Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KIMIA ANORGANIK I

“ FOSFOR “

Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. St. H. Nurdiniah, M.Pd

OLEH
KELOMPOK 3:
M. HARIS RUSDI (A1C309036)
SYARIFAH (A1C309039)
EKO SETIAWAN (A1C309043)
DEWI AMFERIANI (A1C309045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010

1
Fosfor

1. Pendahuluan
Penemuan fosfor oleh seorang ahli kimia Jerman, Henning Brand
merupakan hal yang sangat mengejutkan. Penemuan ini bersifat kebetulan pada
penelitian urin. Pada abad tujuh belas, urin merupakan materi penelitian yang
sangat menarik dalam hubungannya dengan warna kuning emas yang selalu
diduga mengandung logam emas. Tetapi ketika Brand melakukan fermentasi
terhadap urin dan kemudian mendistilasi hasilnya, diperoleh dikenal sebagai
fosfor putih.
Fosfor membentuk ~ 0,1 % kerak bumi dalam berbagai bentuk terutama
mineral ortofosfot, Ca3(PO4)2, dan apatit, Ca5F(PO4)3 dan Ca5Cl(PO4)3. Kalsium
fosfat merupakan penyusun utama tulang dan gigi. Sebagian besar senyawa fosfat
berguna untuk pupuk. Sedangkan arsen membentuk ~ 5 x 10 -4 % kerak bumi dan
terdapat dan realgar, As4S4, oksida klaudetit, As2O3, dan beberapa arsenida
seperti FeAs2, CoAs2, dan NiAs2.
Uap fosfor terdiri dari molekul-molekul P4 yang dapat dibuat melalui
pemanasan mineral dengan karbon kokas (coke) dan silika dalam tanur listrik
menurut persamaan reaksi sebagai berikut :

Ca3(PO4) (s) + 6 SiO2 (s) + 10 C (s)



15000 C P4 (g) + 6 CaSiO3 (s) + 10 CO (g)

2. Sumber Posfor

Sebagai bahan dasar digunakan batu-batu posfat yang banyak tersedia di


alam. Batu posfat, silika dan arang yang telah di- perhitungkan perbandingannya,
aipanaskan hingga suhu sekitar 1500 C dalam sebuah drapur listrik. Proses
elektrotermal ini telah dipergunakan sejak 1890.
Uap yang keluar meninggalkan dapur listrik terdiri dari uap posfor dan
karbon monoksida serta debu. Uap ini dialirkan melalui suatu alat pengendap
elektrostatis dan kemudian masuk ke ruang pengembun yang disemprot dengan

2
air hangat (panas) sehingga uap posfor menjadi cair. Cairan posfor ini
dipompakan melalui pipa-pipa yang dipanaskan dan dituang guna rnenjadikan
batang-batang dari alotrop putih, dan disimpan di bawah air dalam suatu ruang
penyimpanan. Hasil ini mengandung sekitar 90 % posfor.
Pemurnian dapat dikerjakan dengan. cara pengoksidasian dengan larutan
natrium bikromat. Sebagai hasil tambahan, pada penyediaan posfor ini adalah
kalsium silikat, CaSiO3, yang dapat dikeluarkan dari bagian bawah dapur, dapat
dipergunakan sebagai bahan pengeras jalan dan posfida, FeP atau Fe 2P0, yang
dapat dipergunakan dalam industri baja.
Karbon monoksida yang didapat dikumpulkan dan dipergunakan sebagai
bahan bakar. Dan oleh sebab anode terbakar, maka bagian ini harus diganti
dengan yang baru sehingga proses dapat berlangsung secara kontinu

3
3. Alotrop Fosfor
Molekul P4, fosfor putih, mempunyai bentuk seperti tetrahedron (tanpa
atom pusat) atau lebih tepatnya piramid segitiga sama-sisi dimana atom-atom P
menempati keempat titik sudutnya dengan panjang ikatan P–P sebesar 2,21Ầ dan
sudut P–P–P sebesar 60o, jauh lebih kecil daripada sudut antar (sumbu) orbital p
(90o). Ikatan ini dapat terjadi melalui ketiga orbital p (yaitu px, py, dan pz) yang
tumpang-tindih dengan cara ujung membentuk masing – masing ikatan ; karena
ketiga orbital p ini saling membentuk sudut 90o sedangkan ikatan yang terjadi
saling membentuk sudut 60o, maka dapat dipahami terjadinya strain (regangan)
yang cukup signifikan pada ikatan P–P tersebut.

