Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ISI
2.1

Fosfor

Fosfor adalah suatu zat atau unsur yang penting dalam tanah yang
merupakan bagian penting selain unsur Nitrogen (N) atau Kalium (K).
Fosfor merupakan suatu unsur kimia yang memiliki lambing P dengan
nomor atom 15 beupa nonlogam bervalensi banyak yang banyak ditemui
dalam batuan Fosfat. Fosfor yang terdapat di dalam tanah berada dalam
bentuk organik (tumbuhan dan hewan) dan anorganik (air dan tanah)
(pian,2010).
Fosfor juga merupakan bahan utama yang digunakan oleh semua
organisme untuk makanan, pertumbuhan dan sumber energi makhluk
hidup. Fosfor dalam air laut berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya,
nucleoprotein

dan

fosfo

protein

dalam

bentuk

senyawa

organik.

Sedangkan yang meliputi ortofosfat dan polifosfat merupakan senyawa


anorganiknya. Pada umumnya senyawa anorganik fosfat dalam air laut
berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai
ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat juga merupakan suatu
unsur yang sangat penting dalam pembentukan protein yang membantu
proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997).
Bentuk organik fosfor ditemukan dalam bahan organik dan humus.
Fosfor dalam bahan organik dilepaskan melalui proses mineralisasi yang
melibatkan

organisme

dalam

tanah.

Aktivitas

dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan suhu.

mikroba

ini

sangat

Fosfor anorganik dalam

tanah sebagian besar berupa basa. Fosfor biasanya bereaksi dengan besi
(Fe)

bermuatan

positif,

aluminium

(Al),

dan

kalsium

(Ca)

untuk

langsung

dapat

membentuk zat relatif yang tidak larut.


Kelarutan

senyawa

fosfor

anorganik

secara

mempengaruhi ketersediaan P dalam pertumbuhan tanaman. Kelarutan P


dapat dipengaruhi oleh pH tanah yaitu pada pH 6-7. Ketika pH dibawah 6,
maka fosfor akan diikat olah oleh besi (Fe) dan aluminium (Al). sedangkan
pada tanah diatas pH 7 akan diikat olah magnesium (Mg) dan kalsium (Ca)
(Mallarino, 2000).
Kelarutan fosfat di alam juga dapat dipengaruhi oleh sifat fisik dan
kimia fosfat alam itu sendiri, tanah, dan tanaman. Tingkat kelarutan fosfat
itu sendiri akan menentukan kualitas fosfat alam yang digunakan secara
langsung sebagai pupuk. Demikian pula kehalusan atau ukuran butir
pupuk, makin halus ukuran butir maka kelarutannya makin tinggi.
Namun, beberapa pupuk fosfat alam kelarutannya ditentukan oleh sifat
reaktivitas kimianya. Sifat tanah yang menentukan kelarutan fosfat alam
yaitu keasaman atau pH. Fosfat alam lebih mudah larut pada tanah yang
memiliki pH rendah (masam) dan pada tanah dengan pH yang tinggi
(basa), kelarutan dalam tanah akan menurun.

Oleh karena itu, fosfat

alam tidak sesuai diaplikasikan pada tanah yang bereaksi netral hingga
alkalis.
Kadar kalsium (Ca) yang tinggi dalam tanah juga mempengaruhi
kelarutan fosfat. Dan sebaliknya jika kadar kalsium (Ca) yang rendah
dalam tanah akan mendorong pelarutan fosfat alam secara terus

menerus. Tanah Ultisol merupakan tanah yang mempunyai kadar kalsium


rendah sehingga ketersediaan fosfat alam dalam tanah akan meningkat
kelarutannya. Jenis tanaman juga akan mempengaruhi serapan hara P
dari tanah. Proses metabolisme perakaran yang mengeluarkan eksudat
berupa asam-asam organik yang menyebabkan daerah sekitar perakaran
menjadi lebih masam sehingga akan menstimulasi kelarutan pupuk fosfat
alam dalam tanah (Balai Penelitian Tanah, 2012).

2.2

Sumber Fosfor

Dalam penggunaan pupuk fosfat alam di pertanian sampai saat ini


masih sangat diperlukan oleh para petani. Pupuk fosfat alam yang
merupakan salah satu dari tiga unsur makro atau esensial selain nitrogen
(N) dan kalium (K) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan makhluk hidup
pada tanaman. Unsur tersebut terdapat di alam berupa batuan fosfat
yang biasanya digunakan dalam pertanian sebagai pupuk buatan (Suciati,
2004 dalam Hartanto, 2012).

Unsur P sangat diperlukan dalam

pertumbuhan tanaman yang jika kekurangan unsur hara makro ini dapat
menyebabkan menurunnya produksi buah dan biji. Gejala yang timbul
akibat kekurangan unsur hara ini yaitu daun muda yang berwarna merah
keunguan, ujung daun nampak seperti terbakar dan daun tua berwarna
hitam serta pembentukan buah dan biji berkurang (Rioardi, 2009).
Fosfat alam berasal dari proses geokimia yang terjadi secara alami,
yang biasa disebut deposit batuan fosfat. Batuan fosfat dapat ditemukan
di alam sebagai batuan endapan atau sedimen, batuan beku, batuan

metamorfik, dan guano. Fosfat alam yang berasal dari batuan beku
umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pupuk P. Fosfat alam
yang mempunyai reaktivitas tinggi berasal dari batuan endapan atau
sedimen digunakan secara langsung sebagai pupuk. Sifat fosfat alam
yaitu larut dalam kondidi asam. Kelarutan dan kadar P2O5 bervariasi,
ukuran butiran halus sampai kasar, unsur hara P yang tersedia lambat
(slow release), dan mengandung unsur hara Ca cukup tinggi (Balai
Penelitian Tanah, 2012).

