Anda di halaman 1dari 30

Teknologi Produksi Biofertilizer

Biofertilizer
Produk atau formulasi yg fungsi & prinsip penggunaannya
sama seperti pupuk kimia yaitu menyediakan unsur hara N, P,
K atau unsur hara & substansi lainnya (hormon tumbuh) untuk
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman

Peraturan Menteri Pertanian Nomor


70/Permentan/SR.140/10/2011, dijelaskan bhw pupuk hayati
ad. produk biologi aktif terdiri atas mikroba yg dpt
meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan, & kesehatan
tanah.
Definisi Biofertilier
Biofertilizer (pupuk hayati) didefinisikan:
• Formulasi m.o yg bila diterapkan pd benih, permukaan tanaman
atau tanah, mengolonisasi rizosfer atau bagian dl tanaman &
meningkatkan pertumbuhan dg meningkatkan pasokan atau
ketersediaan nutrisi utama utk tanaman inang (Vessey, 2003).
• Sistem penyediaan nutrisi tanaman yg melibatkan proses
biologis (Aggani, 2013),
• Bhn yg mengandung m.o hidup yg membantu dl meningkatkan
kesuburan tanah baik melalui fiksasi N atmosfer, pelarutan P atau
pengomposan limbah organik atau dg menghasilkan hormon
tumbuh melalui aktivitas biologisnya dl meningkatkan pertumbuhan
& hasil tanaman (Narula et al., 2005),
• Produk yg mengandung pembawa (padat atau cair) berbasis m.o
hidup yg berguna dl bidang pertanian mis. sbg pemiksasi N, pelarut P
atau mobilisasi nutrisi, utk meningkatkan produktivitas tanah
dan/atau tanaman (Simiyu–Wafukho dan Masso, 2013).
Unsur Hara Nitrogen (N)

Nitrogen (N), unsur yg penting bagi organism hidup yg banyak


terdpt di udara.
Nitrogen (N) UH paling banyak mendapat perhatian.
Jumlah N yg terdpt di dl tanah sedikit.
Terangkut oleh tanaman berupa
panen.
N anorganik sgt larut, mudah hilang dl air drainase atau
hilang ke atmosfir.

Di dl tanah unsur N hanya berkisar < 0,02 % – >2,5 %


Nitrogen masuk kedalam tanah dengan cara:

1. Loncatan listrik
2. Kegiatan mikroba, melalui fiksasi (bebas & simbiosis)
3. Pupuk (pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk buatan)
4. Hujan dan air igasi

Sebagian besar tanaman tdk dpt bersimbiosis dg bakteri


pengikat N, shg tanaman sangat tergantung pd N yg terdpt
dl larutan tanah sebagai hasil dari proses fiksasi, pelapukan
& nitrifikasi.
Nitrogen-fixing bacteria convert atmospheric N2

Atmosphere

N2 N2
Atmosphere

Soil Nitrate and


nitrogenous
organic
compounds
Nitrogen-fixing exported in
N2 bacteria xylem to
Denitrifying shoot system
bacteria
H+
(From soil)
NH3 NH4+
Soil (ammonia)

