Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN
FOSFOR

2.1. Kelimpahan, Ekstraksi, Alotrop, dan Sifat-sifat Fosfor serta


Penggunaannya

A. KELIMPAHAN DAN PEMBUATAN FOSFOR


Fosfor adalah unsur kesepuluh kelimpahannya dalam kerak bumi dan
memiliki peranan penting dalam metabolism biologis (terdapat dalam
nukleat), dalam tulang sebagai Ca3(PO4)2 dan dalam pupuk.
Kalsium fosfat terdapat sebagai apatite, CaF2.3Ca3(PO4)2, dan batuan
fosfat 3Ca2(PO4)2, yang terbentuk pada pelapukan apatite. Deposit yang besar
terdapat di USA, Afrika Utara, dan Rusia. Tulang mengandung kira-kira 58%
kalsium fosfat selain kalsium karbonat, lemak, dan bahan-bahan organic yang
berisikan nitrogen. Senyawa-senyawa fosfor juga terdapat dalam jaringan
binatang dan tumbuhan.
Fosfor diekstraksi dengan memanaskan campuran batuan fosfat, silica
(SiO2), dan kokas (C) dalam suatu tungku listrik hingga suhu kira-kira
1.5000C. Dalam proses ini fosfor pentoksida (P4O10) yang mula-mula didesak
dari kalsium fosfat oleh silica (karena P4O10 mudah menguap (volatil)), dan
selanjutnya P4O10 direduksi menjadi fosfor putih oleh kokas.
Fosfor yang mendistil sebagai uap dalam aliran gas karbon monoksida
dan dikondensasi menggunakan air. Kerak kalsium silikat secara berkala
dikeluarkan dari tungku.
2Ca3(PO4)4 + 6 SiO2 → 6CaSiO3 + P4O10
P4O10 + 10C → P4 + 10CO

Di laboratorium, fosfor putih harus disimpan dalam air (direndam dalam air)
karena fosfor putih segera terbakar di udara bila ia kering (tanpa air).
Sebagian besar fosfor yang diproduksi digunakan untuk membuat
asam fosfat H3PO4. Penggunaan lainnya adalah untuk membuat P4S10, POCl3
dan perunggu fosfor.

B. ALOTROP FOSFOR
Alotrop fosfor agak rumit, tetapi pada dasarnya terdapat tiga bentuk
alotrop yang dikenal, yaitu fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
Fosfor putih berupa zat padat seperti lilin yang lunak, terbentuk
apabila uap fosfor dikodensasi. Fosfor putih memiliki struktur yang terdiri
atas unit tetrahedral P4 yang ditahan atau diikat bersama oleh gaya Van Der
Waals (dalam keadaan uap fosfor terdiri dari molekul-molekul diskrit P4 yang
bentuk geometrinya adalah tetrahedral). Karena sudut-sudut ikatan P-P-P
besarnya 600 dalam masing-masing dari unit P4 maka terdapat tegangan
(strain) dan ini membuat ia sendiri dalam reaktivitas kimia yang tinggi.
Fosfor putih dapat berubah menjadi fosfor merah. Perubahan ini
berlangsung sangat lambat dan memakan waktu bertahun-tahun. Perubahan
ini dapat dipercepat dengan menaikkan suhu, dan secara komersial alotrop
fosfor merah dibuat dari fosfor putih dengan pemanasan tanpa udara hingga
2700C dalam beberapa hari. Strukturnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi
fosfor merah secara pasti merupakan makromolekul yang kerapatannya lebih
tinggi dibandingkan fosfor putih. Alotrop ini juga kurang reaktif jika
dibandingkan dengan fosfor putih.

Gambar 1.1

Unit tetrahedral fosfor putih P4

Alotrop ketiga, yaitu fosfor hitam, dapat diperoleh dengan mengubah


fosfor putih pada kondisi suhu 2000C dan tekanan tinggi, tanpa udara. Fosfor
hitam juga merupakan makromolekul, dengan masing-masing atom fosfor
dikelilingi oleh tiga atom fosfor atau lebih. Alotrop ini tidak reaktif (inert),
memiliki struktur lapisan mirip dengan granit dan merupakan konduktor
listrik. Kerapatannya lebih tinggi dari fosfor merah.