Berdasarkan proses-proses pembentukannya

fosfat alam dapat dibagi menjadi tiga bentuk (Kasno, dkk., 2012) yaitu:
1. Fosfat primer yang terbentuk dari pembekuan magma alkali,
mengandung mineral fosfat apatit terutama fluorapatite. Apatit
dibedakan

menjadi

chlorapatite

{3Ca(PO4)2CaCl2},

fluorapatite

{3Ca(PO4)2CaF2}.
2. Fosfat sedimenter (marin) berupa endapan fosfat sedimen yang
terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan lingkungan
yang tenang. bentuk calcium phosphate merupakan fosfat alam
yang

terbentuk

di

laut

dalam

yang

juga

disebut

sebagai

phosphorite. Endapan ini ditemukan dalam endapan yang berlapislapis hingga ribuan mil persegi. Elemen P berasal dari pelarutan
batuan, sebagian P diserap oleh tanaman dan sebagian lagi terbawa
oleh aliran ke laut dalam.
3. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan
ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping
akibat pengaruh air hujan dan air tanah.

Fosfat alam mengandung P yang larut dalam air sangat kecil,


sehingga apabila digunakan dalam tanah sejumlah pelarutan hanya
terjadi oleh reaksi antara fosfat alam dengan ion hidrogen yang ada. Agar
fosfat alam menjadi pupuk yang efektif, fosfat alam harus reaktif sehingga
mudah larut dalam tanah
Fosfat alam diambil oleh akar dalam bentuk H 2PO4- dan HPO42- yang
sebagian besar fosfor didalam tanaman yaitu sebagai zat pembangun dan
terikat dalam senyawa-senyawa organik dan hanya sebagian kecil
terdapat dalam bentuk anorganik sebagai ion-ion fosfat. Beberapa bagian
tanaman yang banyak mengandung zat ini yaitu yang bersangkutan
dengan pembiakan generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai sari,
kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal biji. Jadi untuk
pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur fosfor
(Sugih, 2011).
Pupuk

dikelompokkan

dalam

tiga

kelompok

berdasarkan

kelarutannya yaitu :
a. Pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P2O5,
merupakan pupuk P yang lambat tersedia bagi keperluan tanaman).
b. Pupuk P yang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam
sitrun (mengandung P2O5, merupakan pupuk P yang mudah tersedia
bagi keperluan tanaman).
c. Pupuk P yang melarut

dalam

air

(mengandung

P 2O5,

juga

merupakan pupuk P yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman).

2.3

Sifat Fisik dan Kimia Unsur Fosfor

Sifat fisik unsur fosfor


1.
2.
3.
4.
5.

Warna
: tidak berwarna/merah/putih
Wujud
: padat
Titik didih
: 550 K (2770C)
Titik leleh
: 317,3 K (44,20C)
Massa jenis (fosfor merah) : 2,34 g/cm3
Massa jenis (fosfor putih)
: 1,823 g/cm3
Massa jenis (fosfor hitam) : 2,609 g/cm3
6. Energi ionisasi (fosfor putih)
: 1011,8 kj/mol
7. Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket
yang memiliki bau yang tak enak tetapi ketika murni menjadi tak
berwarna dan transparan
8. Fosfor putih mudah menguap dan larut dalam pelarut nonpolar
benzene
9. Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut.

Sifat kimia unsur fosfor


1. Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya,
mudah terbakar di udara, beracun. Fosfor putih digunakan
sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di industri.
2. Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah
digunakan sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan
bidang gesek korek api.

Pustaka

Pian, H. 2010. Efek Toksisitas Logam berat Timbal (pb), Merkuri,, kadmium.
http://pianhervian.wordpress.com/2010/12/27/efek-toksisitas-logamberattimbal-pb-merkuri-hg-kadmium-cd/.
Hutagalung, et al., 1997, Metode Analisa Air Laut, Sedimen, dan Biota,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Mallarino, A. 2000. Soil Testing and Available Phosphorus. Integrade Crop
Management News. Iowa State University.
Balai Penelitian Tanah. 2012. Fosfat Alam Sumber Pupuk P yang Murah.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 3 hlm.
Rioardi. 2009. Unsur Hara dalam Tanah (Makro dan Mikro).
http://rioardi.wordpress.com/2009/03/03/unsur-hara-dalam-tanah-makrodan-mikro/. Diakses pada tanggal 05 Mei 2012.
Kasno, A., S. Rochayati, dan Bambang, H. P. 2007. Deposit, Penyebaran
dan Karakteristik Fosfat Alam. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 150 hlm.
Sugih
C.S.
2011.
http://www.sugihciptasantosa.com/html.

Mineral

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/fosfor/

Tanaman.

Anda mungkin juga menyukai