Anda di halaman 1dari 2

Fosfat alam

Pupuk fosfat alam merupakan bahan galian yang Sebagian besar mengandung kalsium
fosfat, setelah fosfat batuan ini ditumbuk menjadi serbuk dengan kehalusan tertentu
dipergunkaan langsung dalam pertanina maupun dijadikan bahan dasar pembuatan pupuk
fosfat seperti SP36, NPK, DSP.

Salah satu sumber fosfat mineral yang penting digunkaan untuk membuat pupuk adalah
fosfat batuan. Menurut Foth 1994 produksi superfosfat biasa melalui asidulasi batuan fosfat
dengan asam belerang yang ditunjukkan dengan persamaan
3[Ca3(PO4)2].CaF2 + 7H2SO4 sama dengan (panah) 3Ca(H2PO4)2 + 7CaSO4 + 2 HF
Batuan fosfat asam belerang. Monokalsium fosfat gips hydrogen
florida

Superfosfta biasa yang dihasilkan oleh reaksi tersebut terdiri dari atas sekitar setengah
monokalsium fosfat dan sekitar setengah gips. Hydrogen florida dapat diperoleh lagi dalam
beberapa hal digunkaan untuk memflorin air.

Dalam keadaan yang tepat, reaksi fosfta batuan dengan asam belerang akan menghasilkan
asam fosfat. Dengan memperlakukan fosfat batuan dengan asam fosfat, dapat
memproduksi superfosftat yang lebih pekat sbb:

Fosfta batuan + 14H3PO4 panah 10Ca(H2Po4)2 + 2 HF


Senyawa fosfat alam menjadi menarik karena harganya lebih murah dibandingkan pupuk P
larut air buatan pabrik. Penggunaan pupuk berkelarutan tinggi dianggap mahal karena
melibatkan masukan biaya dan energi yang tinggi terutama untuk pembuatan bahan baku
H2SO4 dan H3PO4 yang digunakan dalam proses asidulasi dalam pembuatan pupuk
tersebut.

Deposit fosfat sebagai batuan fosfat secara alami ditemukan dalam batuan sedimen (marine
phosporite deposite), batuan beku (apatite deposite) dan batuan metamorfosa. Sedangkan
secara kimia deposit dapat dikelompokkan dalam Ca-fosfat, Ca(Al,Fe)-fosfat dan (Al,Fe)-
fosfat.

Sifat fosfat alam ini dikenal lebih dari 100 jenis mineral fosfat dengan kadar fosfat antara 1-
38% P2O5 (ekstrak total), Sebagian besar fosfat merupakan mineral apatit dengan rumus
kimia Ca10(PO4)6(F)2. Dalam mineral apatit terjadi berbagai substitusi isomorfis, ion ca
umumnya disubsitusi oleh Al dan Fe atau ion logam lain, sedangkan tetrahedron PO43-
dapat disubsitusi oleh ion CO3- dalam jumlah yang besar serta F-, Cl- atau OH- sehingga
dikenal dengan karbonat apatit, flour apatit, dan hidroksi apatit. Subsitusi gugus paling
besar berpengaruh pada mineral apatit terutama karbonat, magnesium, kalium dan natrium
yang mempengaruhi sifat geofisi dan geokemis deposit fosfat.

Tanaman biasanya mengabsorpsi P dalam bentuk ion orthofosfta primer dan sebagain kecil
bentuk sekunder. Absorpsi kedua ion ini oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh PH tanah
sekitar akar. Pada ph tanah rendah bentuk H2Po4- yang lebih dominan. Selain kedua bentuk
tersebut mungkin juga dalam bentuk pirofosfat dan mefosfat dapat diserap oleh tanaman
(Hakim, 1986).
Sumber : pengaruh pemberian dan takaran pupuk fosfat alam terhadap ketersediaan dalam
tanah dan pertumbuhan serta hasil padi sawah di inceptisol gunung kidul

Diana, 2007

Gugus fungsional yang terdapat dalam mineral amorf dan sangat berperan dalam menjerap
ion fosfat adalah Al-OH dan atay Al-Oh2. Gugus aluminol ini berupa anion hidroksil yang
terikat tunggal dengan logam al. ikatan tunggal ini menyebabkan OH mudah ditukar oleh ion
fosfat melalui mekanisme pertukaran ligand (ligan exchange). Makin banyak jumlah gugus
aluminol dalam bahan amorf seperti allofan dan imogilit, maka akan banyak pula fosfat yang
terjerap dalam tanah andisol. Selain pemberian bahan organik, tingginya erapan P oleh
alofan yang merupakan komponen mineral amorf dan andisol disebabkan oleh tingginya
kandungan Fe dan Al amorf dari alofan, Fe dan Al oksida penting untuk proses penerapan P
(Gerard, 2016). Permukaan spesifik yang luas dan juga Ph. Ph masam menyebabkan tanah
bermuatan positif akibatnya masuknya ion H+ pada lapis octahedral Al(OH)3 dan
membentuk ikatan hydrogen sehingga permukaan partikel alofan menjadi bermuatan positif
dan dapat mengikat ion fosfat yang bermuatan negative.

Unsur hara P di dalam tanah yang merupakan anion )H2PO4- dan HPO42-) yang dijerap oleh
hara kation (Al3+, Fe2+, Mn2+ dan Ca2+). Pada tanah yang memiliki pH rendah Fe dan Al
berada dalam bentuk oksida serta hidroksida yang bereaksi kuat dengan P, sehingga dapat
mengurangi konsentrasi P dalam larutan tanah menjadi tidak tersedia bagi tanaman (Brand-
Klibanski et al,m 2007). Erapan P terjadi oleh al dan fe oksida melalui ikatan OH- dan atau
OH+ pada permukaan mineral. Bila H2PO4- diikat melalui satu ikatan Al-P maka H2PO4-
menjadi tidak stabil. Jika dua ikatan Al-P dengan H2PO4- menjadi lebih stabil maka
pelepasan sulit terjadi (Havlin, 2004).

Kajian erapan dan pelepasan fosfat di andisol pada budidaya sayur sistem pertanian organik
dan konvensional tesis aridinasty Maritasari 2020.

Anda mungkin juga menyukai