BELERANG (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak
berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer
namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
Menurut Brady (1974) tanaman mengasimilasi unsure S dalam bentuk SO42-
(terutama bentuk SO42-), yang selanjutnya bentuk yang terasimilasi ini direduksi dan
diubah manjadi unsure asam aminocystine dan methionine. Belerang digunakan oleh
tanaman untuk mengelola warna hijau tua pada tanaman atau untuk membentuk
protein utama (esensial). Secara ringkas, fungsi belerang pada tanaman adalah sebagai
berikut(Anonim,2004):
Bahan makanan utama untuk memproduksi protein
Membentuk dan mengaktifkan enzim proteolytic dan vitamin
Membantu pembentukan klorofil
Memperbaiki pertumbuhan akar dan produksi bibit
Mempercepat perkembangan akar (khusus pada tanaman Legum
memperbanyak pembentukan bintil-bintil pada akarnya
Membantu pertumbuhan cepat tanaman dan tahan terhadap dingin
Sintesis asam amino: Cystine, Cysteine, Methionine
Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap temperatur rendah (dingin)
Disulfida (-S-S-) dikaitkan dgn struktur protoplasma, sulphydryl/tiol (-SH)
dihubungkan dgn ketahanan terhdp dingin
Unsur S relatif tidak mobil dalam tanaman sehingga tidak segera dapat
dialihtempatkan dari daun yang muda ke bagian titik tumbuh, hal tersebut
mengakibatkan gejala kekahatan muncul pertama pada bagian atas yaitu daun muda.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah
diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat
dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa
bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama
apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap
daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa
menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung
jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacillus.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik.
a. Ketersediaan S
Belerang secara mineralogi dapat sebagai belerang murni (native sulfur),
ataupun terikat dalam suatu senyawa, seperti mineral-mineral golongan sulfat (gipsum,
anhidrit, dan barit) dan sul_da (pirit, pirotit, dan kalkopirit). Belerang murni (Gambar 1)
mempunyai sistem kristal ortorombik, biasanya dijumpai dalam bentuk massa tak
teratur dan kristal tak sempurna. Belerang murni memiliki berat jenis 2,05 . 2,09 gr/cm3
dan kekerasan 1,5 . 2,5 skala Mohs. Belerang merupakan konduktor panas yang jelek
(Klein, 1993; 2004). Belerang jenis ini banyak dijumpai di sekitar aktivitas gunung api dan
biasanya terbentuk oleh kegiatan solfatara yang melewati zona patahan atau rekahan
(Suhala & Arin, 1997) dan air permukaan (bioreduksiion sulfat) (Hibbard, 1993).
Sekitar 50% produksi belerang dunia merupakan belerang murni, sisanya berasal
dari pemisahan belerang dari bijih sulfida. Belerang digunakan sebagian besar untuk
industri kimia, seperti asam sulfat (H 2SO4), dan H2S. Sebagian besar belerang murni
digunakan untuk insektisida, pupuk buatan, dan vulkanisir ban/karet (Klein, 1993;
Hibbard, 2002).
Selain belerang murni, pirit (FeS2) dari kelompok sulfida, merupakan mineral
yang kaya akan belerang. Mineral ini mengandung 53,3 % belerang. Secara_sik mineral
ini mempunyai sistem kristal kubik, berwarna kuning, kilap logam. Mineral yang
mengandung belerang yang lain adalah dari kelompok sulfat, seperti anhidrit (CaSO 4)
dan gipsum. Kedua mineral ini terbentuk pada lingkungan arid.Penggunaan komersilnya
terutama dalam fertilizer,bubuk mesiu,dan fungisida.
Gambar 3 : Gipsum. Merupakan batuan sedimen, yang terbentuk dari proses kimia di alam dengan
bantuan kapur dan sulfat, maka terjadi senyawa baru yang membentuk CaSO 4.
b. Sumber S
Hanya terdapat 2 sumber belerang murni yang penting. Yang pertama, terutama
yang berasal dari gunung-gunung berapi, yang mengeluarkan gas yang mengandung
belerang dan yang mengkristal dalam jalur-jalur dekat permukaan. Sumber yang lain,
yang secara kuantitatif lebih besar, berasal dari konsentrasi sekunder CaSO 4.
Sumberdaya belerang pada endapan evaporit dan volkanik dan belerang yang
berasosiasi dengan gas alam, minyak bumi, dan sulfida logam sekitar 5 milyar ton.
Belerang pada gipsum dan anhidrit sangat terbatas. Sumberdaya belerang terbesar (600
milyar ton) terdapat pada batubara, serpih minyak, material organik yang kaya serpih.
Namun belum ada teknologi yang ekonomis untuk memisahkan belerang dari material
ini (Ober, 2003).
Pada tanah latosol yaitu status nutrisinya rendah terutama nitrogen, fosfor,
bahan organik dan belerang. Jenis tanah ini mempunyai pH masam yaitu 4.2 oleh karena
itu dengan pemupukan dolomit 5 ton/ha, telah meningkatkan pH tanah dan
menurunkan Al-dd. Pada tanah masam ketersediaan belerang rendah.Kondisi lahan
penelitian yang masam ternyata berpengaruh pada ketersediaan unsur belerang dalam
tanah yaitu 0.09%. Keadaan tanah yang sedemikian dimasukan dalam kategori marginal
untuk kebutuhan tanaman. Oleh karena itu diperlukan pemupukan belerang pada tanah
tersebut.
Belerang juga dapat merangsang pembentukan akar dan buah. Selain itu
peranan belerang dalam pertumbuhan dan metabolisme tanaman sangat banyak dan
penting diantaranya:
Merupakan bagian penting dari ferodoksin (FeS), suatu tipe besi S yang terdapat
dalam reduksi nitrat dalam proses fotosintesis
S terdapat dalam senyawa senyawa yang mudah menguap yang menyebabkan
adanya rasa dan bau yang khas pada tanaman rumput-rumputan dan bawang-
bawangan (Tisdale et al. 1990).
c. Daur belerang (S)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan
pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Di dalam tanah sulfat bergerak karena aliran masa dan difusi. Terutama bergerak
karena aliran masa (mass flow), difusi memiliki arti penting pada tanah dengan kadar S
yang rendah. Kadar dalam larutan tanah 5-20 ppm sedangkan arus yang dapat
mencukupi kebutuhan unsur S pada tanaman yaitu 3-5 ppm dalam tanah.
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk
hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis
bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H 2S). Kemudian H2S
digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
OKSIDASI BELERANG & KEMASAMAN:
Oksidasi belerang pd akhirnya menghasilkan ion H + yg dpt menurunkan
pH tanah
Di daerah pasang-surut (TANAH SULFAT MASAM) mengandung “cat-
clay”.
Apabila tanah tetap tergenang dapat ditanami padi;
Apabila kering ® oksidasi belerang dan sulfida ® sulfat yg mampu
memasamkan tanah secara ekstrim
RETENSI SULFAT
Retensi sulfat dalam tanah rendah (jumlah & kekuatannya)
Retensi sulfat: Subsoil > topsoil
Retensi sulfat berhubungan:
hidroksida Fe dan Al
liat Kaolinit
d. Manajemen Pupuk
DAFTAR PUSTAKA
Prihmantoro, Heru, Memupuk Tanaman Buah, Cetakan VII, Jakarta; Penebar Swadaya,
2002
Redaksi Agromedia, Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Petunjuk Pemupukan, Jakarta;
Agromedia pustaka, 2007