Gambar 1.2

Susunan atom dalam Kristal fosfor hitam

Hanya fosfor putih dan merah yang biasanya tersedia di laboratorium.


Perbandingan sifat-sifat penting diantara fosfor putih dan fosfor merah
ditunjukkan dalam table 6.4. fosfor putih memiliki titik leleh dan titik didih
yang jauh lebih rendah dibandingkan fosfor merah karena jumlah energy yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan-ikatan lemah (Gaya Van der Waals)
diantara unit-unit individual P4 dalam fosfor putih adalah sangat sedikit.
Karena lemahnya ikatan-ikatan ini maka fosfor putih mudah menguap, dan hal
ini berkaitan dengan tingginya tingkat racun dari alotrop fosfor putih yang
mungkin disebabkan oleh jauh lebih tingginya tekanan uap. Fosfor putih
mudah didispersi sebagai molekul P4 dalam pelarut karbon disulfida, tetapi
pelarut ini tidak efektif dalam memecahkan struktur kuat makromolekul dari
fosfor merah.

Tabel 1.1

Perbandingan sifat-sifat penting fosfor putih dan fosfor merah

Fosfor Putih Fosfor Merah

Zat padat (seperti lilin) berwarna Serbuk merah


kuning
Kerapatan=1,8 g/mL Kerapatan=2,2 g/mL

Titik leleh=440C Titik leleh=5900C (di bawah tekanan)

Titik didh=2800C Menyublim pada 4000C (tekanan 1 atm)

Beracun Tidak beracun

Larut dalam karbon disulfida Tidak larut dalam karbon disulfida

Terbakar di udara pada 350C Terbakar di udara pada 2600C

Bereaksi dengan NaOH panas Tidak bereaksi dengan larutan NaOH


menghasilkan fosfin (PH3) panas

Fosfor putih lebih kurang rapat dibandingkan fosfor merah, karena


strukturnya kurang padat. Strukturnya yang lebih terbuka dari fosfor putih
juga menjelaskan reaktivitas kimianya yang lebih tinggi, yang dipertinggi oleh
adanya tegangan yang ada dalam unit P4 (Gambar 6.3) ini dihilangkan oleh
reaksi kimia.

C. HIDRIDA FOSFOR
Fosfor membentuk hidrida volatile (mudah menguap) dengan formula
PH3, disebut fosfin. Kemudahan pembentukan fosfin, kestabilannya,
kemampuan menggunakan pasangan electron sunyi untuk pembentukan ikatan
koordinasi dan kemudahan substitusi hydrogen oleh gugus lain, lebih rendah
jika dibandingkan amonia (NH3).
Fosfin, PH3 dapat diperoleh dengan memanaskan larutan natrium
hidroksida pekat dan fosfor putih:

P4 + 3OH- + 3H2O → PH3 + 3H2PO2-

Fosfin adalah gas racun dengan bau yang tidak menyenangkan. Fosfin tidak
terbakar secara spontan, dan membentuk fosfor pentoksida (P2O5) bila kontak
dengan udara karena adanya P2H4 atau pengotor uap fosfor. Dalam keadaan
murni, gas fosfin tidak dengan sendirinya “tidak mudah terbakar”, akan tetapi
segera teroksidasi menjadi fosfor pentoksida bila disulut dengan api:

4PH3 + 8O2 → P4O10 + 6H2O

Fosfin dapat juga diperoleh dengan hidrolisis kalsium fosfida:

Ca3P2 + 6H2O → 2PH3 + 3Ca(OH)2

Seperti amonia, molekul fosfin berbentuk piramida dengan sudut ikatan H-P-
H = 940 dan energy ikatan P-H = 318 kJ/mol, tetapi tidak seperti amonia,
fosfin hanya sedikit larut dalam air. Ini mungkin dikarenakan atom fosfor
memiliki keelektronegatifan kecil dan tidak cukup untuk membentuk ikatan
hydrogen dengan hydrogen dari molekul air. Adanya ikatan hidrogen dalam
amonia dan tidak adanya ikatan hidrogen dalam fosfin juga menjelaskan
mengapa fosfin (Mr = 34) yang molekulnya jauh lebih berat dari amonia (Mr
= 17) memiliki titik didih lebih rendah.

