PEMBAHASAN
FOSFOR
Di laboratorium, fosfor putih harus disimpan dalam air (direndam dalam air)
karena fosfor putih segera terbakar di udara bila ia kering (tanpa air).
Sebagian besar fosfor yang diproduksi digunakan untuk membuat
asam fosfat H3PO4. Penggunaan lainnya adalah untuk membuat P4S10, POCl3
dan perunggu fosfor.
B. ALOTROP FOSFOR
Alotrop fosfor agak rumit, tetapi pada dasarnya terdapat tiga bentuk
alotrop yang dikenal, yaitu fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
Fosfor putih berupa zat padat seperti lilin yang lunak, terbentuk
apabila uap fosfor dikodensasi. Fosfor putih memiliki struktur yang terdiri
atas unit tetrahedral P4 yang ditahan atau diikat bersama oleh gaya Van Der
Waals (dalam keadaan uap fosfor terdiri dari molekul-molekul diskrit P4 yang
bentuk geometrinya adalah tetrahedral). Karena sudut-sudut ikatan P-P-P
besarnya 600 dalam masing-masing dari unit P4 maka terdapat tegangan
(strain) dan ini membuat ia sendiri dalam reaktivitas kimia yang tinggi.
Fosfor putih dapat berubah menjadi fosfor merah. Perubahan ini
berlangsung sangat lambat dan memakan waktu bertahun-tahun. Perubahan
ini dapat dipercepat dengan menaikkan suhu, dan secara komersial alotrop
fosfor merah dibuat dari fosfor putih dengan pemanasan tanpa udara hingga
2700C dalam beberapa hari. Strukturnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi
fosfor merah secara pasti merupakan makromolekul yang kerapatannya lebih
tinggi dibandingkan fosfor putih. Alotrop ini juga kurang reaktif jika
dibandingkan dengan fosfor putih.
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Tabel 1.1
C. HIDRIDA FOSFOR
Fosfor membentuk hidrida volatile (mudah menguap) dengan formula
PH3, disebut fosfin. Kemudahan pembentukan fosfin, kestabilannya,
kemampuan menggunakan pasangan electron sunyi untuk pembentukan ikatan
koordinasi dan kemudahan substitusi hydrogen oleh gugus lain, lebih rendah
jika dibandingkan amonia (NH3).
Fosfin, PH3 dapat diperoleh dengan memanaskan larutan natrium
hidroksida pekat dan fosfor putih:
Fosfin adalah gas racun dengan bau yang tidak menyenangkan. Fosfin tidak
terbakar secara spontan, dan membentuk fosfor pentoksida (P2O5) bila kontak
dengan udara karena adanya P2H4 atau pengotor uap fosfor. Dalam keadaan
murni, gas fosfin tidak dengan sendirinya “tidak mudah terbakar”, akan tetapi
segera teroksidasi menjadi fosfor pentoksida bila disulut dengan api:
Seperti amonia, molekul fosfin berbentuk piramida dengan sudut ikatan H-P-
H = 940 dan energy ikatan P-H = 318 kJ/mol, tetapi tidak seperti amonia,
fosfin hanya sedikit larut dalam air. Ini mungkin dikarenakan atom fosfor
memiliki keelektronegatifan kecil dan tidak cukup untuk membentuk ikatan
hydrogen dengan hydrogen dari molekul air. Adanya ikatan hidrogen dalam
amonia dan tidak adanya ikatan hidrogen dalam fosfin juga menjelaskan
mengapa fosfin (Mr = 34) yang molekulnya jauh lebih berat dari amonia (Mr
= 17) memiliki titik didih lebih rendah.
PH3 + HI → PH3+I-
Fosfonium yodida
Fosfonium iodida adalah salah satu garam yang paling stabil yang berisikan
ion fosfonium. Garam-garam ini secara termal, kurang stabil dibandingkan
dengan garam-garam ammonium, karena fosfin merupakan basa lebih lemah
dibandingkan aminia, dan dekomposisinya terjadi pada suhu kira-kira 600C:
Fosfin merupakan agen pereduksi yang jauh lebih kuat dibandingkan amonia,
mengubah garam perak dan garam tembaga (II) dalam larutan menjadi
fosfidanya, yang secara berurutan bereaksi menjadi logam-logam bebasnya,
contoh:
Gambar 1.3
D. HALIDA FOSFOR
Nitrogen terbatas pada senyawa-senyawa kovalen dengan valensi 3
(kovalensi 3), fosfor dapat juga membentuk senyawa-senyawa kovalen
dengan valensi 5. Hal ini dimungkinkan karena fosfor memiliki orbital d, dan
promosi satu elektron 3s ke tingkat energy 3d menghasilkan lima elektron tak
berpasangan.
1. Trihalida, PX3
Keempat trihalida fosfor telah dikenal (PCl3, PBr3, PI3, PAt3) dan
dapat dibuat dengan reaksi langsung, kecuali trifluorida PF3. pada kondisi
kamar trifluorida PF3 merupakan gas, triklorida dan tribromida cair, dan
triiodida padat. Molekul-molekulnya memiliki struktur piramida sesuai
dengan yang diharapkan.
Triklorida merupakan trihalida terpenting dan diperoleh dengan
mengalirkan gas klor pada fosfor putih. Fosfor terbakar di udara dengan
nyala hijau pucat dan fosfor triklorida menguap dan terkondensasi
sebagai zat cair tidak berwarna.