Demikian juga bentuk molekul P4 ini dapat dipandang hasil turunan dari
hibridisasi sp3 untuk setiap atom P dimana salah satu orbitalnya berisi sepasang
elektron mandiri atau elektron bukan ikatan, sedangkan sudut antara ikatan ‫(ە‬sp3) ;
karena sudut antara orbital sp3 yaitu 109o 28', sedangkan sudut antara ikatan ‫ ە‬yang
terjadi jauh lebih kecil, 60o, maka terjadinya strain- tegangan dalam ikatan P–P
dapat dimengerti. Energi tegangan ini cukup besar, menurut Pauling yaitu ~ 100
kJ mol-1 ; dengan demikian total energi dari keenam ikatan P–P yang sama
panjangnya dan inilah yang mungkin mengakibatkan molekul P4 bersifat reaktif
(mudah terbakar). Struktur fosfor putih P4 tahan hingga 800 oC, tetapi diatas
temperatur ini konsentrasi keseimbangan molekul P2 menjadi bertambah besar,
dan seperti halnya molekul N2, molekul P2 mempunyai ikatan ganda tiga.
Fosfor merah, lebih stabil daripada fosfor putih dan dalam udara tidak
terbakar secara spontan ; strukturnya merupakan beberapa modifikasi hubungan
antara atom fosfor yang membentuk rantai secara acak (random) atau jaringan
dimana sudut P–P–P diduga lebih besar daripada sudut dalam molekul fosfor

4
putih (P4). Fosfor merah dapat diperoleh dari fosfor putih dengan pengaruh
pemanasan 300 oC dalam atmosfer inert beberapa hari :

P4 (putih) ⃗
Δ 4 P (merah) ∆Ho25 = -73,6 kJ mol-1

Titik leleh fosfor merah kira-kira 600 oC, pada temperatur ini rantai
polimer putus dan diperoleh kembali struktur unit fosfor putih, P4.
Modifikasi fosfor yang lain
yaitu fosfor hitam, yang lebih
stabil daripada fosfor merah.
Kristalin fosfor hitam dapat dibuat
dari pemanasan fosfor putih pada
tekanan tinggi dengan
menggunakan katalisator Hg (yang
berfungsi sebagai “seed”, bijih
penolong tumbuhnya kristal).
Strukturnya terdiri dari lembaran-
lembaran atom-atom fosfor.
Dari ketiga bentuk allotropi tersebut, fosfor putih bersifat paling reaktif,
mudah larut (dalam berbagai pelarut), dan mempunyai tekanan uap lebih tinggi
daripada fosfor hitam dan fosfor merah. Fosfor putih juga mudah terbakar di
udara, oleh karena itu disimpan di dalam air, mempunyai kelarutan yang sangat
tinggi dalam CS2, yaitu sekitar 880 g tiap 100 g pelarut pada temperatur 10 oC.
Sedangkan fosfor merah dan fosfor hitam kurang reaktif, dan kurang larut dalam
CS2. Fosfor putih mempunyai titik leleh ~ 44,1 oC dan titik didih ~ 280,5 oC
sedangkan fosfor merah mempunyai titik leleh ~ 59 oC dan menyublim pada ~ 430
o
C.

4. Asam-Asam Oksi Posfor


Posfor membentuk berbagai asam oksi, utamanya asam posfat,
H3PO4, asam posfit, H3PO3. Disamping itu terdapat juga asam
hipoposfit, H3PO2 dan asam-asam yang dapat diturunkan dari asam