NH4+ NO3–
(ammonium) (nitrate)
Nitrifying
bacteria

Ammonifying
bacteria
Organic
material (humus) Root

Figure 37.9
Isolasi Rhizobium dari perakaran tanaman
1) Eksplorasi & pengumpulan akar legum yg ber bintil (peas,
beans, locust, Mimosa),
2) Bintil akar dibersihkan dari partikel tanah & kotoran
3) Nodul direndam dlm air steril semalaman,
4) Dilakukan disinfektan dg alkohol 70% atau NaOCl 2% selama 5 mnt
5) Bintil akar dihancurkan secara aseptik, & ditetesi dg 1-2 tetes
akuades steril sampai terbtk suspensi seperti larutan susu.
6) Larutan digoreskan pd media YMA+Congo red dl cawan petri
7) Inkubasi pd temperatur ruang (suhu 28⁰ C) selama beberapa
hari, ciri koloni berukuran kecil berwarna putih.
KOMPOSISI yeast extract mannitol agar (YEMA)
Bahan banyaknya
K2HPO4 0,5 g
MgSO47H2O 0,2 g
NaCl 0,1 g
C mannitol 10 g
Air ragi 100 ml
Aquades 900 ml
Agar 15 g
Rhizobia tumbuh baik pd media ektrak ragi. Manitol sbg sumber
C dpt diganti dg glukosa, sukrosa atau galaktosa.
Penyimpanan biakan Rhizobia
•Pada agar miring dg medium agar nutrient
•Pecahan poselin dg penyerap uap air (dessicated)
•Suspensi yg dibekukan dg gas nitrogen cair (tahan bbrp tahun)
•Liofilisasi atau freeze dried (tahan 15 – 20 tahun)
Prosedur isolasi dari tanah dilakukan sbb:
1) Tanah dari sekitar perakaran tanaman legum, ditimbang
sebanyak 1 gram & dilarutkan dlm 100 ml akuades steril, shaker
selama 30 menit
2) Suspensi digoreskan pada media Emerson Agar dalam cawan
petri.
3) Selanjutnya diinkubasi pd temperatur ruang selama satu
minggu & dilakukan pengamatan pertumbuhan bakteri pd
media, ciri koloni berukuran kecil berwarna putih.

Identifikasi awal isolat dpt dilakukan melalui penentuan reaksi


pewarnaan gram atau pemberian larutan KOH 0,3%, pengamatan
bentuk sel dg mikroskop, rihizobium bereaksi gram negatif,
bentuk batang
Mekanisme Fiksasi Nitrogen di Dlm Bintil Akar