Pasangan elektron sunyi pada molekul fosfin dapat mengikat sebuah


proton membentuk ion fosfonium, PH4+, yang membentuk tetrahedral seperti
ion ammonium (NH4+), contoh:

PH3 + HI → PH3+I-

Fosfonium yodida

Fosfonium iodida adalah salah satu garam yang paling stabil yang berisikan
ion fosfonium. Garam-garam ini secara termal, kurang stabil dibandingkan
dengan garam-garam ammonium, karena fosfin merupakan basa lebih lemah
dibandingkan aminia, dan dekomposisinya terjadi pada suhu kira-kira 600C:

PH4+ +I- → PH3 + HI

Tidak seperti garam-garam ammonium, garam-garam fosfonium juga terurai


oleh air dan kondisi ini merupakan suatu metode yang baik untuk pembuatan
fosfin murni:

PH4- + H2O → PH3 + H3O + I-

Fosfin merupakan agen pereduksi yang jauh lebih kuat dibandingkan amonia,
mengubah garam perak dan garam tembaga (II) dalam larutan menjadi
fosfidanya, yang secara berurutan bereaksi menjadi logam-logam bebasnya,
contoh:

6Ag+ + PH3 + H2O → 6Ag + H3PO4 + 6H+

Difosfin P2H4, analog fosfor dari hidrazin, terbentuk sedikit selama


perbuatan fosfin. Seperti disinggung di atas difosfin secara spontan tidak
mudah terbakar.

Fosfin memiliki struktur piramida, atau tetrahedral dengan satu posisi


di duduki oleh satu pasangan elektron sunyi.

Gambar 1.3

Unit tetrahedral fosfin

Karena tolakan di antara elektron sunyi dan pasangan elektron ikatan


selalu melebihi tolakan di antara pasangan-pasangan elektron ikatan, bentuk
tetrahedral legurelnya tradistori. Sudut ikatan H-P-H = 940.

Karena keelektronegatifan dari atom fosfor adalah 2,1 sebagai atom


pusat lebih rendah dari atom N yaitu 3,0, pasangan-pasangan elektron
ikatannya menjadi lebih jauh dari atom pusatnya maka pasangan sunyinya
menyebabkan distorsi yang lebih besar. Sudut-sudut ikatan mendekati 900
yang menyarankan bahwa hamper orbital-orbital p murni digunakan untuk
ikatan P-H, dan pasangan sunyinya menduduki orbital s. ini kiranya
menjelaskan mengapa NH3 dapat mendonasikan pasangan sunyinya lebih siap
membentuk kompleks-kompleks, sedangkan sifat donor dari PH3 sangat
lemah. Jadi, amonia membentuk garam-garam ammonium NH4+ sangat
segera, dan menggunakan pasangan elektron sunyinya membentuk suatu
ikatan koordinat. Fosfin membentuk garam-garam hanya dengan HCl dan HI
pada kondisi anhydrous (tidak ada air).

Amonia adalah suatu basa lemah, dan berikatan hidrogen dalam


keadaan cairnya. Fosfin merupakan basa yang sangat lemah, dan tidak
membentuk ikatan hidrogen. Fosfin merupakan agen pereduksi kuat dan
bereaksi dengan larutan ion-ion logam menghasilkan fosfida. Senyawa-
senyawa fosfida tidak mudah terbakar dan sangat beracun.

