Anda di halaman 1dari 8

Agrotekma, 2 (2) Juni 2018 ISSN 2548-7841 (Print) ISSN 2614-011X (Online)

Agrotekma
Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma

Analisis Besar atau Laju Evapotranspirasi pada Daerah Terbuka

Large Analysis or Evapotranspiration Rate in the Open Area


Rahmi Fibriana*, Yohanes Sellen Ginting, Erva Ferdiansyah & Syahrun Mubarak
Program Studi Klimatologi Terapan, Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Indonesia
*Corresponding author: E-mail: rahmifibrianaipb@gmail.com
Abstrak
Artikel ini di picu oleh penelitian yang dilakukan oleh Usman, mengenai analisis kepekaan beberapa
metode pendugaan Evapotranspirasi potensial terhadap perubahan iklim. Dalam penelitian tersebut
menggunakan analisis diperoleh dari 5 stasiun klimatologi yang ada di Provinsi Jawa Barat, yaitu
stasiun Ciledug, Cimanggu, Citeko dan Margahayu. Namun Evapotranspirasi yang dikaji dalam artikel ini
adalah mengenai Evapotranspirasi potensial dengan metode Penman-Monteith menggunakan data
klimatologi stasiun Dramaga. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya, faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap Evapotranspirasi, serta mngetahui pendekatan dari model-model
penghitungan Evapotranspirasi yang ada.

Kata Kunci: Analisis Besar. Laju Evapotranspirasi, Daerah Terbuka

Abstract
This article was triggered by a study conducted by Usman, on the sensitivity analysis of several potential
evapotranspiration prediction methods on climate change. In this study using the analysis obtained from 5
climatological stations in West Java Province, namely station Ciledug, Cimanggu, Citeko and Margahayu.
However, the evapotranspiration examined in this article is about potential evapotranspiration by the
Penman-Monteith method using the climatological data of the Dramaga station. The purpose of this
article is to know the process of occurrence, the factors that affect the evapotranspiration, and mngetahui
approach of existing evapotranspiration calculation models.

Keywords: Big Analysis. Evapotranspiration Rate, Open Area.

How to Cite: Fibriana, R. Ginting, Y.S, Ferdiansyah, E. & Mubarak, S, (2018), Analisis Besar atau Laju
Evapotranspirasi pada Daerah Terbuka, Agrotekma, 2 (2): 130-137.

130
Agrotekma, 2 (2) Juni 2018: 130-137.

PENDAHULUAN Evapotranspirasi actual. Apabila jumlah air


Evapotranspirasi (evaporasi- yang yang tersedia tidak menjadi factor
transpirasi) merupakan peristiwa pembatas, maka Evapotranspirasi yang
penguapan air dari daun atau tajuk terjadi akan menjadi kondisi yang
tanaman baik dari hasil proses biologi maksimal dan kondisi itu dikatakan
(hasil metabolism) meupun yangtidak sebagai Evapotranspirasi potensial
berasaldari kegiatan tersebut, misalnyaair tercapai.
dan hasil intersepsi. Jadi evapotransi Pada daerah-daerah kering, basarnya
merupakan jumlah total air yang Evapotranspirasi sangat tergantung pada
dikembalikan lagi ke atmosfer dari besarnya hujan yang terjadi, dan
pemukaan tanah, badan air, vegetasi oleh Evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu
adanya pengaruh factor iklim dan fisologis disebut Evapotranspirasi aktual.
vegetasi. Evapotranspirasi sangat penting untuk
Evapotranspirasi merupakan kajian-kajian hidrometeorologi.
gabungan dua istilah yang Faktor-faktor yang berpengaruh
menggambarkan proses fisika transfer air terhadap terjadinya Evapotranspirasi
ke dalam atmosfir, yakni evaporasi air dari adalah radiasi panas matahari, suhu,
permukaan tanah, dan transpirasi melalui tekanan udara, kapasitas air dalam tanah
tumbuhan. Evapotranspirasi merupakan dan udara, sertakecepatan angin.
komponen penting dalam keseimbangan Sedangkan faktor-faktor yang
hidrologi. Di lingkungan terestrial, berpengaruh dalam transpirasi dari suatu
Evapotranspirasi merupakan komponen vegetasi adalah radiasi panas matahari,
tunggal terbesar siklus air. Oleh karena itu, suhu, kecepatan angin, gradient tekanan
pengetahuan tentangnya penting dalam udara. Selain dari faktor-faktor tersebut
menejemen sumberdaya air, pendugaan juga sifat fisik dari tumbuhan itu sendiri,
hasil tanaman, dan dalam mempelajari misalnya jumlah stomata dan adanya
hubungan antara perubahan penggunaan lampiran kedap dan permukaan tubuh
lahan dan iklim (Wallace 1995). tumbuhan.
Evapotranspirasi terbagi atas
beberapa jenis, yaitu Evapotranspirasi PEMBAHASAN
standar, Evapotranspirasi potensial, Konsep Evapotranspirasi

