Anda di halaman 1dari 10

Warta PPKS, 2022, 27(1): 41-50

BAKTERI PENAMBAT NITROGEN SEBAGAI AGEN BIOFERTILIZER


Fadilla Sapalina, Eko Noviandi Ginting, dan Fandi Hidayat

Abstrak - Bakteri penambat nitrogen merupakan bakteri yang mampu memfiksasi nitrogen bebas menjadi
amonium atau nitrat, sehingga dapat diserap oleh tanaman. Penggunaan biofertilizer yang mengandung bakteri
penambat nitrogen menjadi alternatif pengganti pupuk anorganik yang dapat mendukung tercapainya pertanian
berkelanjutan. Pada tulisan ini dibahas secara ringkas tentang siklus nitrogen, mekanisme penambatan nitrogen
oleh bakteri simbiosis dan non-simbiosis, metode isolasi bakteri penambat nitrogen, penelitian terkini dan prospek
penelitian lanjutan terkait bakteri penambat nitrogen. Umumnya penelitian melaporkan metode isolasi bakteri
penambat nitrogen dengan nutrient-free medium dan beberapa diantaranya memodifikasi medium dengan
menambahkan reagen. Penelitian terkini cenderung dilakukan melalui pendekatan teknik molekuler seperti Next
Generation Sequencing (NGS) untuk mengetahui mikrobioma di rizosfer. Penerapan teknik molekuler berpeluang
untuk mendapatkan novel strain yang bersifat culture-independent dan tidak hanya terbatas pada tanaman legum
saja. Selanjutnya, melalui rekayasa genetika diharapkan terbentuk strain bakteri yang efektif dengan inokulum
dosis rendah dan tahan pada berbagai kondisi lingkungan untuk masa yang akan datang. Tulisan ini bertujuan
untuk mengkaji secara sederhana tentang bakteri penambat nitrogen sebagai agen biofertilizer.
Kata kunci: biofertilizer, bakteri penambat nitrogen, tanah

PENDAHULUAN menggunakan bakteri. Kebutuhan akan unsur nitrogen


dapat dipenuhi oleh bakteri dari sumber nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur yang penting bagi dalam berbagai senyawa organik maupun dari N2
makhluk hidup, khususnya tanaman. Unsur nitrogen udara. Fiksasi nitrogen secara biologis bergantung
termasuk salah satu komponen penyusun protein dan pada serangkaian proses oleh bakteri dengan cara
berperan dalam proses fotosintesis (Leghari et al., mengubah N2 menjadi bentuk anorganik yang
2016). Kandungan nitrogen di atmosfer sangat kemudian diserap tanaman. Bakteri tersebut dapat
melimpah yaitu sekitar 78%, tetapi nitrogen tersebut menambat nitrogen udara melalui non-simbiosis (free-
dalam bentuk molekul yang sebagian besar tidak living nitrogen-fixing bacteria) dan simbiosis (root-
reaktif, sehingga tidak dapat diserap langsung oleh nodulating bacteria) dengan tanaman (Simanungkalit
tanaman. Oleh karena itu, perlu transformasi nitrogen et al., 2004).
di udara menjadi bentuk molekul yang dapat diserap
tanaman. Nitrogen hanya dapat +diserap oleh tanaman Penambatan nitrogen oleh bakteri memberikan
dalam bentuk ion amonium (NH4 ) atau ion nitrat (No3-). keuntungan bagi tanaman, sehingga pada masa
Gas dinitrogen dari atmosfer diubah menjadi amonia sekarang banyak dimanfaatkan untuk praktek
(NH3), kemudian difiksasi di dalam tanah melalui pertanian, karena menjadi alternatif pengganti pupuk
proses fiksasi (Martinez-Dalmau et al., 2021). anorganik (Bhat et al., 2015; Soumare et al., 2020).
Penggunaan bahan kimia pertanian secara terus-
Secara umum fiksasi nitrogen terbagi atas tiga cara menerus dapat memberikan efek jangka panjang,
yaitu secara fisika melalui petir, secara kimiawi pada maka untuk mengatasi hal tersebut digunakanlah
industri pembuatan pupuk, dan secara biologis. bakteri. Pemanfaatan bakteri ini bertujuan untuk
Fiksasi nitrogen secara biologis terjadi dengan pertanian berkelanjutan dan tidak menimbulkan
Penulis yang tidak disertai dengan catatan kaki instansi adalah peneliti ancaman bagi lingkungan. Penggunaan pupuk
pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit anorganik secara berlebihan dapat menyebabkan
Fadilla Sapalina(*) pencemaran tanah, udara, dan air melalui leaching,
Pusat Penelitian Kelapa Sawit destruksi karakteristik fisika tanah dan akumulasi
Jl. Brigjen Katamso No. 51 Medan 20158, Indonesia bahan kimia beracun. Sementara itu, dalam jangka
Email: fadillasapalina@gmail.com
waktu lama dapat menimbulkan masalah lingkungan

