Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

” LAJU IMBIBISI PADA BERBAGAI KOMODITAS BIJI-BIJIAN”

Disusunoleh :

Nama: NyomanAwidasari

Npm: 19110023

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA METRO
2020
Kata Pengantar

Segala puji dan rasa syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha

Esayang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “” Laju Imbibisi Pada Berbagai

Komoditas Biji-Bijian” ini.

Dalam penyusunan laporan ini,saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan

dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa

maupun sistematika pembahasannya. Saya juga mengharapkan masukan atau

kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan praktikum

ini dikelanjutan hari nanti.

Kepada seluruh pihak yang turut memberikan partisipasi dalam terwujudnya

hasil pratikum ini, tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih.

Demikianlah yang dapat sayasampaikan pada kesempatan ini mudah-

mudahan dengan adanya laporan praktikum ini sedikit banyaknya dapat membawa

manfaat kepada kita semua,dan juga dapat menjadi referensi bagi praktikum

selanjutnya.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biji merupakan suatu alat perkembangbiakan tumbuhan. Agar biji dapat

berkecambah menjadi tumbuhan baru maka biji tersebut memerlukan air dari

lingkungannya. Masuknya air ke dalam biji memlalui prose imbibisi. Imbibisi

merupakan peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat lain yang

mempunyai pori-pori cukup besar sehingga mampu melewatkan molekul-molekul

air, kemudian molekul air tersebut menetap di dalam zat tersebut.

Selama periode waktu tertentu sesudah panen, pada umumnya biji dari

kebanyakan tanaman menghendaki beberapa syarat khusus untuk dapat memulai

perkecambahan. Biji – biji ini pada umumnya akan segera berkecambah  pada

keadaan lingkungan yang hampir bersamaan, akan tetapi biji dari tanaman

tertentu, terutama biji rerumputan, menghendaki lingkungan khusus untuk dapat

berkecambah.

Air memegang peranan yang terpenting dalam proses perkecambahan biji.

Air adalah faktor yang menentukan dalam kehidupan. Masuknya air ke dalam

tumbuhan melalui proses imbibisi.  Air yang masuk dalam proses imbibisi disebut

air imbibisi, sedangkan zat yang kemasukan air disebut imbiban.

Pada dasarnya proses imbibisi yang terjadi di dalam biji tumbuhan meliputi

dua proses yang berjalan bersama-sama, yaitu proses difusi dan osmosis.

Dikatakan proses difusi karena air bergerak dari larutan yang lebih rendah

3
konsentrasinya di luar biji, masuk ke dalam zat di dalam biji yang mempunyai

konsentrasi lebih tinggi. Sedang proses osmosis tidak lain terjadi karena kulit biji

bersifat permeabel terhadap molekul-molekul, sehingga air dapat masuk ke dalam

biji melalui pori-pori yang ada di dalam kulit biji.

Seperti halnya proses difusi dan osmosis, proses imbibisi antara lain

dipengaruhi pula kadar atau konsentrasi larutan. Pada acara ini praktikan

diharapkan dapat mengenal dan mempelajari proses imibibisi yang berlangsung

dalam biji tumbuhan, dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses

imbibisi khususnya faktor kadar larutan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Penghitungan laju imbibisi ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi laju imbibisi?

1.3 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui peran air terhadap bobot benih.

2. Untuk mengetahui laju imbibisi beberapa jenis benih.

1.4 Manfaat Praktikum

1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju imbibisi.

2. Mengetahui hasil laju imbibisi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat

(solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat

penyusun dari bahan yang berupa koloid. Imbibisi berfungsi sebagai laju

perkecambahan pada benih. Jika benih tidak dapat melakukan imbibisi maka laju

perkecambahan benih akan terhambat. Salah satu faktor yang dapat mempercepat

laju perkecambahan benih adalah terjadinya imbibisi pada benih, karena dengan

adanya imbibisi laju metabolisme pada benih akan berjalan dengan lancar. Biji

yang kering atau biji yang mati masih dapat melakukan imbibisi namun tidak

dapat memperlancar laju metabolisme pada benih, sehingga biji hanya akan

menggelembung.