Evapotranspirasi tanaman dan Evapotranspirasi merupakan peubah


yang sangat penting dalam aktifitas

131
Rahmi Fibriana, Yohanes Sellen Ginting, Erva Ferdiansyah & Syahrun Mubarak, Analisis Besar Atau

kehidupan. Pengamatan Evapotranspirasi faktor-faktor meteorologi, sementara AET


harian dapat digunakan sebagai lebih dipengaruhi oleh faktor fisiologi
peringatan dini terhadap kekurangan air. tanaman dan unsur tanah. Uraian tentang
Defisit Evapotranspirasi merupakan selisih pengaruh faktor lingkungan terhadap
antara evapotrans-pirasi potensial dengan Evapotranspirasi akan lebih ditekankan
Evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi pada pengaruh faktor- faktor tersebut
potensial terjadi pada kondisi air tersedia pada PET.
maksimum atau kapasitas lapang, Untuk menduga besarya
evapotrans-pirasi aktual terjadi pada evapotransprasi perhitungannya
kondisi air tersedia dibawah kapasitas menggunakan data cuaca yang tersedia di
lapang. Pada bidang pertanian jika stasiun klimatologi. Informasi yang
kekurangan air dapat diatasi sedini dibutuhkan sebagai input model dalam
mungkin maka penurunan produksi dapat perhitunan meliputi data suhu udara
dihindari. Evapotranspirasi merupakan maksium dan minimum harian, radiasi
proses yang sangat penting bagi tanaman. surya, kelembapan nisbi, dan kecepatan
Metabolisme tanaman berlangsung jika angina dimana data ini diduga akan
Evapotranspirasi terjadi. mengalami perubahan sebagai respn
Evapotranspirasi adalah proses terhadap perubahan iklim terutama
gerakan air dari sistem tanah ke tanaman perubahan yang diakibatkan oleh
kemudian ke atmosfir (transpirasi) dan peningkatan konsentrsi gas karbon
gerakan air dari sistem tanah ke doksida dan gas-gas lain yang secara
permukaan tanah kemudian ke atmosfir raddiatif aktif iatmosfer.
(evaporasi). Peubah-peubah dari sistem
atmosfir digunakan untuk menduga
Evapotranspirasi potensial.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
dianggap mempengaruhi besarnya
Evapotranspirasi, maka Evapotranspirasi
perlu dibedakan menjadi Evapotranspirasi
potensial (PET) dan Evapotranspirasi
aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh

132
Agrotekma, 2 (2) Juni 2018: 130-137.

(Gambar 1: Ilustrasi proses Evapotranspirasi)


Faktor iklim yang paling dominan Tabel. Rata-rata Evapotranspirasi bulanan dalam 1
tahun
dalam laju evapotranspiirasi adalalah Rata-rata
Evapotranspirasi
faktor suhu dimana suhu merupakan satu- Bulan (mm/bulan)
satunya parameter fisika lingkungan yang Januari 320.769
Februari 482.302
dipastikan akan mengalami perubahan Maret 466.290
sebagai akibat terjadinya perubahan iklim April 604.909
Mei 472.016
karena kenaikan konsentrasi gas-gas Juni 476.203
rumah kaca. Berkaitan dengan pengaruh Juli 475.688
Agustus 915.913
suhu pada Evapotranspirasi, Monteith dan September 905.652
Unsworth (dalam Lockwood 1994) Oktober 757.416
November 534.104
menerangkan bahwa penguapan akan Desember 431.389
meningkat atau menurun dengan suhu Hasil data iklim tahun 2012, diolah tahun 2016

tergantung pada nilai awalnya, apakah


lebih besar atau lebih kecil dari radiasi
bersih, yaitu pada apakah permukaan
lebih panas atau lebih dingin dari udara.
Hasil Analisis Evapotranspirasi
Menggunakan Data Stasiun Klimatologi
Dramaga

133
Rahmi Fibriana, Yohanes Sellen Ginting, Erva Ferdiansyah & Syahrun Mubarak, Analisis Besar Atau

Grafik Evapotranspirasi

Hasil data iklim tahun 2012, diolah tahun 2016


Berdasarkan data diatas dilihat energi kepada tanaman dan mengontrol
bahwa laju Evapotranspirasi terbesar laju ET. Ketika suplai energi dari matahari
terjadi pada bulan agustus dan oktober hal dan udara sekitar merupakan gaya
ini di pengaruhi oleh faktor-faktor iklim pendorong utama penguapan air, selisih
seperti Radiasi matahari, Temperatur antara tekanan uap air pada permukaan
udara, Kelembaban udara, Temperatur penguapan dan udara sekitar merupakan
udara dan kecepatan angin. Proses ET faktor penentu pemindahan uap. Proses
ditentukan oleh jumlah energi tersedia pemindahan uap sangat tergantung pada
untuk menguapkan air. Radiasi matahari angin dan turbulensi udara yang
merupakan sumber energi terbesar untuk mentransfer sejumlah besar udara di atas
mengubah sejumlah air cair yang banyak permukaan evaporasi dan transpirasi.
menjadi uap air. Jumlah radiasi yang Ketika air menguap, udara di atas
potensial mencapai permukaan evaporasi permukaan tersebut menjadi jenuh
ditentukan oleh lokasi dan waktu. Akibat dengan uap air secara bertahap. Jika udara
perbedaan posisi matahari, maka radiasi ini secara terus menerus tidak digantikan
potensial berbeda untuk setiap lintang dan oleh udara yang lebih kering maka
musim. kekuatan pendorong untuk uap air
Radiasi matahari yang diserap berpindah dan laju ET turun. Selain faktor-
atmosfer dan panas yang diemisikan bumi faktor iklim di atas, faktor-faktor tanaman-
akan meningkatkan temperatur udara. pun juga turut mempengaruhi besarnya
Panas sensibel udara sekitar mentransfer ET.

134
Agrotekma, 2 (2) Juni 2018: 130-137.

Hubungan Evapotranspirasi dengan matahari, kelembaban, dan kecepatan


Perubahan Faktor Iklim angin bertambah besar. Berdasakan
Faktor-faktor yang dominan penelitian yang dilakukan oleh Irwan
mempengaruhi ETp adalah radiasi panas Irawan (2013) mengenai ETp
matahari dan suhu, kelembaban atmosfer memperlihatkan bahwa prubahan suhu
dan angin, dan secara umum besarnya ETp mempunyai pengaruh terhadap ETp.
akan meningkat ketika suhu, radiasi panas

(Persentase perubahan ETp perhari sebagai respon terhadap kenaikan suhu udara)

(Persentase perubahan ETp perhari sebagai respon terhadap kenaikan RH)

(Persentase perubahan ETp perhari sebagai respon terhadap kenaikan penyinaran)