Naskah masuk: 11/01/2022; Naskah diterima: 25/01/2022 41


Fadilla Sapalina, Eko Noviandi Ginting, dan Fandi Hidayat

yang parah dan menurunnya keanekaragaman hayati yang terjadi selama siklus nitrogen yaitu: (i) proses
(Saikia & Jain, 2007). fiksasi nitrogen menjadi amonium dan nitrat secara
Di sisi lain, kandungan nitrogen yang terlalu sedikit fisika melalui petir, secara kimiawi melalui industri
di dalam tanah, dapat menyebabkan tanaman tidak pupuk dan biologis oleh bakteri. Proses selanjutnya
berkembang dan hasil panen menjadi rendah. yaitu (ii) amonifikasi, pembentukan amonium atau
Tanaman yang kekurangan nitrogen menjadi dekomposisi (penguraian) organisme yang sudah mati
berwarna kekuningan, tidak tumbuh dengan subur, oleh bakteri dan fungi; (iii) nitrifikasi, perubahan
memiliki bunga dan buah yang lebih kecil. Oleh sebab amonia menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas dan
itu, kebutuhan nitrogen di tanah harus tetap dijaga dan nitrat oleh bakteri Nitrobacter; (iv) asimilasi nitrogen
adanya simbiosis dengan bakteri dapat meningkatkan yang telah tersedia dalam tanah, kemudian diserap
penyerapan unsur nitrogen di tanah (Bhat et al., 2015). oleh akar tanaman; dan (v) denitrifikasi, proses reduksi
Namun demikian, jumlah mikroba yang berasosiasi nitrat menjadi gas nitrogen (Soumare et al., 2020).
dengan tanaman masih terbatas. Oleh karena itu, Fiksasi nitrogen melalui petir terjadi karena energi
untuk meningkatkan simbiosis tersebut juga listrik yang dihasilkan oleh petir dapat memecah ikatan
diperlukan kombinasi mikroba (multibakteri sebagai antar molekul N2 di atmosfer, selanjutnya bereaksi
inokulan). Hal tersebut dapat diatasi dengan dengan oksigen (O2) membentuk berbagai molekul
penggunaan biofertilizer (pupuk hayati). Biofertilizer stabil seperti oksida nitrat (NO), nitrogen dioksida
menjadi salah satu pilihan untuk memperbaiki (NO2). Nitrogen oksida yang terbentuk bereaksi
kesehatan tanah, karena adanya aplikasi biofertilizer dengan udara di atmosfer untuk membentuk asam
yang mengandung konsorsium bakteri penambat nitrat , lalu mencapai permukaan bumi dan menjadi
nitrogen. Menurut aplikasi bakteri penambat nitrogen pupuk alami. Kemudian ion nitrat dalam air dapat
pada tanaman dapat meningkatkan potensi pasokan direduksi oleh zat humat menjadi nitrit, N2 dan ion NH4+,
nitrogen, karena nitrogen tetap akan tersedia langsung sehingga dapat diserap oleh tanaman.
bagi tanaman. Dengan demikian, perlu pemahaman Fiksasi nitrogen secara kimiawi pada industri
lebih lanjut untuk mengkaji secara sederhana tentang pembuatan pupuk terjadi melalui proses Haber-Bosch
bakteri penambat nitrogen sebagai agen biofertilizer. dimana proses tersebut akan membentuk amonia
(NH3). Menurut Shi et al. (2020) proses Haber-Bosch
SIKLUS NITROGEN DI ALAM merupakan proses terbentuknya amonia dari H2 dan
N2. Proses Haber-Bosch ini sering dikaitkan dengan
Secara umum, di alam terjadi perubahan bentuk masalah lingkungan karena membutuhkan energi
nitrogen menjadi senyawa lainnya melalui siklus yang secara intensif dan bahan baku yang tidak terbarukan
disebut dengan siklus nitrogen (Gambar 1). Proses untuk menghasilkan hidrogen (Cherkasov et al., 2015).
N2