5
posfat, yaitu asam meta dan piroposfat.
a. Asam Hipoposfit
Asam ini dapat terbentuk dari reaksi posfor putih dengan larutan
alkali panas sebagai garam natrium, sedangkan hasil reaksi yang lain,
posfin keluar sebagai gas, sedangkan asamnya dapat dibebaskan
dengan cara mengerjakan garam natrium itu dengan asam mineral.
P4 + 3NaOH + 3H2O PH3 + 3NaH2PO2
Lebih baik menggunakan larutan barium hidroksida, yang akan
menghasilkan barium hipoposfit. Kemudian dialirkan karbon dioksida
guna mengendapkan barium sebagai barium karbonat. Dari kelebihan
alkali. Lalu asam diasingkan dengan cara menambah larutan asam
sulfat encer.
Ba (H2PO2)2 + H2SO4 BaSO4 + H3PO2
Asam hipoposfit ini larut dalam air dengan bebas dan
merupakan asam monobasis. Garam-garam natrium dan kalsium
digunakan dalam preparat dalam pengobatan.
Asam dan garam hipoposfit diuraikan oleh panas, menghasilkan
posfin :
4NaH2PO2 Na4P2O7 + 2PH3 + H2O
Asam dan garam hipoposfit penting sebagai pereduksi, dan ia
sendiri dioksidakan menjadi asam dan garam posfit, asam sulfat
direduksi menjadi belerang dioksida, garam-garam logam berat
tertentu diendapkan sebagai logam yang bebas dalam sebuah larutan :
H2PO + 4HgCl2 + 2H2O 2Hg2Cl + 4Cl- + H3PO3 + 3H+
H2PO + 2Hg2Cl2 + 2H2O 4Hg + H3PO3 + 4Cl- + 3H+
Dalam keadaan panas :
3H3PO2 + 2CuSO4 + 3H2O 2CuH + 3H3PO3 + 2H2SO4
Sifat reduksi yang ada pada asam hipoposfit itu berkait dengan
dua atom hidrogen yang terikat langsung pada atom posfor, sedangkan
sifat asam itu berkaitan dengan gugus tunggal OH.
b. Asam Posfit

6
Penyediaan yang paling baik bagi asam ini adalah hidrolisis
posfor triklorida. Udara dialirkan melalui posfor triklorida pada suhu
60°C dan uang yang terbentuk dilewatkan dalam air suhu 0°C sehingga
terbentuk suatu massa hablur dari asam posfit.
PCl3 + 3H2O H3PO3 + 3HCl
Asam ini sangat larut dalam aira dan dikeringkan dalam
desikator hampa udara. Ia merupakan hablur tidak berwarna, titik lebur
74°C dan merupakan asam berbasa dua. Molekul berbentuk
tetrahedral.
Kedua jenis garamnya dikenal, baik yang asam mengandung ion
H2PO3- atau pun garam normal, mengandung ion HPO 3. Pada
pemanasan asam ini akan mengurai menjadi posfin dan asam
ortoposfat
4H3PO3 PH3 + 3H3PO4
Reduktor yang baik, dan ia sendiri dioksidakan kepada asam dan
garam posfat, tetapi kurang kuat dari asam hipoposfit. Zat-zat yang
direduksi asam hipoposfit juga direduksi asam posfit ini : asam sulfit
menjadi belerang, larutan raksa (II) menjadi raksa yang bebas dan
begitu pula bagi larutan tembaga (II) dan perak.
2AgNO3 + H3PO3 + H2O 2Ag + 2HNO3 + H3PO4
SO2 + 2H3PO3 2H3PO4 + S
Demikian juga larutan iodin dan permanganat akan
direduksikannya.
Dari asam posfit ini sebenarnya dikenal juga metaposfit HPO 2
dan asam piroposfit (asam diposfit) H4P2O5, tetapi kurang penting.
c. Asam Hipoposfat
Bubuk putih atau dengan natrium hipoklorit :
2P + 4NaOCl + 2H2O Na4P2O6 + 4HCl
Asam ini sedikit larut dalam air dingin, tetapi larut dengan baik
dalam keadaan panas. Pada larutan yang panas ditambahkan larutan
timbal (II) nitrat sehinga terjadi endapan timbal (II) hiposfat, Pb 2P2O6,

7
dan kemudian disaring. Guna membebaskan asamnya, gas hidrogen
sulfida dialirkan kepada endapan tadi maka akan terbentuk larutan
asam hipoposfat dan endapan timbal (II) sulfida. Setelah endapan ini
disaring, larutan dapat dihablurkan sebagai H 4P2O6 . 2H2O. asam ini
adalah berbasa 4, dan bersifat diamagnetik dan karena itu formula
bukan dituliskan sebagai H2PO3 mengingat formula yang akhir ini
bersifat paramagnetic. Ia adalah oksidator yang baik. Formula ganda
asam ini juga telah dikonfirmasikan dengan berat molekul ester etilnya
(C2H5)4P2O6.
d. Asam Posfat
Asam posfat biasanya disediakan dengan mengoksidasikan
posfor merah dengan asam nitrat dengan katalisator iodin :
P + 5HNO3 H3PO4 + 5NO2 + H2O