135
Rahmi Fibriana, Yohanes Sellen Ginting, Erva Ferdiansyah & Syahrun Mubarak, Analisis Besar Atau

(Persentase perubahan ETp perhari sebagai respon terhadap kenaikan kecepatan angin)

Menurut (Rosenberg et al, 1983) 3. Pengaruh lainnya suhu udara terhadap


Suhu mempengaruhi Evapotranspirasi penguapan muncul dari kenyataan
melalui empat cara yaitu bahwa akan dibutuhkan lebih sedikit
1. Jumlah uap air yang dapat dikandung energi untuk menguapkan air yang
udara (atmosfer) meningkat secara lebih hangat. Jadi untuk masukan
eksponensial dengan naiknya suhu energi yang sama akan lebih banyak
udara. Dengan begitu, peningkatan uap air yang dapat diuapkan pada air
suhu menyebabkan naiknya tekanan yang lebih hangat. 4) Suhu juga dapat
uap permukaan yang berevaporasi, mempengaruhi penguapan melalui
mengakibatkan bertambahnya deficit pengaruhnya pada celah (lubang)
tekanan uap antara permukaan dengan stomata daun.
udara sekitar.
2. Udara yang panas dan kering dapat SIMPULAN
Evapotranspirasi dipengaruhi oleh
mensuplai energi ke permukaan. Laju
faktor-faktor iklim yaitu Radiasi matahari,
penguapan bergantung pada jumlah
Temperatur udara, Kelembaban udara,
energi bahang yang dipindahkan,
Temperatur udara dan kecepatan angin.
karena itu semakin panas udara
ETp berdasarkan analisis data iklim 2012
semakin besar gradient suhu dan
stasiun klimatologi Dramamaga dengan
semakin tinggi laju penguapan. Di sisi
metode penman-monteith diperoleh
lain, bila permukaan evaporasi yang
bahwa rata-rata laju ETp bulanan terbesar
lebih panas, akan lebih sedikit bahang
terjadi pada bulan bulan agustus dan
terasa (sensible) yang diekstrak dari
September sedangkan ETp terendah
udara dan penguapan akan menurun.
terjadi pada bulan januari.

136
Agrotekma, 2 (2) Juni 2018: 130-137.

DAFTAR PUSTAKA Hansker, D.J., Hendrey, G.R., Kimball, B. A.,


Bach, W. (1989). Growing consensus and challenge Lewin, K.F., Mauney, J.R., & Nagy, J. (1994).
regarding a green house climate. Di dalam Cotton evapotranspiration under fiels
Climate and Food Security. IRRI-AAAS. condition with CO2 enrichment and
Baldocchi, D. (1995). A comparative study of mass variable soil moisture regimes. Agric. For.
and energy exchange over a closed C3 Meteorol 70: 247-258.
(wheat) and an oppen C4 (corn). canopy: Irawan, I. (2003). Analisis keakuratan kepekaan
The partitioning of available energy into tiga metode pendugaan evaporasi potensial
latent and sensible heat exchange. Agric. di desa ciputi kecamatan pacet cianjur
For. Meteorol 67: 191-220 Jackson, I.J. (1997). Climate, Water and Agriculture
Bengtsson, L. (1994). Climate change; climate of in the Tropics. London: Longman.
the 21st century. Agric. For meteorol 73: 3-29 Jones, H.G. (1986). Plant And Microclimate; A
Handoko. (1991). Pendugaan hasil menggunakan Quantitative Approach to Environmental
indeks iklim. Di dalam Kapita Selekta dalam Plants Physiology. Cambridge: Cambridge
Agroklimatologi. Jakarta: Dirjen-Dikti University Press.
Depdikbud. Usman. (1996). Analisis Kepekaan Beberapa
Metode Endugaan vapotranspirasi otensial
Terhadap Perubahan Iklim. Jurnal Natur
Indonesia.

137

Anda mungkin juga menyukai