NH4 -
No2 -
NH3 No3

Gambar 1. Siklus nitrogen di alam

42
Bakteri penambat nitrogen sebagai agen Biofertilizer

BAKTERI PENAMBAT NITROGEN Bakteri pemfiksasi nitrogen yang


Di dalam tanah, nitrogen selalu ditemukan dalam dua bersimbiosis mendapatkan nutrisi melalui
bentuk utama yaitu bentuk anorganik sebagai nitrogen eksudat akar yang dihasilkan tanaman. Eksudat
mineral (2%) dan organik (98%). Bentuk anorganik akar tersebut diketahui sebagai campuran dari
meliputi amonia (NH ), amonium (NH +
), nitrit (NO - senyawa gula kompleks, seperti glukosa, asam
+ 3 4 2 ), dan amino, asam organik, asam lemak, dan lainnya
nitrat (NO3 ), sedangkan bentuk organik terdapat pada (Pinton et al., 2007). Eksudat akar di rizosfer
bahan organik hidup seperti biota tanah, hewan, dan dapat mempengaruhi komunitas mikroba tanah,
sisa-sisa tanaman (Mahmud et al., 2020). Nitrogen ketersediaan unsur hara makro dan mikro,
organik tidak tersedia secara langsung untuk tanaman terutama nitrogen dan fosfor. Eksudat yang
dan harus dikonversi menjadi amonium atau nitrat sering diamati misalnya, dikarboksilat dalam
dengan bantuan bakteri penambat nitrogen. Bakteri akar tomat untuk strain biokontrol Pseudomonas
penambat nitrogen yang hidup bebas tidak melakukan dan tanaman kacang polong mengeluarkan
interaksi langsung dengan organisme lain, seperti homoserin untuk Rhizobium leguminosarum
Azotobacter, Bacillus, Clostridium, Klebsiella dan (Mahmud et al., 2020 , sedangkan pada bakteri
lainnya. Bakteri penambat nitrogen Azospirillum dapat non-simbiosis menggunakan karbon dan sumber
membentuk asosiasi yang erat dengan beberapa famili energi yang berasal dari lingkungan.
Poaceae (rumput) yaitu beras, gandum, jagung, oat, Selanjutnya, tanaman memperoleh nitrogen dari
dan barley (Wagner, 2011). Sementara itu, bakteri bakteri untuk proses metabolisme. Berikut
penambat nitrogen yang bersimbiosis membentuk nodul diagram yang menyajikan kelompok bakteri
atau bintil akar di dalam jaringan akar tanaman, seperti dengan kemampuan sebagai penambat nitrogen:
Rhizobium, Frankia, dan Anabaena.

Gambar 2. Bakteri penambat nitrogen yang bersimbiosis (genera yang berwarna merah) dan non-simbiosis
(genera yang berwarna hitam) (Sumber: Soumare et al., 2020).

Mekanisme penambatan nitrogen oleh bakteri akar (nodul) pada Rhizobium. Mekanisme fiksasi
penambat nitrogen simbiosis dan non-simbiosis nitrogen pada Rhizobium melibatkan faktor nod yang
Beberapa penelitian melaporkan spesies bakteri disintesis oleh bakteri dan flavonoid yang dilepaskan
yang tergolong sebagai bakteri penambat nitrogen oleh akar legum. Selanjutnya, bakteri menginfeksi akar
simbiosis dengan tanaman seperti Rhizobium, tanaman dan masuk ke akar. Gen nod merupakan gen
Frankia, Anabaena, dan Azolla (Bhat et al., 2015); pada bakteri yang berfungsi merangsang
Soumare et al., 2020). Mekanisme penambatan pembentukan nodul atau bintil akar. Nodul ini
nitrogen dapat diketahui melalui pembentukan bintil berkembang dengan baik, berwarna merah muda

43
Fadilla Sapalina, Eko Noviandi Ginting, dan Fandi Hidayat

akibat adanya pigmen leghemoglobin (Boyd & Peters, mengelilinginya. Berikut skema singkat tentang
2013). Pigmen ini dijumpai dalam bintil akar antara mekanisme penambat nitrogen oleh bakteri penambat
bakteroid dan selubung membran yang nitrogen simbiosis dan non-simbiosis.

Konsentrasi
Oksigen

Gambar 3. Skema mekanisme penambatan nitrogen oleh bakteri penambat nitrogen simbiosis dan non-simbiosis
(Sumber: Smercina et al., 2019).

