisasi biologis dan reaksinya dg fraksi
mineral tanah. Tanah berliat (terutama liat tipe 1:1 dan
oksida hidrous Fe an Al) memfiksasi ortofosfat menjadi
bentuk yg tidak tersedia bagi tanaman.

3. Tanah berkapur umumnya mempunyai ketersediaan P rendah. Ion


fosfat dijerap pada permukaan partikel halus kalsium karbonatdan
selanjutnya dikonversi menjadi bentuk apatit yg tidak larut, atau
mengalami proses pengendapan langsung dari larutan tanah menjadi
kalsium fosfat.

4. Ketersediaan pupuk fosfat larut air dapat ditingkatkan dengan jalan menempatkan bahan
pupuk secara “banding” dlm tanah (ditugal atau digarit). Hasil yag serupa dapat diperoleh
dengan jalan granulasi bahan pupuk.

5. Terminologi khusus untuk pupuk fosfat adalah: Larut air, Larut sitrat, Tersedia, dan Total
Fosfat.
IKTISAR 6. Pupuk fosfat dapat diklasifikasikan berdasarkan proses
pembuatannya, menjadi: Heat-processed phosphate, dan
FOSFAT - Acid-treated Phosphate.
TANAH

7. Reaksi pupuk fosfat larut air dengan berbagai komponen tanah


menghasilkan “produk reaksi pupuk - tanah”. Kelarutan hasil reaksi
inilah yang menentukan ketersediaan fosfat bagi tanaman

8. Kandungan air tanah sangat menentukan efektifitas dan laju


ketersediaan pupuk fosfat. Pada kondisi air tanah kapasitas lapangan
sekitar 50-80 % fosfat larut air dapat bergerak ke luar dari granula
pupuk dalam periode 24 jam.

6.
Sumber: extension.org
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai