Anda di halaman 1dari 14

Metoda Pengukuran

P tersedia pada tanah


oxisol
Tanah Oxisol
Tanah Oxisol merupakan tanah yang telah
mengalami pelapukan lanjut, dicirikan dengan
solum yang dalam, kandungan oksida besi dan
aluminium tinggi, termasuk tanah masam, dan
ketersediaan unsur hara rendah untuk tanaman.
Apa itu fosfor pada tanah?
Fosfor merupakan salah satu unsur hara Tanaman mengabsorpsi P dalam
makro esensial dan secara bentuk : H2PO4- , HPO42- , absorbsi
alami fosfor di dalam tanah berbentuk kedua ion itu oleh tanaman dipengaruhi
senyawa organik atau anorganik. Kedua oleh pH tanah sekitar tanaman, pada pH
bentuk tersebut merupakan rendah absorbsi bentuk H2PO4- akan
bentuk fosfor yang tidak larut, sehingga meningkat.
ketersediaannya di tanah sangat
terbatas.
Bagaimana P- tersedia pada tanah
Oxisol?
Defisiensi fosfor (P) merupakan salah satu faktor pembatas pada tanah-tanah
masam, seperti Oxisol. Salah satu penyebabnya adalah tingginya kapasitas
jerapan fosfor (P) pada oksida besi (Fe) dan aluminium (Al), yang kemudian
menyebabkan tingkat kemasaman tanah menjadi rendah dan tingkat jerapan P
menjadi tinggi karena diikat oleh oksida Fe dan Al. Oksida Fe dan Al memiliki
muatan positif sehingga mudah memfiksasi P dengan kuat melalui pertukaran
anion.
Tanah Oxisol dapat memfiksasi sejumlah
anion, seperti silikat dan fosfat pada
tempat-tempat yang bermuatan positif dari
permukaan oksida besi dan aluminium.
Penjerapan fosfat akan berpengaruh
terhadap pengelolaan kesuburan tanah
Oxisol. Fiksasi fosfat mengakibatkan fosfat
menjadi tidak larut dalam air dan tidak
tersedia bagi tanaman. Fiksasi ini dapat
terjadi antara fosfat dan oksida
besi/aluminium atau fosfat dan mineral Reaksi fiksasi P pada tanah masam
silikat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Cara mengatasi defiensi unsur P
Penambahan bahan organik dapat mengurangi kandungan
Al dan Fe dalam tanah Oxisol sehingga dapat membuat P
lebih tersedia bagi tanaman. Bahan organik dapat
membentuk khelat dengan Al dan Fe sehingga P dapat
terlepas dari ikatan Al atau Fe. Senyawa humat dapat
mengelat Al karena terdiri atas asam fulvat dan asam humat
yang memiliki gugus OH fenolik dan COOH.
Metoda pengukuran P- tersedia tanah
Oxisol
Metode Bray Metode Olsen Metode Truog

Jika pH pada tanah Jika pH pada tanah Jika pH pada tanah


Oxisol <5,5 Oxisol >5,5 Oxisol <5,5
Metoda Bray

Menurut Buckman dan Brady (1982, dalam keadaan asam sebagian besar
P dalam bentuk H2PO4-. Fosfat dalam suasana asam akan diikat
sebagai garam H2PO4-, yang dengan NH4F dan HCl, akan dibebaskan
sebagai PO43-. Ion fosfat dalam bentuk ekstrak akan bereaksi dengan
ammonium molybdat selanjutnya akan direduksi oleh asam askorbat
menghasilkan warna biru molybdat (Prijono dan Kusuma, 2012).
Bray menggunakan ekstraktan NH4F dan HCl.
Bila tanah diekstrak dengan larutan NH4F
maka ion-ion yang mengikat P seperti Al3+,
Fe3+ dan Ca-fosfat dalam larutan asam
akan diikat oleh ion F- . sehingga ion fosfat
yang terikat dapat dibebaskan. Adapun
reaksi yang diduga adalah :

Reaksi metoda bray


Metoda Olsen

Metode Olsen yang menggunakan ekstraktan NaHCO3 dengan prinsip P tersedia tanah diekstrak
oleh NaHCO3, P yang bebas direaksikan dengan molibdat asam akan menjadi berwarna biru
dengan adanya asam askorbat. Perkembangan warna biru diukur sebagai kadar P secara
spektrometri.
Fosfat dalam suasana netral/alkalin, dalam tanah akan terikat sebagaiCa, Mg-PO4. Pengekstrak
NaHCO3 akan mengendapkan Ca, Mg-CO3 sehingga membentuk PO43-dibebaskan ke
dalam larutan. Pengekstrak ini juga dapat digunakan untuktanah masam. Fosfat pada tanah
masam terikat sebagai Fe, Al-fosfat.Penambahan pengekstrak NaHCO3 pH 8,5
menyebabkan terbentuknya Fe, Alhidroksida,sehingga fosfat dibebaskan.
Menurut Sulaeman et al. (2005) dengan
pennambahan pengekstrak NaHCO3
menyebabkan terbentuknya Fe- atau Al-
hidroksida, sehingga fosfat dibebaskan.
Unsur fosfor di dalam tanah terdapat dalam tiga
bentuk, tetapi yang paling penting mudah
diserap oleh tanaman adalah bentuk ion
ortofosfat primer (H2PO4-) dan ortofosfat
sekunder (HPO42-), sedangkan bentuk
PO43- lebih sulit diserap oleh tanaman.
Metode Olsen dapat digunakan pada tanah
masam dan basa, sehingga ketiga bentuk
ion fosfat tersebut dapat terbaca (Surya dan Reaksi metoda olsen
Suyono, 2013).
Metoda Truog

Prinsip dari metode Truog yaitu dimana P tersedia tanah diekstrak oleh NH4SO4, P yang bebas
direaksikan dengan molibdat asam akan menjadi berwarna biru dengan adanya asam
askorbat.

Reaksi metoda truog


Kesimpulan
Penggunaan metode Bray menyebabkan bentuk P yang terbaca adalah H2PO4- dan PO43-.
Menurut Suntoro (2006) ion yang mudah diserap adalah ion H2PO4-. Hal ini menyebabkan
metode Bray lebih efektif dalam hal pembacaan P dibandingkan dengan Olsen karena
dalam metode ini lebih cenderung membaca P dalam bentuk H2PO4- yang mudah
diserap oleh tanaman.
Mengingat fosfat alam mudah larut hanya pada suasana masam, maka dengan nilai pH yang
digunakan untuk mengekstrak dalam olsen yaitu NaHCO3 0,5 M dengan pH 8,5
tersebut diketahui bahwa ekstraktan Olsen bersuasana basa. Sehingga fosfat alam tidak
larut dan menyebabkan Ptersedia tanah yang diukur dengan metode Olsen bernilai
rendah jika dibandingkan nilai P-tersedia tanah dengan metode Bray dan Truog.
Terima Kasih
For audience’s attention

Anda mungkin juga menyukai