Tabel 1. Perbedaan bakteri penambat nitrogen simbiosis dan non-simbiosis


No Bakteri penambat nitrogen simbiosis Bakteri penambat nitrogen non-simbiosis
1 Saling berasosiasi dengan tumbuhan Tidak berasosiasi langsung dengan tumbuhan
2 Menghasilkan nitrogen anorganik untuk tanaman Menghasilkan nitrogen anorganik dan
inangnya melepaskannya ke dalam tanah
3 Sebagian besar bersifat aerobik Sebagian besar spesies bersifat anaerobik
4 Memperoleh energi dari tanaman inang Memperoleh energi dari organisme atau sumber
lain
5 Contohnya adalah spesies Rhizobium Contohnya adalah Azotobacter, Azospirillium,
Granulobacter dan lainnya

Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa (a) bakteri dalam tanah, sumber C yang bervariasi dan kompleks,
penambat nitrogen simbiosis dilakukan oleh beberapa sementara bakteri penambat nitrogen simbiosis
bakteri (seperti: Rhizobia dan Frankia) yang hidup menerima senyawa karbon sederhana (misalnya
membentuk populasi bakteri, (b) bakteri penambat suksinat) langsung dari tanaman inang. (c)
nitrogen non-simbiosis didukung oleh adanya karbon Konsentrasi oksigen di rizosfer sangat bervariasi dan
organik terlarut (DOC: Dissolved Organic Carbon) di didukung oleh struktur dan tekstur tanah, serta

44
Bakteri penambat nitrogen sebagai agen Biofertilizer

respirasi oleh mikroba dan akar. Sebaliknya, bakteri dan Metilosinus (Bhat et al., 2015; Soumare et al., 2020).
penambat nitrogen simbiosis memperoleh oksigen Salah satu contoh mekanisme penambatan nitrogen
pada konsentrasi rendah oleh tanaman inangnya. (d) oleh bakteri non-simbiosis yaitu Cyanobacteria dan
Nutrisi yang diperlukan untuk bakteri penambat Azotobacter. Mekanisme pada Cyanobacteria terjadi
nitrogen non-simbiosis (seperti: P, Fe, Mo, dan V) dengan cara memisahkan O2 yang dihasilkan dari sistem
harus diperoleh oleh diazotrof (mikroorganisme nitrogenase. Pemisahan O2 pada beberapa kelompok
penambat N2), sedangkan bakteri penambat nitrogen Cyanobacteria (genus Nostoc dan Anabaena) dilakukan
simbiosis memperoleh nutrisi ini dari tanaman melalui heterokis. Sel khusus yang dimiliki oleh
inangnya. (e) Diazotrof di rizosfer dapat memperoleh Cyanobacteria ini berfungsi untuk fiksasi nitrogen.
nitrogen dari tanah, sementara semua nitrogen yang Heterokis memiliki dinding sel tebal yang melindungi
terikat secara simbiosis dikirimkan ke tanaman inang kompleks enzim nitrogenase terhadap O2. Sementara
(Smercina et al., 2019). Berikut perbedaan bakteri itu, pada Cyanobacteria non-heterokis terjadi pemisahan
penambat nitrogen simbiosis dan non-simbiosis. secara temporal antara proses fiksasi N2 dan produksi
Secara umum fiksasi nitrogen biologis O2. Fiksasi nitrogen dilakukan pada kondisi gelap,
membutuhkan energi sebanyak 16 molekul ATP karena tidak adanya produksi O2.
(Adenosin Trifosfat) untuk memecah sebuah molekul Mekanisme penambatan nitrogen oleh bakteri
N2. Proses tersebut dikatalisis oleh enzim yang Azotobacter yaitu mempertahankan konsentrasi oksigen
terdapat pada bakteri yaitu nitrogenase. Enzim yang rendah di dalam sel, dengan cara meningkatkan
nitrogenase adalah kompleks enzim dengan dua laju respirasi. Bakteri ini memiliki kemampuan khusus
komponen logam yaitu dinitrogenase MoFe (protein untuk fiksasi nitrogen, meskipun terdapat kandungan
molibdenum-besi) yang berfungsi sebagai komponen oksigen. Ketika konsentrasi oksigen tinggi, maka
katalitik dan dinitrogenase reduktase (protein Fe). Azotobacter tidak mengaktifkan enzim nitrogenase
Kompleks enzim tersebut dikode oleh gen nif (Castillo et al., 2020; Soumare et al., 2020). Menurut
(Mahmud et al., 2020). Berikut reaksi yang terjadi pada (Sabra et al. (2000) terdapat kapsul alginat yang
saat reduksi N2 menjadi NH3 secara mikro-aerobik: terbentuk pada permukaan sel. Kapsul tersebut
N2 + 8H+ + 8e− + 16Mg-ATP → 2NH3 + H2 + 16Mg-ADP berfungsi sebagai mekanisme baru untuk melindungi
+ 16 P…………….. (1) nitrogenase terhadap oksigen.
(Sumber: Mahmud et al., 2020).
Reaksi tersebut terjadi ketika molekul N2 terikat pada METODE ISOLASI DAN PENELITIAN TERKINI
kompleks enzim nitrogenase. Enzim ini akan hancur BAKTERI PENAMBAT NITROGEN SEBAGAI AGEN
ketika kontak dengan oksigen. Oleh sebab itu, proses BIOFERTILIZER
penambatan nitrogen hanya terjadi dalam kondisi
anaerob atau oksigen yang dinetralkan dengan
leghemoglobin (Boyd & Peters, 2013). Tanaman Biofertilizer (pupuk hayati) adalah produk yang
mendapatkan unsur nitrogen dari proses ini, sementara mengandung sel-sel hidup dari berbagai jenis
itu Rhizobium memanfaatkan substrat karbon yang mikroorganisme, diaplikasikan pada benih, permukaan
berasal dari fotosintesis tanaman. tanaman atau tanah, rizosfer atau bagian dalam
Bakteri penambat nitrogen yang hidup bebas atau tanaman dan mendorong pertumbuhan tanaman
tidak bersimbiosis (non-simbiosis) seperti Cyanobacteria dengan mengubah unsur-unsur nutrisi penting (seperti:
(alga hijau biru), Azotobacter, dan Azospirillum. Selain nitrogen dan fosfor) dari tidak tersedia menjadi tersedia
itu, beberapa spesies bakteri juga memiliki kemampuan melalui proses biologis seperti fiksasi nitrogen dan
fiksasi nitrogen dengan non-legum seperti pelarutan fosfat (Bhat et al., 2015). Biofertilizer nitrogen
Achromobacter, Alcaligenes, Arthrobacter, Acetobacter, berperan dalam meningkatkan produktivitas tanaman
Azomonas, Beijerinckia, Bacillus, Clostridium, dengan cara meningkatkan BNF (biological nitrogen
Enterobacter, Erwinia, Derxia, Desulfovibrio, fixation) dan meningkatkan ketersediaan atau
Corynebacterium, Campylobacter, Herbaspirillum, penyerapan hara. Selanjutnya, biofertilizer nitrogen
Klebsiella, Lignobacter, Mycobacterium, Rhodospirillum, dapat menggantikan sebagian dari penggunaan pupuk
Rhodo pseudomonas, Xanthobacter, Mycobacterium anorganik, mengurangi jumlah, dan biaya pupuk