D. HALIDA FOSFOR
Nitrogen terbatas pada senyawa-senyawa kovalen dengan valensi 3
(kovalensi 3), fosfor dapat juga membentuk senyawa-senyawa kovalen
dengan valensi 5. Hal ini dimungkinkan karena fosfor memiliki orbital d, dan
promosi satu elektron 3s ke tingkat energy 3d menghasilkan lima elektron tak
berpasangan.
1. Trihalida, PX3
Keempat trihalida fosfor telah dikenal (PCl3, PBr3, PI3, PAt3) dan
dapat dibuat dengan reaksi langsung, kecuali trifluorida PF3. pada kondisi
kamar trifluorida PF3 merupakan gas, triklorida dan tribromida cair, dan
triiodida padat. Molekul-molekulnya memiliki struktur piramida sesuai
dengan yang diharapkan.
Triklorida merupakan trihalida terpenting dan diperoleh dengan
mengalirkan gas klor pada fosfor putih. Fosfor terbakar di udara dengan
nyala hijau pucat dan fosfor triklorida menguap dan terkondensasi
sebagai zat cair tidak berwarna.
P4 + 6Cl2 → 4PCl3
Fosfor triklorida terhidrolisis dengan segera dalam air membentuk
asam ortofosfit, H3PO3 dan hidrogen klorida:
PCl3 + 3H2O → H3PO3 + 3HCl
2. Pentahalida, PX5
Nitrogen tidak mampu membentuk pentahalida karena tidak memiliki
orbital d, tetapi fosfor dapat membentuk pentahalida seperti, PF5, PCl5,
dan PBr5. Molekul-molekul ini memiliki trigonal bipiramida dalam fase
gasnya.
Struktur elektron atom fosfor keadaan dasar:
↑↓ ↑ ↑ ↑
Keadaan tereksitasi

↑ ↑ ↑ ↑ ↑

Lima elektron tunggal mengisi orbital-orbital, dapat membentuk lima


ikatan hibridisasi sp3d.

Triagonal bipiramid adalah bukan struktur regular karena beberapa sudut


ikatannya 900 dan yang lainnya 1200. Struktur ini sangat tidak stabil
(halide-halida dalam fase gas memiliki struktur ini), mereka dapat
menerima sebuah ion tambahan yang membentuk ikatan koordinat
dengan mendonasikan pasangan elektron ke dalam suatu orbital d yang
kosong. Dengan demikian, suatu ion [MX6]- yang terbentuk memiliki
struktur oktahedral yang lebih stabil. Dalam keadaan padatnya, PCl5
pecah (split) menjadi [PCl6]- dan [PCl4]- yang masing-masing memiliki
struktur octahedral dan tetrahedral.

PBr5 split menjadi [PBr4]+ dan Br-. Hidrolisis sempurna dari senyawa-
senyawa pentahalida menghasilkan asam berakhiran –at.

PCl5 + 4H2O → H3PO4 + 5HCl (asam fosfat)


Meskipun pentahalida-pentahalida tersebut telah diketahu, tidak ada
hidrida PH5 yang diketahui. Untuk mencapai keadaan valensi lima,
orbital d harus digunakan, dan hidrogen tidak cukup elektronegatif
untuk mengikat orbital d, walaupun beberapa senyawa demikian
seperti PHF4 dan PH2F3 telah diisolasi.

2.2. Oksida-Oksida Fosfor dan Asam Oksi Fosfor


Oksida-oksida dari fosfor dicantumkan dalam Tabel 1.2 di bawah. Oksida-
oksida yang dibentuk oleh forfor jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan
oksida-oksida yang dibentuk oleh nitrogen, barangkali karena ketidakmampuan fosfor
membentuk ikatan ganda. Fosfor trioksida adalah dimerikdan harus dituliskan P4O6,
bukan P2O3.

Tabel 1.2

Oksida-oksida fosfor dan bilangan oksidanya

oksida Bilangan oksidasi


P4O6 3
(P4O7) 3 5
P4O8 3 5
P4O9 3 5
P4O10 5

Fosfor trioksida memiliki struktur yang tersusun atas empat atom fosfor pada
sudut dari suatu tetrahedron dengan enam atom oksigen terletak sepanjang sisi-
sisinya, seperti tampak dalam gambarberikut ini.
Gambar 1.6

Struktur fosfor trioksida

Karena fosfor kuning lebih reaktif dari N2, oksida-oksida fosfor (tidak seperti
oksida-oksida N) semuanya dapat diperoleh dengan membakar fosfor dalam udara.
P4O6 dibentuk dengan membakar fosfor dalam aliran atau suplai udara terbatas.
Trioksida dari fosfor adalah asam. Hidrolisis dari P4O6 menjadi asam fosfit akan
diuraikan kemudian.

P4O6 + 6H2O → 4H3PO3

Fosfor pentoksida adalah dimer dam memiliki formula P4O10, bukan P4O5.
Strukturnya diketahui dengan baik. Dalam P4O6, masing-masing atom P membentuk
tiga ikatan dengan atom-atom oksigen. Terdapat lima elektron luar mengelilingi atom
P, jadi pasangan sunyinya tidak digunakan dalam ikatan yang akan diletakkan di luar
dari unit tetrahedral. Dalam P4O10, masing-masing atom P membentuk ikatan
koordinat tambahan dengan mendominasikan pasangan sunyi pada sebuah atom
oksigen (Gambar 1.7.a).
(a) Struktur P4O10 (b) orbital-orbital yang dilibatkan dalam back-bonding

Pengukuran panjang ikatan P-O menunjukkan bahwa ikatan-ikata koordinat lebih


pendek dari pada seuah ikatan tunggal. Hal ini dijelaskan dengan back bonding p𝜋-
d𝜋karena tumpang asuh samping dari orbital-orbital penuh p pada oksigen dengan
orbital-orbital kosong d pada fosfor. Back bonding ini serupa dengan yang terdapat
pada karbonil. P4O10 dibentuk dengan membakar P dalam udara atau oksigen
berlebihan.

Pentoksida melarut dalam air dan membentuk asam fosfat:

P4O10 + 6H2O → 4H3PO4

Kecenderungan biasa bahwa bilangan oksidasi yang lebih tinggi, yaitu P dalam P4O10
lebih bersifat asam daripada P dalam P4O6.

Bahan-bahan dari komposisi P4O8 dan P4O9 dikenal dan memiliki struktur di
antara P4O6 dan P4O10, di mana mereka memiliki dua atau tiga atom oksigen apikal
yang terikat pada atom fosfor. P4O7 barangkali memiliki hanya satu atom oksigen
apikal. Oksida-oksida isi mengandung fosfor dalam kedua bilangan oksidasi (+3) dan
(+5), dan akibatnya hidrolisis dengan air menghasilkan asam fosfat dan asam fosfit.

P4O8 → H3PO4 + H3PO3

(atau P4O9) asam orthofosfat asam orthofosfit


1. Asam Oksi Fosfor

Fosfor membentuk dua deret asam oksi, yaitu deret fosfat dan deret fosfit.
Dalam asam fosfat bilangan oksidasi P adalah +5, dan senyawanya memiliki sifat-
sifat pengoksidasi, sedangkan asam fosfit berisikan P dengan bilangan oksidasi +3,
dan merupakan agen pereduksi. Dalam kedua deret asam ini, P memiliki bilangan
koordinasi empat dan secara tetrahedral dikelilingi oleh oksigen atau gugus –OH, dan
terdapat sedikit derajat back bondingp𝜋-d𝜋dalam ikatan-ikatan P → O seperti
disinggung terdahulu. Atom-atom hidrogen dalam gugus –OH dapat terionisasi
menghasilkan ion H+dan karenanya bersifat asam, tetapi ikatan P-H dalam asam fosfit
memiliki sifat pereduksi, tidak bersifat asam (tidak menghasilkan ion H+).

Asam fosfat

Asam fosfor tersederhana adalah asam orthofosfat, H3PO4.

Gambar 1.8 Asam Orthofosfat, H3PO4

Sejumlah besar asam forfat dan garam-garam fosfatnya muncul dengan penyekutuan
atom-atom oksigen pada 1 sudut atau 2 sudut dari tetrahedron PO4.

Gambar 1.9 Asam pirofosfat H4P2O7


Gambar 1.10 Asam pirofosfat H5P3O10

Asam orthofosfat dibuat dari batuan fosfat dengan cara menambahkan asam sulfat
pekat:

Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 →2H3PO4 + 3CaSO4

Asam fosfat dapat dibuat dengan cara menghidrolisis sempurna P4O10, atau dengan
menambahkan asam nitrat pekat pada fosfor:

Hidrolisis berlangsung secara bertahap, dan pemahaman dari tahap-tahap reaksi ini
mengarahkan ke suatu pengrtian lebarnya trayek asam fosfat.

P4O10 + 6H2O → 4H3PO4 (reaksi keseluruhan)

Polifosfat merupakan senyawa-senyawa rantai lurus (PO3)n.PO4, sedangkan


metafosfat adalah senyawa-senyawa cincin (PO3)n. Asam orthofosfat adalah asam
berbasa tiga, asam pirofosfatadalah asam berbasa empat, asam tetrapolifosfat adalah
asam berbasa enam dan asam tetrametafosfat adalah asam berbasa empat.

Banyak polifosfat yang diketahui, dan memiliki rantai yang panjangnya


berbeda-beda. Empat polifosfat pertama telah diketahui dengan baik, yaitu:

H3PO4 asam (mono) orthofosfat

H4P2O7 asam dipolofosfat (asam pirofosfat)


H5P3O10 asam tripolifosfat

H6P4O13 asam tetrapolifosfat

Natrium tripolifosfat kadang-kadang terdapat hingga 40% dalam detergen hasil


industri, dan digunakan untuk pelunakan air. Senyawa ini dapat dibuat dalam cara
berikut ini:

1. Dengan mencampurkan Na2O dan P4O10 dan mengontrol pendinginan sehigga


pirofosfat yang mengkristal diubah menjadi Na5P3O10:

2. Dengan mencampurkan natrium fosfat dan natrium dihedrogen fosfat dalam


jumlah yang tepat. Rekristalisasi dalam air menghasilkan heksahidrat murni,
Na2P3O10.6H2O:
450℃
2Na2HPO4 + NaH2PO4 → Na5P3O10 + 2H2O
3. Dengan menghidrolisis trimetafosfat:

Orthofosfat dari logam-logam golongan I dan NH4+ larut dalam air.


Kebanyakan orthofosfat logam lainnya larut dalam larutan encer asam asetat
atau asam khlorida; tetapi fosfat titanium ,zirkonium dan thoriumtidak larut
bahkan dalam asam, dan umumnya digunakan untuk memisahkan fosfat
dalam analisis kuantitatif.
Metafosfat membentuk golongan senyawa-senyawa siklik dan dibuat dengan
pemanasan orthofosfat:

Ion-ion bebas PO3-tidak terjadi dan tidak ada bukti yang lengkap adanya ion
dimetafosfat, tetapi tri- dan tetrametafosfat diketahui dengan baik, dan cincin hingga
8 unit PO4 telah diisolasi.
Melalui ikatan berseberangan (cross-lingking) diantara cincin-cincin, dibentuk
polimer-polimer dari berat molekul yang sangat tinggi (PO3)nn-. Campuran yang
didapat persis dan kerena itu sifat-sigat fisisnya bergantung pada metode
pembuatannya, seperti digambarkan dalam diagram berikut.

Semua bentuk natrium metafosfat menjadi trimetafosfat pada suhu sekitar


630°C, barangkali karena trimetafosfat memiliki kestabilan yang terbesar. Garam
Graham diberi nama yang keliru natrium heksametafosfat karena garam ini tidak
berisikan enam unit P dan meruakan suatu polimer yang tinggi (NaPO3)n, yang dapat
memiliki berat molekul 12-18.000. Secara komersial, garam dijual sebagai calgon,
yang digunakan untuk melunakkan air karena Ca2+ dan Mg2+ yang berada dalam air
sudah membentuk kompleks-kompleks fosfat yang larut. Natrium metafosfat banyak
digunakan untuk pelunakan air tanpa pengendapan, dan penggerakan pada ketel uap
dan pipa-pipa saluran air. Srukturnya mungkin tersusun atas sejumlah cincin yang
diikat oleh rantai-rantai berseberangan.