Cara lain yang dapat dipergunakan adalah melarutkan posfor


pentoksida dalam air berlebih, ataupun dengan cara urai air posfor
pentaklorida :
P4O10 + 6H2O 4H3PO4
PCl5 + H2O POCl3 + 2HCl
POCl3 + 3H2O H3PO4 + 3HCl
Secara komersial disediakan dengan cara pertama, melarutkan
posfor pentoksida atau melarutkan batu posfat yang ada di alam dalam
asam sulfat :
Ca3 (PO4)2 + 3H2SO4 3CaSO4 + 2H3PO4
Asam posfat itu merupakan zat padat bentuk hablur, tidak
berwarna, dengan titik lebur 42° (dalam laboratorium biasanya yang
tersedia sebagai zat cair dengan kerapatan 1,75 g ml -1 kental seperti
sirup). Asam posfat ini amat higroskopis. Ia buka oksidator dan
kecenderungan menyingkirkan asam-asam lain dari garamnya,
umpama :
KI + N3PO4 KH2PO4 + HI

8
Struktur mengandung ikatan kovalensi, dan anion posfat itu
bentuk tetrahidral
Ia membentuk garam-garam orto posfat. Ia adalah asam berbasa
tiga, sehingga dapat menghasilkan tiga jenis garam : primer (dihidro),
sekunder (monohidro) dan tersier (normal) ortoposfat :
H3PO4 H+ + H2PO4 K1 = 7,5 x 10-5
H2PO4 H+ + H2O4 K2 = 6,3 x 10-8
HPO4 H+ + PO34- K3 = 5,0 x 10-13
Garam-garam ortoposfat tidak larut dalam air kecuali dari
amonium dan alkali (tidak termasuk litium), tetapi akan larut dalam
asam kuat encer. Garam dinatrium ortoposfat Na2HPO4 banyak
dipergunakan dalam labortorium dan biasa dikenal sebagai natrium
saja. Bilamana dilakukan titrasi natrium hidroksida NaOH ke asam
ortoposfat, terbentuknya mononatrium ortoposfat dapat dikenal dengan
menggunakan indikator metilorange, dinatrium ortoposfat dengan
fenolfialein sedangkan terbentuknya garam normal trinatrium
ortoposfat tidak dapat ditentukan dengan cara yang memuaskan.
Garam normal ini memberikan larutan beralkali dengan pH 12,
dinatrium ortoposfat beralkali lemah, pH 9,3 dan mononatrium
ortoposfat memberikan larutan asam lemah dengan pH 4,5.
Kegunaan. Banyak garam ortoposfat yang bermanfaat dalam
perdagangan. Kalsium ortoposfat, Ca (PO 4)2 dipergunakan dalam
pembuatan kapur superpesfat (Buku 1 : 4.32). Kallum ortoposfat juga
dipergunakan antuk obat penyakit tertentu dari lembu.
Dinatrium hidrofen ortoposfat diperlukan dalam industri
pembuatan keju guna mencegah lemak memisah. Amonium ortoposfat
dipergunakan dalam perusahaan ragi, guna membekalkan nitrogen dan
posfor. Garam-garam amonium dihidroposfat dan amonium
monohidroposfat diperlukan bagi bangunan-bangunan agar tidak
dimakan api.
Asam ortoposfat yang murni diperlukan bagi industri minuman

9
dalam botol, membuat agar-agar, untuk menahan perkaratan dan juga
digunakan untuk membuat posfat-posfat yang berguna seperti
pembuatan tiga superposfat.
Mengenal ortoposfat. Ortoposfat dikenal dengan reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan garam logam tertentu,
umpama : perka nitrat, yang dapat memberikan endapan kuning dalam
larutan netral :
3Ag+ + PO3-4 Ag3PO4
Ortoposfat juga akan memberikan endapan kuning terang dari
amonium posfomolibdat, (NH4)3[PO4(MoO3)12]. Ini dapat dikerjakan
dengan cara memanaskan campuran asam nitrat pekat, amonium
molibdat dan garam ortoposfat pada suhu sekitar 670°C dan kemudian
mendinginkannya. Endapan ini larut dalam amonium hidroksida.
Garam mikrokosmik, NaNH4 HPO4 . 4H2O diperlukan bagi
analisis kualitatif logam tertentu. Warna khusus metaposfat logam
tertentu tadi dapat memberikan petunjuk tentang adanya logam itu.
Cara mengerjakannyalah melebur suatu persenyawaan logam dengan
garam mikrokosmik dan kemudian dilakukan ujian nyala dalam api
bensin. Umpama, menguji garam kobalt :
NaNH4PO4 . 4H2O NaPO3 + NH3 + 5H2O
NaPO3 + CoO NaCoPO4
Garam mikrokosmik disediakan dengan cara mencampur larutan
pekat natrium monohidroposfat panas dengan amonium klorida, aduk
baik-baik dan kemudian disaring. Pada pendinginan terbentuk hablur
tidak berwarna dari garam mikrokosmik.
e. Asam Piroposfat, Asam Diposfat
Asam posfat dapat mengalami dehidrasi pada pemanasan dan
hasil tergantung suhu pemanasan yang diberikan. Bila pemanasan
secara hati-hati hingga di atas suhu 200°C maka terbentuk asam
piroposfat, H4P2O7 dan pada suhu yang lebih tinggi lagi, diatas 300°C
itu adalah asam metaposfta (polimernya), (HPO 3)4. Asam piroposfat

10
merupakan zat padat, bentuk kristal tak berwarna, titik lebur 51°C,
membentuk dua seri garam yang stabil seperti Na 4P2O7 dan Na2H2P2O7.
Yang pertama, tetranatrium pirposfat dapat disediakan dengan cara
pemanasan dinatrium hidrogen posfat :
2Na2HPO4 Na4P2O7 + H2O
Dan pemanasan natrium dihidroposfat hingga 200°C (guna
menghindarkan pembentukan metaposfat) dapat menghasilkan
dinatrium diposfat :
NaH2PO4 Na2H2P2O7 + H2O
Dinatrium diposfat dipergunakan bagi pembuatan serbuk naik
sendiri dan juga tepuh penaik. Piroposfat berguna bagi fungsi vitamin
tertentu.
Garam piroposfat dapat pula memberikan endapan amonium
posfomolibdat seperti ortoposfat. Terbentuk agak lambat dan larut
dalam amonium hidroksida. Ia juga mengendap dalam larutan garam
perak, sebagai endapan putih.
f. Asam Metaposfat
Disediakan dengan cara pemanasan hati-hati asam ortoposfat
pada suhu di atas 300°C. Pada suhu yang lebih tinggi lagi, dehidrasi
dapat berlaku terus sehingga didapat posfor pentoksida:
2H3PO4 2HPO3 + 2H2O
2HPO3 P2O5 + H2O
Dalam larutan yang ingin, asam metaposfat berupa polimer
(HPO3) yang pada pendidihan membentuk asam ortoposfat.
Asam metaposfta juga mengujudkan anion yang berpolimer.
Metaposfat mempunyai struktur-struktur yang mengandung anion yang
berkongsi menduduki dua sudut tetrahidrion PO4. Keadaan ini
membawa kepada struktur rangkai dan siklis seperti yang ada pada
polisilikat dan poliborat.
Natrium metaposfat, (NaPO3) nama kolektif untuk kebanyakan
metaposfat yang terbentuk dari natrium dimana n mempunyai harga

11
yang berbeda-beda. Salah satu garam natrium yang dikenal dengan
nama Calgon, adalah natrium heksanmetaposfat dan banyak diperlukan
dalam kerja pencucian dan industri tekstil. Calgon juga melunakkan air
sadah dengan mengasingkan ion-ion magnesium dan kalsium dengan
cara menyerap ke dalam satu kompleks anion. Calgon terbentuk pada
pemanasan natrium posfat primer atau garam mikrokosmik hingga
merah, sebagai zat yang jernih seperti gelas :
NaH2PO4 Na2H2P2O7 + H2O
Na2H2P2O7 2NaPO3 + H2O
6NaPO3 → (NaPO3)6
Ia sangat berguna bagi obat pembersih guna menanggalkan
tanah yang melekat pada pakaian. Ia juga dipergunakan untuk
menyebarkan berbagai partikel koloid serta menstabilkan keadaannya,
umpama : pada waktu menyediakan cat bauran, ia diperlukan untuk
menyebarkan titanium (IV) oksida dalam adonan.
Berbeda dari asam ortoposfat, asam metaposfat dapat
mengkoagulasikan albumin (putih telur) dan memberikan endapan
putih dengan larutan barium klorida berasam (asam-asam yang lain
terjadi endapan hanya dalam keadaan alkalis (terjadi sangat lambat),
denganw arna kuning. Ia membentuk endapan putih dengan larutan
perak nitrat dalam keadaan yang hampir netral.

5. Sifat-Sifat Kimia Posfor

Sudah disebut terdahulu, bahwa posfor putih itu lebih reaktif dari alotrop
yang lain. Seterusnya, yang dibicarakan adalah alotrop putih dan merah saja.