45
Fadilla Sapalina, Eko Noviandi Ginting, dan Fandi Hidayat

anorganik. Penelitian Victoria et al. (2019) rizosfer kelapa sawit. Berdasarkan penelitian Razak et
menunjukkan bahwa aplikasi pupuk hayati pada al. (2019) diketahui bahwa bakteri penambat nitrogen
tanaman bawang merah dapat meningkatkan dapat memacu pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
pertumbuhan dan bobot umbi bawang merah. Selain itu, Bibit kelapa sawit yang diinokulasikan bakteri BNF
Hidayat et al. (2020) juga melaporkan bahwa aplikasi secara signifikan lebih tinggi dan nilai klorofil lebih
konsorsium bakteri penambat nitrogen dan bakteri tinggi dibandingkan dengan bibit kontrol tanpa
pelarut fosfat mempengaruhi perubahan karakteristik inokulum. Berat kering pucuk dan akar bibit yang
kimia tanah, pertumbuhan vegetatif dan biomassa diinokulasi juga lebih tinggi daripada kontrol. Pada
tanaman jagung, serta dapat meningkatkan efisiensi penampang akar menunjukkan adanya kolonisasi
pemupukan melalui pengurangan dosis pupuk bakteri BNF di dalam jaringan akar. Selain itu, pada
anorganik hingga 50%. Pada akhirnya dapat tanaman kacangan penutup tanah (legume cover crop)
mencegah pencemaran lingkungan dari aplikasi pupuk kelapa sawit yaitu Mucuna bracteata juga dilaporkan
anorganik secara terus menerus. memiliki simbiosis dengan bakteri penambat nitrogen,
Isolasi merupakan tahap awal yang dilakukan seperti yang dilaporkan oleh . Penelitian tersebut
untuk menentukan strain bakteri yang mampu menunjukkan bahwa Mucuna bracteata memiliki
menambat nitrogen. Jumlah bakteri di tanah bisa aktivitas penambatan nitrogen, karena ditemukannya
mencapai 106 - 107 sel/cm2 dengan melakukan culture- beberapa bakteri penambat nitrogen seperti bakteri
dependent dari sampel tanah di medium tertentu dari kelas Alphaproteobacteria (Brevundimonas sp.),
(Igiehon & Babalola, 2018). Beberapa metode isolasi Betaproteobacteria (Achromobacter sp. dan
bakteri penambat nitrogen pada rizosfer dijelaskan Burkholderia sp.), Gammaproteobacteria
pada Tabel 2. Pada tanaman kelapa sawit masih (Stenotrophomonas sp.), dan Bacillus sp. Berikut
belum banyak dilaporkan penelitian terkait bakteri morfologi tanaman dan bintil akar pada Mucuna
penambat nitrogen yang diisolasi langsung dari bracteata.

2 cm

(a) (b)
Gambar 4. (a) legum cover crop Mucuna bracteata, (b) bintil akar pada Mucuna bracteata (Sumber: dokumentasi
pribadi).

Teknik culture-dependent secara rutin digunakan yang terkait dengan mikroorganisme, namun tidak
untuk menguji bakteri dari kelompok plant growth dapat memperoleh sebagian besar mikroorganisme
promoting rhizobacteria (PGPR). Metode ini yang bersifat unculture di rizosfer. Hal ini disebabkan
melibatkan kultur mikroorganisme dalam cawan petri karena teknik culture-dependent hanya dapat
atau medium cair untuk mengisolasi dan mempelajari mengisolasi sekitar 1% dari seluruh mikrobioma dalam
sifat-sifat dari PGPR. Teknik ini juga digunakan untuk sampel tanah, sedangkan 99% sisanya dapat
mengisolasi dan mengkarakterisasi materi genetik dipelajari melalui teknik molekuler atau teknik culture-

46
Bakteri penambat nitrogen sebagai agen Biofertilizer

Tabel 2. Metode isolasi bakteri penambat nitrogen pada rizosfer

Author Medium Metode Hasil

Razak et al., NA (nutrient agar) Pengenceran bertingkat dengan Isolat BNF yang diaplikasikan
(2019) dan N-free broth suspensi bakteri mencapai pada bibit kelapa sawit
konsentrasi 1012 CFU/ml menunjukkan pertumbuhan yang
berbeda nyata dibandingkan
dengan kontrol tanpa inokulum

Zulfarina et al., N-free liquid Pengenceran bertingkat dan Kelimpahan bakteri penambat
(2017) medium dan aktivitas fiksasi nitrogen nitrogen ditemukan lebih tinggi
reagen fenol ditunjukkan dengan adanya sebagai bakteri nitrifikasi
perubahan warna menjadi biru

Arsita et al., N-free medium, Pengenceran bertingkat, Pada penelitian ini ditemukan 5
(2020) semisolid Nfb perubahan warna dalam media isolat dengan kemampuan
dan bromotimol semisolid dari hijau menjadi biru sebagai penghasil amonium
blue menunjukkan adanya aktifitas dengan konsentrasi tinggi
fiksasi nitrogen, ekskresi
amonium dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometri

Hamza et al., Azotobacter Menggunakan medium spesifik Isolat bakteri yang diperoleh yaitu
(2017) medium, YEMA sesuai target bakteri. Azotobacter 2 isolat Azotobacter dan 1 isolat
(yeast extract medium untuk bakteri Azotobacter Rhizobium
mannitol agar) dan YEMA medium untuk
medium Rhizobium