Air yang masuk kedalam biji (imbibisi) akan mengaktifkan enzim-enzim

yang ada di dalam biji, yang sangat membantu dalam proses pembentukan energi

yang ditransfer ke bagian embrionik axis, untuk membantu proses terjadinya

perkecambahan biji. Imbibisi air menyebabkan embrio di bawah kulit benih akan

memproduksi sejumlah kecil hormon (giberelin). Penyerapan air juga membuat

jaringan dalam benih akan terhidrasi membentuk enzim (termasuk di dalamnya

adalah hormon sitokinin dan auksin).

Banyaknya air yang dihisap selama proses imbibisi umumnya kecil, cepat

dan tidak boleh lebih dari 2-3 kali berat kering dari biji. Kemudian biji tampak

5
membesar karena banyak menampung sumber air yang diterima. Faktor-faktor

yang mempengaruhi terbentuknya imbibisi adalah tekanan, kulit biji, benih dan

substratnya. Semakin kecil tekanan benih dari pada tekanan larutan, maka

semakin besar proses imbibisi. Kulit biji tipis, mengandung substrat yang mudah

larut dalam air dan benih tidak kering, maka air yang diserap akan lebih banyak

dan sebaliknya.

6
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Hari,Tanggal : Senin,02 November 2020

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Di Laboratorium dasar STIPER Dharma Wacana

3.2 Alat dan Bahan

Alat     :

1. Petridish

2. Beaker glass

3. Timbangan

4. Pinset

5. Pisau

6. Kertas saring/tisu

Bahan :

1. Air yang jernih

2. Kacang hijau

3. Kacang tanah

4. Kedelai

Cara kerja :

7
Sampel (Kacang hijau, kacang tanah, dan kedelai) diletakan dalam petridist

sebanyak 10 biji, lalu timbang dan catat sebagai bobot awal. Biji direndam dalam

beaker glass selama 15 menit. Keluarkan biji dari beaker glass dan keringkan dulu

dengan kertas saring atau tisu. Timbang dan catat sebagai bobot akhir. Lakukan

poin 3, 4, 5 sebanyak 3 kali. Kemudian hitung air yang diserap dengan persamaan

sebagai berikut :

Air yang diserap=bobot akhir−bobot awal

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 HASIL

1. Bobot Awal Biji

Bobot Awal Biji (Gram)


Komoditas Rerata
U1 U2 U3
Kacang Hijau 0,6 0,4 0,4 0,54
Kacang Tanah 5,2 4,0 4,4 4,53
Kedelai 1,8 1,8 2,0 1,86
Kacang Merah

2. Bobot Akhir Biji

Bobot Akhir Biji (Gram)


Komoditas Rerata
U1 U2 U3
Kacang Hijau 0,6 0,6 0,4 1,4
Kacang Tanah 6,0 4,6 5,2 12,3
Kedelai 2,2 2,6 2,8 5,73
Kacang Merah

3. Air yang diserap

9
Air yang diserap Rerata Laju
Komoditas
U1 U2 U3 (15 m) Imbibisi
Kacang Hijau 0 0,2 0 0,06 0,004
Kacang Tanah 0,8 0,6 0,8 0,73 0,05
Kedelai 0,4 0,8 0,8 0,66 0,044
Kacang Merah

2.2 PEMBAHASAN

1. Bobot Awal Biji

a. Kacang hijau

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kacang hijau bahwa pada uji pertama menghasilkan bobot awal 0,6

gram , untuk uji kedua meghasilkan bobot awal 0,4 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 0,6 gram. Maka rerata yang di hasilkan 0,53.

b. Kacang tanah

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kacang tanah bahwa pada uji pertama menghasilkan bobot awal 5,2

gram , untuk uji kedua meghasilkan bobot awal 4,0 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 4,4 gram. Maka rerata yang di hasilkan 4,53.

c. Kedelai

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kedelai bahwa pada uji pertama menghasilkan bobot awal 1,8 gram ,

10
untuk uji kedua meghasilkan bobot awal 1,8 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 2,0 gram. Maka rerata yang di hasilkan 1,86.