(1) Reaksi dengan udara

Posfor terbakar dalam udara membentuk posfor trioksida atau pentoksida,


tergantung jumlah udara yang tersedia :

P4 + 3O2 → P4O6 (udara terbatas)

P4 + 5O2 → P4O10 (udara berlebih)

12
(2) reaksi dengan air

Posfor tidak bereaksi dengan air pada kondisi yang mana juga.
(3) reaksi dengan asam-asam

Posfor hanya bereaksi dengan asam yang bersifat sebagai oksidator kuat
saja, umpama: asam sulfat pekat panas atau asam nitrat yang juga pekat panas,
dengan kedua asam itu akan terbentuk asam posfat :

P 4 + 10H 2 S0 4 → 4Hз,P02 + 10S02 + 4H20

(4) reaksi dengan alkali

Hanya posfor putih saja yang dapat bereaksi dengan alkali itu pun harus
dari larutan alkali kostik pekat dan panas :

P4 + 3NaOH + 3 H20 –PH3 + 3NaH2P02

(5) reaksi dengan unsur lain

Posfor bereaksi cepat dengan belerang ataupun halogen. Posfor juga


bereaksi dengan beberapa logam membentuk posfida, seperti magnesium dan
kalsium.

6. Cahaya posfor

Pada suhu 20°C, tekanan uap posfor putih itu sekitar 0,027 nm dan uap ini
langsung dioksidasikan dalam udara, memberikan asap putih dan cahaya hijau
lemah, tanpa adanya satu nyala. Cahaya ini dihasilkan hanya dari sejumlah kecil
uap (5 bagian dalan: 10 juta bagian gas bila tidak terdapat inhibrito). Cahaya ini
juga diperlukan dalam uji posfor (Mitscherlich).
Cahaya posfor ini pertama diselidiki Boyle (1680 - 1682) yang
menunjukkan :
(1) cahaya posfor hanya terjadi oleh adanya udara ;
(2) suatu asam terbentuk yang berbeda dari asam posfat ;
(3) cahaya terbentuk oleh larutan posfor dalam minyak olive dan
beberapa jenis minyak lain:

13
(4) cahaya terbentuk oleh sejumlah kecil posfor (satu bagian da lam
500.000 bagian)
(5) setelah lama didedahkan kepada posfor, udara memperlihatkan
suatu bau kuat dari ozon yang jelas dari asam yang nampak.
Cahaya posfor berlainan dengan letupan, dan cahaya hanya dapat dilihat
pada batas-batas tekanan tertentu dari oksigen yang berhubungan dengan posfor.
Terbentuknya cahaya ini dikatalisasikan oleh ozon atau nitrobenzen, dan dengan
mudah dihambat oleh zat-zat seperti etilen, propilen atau pun isopren.
Sekarang diperkirakan bahwa pencahayaan itu terjadi oleh suatu sistem
reaksi rantai yang membebaskan atom-atom oksigen sebagai pembawa reaksi
rantai. Dengan begitu pembentukan ozon pada pencahayaan ini dapatlah
diketahui, oleh sebab ozon terbentuk bila aton-atom oksigen bertumbukan dengan
molekul oksigen.

8. Kegunaan Posfor

Banyak posfor yang ditukarkan kepada asam posfat atau posfat yang
diperlukan bagi menghilangkan karat dan pembuatan pupuk. Persenyawaan posfor
juga banyak yang dipergunakan dalam insektisida, plastisiser (bahan pembentuk
sifat plastis), detergen dan sebagai agen pengapung.
Posfor merah dipergunakan untuk membuat pancalogam seperti posfor
perunggu; ia juga dipergunakan dalam industri korek api.

7. Persenyawaan posfor

A. Posfida

Merupakan persenyawaan biner dari posfor dengan unsur lain yang lebih
elektropositif (logam-logam), sedangkan persenyawaan biner yang terbentuk
dengan unsur lain yang lebih elektronegatif, nama akan dimulai dengan posfor,
umpama: posfor pentakio- rida, posfor trioksida.
Posfida dapat disediakan dengan cara :
(1) mereaksikan l3ngsung suatu logam dengan posfor, umpama dari
logam magnesium dan kalsium :

14
6Mg + P4→2MgP2

(2) reduksi suatu posfat dengan aluminium atau karbon pada suhu
yang tinggi .
Ca3(P04)2' + 8C → Ca3P2 + 8CO