47
Fadilla Sapalina, Eko Noviandi Ginting, dan Fandi Hidayat

independent (Igiehon & Babalola, 2018). Seiring spesifik seperti Azospirillum. Selanjutnya, rekayasa
dengan perkembangan zaman, maka teknologi yang genetika dapat digunakan untuk mengembangkan
digunakanpun semakin maju. Pada umumnya bakteri yang efektif dengan inokulum dosis rendah dan
penelitian terkini cenderung untuk menggunakan tahan pada berbagai kondisi lingkungan (seperti
teknik molekuler, salah satunya yaitu teknik culture- kondisi kekeringan, pH rendah, salinitas tinggi dan
independent seperti next generation sequencing lainnya).
(NGS). Teknik ini menunjukkan prospek yang lebih
baik untuk menemukan novel strain yang memiliki sifat
sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Teknik NGS KESIMPULAN
memiliki dampak terbesar pada DNA dan teknik Biofertilizer yang mengandung agen hayati
analisis berbasis RNA, dikarenakan NGS dapat
memberikan solusi untuk masalah yang tidak bisa penambat nitrogen dapat membantu dalam
diselesaikan sebelumnya, seperti dalam hal finansial meningkatkan produktivitas tanaman dengan cara
dan teknis. Oleh karena itu, mikrobioma terkait meningkatkan BNF, peningkatan ketersediaan
tanaman saat ini dapat dipelajari dengan lebih cepat atau penyerapan hara. Biological nitrogen fixation
dan mendalam dari pada sebelumnya. tersebut dapat digunakan sebagai alternatif
pengganti sebagian penggunaan pupuk anorganik,
sehingga dapat mencegah pencemaran
Prospek penelitian lanjutan terkait bakteri lingkungan dan dapat membantu tercapainya
penambat nitrogen pertanian yang berkelanjutan.
Pada masa yang akan datang pilihan strain bakteri
merupakan tugas penting, karena strain yang efisien
sebagai bakteri penambat nitrogen sama pentingnya DAFTAR PUSTAKA
dalam produksi pupuk hayati, sebagaimana benih Arsita, R., Karim, H., Hala, Y., Iriany, N., & Jumadi, O.
dalam budidaya tanaman. Dengan demikian, perlu (2020). Isolation and identification of nitrogen-
menggunakan strain dari sumber yang dapat fixing bacteria in the corn rhizosphere (Zea
dipercaya untuk produksi skala besar mikroorganisme mays L.) originating from Jeneponto Regency,
penambat nitrogen. Menurut Soumare et al. (2020) South Sulawesi. IOP Conference Series: Earth
perlu pemahaman lebih lanjut tentang BNF dengan and Environmental Science, 484(012051), 1–7.
tanaman non-legum. Selain itu, rekayasa tanaman https://doi.org/10.1088/1755-
non-legum dapat dilakukan untuk dapat membentuk 1315/484/1/012051
nodul dan bersimbiosis seperti halnya tanaman legum
dengan Rhizobium. Oleh karena itu, perlu penelitian Bhat, T. A., Ahmad, L., Ganai, M. A., Shams-Ul-Haq, &
untuk menghasilkan simbiosis buatan berupa fiksasi Khan, O. A. (2015). Nitrogen fixing biofertilizers;
nitrogen asosiatif pada tanaman non-legum, terutama mechanism and growth promotion: A review.
serealia seperti beras, gandum dan jagung. Penelitian Journal of Pure and Applied Microbiology, 9(2),
untuk bakteri penambat nitrogen pada tanaman 1675–1690.
lainnya masih menjadi pilihan penting bagi peneliti di Boyd, E. S., & Peters, J. W. (2013). New insights into
masa yang akan datang, karena pada umumnya the evolutionary history of biological nitrogen
penelitian saat ini terbatas pada tanaman legum dan fixation. Frontiers in Microbiology, 4(201), 1–12.
beberapa tanaman serealia. https://doi.org/10.3389/fmicb.2013.00201
Igiehon & Babalola (2018) melaporkan bahwa Castillo, T., García, A., Padilla-Córdova, C., Díaz-
pada masa yang akan datang perlu mengembangkan Barrera, A., & Peña, C. (2020). Respiration in
PGPR yang dimodifikasi secara genetik untuk Azotobacter vinelandii and its relationship with
meningkatkan kinerja tanaman, karena lebih mudah the synthesis of biopolymers. Electronic Journal
untuk memodifikasi bakteri daripada organisme of Biotechnology, 48(2020), 36–45.
kompleks yang lebih tinggi. Inokulan tunggal yang https://doi.org/10.1016/j.ejbt.2020.08.001
direkayasa juga dapat digunakan untuk beberapa
tanaman, terutama bila menggunakan genus non- Cherkasov, N., Ibhadon, A. O., & Fitzpatrick, P. (2015).

48
Bakteri penambat nitrogen sebagai agen Biofertilizer

A review of the existing and alternative methods https://doi.org/doi.org/10.3390/ su13105625