2. Bobot Akhir Biji

a. Kacang hijau

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kacang hijau bahwa pada uji pertama menghasilkan bobot akhir 0,6

gram , untuk uji kedua meghasilkan bobot awal 0,6 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 0,6 gram. Maka rerata yang di hasilkan 1,4.

b. Kacang tanah

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kacang tanah bahwa pada uji pertama menghasilkan bobot awal 6,0

gram , untuk uji kedua meghasilkan bobot awal 4,6 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 5,2 gram. Maka rerata yang di hasilkan 12,3.

c. Kedelai

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kedelai bahwa pada uji pertama menghasilkan bobot awal 2,2 gram ,

untuk uji kedua meghasilkan bobot awal 2,6 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 2,8 gram. Maka rerata yang di hasilkan 5,73

3. Air yang diserap

a. Kacang hijau

11
Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kacang hijau bahwa pada uji pertama menghasilkan air yang diserap 0

gram , untuk uji kedua meghasilkan 0,2 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 0 gram. Maka rerata yang di hasilkan 0,06 dengan

laju imbibisi 0,004.

b. Kacang tanah

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kacang tanah bahwa pada uji pertama menghasilkan air yang diserap 0,8

gram , untuk uji kedua meghasilkan 0,6 gram, dan uji

ketiga menghasilkan 0,8 gram. Maka rerata yang di hasilkan 0,73 dengan

laju imbibisi 0,05.

c. Kedelai

Pada percobaan pengamatan proses laju imbibisi dihasilkan data

kedelai bahwa pada uji pertama menghasilkan air yang diserap 0,4 gram ,

untuk uji kedua meghasilkan 0,8 gram, dan uji ketiga menghasilkan 0,8

gram. Maka rerata yang di hasilkan 0,66 dengan laju imbibisi 0,044.

BAB V

PENUTUP

12
5.1 Kesimpulan

1.  Imbibisi merupakan absorpsi air oleh bahan – bahan koloid dan zat padat

dalam bagian tumbuhan. Masuknya air sering disertai dengan

membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan.

2. Laju imbibisi tertinggi ada pada benih kacang tanah yaitu 0,05. Benih

kedelai mencapai 0,044 dan laju imbibisi terendah terjadi pada benih

kacang hijau sekitar 0,004.

3. Proses imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

a. Susunan kimiawi kulit

b. Cadangan makanan benih

c. Umur benih

d. Tekanan osmosis air

e. Permeabilitas kulit benih

f. Suhu

4. Pada dasarnya proses imbibisi yang terjadi di dalam biji tumbuhan

meliputi dua proses yang berjalan bersama-sama, yaitu proses difusi dan

osmosis.

5. Umumnya, biji yang mengandung protein tinggi dalam hal ini kedelai

menyerap air lebih cepat sampai tingkat tertentu daripada biji dengan

kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadar minyak tinggi tetapi kadar

proteinnya rendah, kecepatan serapnya sama dengan biji berkadar

karbohidrat tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya imbibisi :

13
Tekanan, kulit biji, benih dan substratnya. Semakin kecil tekanan benih dari pada

tekanan larutan/air, maka semakin besar proses/laju imbibisi.

5.2 Saran

Bagi mahasiswa yang melakukan praktikum di dalam melakukan

perhitungan berat/bobot, sebaikya di kakukan secara teliti dan hati – hati agar

menghindari terjadinya kesalahan.

LAMPIRAN

1. Praktikum

14
DAFTAR PUSTAKA

15
https://www.academia.edu/40686420/Laporan_Praktikum_Fisiologi_Tumbu

han

Khoeruddin, B., 1999. Fotosintesis

Campbell, 1999. Biologi jilid I. Edisi V. Jakarta: Erlangga

https://erlindapuspita.blogspot.com/2016/11/praktikum-fotosintesis-

hydrilla.html

http://4pertanian.blogspot.com/2011/01/fisiologi-tumbuhanimbibisi.html

16

Anda mungkin juga menyukai