(3) reaksi pengendapan, yang terjadi bila posfin dialirkan ke dalam


larutan garam logam, umpama : perak nitrat,
PH5 + 6AgN05 → Ag?P.3AgN05 + 3KN05

(4) melarutkan posfor putih ke dalam larutan garam logam, umpama:

3P + 3CU304 + 6H20 → Cu3P + 2H3P04 + 3H2S04

Posfida dari logam elektropositif kuat bersifat ion, serupa dengan nitrida
yang bersesuaian, umpama : kalsium posfifa, jika dilarutkan dalam air juga akan
menghasilkan posfin :
Ca3P2 + 6H20 → 3Ca(0H)2 + 2PH3

B.. Posfor Hidrida dan Posfonium;


a. Posfor Hidrida
Dikenal dua macam hidrida posfor, yaitu posfin PH 3, dan diposfin, P2H4.,
Posfin tidak tulin terdapat di alam sebagai akibat mereputnya zat-zat organik
karena pengaruh bakteri dan dalam gas-gas yang timbul pada daerah yang lembab
seperti rawa-rawa, gua dan tanah pekuburan. Posfin seperti ini sangat mudah
terbakar karena bercampur dengan bahan lain, khususnya diposfin, mengeluarkan
cahaya berkelip-kelip (Will-O-Wisp).
Posfin pertamakali diketahui terjadi pada pemanasan posfor putih bersama
alkali. Pada masa sekarang, penyediaan posfin dipakai alkali kostik pekat. Posfin
yang segera terbakar itu mengandung diposfin yang terbpntuk bersama -nosfin
menurut persamaan :

6P+ 4NaH + 4H?O → 4NaH2PO2 + P2 H4.

15
Dalam penyediaan posfin, udara dalam pesawat dan bejana penyediaan
harus dikelurkan. Kermudian diposfin dipisahkan dengan cara pendinginan.
hingga di bawah suhu 520C (titik didih diposfin) di mana diposfin akan
mengembun sebagai zat cair, sedangkan posfin tetap sebagai gas (titik didih
-900C).
Posfin juga terbentuk pada hidrolisis posfida, umpama dari kalsium
posfida:
Ca3P2 + 6H2O → 3Ca(OH)2 + 2PH3

Posfin yang terbentuk ini mengandung sedikit diposfin. Posfin yang tidak
segera terbakar tetapi mengandung danat hampir 6 persen hidrogen terbentuk
pada pemanasan asam posfit (Davy, 1812).
Posfin yang murni disediakan dengan mengerjakan larutan 30 prosen
kalium hidroksida kepada posfonium iodida yang diberi pecahan kaca :
PH4I + KOH → KI + H2O + PH3
Alternatif lain, mereduksi posfor triklorida dengan litium aluminium
hidrida dalam larutan bereter kering :
4PC13 + 3LiAlH4 → 4PH3 + 3LiCl + 3AlCl3

Posfin yang murni tidak segera terbakar. Ia merupakan se- buah gas yang
tidak berwarna, bau tidak sedap (seperti ikan busuk) dan sangat beracun. Sukar
larut dalam air, larutan bersifat basa lemah, netral terhadap lakmus. Molekul
mengandung ikatan kovalen dengan bentuk piramida seperti amoniak.
Posfin segera terbakar dalam udara sertamerta bila bercampur dengan
diposfin tetapi tidak di bawah suhu 1500 C bagi yang murni,
4PH3 + 8O2 →P4O1 + 6H2O

Ia dengan sendirinya menyala dalam gas klor dan terbentuk triklorida :


PH3 + 3Cl2 →PCl3 + 3HC1

Mengurai pada pemanasan menjadi unsur-unsurnya, dan dengan itu


merupakan reduktor yang baik dan kuat. Larutan garam tembaga, perak dan emas

16
direduksi menjadi posfida, yang kemudian dapat direduksi lanjut sehingga
terbentuk logam bebas.
Posfin juga dapat membentuk senyawa adiai dengan persenyawaan lain,
asal salah satu atom persenyawaan lain ini dapat menerima pasangan elektron dari
posfin , umpama : borium trifluorida.

b. Posfonium
Posfin mempunyai suatu struktur yang serupa dengan amoniav dengan
satu pasangan elektron bebas tetapi dengan kemampuan menarik proton yang jauh
lebih lemah. Persenyawaan yang terjadi dari posfin dan proton itu disebut ion
posfonium, PH4 :