Asam hipofosfat H4P2O6 mengandung fosfor dengan bilangan oksidasi (+4)


dan memiliki kekurangan satu atom oksigen dibanding dengan asam pirofosfat
H4P2O7.H4P2O6 dibuat dengan hidrolisis dan oksidasi fosfor merah dengan NaOCl,
atau fosfor kuning dengan air dan udara. Tidak terdapat ikatan-ikatan P-H, dan juga
asam ini bukan merupakan agen pereduksi. Terdapat empat hidrogen asidik (hidrogen
yang dapat dibebaskan sebagai ion H+) maka asamnya adalah berbasa empat dan
dapat membentuk empat deret garam, walaupun biasanya hanya dua atom hidrogen
yang digantikan.
Dalam molekul H4P2O6 biasanya tidak memiliki ikatan P-P. Ikatan ini jauh lebih kuat
dari ikatan P-O-P sehingga hidrolisis berlangsung lambat.

Asam fosfit

Asam-asam fosfit kurang dikenal baik. Asam-asam ini semuanya mengandung


fosfor dengan bilangan oksidasi (+3) dan memiliki ikatan P-H dan karenanya
merupakan agen pereduksi. Hidrolisis P4O6 dengan suatu cara analog dengan
hidrolisis P4O10 telah diuraikan menghasilkan asam-asam piro dam ortho-fosfit, yang
keduanya berbasa dua dan merupakan agen pereduksi.

Asam metafosfit (HPO2)n dibuat dari fosfin pada tekanan rendah.


25 𝑚𝑚𝐻𝑔
PH3 + O2→ H2 + HPO2

Apabila formulanya adalah HPO2, atom P akan hanya membentuk ikatan


rangkap tigaatau membentuk ikatan rangkap dua. Dalam kenyataannya, asam
metafosfit ini membentuk polimer daripada membentuk ikatan-ikatan ganda.
Strukturnya tidak diketahui, tetapi analog dengan asam metafosfat dapat merupakan
suatu struktur cincin.

Asam hipofosfit H3PO2 berisikan fosfor dengan bilangan oksidasi (+1), dan
memiliki satu atom oksigen kurang dari asam orthofosfit. Asam hipofosfit dibuat
dengan menghidrolisis fosfor dalam basa:
P4 + 3OH- + 3H2O → PH3 + 3H2PO2-

Asam hipofosfit adalah berbasa satu dan merupakan agen pereduksi sangant
kuat. Garam-garam dari asam ini disebut hipofosfit. Natrium hipofosfit NaH2PO2
digunakan dalam industri untuk memutihkan kayu dan untuk membuat kertas.

Penggunaan Utama dari Senyawa-senyawa Fosfat

Sekitar tujuh juta ton fosfat diproduksi setiap tahunnya di USA. Penggunaan
utama secara komersial adalah:

untuk pupuk (superfosfat, tripel superfosfat, amoniumfosfat dan


70% kerak basa)
13% Untuk detergen (natrium tripolifosfat dan natrium pirofosfat)
8% Untuk bahan makanan binatang
3% Untuk produk farmasi
2% Digunakan untuk pelunakan air (terutama calgon, dan trinatrium
fosfat N3PO4)
1% Untuk proteksi logam (biasanya asam fosfat digunakan dalam proses
pakerisasi dan proses bonderisasi)
0,7% Untuk pembuatan senyawa-senyawa organofosfor: pembuatan plastik
(triarilfosfat), insektisida (trietil fosfat) dan bahan aditif untuk petrol
(triolil fosfat).

Kecenderungan ion-ion asidik dari P untuk mengkondensasi dan


menghasilkan isopoliasid adalah cukup kuat. Fosfat dan fosfit adalah serupa dengan
arsenat dan arsenit. Anion-anion As yang terkodensasi jauh lebih kurang stabil
daripada polianion P yang bersesuaian dan mereka terhidrolisis dengan cepat dalam
air.

Anda mungkin juga menyukai