• Simbiosis Rhizobium dg legum dicirikan oleh bintil akar


pd tanaman inang (legum).
• Pembentukan bintil akar diawali dg sekresi produk
metabolisme tanaman ke daerah perakaran yg
menstimulasi pertumbuhan bakteri. Stimulasi tsb tidak
hanya terjadi pd Rhizobium ttp pd bakteri lain yg ada di
rhizosfer.
• Jika di daerah rhizosfer terdpt bakteri Rhizobium maka
bakteri tsb akan tumbuh mencapai kerapan sel yg
tinggi.
Secara umum, tahapan pembentukan bintil akar pd tanaman
legum melalui bbrp, yaitu:
1. Pengenalan pasangan yg sesuai antara tanaman dg bakteri yg
diikuti oleh pelekatan bakteri Rhizobium pd permukaan rambut
akar tanaman.
• Pelekatan Rhizobium pd rambut akar, terjadi karena pd
permukaan sel Rhizobium & Bradyrhizobium terdpt suatu
protein pelekat (adhesin) yg disebut rhicadhesin.
Rhicadhesin ad.suatu protein pengikat Ca pd permukaan
rambut akar.
• Senyawa lain yg juga berperan dlm pengikatan bakteri yaitu
lectin (phytoagglutinin), merupakan protein yg mengandung
karbohidrat. Lectin terdpt pd permukaan sel bakteri
Rhizobium/Bradyrhizobium maupun ujung rambut akar.
• Setelah melekat, rambut akar menggulung, disebabkan oleh
senyawa yg dikeluarkan bakteri yg disebut sbg faktor Nod.
2.Invasi rambut akar oleh bakteri melalui pembentukan benang
infeksi (infection thread). Penetrasi sel bakteri ke dl rambur akar
melalui ujung rambut akar.
3. Perjalanan bakteri ke akar utama melalui benang infeksi.
4.Bakteri kemudian tumbuh secara cepat & mengalami perubahan
bentuk (deformasi) menjadi struktur bercabang yg disebut
bakteroid di dlm sel akar tanaman,
5. Pperkembangan bakteroid menyebabkan terbentuknya
bintil akar.
• Bakteroid dikelilingi oleh membran sel tanaman yg
disebut membran peribakteroid.
• Penambatan nitrogen baru terjadi setelah terbtk
struktur bakteroid.
• Jika tanaman mati maka bintil akar akan rusak, bakteri
terlepas keluar dr sel akar tanaman. Bakteroid tidak mampu
membelah lagi, ttp biasanya diantara bakteri yg terlepas tsb
ada sebagian sel dorman yg tidak mengalami perubahan
bentuk menjadi bakteroid, shg sel ini nantinya dpt tumbuh lagi
& mampu mengifeksi akar tanaman legum atau tetap hidup
bebas di dalam tanah.
• Bintil akar tanaman legum yg sehat berwarna kemerah-
merahan karena adanya pigmen leghaemoglobin (LHb)
yg mengandung besi
• LHb, hanya ada pd bintil akar yg sehat, tanaman yg tidak sehat bintil
akar berwarna putih sebab itu penambatan N tidak terjadi.
• LHb terdpt pd membran bakteroid. Membran bakteroid berperan
dl memisahkan bakteroid dari sistem penyangga oksigen.
• LHb berfungsi mengatur konsentrasi O₂ karena bakteroid bersifat
aerobik & mengkonsumsi O₂. Sedangkan penambatan N sgt peka
terhdp O₂ . Oksigen pd level > 0,5 atm menghambat penambatan
N karena terjadi penon-aktifan kompleks nitrogenase.
• LHb berfungsi sbg fasilator pengambilan O₂ oleh enzim oksidase
terminal & meningkatkan produksi ATP untuk aktifitas nitrogenase.
• LHb juga berperan dl menciptakan suasana anaerob di sekitar
nitrogenase dg cara bergabung dg O₂ & membtk
oxyhaemaglobin (OLHb), shg O₂ tersedia di permukaan membran
sel bakteri.
• Jadi LHb membantu proses respirasi bakteri & menyediakan ATP
untuk penambatan N sekaligus melindungi kempleks nitrogenase
dr pengaruh O. Konsentrasi LHb dpt digunakan untuk
memperkirakan efisiensi bintil akar dl penambatan nitrogen (N2).
• Dl proses penambatan N₂, nitrogenase (protein Mo-Fe) &
nitrogenase reduktase (protein Fe) ad. esensial.
• Protein Fe berinteraksi dg ATP & Mg², sedangkan protein Mo-Fe
mengkatalisis reduksi N₂ menjadi NH₃, H⁺ menjadi H₂ &
mengubah asetilen menjadi etilen.
• Dl penambatan N₂, sumber reduktan utk transfer electron
berasal dr ferredoxin atau flavodixin yg tereduksi.
• Feredoxin yg tereduksi memberikan elektron ke protein Fe
shg mereduksi protein Mo-Fe & diikuti oleh pelepasan
phosphate anorganik (Pi).
• Konfleks enzim nitrogenase mendpt energi dr ATP sbg hsl dr
proses respirasi. Akhirnya, protein Mo-Fe memberikan elektron
ke substrat yg dpt direduksi, misalnya N₂. Secara umum reaksi
penambatan N₂ pd bintil akar legum sbb:
• NH₃ ad.produk I pd proses penambatan N. NH₃ lalu
ditransfer melalui membran bakteroid ke sel tanaman utk
digunakan dl metabolismenya.
• Bakteri Rhizobium melalui bulu akar akan membtk benang-
benang infeksi sampai ke sel-sel korteks & bahkan sampai ke
sel-sel perisekel. Dl sitoplasma sel, bakteri menghasilkan
stimulus yg menyebabkan pembengkakan jaringan &
menonjol sampai pd permukaan luar sel akar membtk bintil
akar.
• Simbiose B.Rhizobium dg tanaman legum tanaman
menyediakan hidrat arang sbg sumber energi, sedang
bakteri mereduksi N bebas dr udara menjadi ion
ammonium.
• Kesuksesan inokulasi rhizobia dipengaruhi oleh
kesesuaian inokulan rhizobia dg jenis tanaman yg
diinokulasi & faktor kompetisi.
Faktor yg mempengaruhi pembentukan bintil akar
dan penambatan nitrogen yaitu :
Faktor lingkungan dan faktor genetik
A. Faktor lingkungan :
• Temperatur maximun untuk menambat N sekitar 27oC - 40oC.
• Suhu optimun untuk pembentukan bintil akar adalah 24oC.
• Kadar air yg menunjang lancarnya proses penambatan N
: air berada dl kondisi kapasitas lapang (optimun).
• Cahaya atau intensitas sinar matahari mempengaruhi
supplai karbohidrat dari daun ke bintil akar.
• pH tanah atau keasaman tanah mempengaruhi penambatan
N dan pembentukan bintil akar. pH yg rendah mengurangi
jlh bintil akar & memperlambat infeksi tanaman inang.
B. Faktor Genetik :

Tidak semua rhizobia dapat :