PH3 + H+ → PH4+

posfin posfonium

Posfin yang bersifat basa itu dapat bereaksi dengan asam asam dan
membentuk persenyawaan posfonium (garam posfonium), umpama dengan
hidroklorida akan membentuk posfonium klorida, PH4C1. Garam-garam
posfonium itu, bahkan yang berasal dari asam kuat pun akan segera terurai
menjadi posfin dan asam kembali. Posfonium klorida terurai sempurna di bawah
suhu 00 C. Hanya posfonium iodida yang stabil, yang baru mengurai pada
pemanasan perlahan. Zat ini disediakan dengan cara menambahkan air secara
terkendali pada campuran posfor putih-iodin bebas udara. Posfnr dan iodin
dilarutkan dalam karbon disulfida dingin es dalam uda ra karbon dioksida. Pelarut
disulingkar. Penambahan tetes-tetes air menghasilkan posfin dan hidroiodide,
yang keluar melalui aliran lambat karbon dioksida dan kemudian mengental
sebagai hablur tidak berwarna posfonium iodida, PH.I. Reaksi dasarnya:

5I2 + 18P + 32H2O→ 1CFH4I + 8H3PO4

Ia terurai pada pemanasan hingga 60 C, membentuk posfin dan HI.

C. Posfor Halida dan Oksihalida

17
Posfor dapat membentuk berbagai halida jenis PX7| dan PXc kecuali bagi
iodin.

a. Posfor hidrida' (Diposfin)


Seperti sudah disebutkan terdahulu, bahwa diposfin ini dapat bentuk pada
reaksi antara posfor dengan alkali. Dapat juga terbentuk pada pelarutan kalsium
posfida kotor, karena posfat ini mengandung sedikit kalsium monoposfida, yang
oleh air diuraikan menjadi kalsium hidroksida dan diposfin.

D. Posfor Halida dan Oksihalida

Posfor dapat membentuk berbagai halida dengan halogen dan didanat


persenyawaan jenis FX- dan FX, kecuali bagi iodin.
a. Posfor Fluorida

Posfor trifluorlda. Merupakan gas yang stabil, tidak berwarna, tidak


berasap dalam udara dan sangat sedikit diurai air, lebih cepat oleh alkali.
Mengandung ikatan kovalen, dan dengan molekul bentuk piramida.
Campurannya dengan oksigen dalam bunga api listrik dapat meletus dan
membentuk posfor oksifluorida,POF.
Posfor trifluorida, PF, terbentuk pada reaksi antara posfor triklorida
dengan arsen trifluorida :
PCl3 + AsF3 →PF + AsCl3

Fluorida ini juga dibuat langsung dari unSur-unsurnya, dengan


menggunakan fluor terbatas. Reaksi harus dilakukan dalam keadaan kering,
bebas dari air. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan berair, ia akan diuraikan
:
PF5 + H2O →P(CH)3 + 3HF ,

Posfor pentafluorida, PFr. Zat ini juga merupakan gas yang tidak
berwarna, yang oerasap di udara, diuraikan air menjadi a- sam posfat. Ia
mengandung ikatan kovalensi dengan bentuk serupa dengan posfor
pentaklorida .

18
Posfor pentafluorida disediakan dengan mengerjakan arsen trifluorida
pada posforpentaklorida panas :
5AsF3, + 3PCl5 →3PF5 + 5AsCl3
Fluorida ini dapat membentuk suatu kompleks asam kuat, umpama: asam
heksafluoroposfat, KPFg dan garamnya NaPFg.

b. Posfor Klorida
Posfor triklorida, PCI3 . Klorida .ini dapat disediakan dengan
rangkaian peralatan seperti yang tersusun dalam Ganbar 2.5. (susunan alat ini
juga dapat dipergunakan untuk pembuatan timah(IV)klorida). Posfor putih
yang kering ditempatkan dalam sebuah retor yang udaranya telah dikeluarkan
dan mengganti dengan karbon dioksida. Pada pengaliran gas klor, posfor
terbakar secara spontan dan posfor triklorida r.enguap di atasnya. Reaksi

Gambar 2.5. Penyediaan Posfor Triklorida (dalam almari)

dapat dikendalikan dengan mengatur keoepatan pengaliran gas klor dan


posiri. relatif tacung pengalir terhadap posfor. Suatu pernbakaran yang kuat
menjadikan posfor menguap. Posfor triklorida disulingkan kembali dan
dikumpulkan sebagai zat cair yang tidak berwarna tetapi berasap di udara,
dengan titik didih.

19

Anda mungkin juga menyukai