for greener nitrogen fixation. Chemical Pinton, R., Varanini, Z., & Nannipieri, P. (2007). The
Engineering and Processing, 90(2015), 24–33. Rhizosphere: Biochemistry and Organic
https://doi.org/10.1016/j.cep.2015.02.004 Substances at the Soil-Plant Interface Second
Hamza, T. A., Hussein, Z., Mitku, R., Ayalew, P., & Edition. In Taylor & Francis Group (pp. 1–316).
Belayneh, T. (2017). Isolation and Razak, I. B. A., Sha'ari, S. H., Fishal, E. M. M., Bohari,
Characterization of Nitrogen Fixing Bacteria N. H., & Ibrahim, H. (2019). The Effectiveness
from Rhizospher Soil Collected from Shell Mele of Biological Nitrogen Fixation Bacteria on the
Agricultural Center, Southern Ethiopia. Journal Growth of Oil Palm Seedling. IOSR Journal of
of Agricultural Science and Food Technology, Agriculture and Veterinary Science (IOSR-
3(7), 117–124. JAVS), 12(10), 58–65.
Hidayat, F., Sembiring, Z., Afrida, E., & Balatif, F. https://doi.org/10.9790/2380-1210015865
(2020). Aplikasi Konsorsium Bakteri Penambat Sabra, W., Zeng, A. P., Lunsdorf, H., & Deckwer, W. D.
Nitrogen dan Pelarut Fosfat Untuk (2000). Effect of oxygen on formation and
Meningkatkan Pertumbuhan Jagung (Zea structure of Azotobacter vinelandii alginate and
mays). Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, its role in protecting nitrogenase. Applied and
7(2), 249–254. Environmental Microbiology, 66(9), 4037–4044.
https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2020.007.2.8 https://doi.org/10.1128/AEM.66.9.4037-
Igiehon, N. O., & Babalola, O. O. (2018). Rhizosphere 4044.2000
microbiome modulators: Contributions of Saikia, S. P., & Jain, V. (2007). Biological nitrogen
nitrogen fixing bacteria towards sustainable fixation with non-legumes: An achievable target
agriculture. International Journal of or a dogma?. Current Science, 92(3), 317–322.
Environmental Research and Public Health, Salwani, S., Amir, H. G., & Najimudin, N. (2012).
15(4), 1–25. Evidence of diazotrophic symbionts in the
https://doi.org/10.3390/ijerph15040574 leguminous cover crop Mucuna bracteata.
Leghari, S. J., Wahocho, N. A., Laghari, G. M., Laghari, Pertanika Journal of Tropical Agricultural
A. H., Bhabhan, G. M., Talpur, K. H., Bhutto, T. Science, 35(3), 537–552.
A., Wahocho, S. A., & Lashari, A. A. (2016). Shi, R., Zhang, X., Waterhouse, G. I. N., Zhao, Y., &
Role of Nitrogen for Plant Growth and Zhang, T. (2020). The Journey toward Low
Development: A review. Advances Temperature , Low Pressure Catalytic Nitrogen
InEnvironmental Biology, 10(9), 209–218. Fixation. Advanced Energy Materials,
Li, S. X., Wang, Z. H., & Stewart, B. A. (2013). 2000659(2020), 1–10.
Responses of Crop Plants to Ammonium and https://doi.org/10.1002/aenm.202000659
Nitrate N. In Advances in Agronomy (pp. Simanungkalit, R. D. M., Saraswati, R., Hastuti, R. D.,
205–397). Elsevier. & Husen, D. E. (2004). Bakteri Penambat
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-405942- Nitrogen. In Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
9.00005-0 (pp. 113–140).
Mahmud, K., Makaju, S., Ibrahim, R., & Missaoui, A. Soumare, A., Diedhiou, A. G., Thuita, M., Hafidi, M.,
(2020). Current progress in nitrogen fixing Ouhdouch, Y., Gopalakrishnan, S., & Kouismi,
plants and microbiome research. Plants, 9(1), L. (2020). Exploiting Biological Nitrogen
1–17. https://doi.org/10.3390/plants9010097 Fixation: A Route. Plants, 9(2020), 1–22.
Martinez-Dalmau, J., Berbel, J., & Ordonez- https://doi.org/doi:10.3390/plants9081011
Fernandez, R. (2021). Nitrogen Fertilization. A Smercina, D. N., Evans, S. E., Friesen, M. L., Tiemann,
Review of the Risks Associated with the L. K. (2019). To fix or not to fix: controls on free-
Inefficiency of Its Use and Policy Responses. living nitrogen fixation in the rhizosphere.
Sustainability, 13(5625), 1–15. Applied and Environmental Microbiology, 85(6),

49
Fadilla Sapalina, Eko Noviandi Ginting, dan Fandi Hidayat

1-14. https://doi.org/10.1128/AEM.02546-18. Nature Education Knowledge. Retrieved from


Victoria, T. V., Hidayat, F., & Tyasmoro, S. Y. (2019). https://www.nature.com/scitable/knowledge/lib
Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk NPK dan rary/biological-nitrogen-fixation-23570419/
Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Zulfarina, Z., Rusmana, I., Mubarik, N. R., & Santosa,
Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum D. A. (2017). The Abundance of Nitrogen
L .) The Effect of NPK fertilizer and Biofertilizer Fixing, Nitrifying, Denitrifying and Ammonifying
on the Growth and Yield of Shallots (Allium Bacteria in the Soil of Tropical Rainforests and
ascalonicum L .). Jurnal Produksi Tanaman, Oil Palm Plantations in Jambi. Makara Journal
7(11), 2151–2160. of Science, 21(4), 187–194.
Wagner, S. C. (2011). Biological Nitrogen Fixation. https://doi.org/10.7454/mss.v21i4.8841

50

Anda mungkin juga menyukai