• mempertahankan hidupnya dalam tanah
• mampu bersaing dengan mikroorganisme lain
• mampu menginfeksi tanaman inang
• membentuk bintil akar
• menambat N dari udara atmosfir.
Keefektifan menambat N tergantung dari :
Galur rhizobium dan varietas leguminosa dimana
diantara keduanya ada kesesuaian atau
keserasian genetik.
Estimated Average Rates of Biological N2 Fixation
Organism or system N2 fixed (kg ha-1 y-1)
Free-living microorganisms
Cyanobacteria 25
Azotobacter 0.3
Clostridium pasteurianum 0.1-0.5
Grass-Bacteria associative symbioses
Azospirillum 5-25

Cyanobacterial associations
Gunnera 10-20
Azolla 300
Lichens 40-80
Leguminous plant symbioses with rhizobia
Grain legumes (Glycine, Vigna, Lespedeza, Phaseolus) 50-100
Pasture legumes (Trifolium, Medicago, Lupinus) 100-600
Actinorhizal plant symbioses with Frankia
Alnus 40-300
Hippophaë 1-150
Ceanothus 1-50
Coriaria 50-150
Casuarina 50
Kontribusi Rhizobium dl fiksasi N secara biologi

Crop Rhizobium species N2 fixed


(kg N/ha/y)
Soybean R. japonicum 60-80

Alfalfa R. meliloti 100-200

Clover R. trifolii 100-200

Groundnut R. sp. 50-60

Pea R. leguminosarum 52-77

Cowpea R. sp. 80-85

Green/ Black gram R. leguminosarum 50-55

Bengal gram Bradyrhizobium sp. 85-110


Rhizobium
Infection and Alfalfa root nodule

nodule
formation
Dazzo & Wopereis, 2000

Root hair curling around rhizobia


Rhizobia reproduce
in infection threads
M. Barnett

Bacteroids filling a single cell

Dazzo & Wopereis, 2000

Michael Russelle - USDA-ARS


Plant Science Research Unit Gage and Margolin, 2000
Vanc
e et
al.,
1980
Akar menghslkan sinyal kimia yg menarik Rhizobium,
Bakteri menghslkan sinyal kimia yg mendorong
pemanjangan sel membtk benang infeksi melalui
penonjolan ke arah dl membran plasma

B. Rhizobium
bersimbiosis dg
akar tanaman
legum membtk
nodul.
1 Akar menghasilkan sinyal kimia 2 3
yg menarik bakteri Rhizobium,
Bakteri menghasilkan sinyal kimia
yg mendorong pemanjangan sel
membentuk benang infeksi melalui
invaginasi atau penonjolan ke arah
dl membran plasma
www.cilr.uq.edu.au
Nodulation Timeline

Roots Inoculation 1-2 days post 4 dpi


(day 0) inoculation (dpi)

4-6 dpi 10 dpi 3 weeks pi

www.cilr.uq.edu.au
PRODUKSI MASSAL
Kultur cair Rhizobium dicampur dg bhn pembawa (carrier material).
Bahan pembawa Rhizobium idealnya memeiliki karakteristik:
1) Mempunyai kemampuan menahan air yg tinggi
2) Tidak toksik terhadap mikroba
3) Mendukung pertumbuhan mikroba
4) Secara umum steril atau mudah disterilkan
5) Bahan mudah diperoleh dg harga murah
6) Mempunyai daya lekat terhadap benih
7) Secara kimiawi mempunyai komposisi yg seragam
8) Mudah diatur pH-nya
9) Mudah didegradasi, tidak mencemari lingkungan
10) Mudah melepaskan mikroba jika digunakan di tanah
11) Mudah dicampur dan dikemas.
• Bahan pembawa yg dpt digunakan untuk formulasi inokulan rhizobia ;
gambut, lignit, arang, vermikulit, zeolit dll. Bhn pembawa gambut yg banyak digunakan
untuk produksi inokulan rhizobia karena berkarakteristik ideal.
Selain bhn pembawa utama, biasa juga ditambah bahan lain, mis: kapur & lempung
untuk mengatur pH-nya agar sesuai utk rhizobia.
• Setelah dicampur dg bahan pembawa, selanjutnya dikemas dlm kantong
Use Biofertilizers
For Healthy and living soil

Anda mungkin juga menyukai