ISI
2.1
Fosfor
Fosfor adalah suatu zat atau unsur yang penting dalam tanah yang
merupakan bagian penting selain unsur Nitrogen (N) atau Kalium (K).
Fosfor merupakan suatu unsur kimia yang memiliki lambing P dengan
nomor atom 15 beupa nonlogam bervalensi banyak yang banyak ditemui
dalam batuan Fosfat. Fosfor yang terdapat di dalam tanah berada dalam
bentuk organik (tumbuhan dan hewan) dan anorganik (air dan tanah)
(pian,2010).
Fosfor juga merupakan bahan utama yang digunakan oleh semua
organisme untuk makanan, pertumbuhan dan sumber energi makhluk
hidup. Fosfor dalam air laut berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya,
nucleoprotein
dan
fosfo
protein
dalam
bentuk
senyawa
organik.
organisme
dalam
tanah.
Aktivitas
mikroba
ini
sangat
tanah sebagian besar berupa basa. Fosfor biasanya bereaksi dengan besi
(Fe)
bermuatan
positif,
aluminium
(Al),
dan
kalsium
(Ca)
untuk
langsung
dapat
senyawa
fosfor
anorganik
secara
alam tidak sesuai diaplikasikan pada tanah yang bereaksi netral hingga
alkalis.
Kadar kalsium (Ca) yang tinggi dalam tanah juga mempengaruhi
kelarutan fosfat. Dan sebaliknya jika kadar kalsium (Ca) yang rendah
dalam tanah akan mendorong pelarutan fosfat alam secara terus
2.2
Sumber Fosfor
pertumbuhan tanaman yang jika kekurangan unsur hara makro ini dapat
menyebabkan menurunnya produksi buah dan biji. Gejala yang timbul
akibat kekurangan unsur hara ini yaitu daun muda yang berwarna merah
keunguan, ujung daun nampak seperti terbakar dan daun tua berwarna
hitam serta pembentukan buah dan biji berkurang (Rioardi, 2009).
Fosfat alam berasal dari proses geokimia yang terjadi secara alami,
yang biasa disebut deposit batuan fosfat. Batuan fosfat dapat ditemukan
di alam sebagai batuan endapan atau sedimen, batuan beku, batuan
metamorfik, dan guano. Fosfat alam yang berasal dari batuan beku
umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pupuk P. Fosfat alam
yang mempunyai reaktivitas tinggi berasal dari batuan endapan atau
sedimen digunakan secara langsung sebagai pupuk. Sifat fosfat alam
yaitu larut dalam kondidi asam. Kelarutan dan kadar P2O5 bervariasi,
ukuran butiran halus sampai kasar, unsur hara P yang tersedia lambat
(slow release), dan mengandung unsur hara Ca cukup tinggi (Balai
Penelitian Tanah, 2012).
fosfat alam dapat dibagi menjadi tiga bentuk (Kasno, dkk., 2012) yaitu:
1. Fosfat primer yang terbentuk dari pembekuan magma alkali,
mengandung mineral fosfat apatit terutama fluorapatite. Apatit
dibedakan
menjadi
chlorapatite
{3Ca(PO4)2CaCl2},
fluorapatite
{3Ca(PO4)2CaF2}.
2. Fosfat sedimenter (marin) berupa endapan fosfat sedimen yang
terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan lingkungan
yang tenang. bentuk calcium phosphate merupakan fosfat alam
yang
terbentuk
di
laut
dalam
yang
juga
disebut
sebagai
phosphorite. Endapan ini ditemukan dalam endapan yang berlapislapis hingga ribuan mil persegi. Elemen P berasal dari pelarutan
batuan, sebagian P diserap oleh tanaman dan sebagian lagi terbawa
oleh aliran ke laut dalam.
3. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan
ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping
akibat pengaruh air hujan dan air tanah.
dikelompokkan
dalam
tiga
kelompok
berdasarkan
kelarutannya yaitu :
a. Pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P2O5,
merupakan pupuk P yang lambat tersedia bagi keperluan tanaman).
b. Pupuk P yang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam
sitrun (mengandung P2O5, merupakan pupuk P yang mudah tersedia
bagi keperluan tanaman).
c. Pupuk P yang melarut
dalam
air
(mengandung
P 2O5,
juga
2.3
Warna
: tidak berwarna/merah/putih
Wujud
: padat
Titik didih
: 550 K (2770C)
Titik leleh
: 317,3 K (44,20C)
Massa jenis (fosfor merah) : 2,34 g/cm3
Massa jenis (fosfor putih)
: 1,823 g/cm3
Massa jenis (fosfor hitam) : 2,609 g/cm3
6. Energi ionisasi (fosfor putih)
: 1011,8 kj/mol
7. Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket
yang memiliki bau yang tak enak tetapi ketika murni menjadi tak
berwarna dan transparan
8. Fosfor putih mudah menguap dan larut dalam pelarut nonpolar
benzene
9. Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut.
Pustaka
Pian, H. 2010. Efek Toksisitas Logam berat Timbal (pb), Merkuri,, kadmium.
http://pianhervian.wordpress.com/2010/12/27/efek-toksisitas-logamberattimbal-pb-merkuri-hg-kadmium-cd/.
Hutagalung, et al., 1997, Metode Analisa Air Laut, Sedimen, dan Biota,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Mallarino, A. 2000. Soil Testing and Available Phosphorus. Integrade Crop
Management News. Iowa State University.
Balai Penelitian Tanah. 2012. Fosfat Alam Sumber Pupuk P yang Murah.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 3 hlm.
Rioardi. 2009. Unsur Hara dalam Tanah (Makro dan Mikro).
http://rioardi.wordpress.com/2009/03/03/unsur-hara-dalam-tanah-makrodan-mikro/. Diakses pada tanggal 05 Mei 2012.
Kasno, A., S. Rochayati, dan Bambang, H. P. 2007. Deposit, Penyebaran
dan Karakteristik Fosfat Alam. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 150 hlm.
Sugih
C.S.
2011.
http://www.sugihciptasantosa.com/html.
Mineral
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/fosfor/
Tanaman.