P4 + 6Cl2 → 4PCl3
Fosfor triklorida terhidrolisis dengan segera dalam air membentuk
asam ortofosfit, H3PO3 dan hidrogen klorida:
PCl3 + 3H2O → H3PO3 + 3HCl
2. Pentahalida, PX5
Nitrogen tidak mampu membentuk pentahalida karena tidak memiliki
orbital d, tetapi fosfor dapat membentuk pentahalida seperti, PF5, PCl5,
dan PBr5. Molekul-molekul ini memiliki trigonal bipiramida dalam fase
gasnya.
Struktur elektron atom fosfor keadaan dasar:
↑↓ ↑ ↑ ↑
Keadaan tereksitasi
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
PBr5 split menjadi [PBr4]+ dan Br-. Hidrolisis sempurna dari senyawa-
senyawa pentahalida menghasilkan asam berakhiran –at.
Tabel 1.2
Fosfor trioksida memiliki struktur yang tersusun atas empat atom fosfor pada
sudut dari suatu tetrahedron dengan enam atom oksigen terletak sepanjang sisi-
sisinya, seperti tampak dalam gambarberikut ini.
Gambar 1.6
Karena fosfor kuning lebih reaktif dari N2, oksida-oksida fosfor (tidak seperti
oksida-oksida N) semuanya dapat diperoleh dengan membakar fosfor dalam udara.
P4O6 dibentuk dengan membakar fosfor dalam aliran atau suplai udara terbatas.
Trioksida dari fosfor adalah asam. Hidrolisis dari P4O6 menjadi asam fosfit akan
diuraikan kemudian.
Fosfor pentoksida adalah dimer dam memiliki formula P4O10, bukan P4O5.
Strukturnya diketahui dengan baik. Dalam P4O6, masing-masing atom P membentuk
tiga ikatan dengan atom-atom oksigen. Terdapat lima elektron luar mengelilingi atom
P, jadi pasangan sunyinya tidak digunakan dalam ikatan yang akan diletakkan di luar
dari unit tetrahedral. Dalam P4O10, masing-masing atom P membentuk ikatan
koordinat tambahan dengan mendominasikan pasangan sunyi pada sebuah atom
oksigen (Gambar 1.7.a).
(a) Struktur P4O10 (b) orbital-orbital yang dilibatkan dalam back-bonding
Kecenderungan biasa bahwa bilangan oksidasi yang lebih tinggi, yaitu P dalam P4O10
lebih bersifat asam daripada P dalam P4O6.
Bahan-bahan dari komposisi P4O8 dan P4O9 dikenal dan memiliki struktur di
antara P4O6 dan P4O10, di mana mereka memiliki dua atau tiga atom oksigen apikal
yang terikat pada atom fosfor. P4O7 barangkali memiliki hanya satu atom oksigen
apikal. Oksida-oksida isi mengandung fosfor dalam kedua bilangan oksidasi (+3) dan
(+5), dan akibatnya hidrolisis dengan air menghasilkan asam fosfat dan asam fosfit.
Fosfor membentuk dua deret asam oksi, yaitu deret fosfat dan deret fosfit.
Dalam asam fosfat bilangan oksidasi P adalah +5, dan senyawanya memiliki sifat-
sifat pengoksidasi, sedangkan asam fosfit berisikan P dengan bilangan oksidasi +3,
dan merupakan agen pereduksi. Dalam kedua deret asam ini, P memiliki bilangan
koordinasi empat dan secara tetrahedral dikelilingi oleh oksigen atau gugus –OH, dan
terdapat sedikit derajat back bondingp𝜋-d𝜋dalam ikatan-ikatan P → O seperti
disinggung terdahulu. Atom-atom hidrogen dalam gugus –OH dapat terionisasi
menghasilkan ion H+dan karenanya bersifat asam, tetapi ikatan P-H dalam asam fosfit
memiliki sifat pereduksi, tidak bersifat asam (tidak menghasilkan ion H+).
Asam fosfat
Sejumlah besar asam forfat dan garam-garam fosfatnya muncul dengan penyekutuan
atom-atom oksigen pada 1 sudut atau 2 sudut dari tetrahedron PO4.
Asam orthofosfat dibuat dari batuan fosfat dengan cara menambahkan asam sulfat
pekat:
Asam fosfat dapat dibuat dengan cara menghidrolisis sempurna P4O10, atau dengan
menambahkan asam nitrat pekat pada fosfor:
Hidrolisis berlangsung secara bertahap, dan pemahaman dari tahap-tahap reaksi ini
mengarahkan ke suatu pengrtian lebarnya trayek asam fosfat.
Ion-ion bebas PO3-tidak terjadi dan tidak ada bukti yang lengkap adanya ion
dimetafosfat, tetapi tri- dan tetrametafosfat diketahui dengan baik, dan cincin hingga
8 unit PO4 telah diisolasi.
Melalui ikatan berseberangan (cross-lingking) diantara cincin-cincin, dibentuk
polimer-polimer dari berat molekul yang sangat tinggi (PO3)nn-. Campuran yang
didapat persis dan kerena itu sifat-sigat fisisnya bergantung pada metode
pembuatannya, seperti digambarkan dalam diagram berikut.
Asam fosfit
Asam hipofosfit H3PO2 berisikan fosfor dengan bilangan oksidasi (+1), dan
memiliki satu atom oksigen kurang dari asam orthofosfit. Asam hipofosfit dibuat
dengan menghidrolisis fosfor dalam basa:
P4 + 3OH- + 3H2O → PH3 + 3H2PO2-
Asam hipofosfit adalah berbasa satu dan merupakan agen pereduksi sangant
kuat. Garam-garam dari asam ini disebut hipofosfit. Natrium hipofosfit NaH2PO2
digunakan dalam industri untuk memutihkan kayu dan untuk membuat kertas.
Sekitar tujuh juta ton fosfat diproduksi setiap tahunnya di USA. Penggunaan
utama secara komersial adalah: