Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH


NITRAT TANAH



NAMA : JANE TRIANA TANGKE
STAMBUK : L221 12 258
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : MUH. FAWZUL KABIIR
ARDI SYAM









LABORATORIUM ILMU TANAH
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nitrogen merupakan sumber utama gas bebas di udara yang
menempati 78% dari volume atmosfer. Dalam bentuk unsur lain tidak dapat
digunakan oleh tanaman. Nitrogen gas harus diubah menjadi bentuk nitrat atau
amonium melalui proses-proses tertentu seperti denitrifikasi agar dapat
digunakan oleh tanaman (Buroco, 2012).
Atmosfer terdiri dari 79 % nitrogen (berdasarkan volume) sebagai gas
padat N
2
yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lainnya yang menghasilkan
suatu bentuk nitrogen yang dapat digunakan oleh sebagian besar tanaman.
Peningkatan penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman terdiri terutama dari
meningkatnya jumlah pengikatan nitrogen secara biologis atau penambahan
nitrogen pupuk (Buroco, 2012).
Diantara berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman
nitrogen merupakan salah satu diantara unsur hara makro tersebut yang
sangat besar peranannya bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Nitrogen memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan pertumbuhan.
Diantara tiga unsur yang biasa mengandung pupuk buatan yaitu kalium, fosfat,
dan nitrogen. Nitrogen mempunyai efek paling menonjol (Buroco, 2012).
Nitrogen bila ditinjau dari segi keberadaannya merupakan yang paling
banyak mendapat perhatian. Hal ini disebabkan jumlah nitrogen yang terdapat
di dalam tanah sedikit sedangkan yang diangkat tanaman berupa panen setiap
musim cukup banyak. Disamping itu, senyawa nitrogen anorganik sangat larut
dan mudah hilang dalam air drainase atau alang ke atmosfer. Selanjutnya efek
nitrogen terhadap pertumbuhan akan jelas dan cepat. Dengan demikian dari
banyak segi jelas bahwa unsur nitrogen ini merupakan unsur yang berdaya
besar yang tidak saja unsur yang harus diawetkan juga harus dikendalikan
pemakaiannya (Buroco, 2012).
Nitrat (NO
3
) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan bagian
dari siklus nitrogen. Nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di
dalam air bawah tanah maupun dipermukaan dan merupakan parameter
kualitas air minum yang berhubungan dengan kimia anorganik.
Pengkonsumsian air sumur dengan kadar nitrat tinggi, akan menimbulkan
gangguan kesehatan seperti gondok, dan sebagainya dimana kadar
maksimum nitrat yang diperbolehkan pada air bersih maupun air minum hanya
10 mg/ml (Kadir, 2012).
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar nitrat yang normal
untuk suatu tambak.
Kegunaan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
pengaruh atau dampak dari nitrat di dalam tambak serta mengetahui kadar
normal nitrat yan layak untuk proses budidaya.









II. TINJAUAN PUSTAKA
Nitrat (NO
3
) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan
merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat
nitrogen sangat mudah terlarut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini
dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan.
Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat
dengan bantuan mikroorganisme adalah proses yang penting dalam siklus
nitrogen (Bahari, 2010).
Sumber utama nitrogen untuk tanaman adalah gas nitrogen bebas di
udara, yang menempati 78% dari volume atmosfer. Dalam bentuk unsur ia
tidak dapat digunakan oleh tanaman. Nitrogen gas harus diubah menjadi
bentuk nitrat maupun ammonium melalui prosesproses tertentu agar dapat
digunakan oleh tanaman (Muhammadar 2013 ).
Kehilangan nitrogen di dalam tanah dapat disebabkan melalui proses
denitrifikasi, tercuci bersama air drainase, dan terfiksasi oleh mineralmineral.
Kehilangan nitrogen tergantung pada beberapa hal, antara lain saat panen
kehilangan dapat diperbesar apabila dilakukan panen beberapa kali dalam satu
tahun, demikian juga dapat dikontrol oleh manusia. (Muhammadar, 2013).
Nitrogen tanah secara umum dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu
bentuk organik dan anorganik. Bentuk organik merupakan bentuk yang
terbesar. Bentuk anorganik terdapat sebagai bentuk ammonium, nitrit, nitrat,
N
2
O, NO dan gas N
2
yang hanya dapat digunakan oleh rhizobium. Bentuk N
2
O
dan NO merupakan bentukbentuk yang hilang dari tanah dalam bentuk gas,
akibat proses denitrifikasi (Muhammadar, 2013).
Cara utama nitrogen masuk ke dalam tanah adalah akibat kegiatan
jasad renik, baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan
tanaman. Dalam hal yang terakhir nitrogen yang diikat digunakan dalam
sintesa amino dan protein oleh tanaman inang. Jika tanaman atau jasad renik
pengikat nitrogen bebas, maka bakteri pembusuk membebaskan asam amino
dari protein, bakteri amonifikasi membebaskan amonium dari grup (kelompok)
amino, yang kemudian dilarutkan dalam larutan tanah. Amonium diserap
tanaman, atau diserap setelah dikonversikan menjadi nitrat oleh bakteri
nitrifikasi (Buroco, 2012).
Tanah hutan berbeda dengan tanah perkebunan dan tanah peternakan.
Tanaman di lahan kering umumnya menyerap ion nitrat NO
3-
relatif lebih besar
jika dibandingkan dengan ion NH
4+
. Ada dugaan bahwa senyawa organik,
misalnya asam nukleat dan asam amino larut, dapat diserap langsung oleh
tanaman. Tetapi keberadaan kedua senyawa tersebut dalam tanah dianggap
kecil jika dibandingkan dengan keperluan tanaman. pada pH rendah, nitrat
diserap lebih cepat dibandingkan dengan amonium, sedangkan pada pH netral
kemungkinan penyerapan keduanya seimbang (Buroco, 2012).
Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya persaingan anion OH
-
dengan
anion NO
3-
sehingga penyerapan nitrat sedikit terhambat. Pada pH 4,0
penyerapan nitrat lebih banyak dibandingkan dengan amonium. Amonium
dalam kadar yang tinggi dapat meracuni tanaman. Hal ini disebabkan oleh
adanya amoniak (NH
3
) yang terbentuk dari amonium. Bagi tanaman yang
berwarna hijau mengandung N protein terbanyak dan meliputi 70% sampai
80% dari total N tanaman. Nitrogen asam nukleat terdapat sekitar 10% dan
asam amino terlarut hanya sebanyak 5% dari total dalam tanaman. Pada biji
tanaman, protein umumnya dalam bentuk tersimpan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ketersediaan N adalah kegiatan jasad renik, baik yang hidup
bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman. Pertambahan lain dari
nitrogen tanah adalah akibat loncatan suatu listrik di udara. Nitrogen dapat
masuk melalui air hujan dalam bentuk nitrat. Jumlah ini sangat tergantung
pada tempat dan iklim (Buroco, 2012).
Pengaruh jangka panjang pemupukan nitrogen dalam biosfer tidak
diketahui, tetapi pemupukan ini merupakan bahaya yang terpendam bagi
pencemaran nitrat terhadap air tanah dan eutrofikasi danau. Penting untuk
disadari bahwa penambahan lebih banyak nitrogen ke dalam tanah sebagai
pupuk tidak selalu berakibat lebih banyak pencucian nitrat sampai ke
permukaan air tanah. Hal ini merupakan akibat dari kenyataan bahwa
pertumbuhan tanaman yang sangat meningkat memerlukan lebih banyak
pengambilan nitrogen. Tetapi, kehilangan nitrogen meningkat bila kemampuan
tanah dalam imobilisasi terlampaui (Buroco, 2012).
Nitrogen dalam tanah berasal dari, bahan organik tanah (bahan organik
halus, N tinggi, C/N rendah; dan bahan organik, kasar, N rendah C/N tinggi.
Bahan organik merupakan sumber N yang utama di dalam tanah), pengikatan
oleh mikroorganisme dan N udara (Simbiose dengan tanaman legumenose,
yaitu oleh bakteri bintil akar atau Rhizobium; Bakteri yang hidup bebas
(nonsimbiotik) yaitu Azotobacter (aerobik) dan Clostridium (anaerobik), pupuk,
misalnya ZA, Urea, dan lain-lain, Air hujan (Buroco, 2012).
Fungsi N adalah memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan
pembentukan protein. Gejala-gejala kekurangan N adalah tanaman kerdil,
pertumbuhan akar terbatas, dan daun-daun kuning dan gugur. Gejala-gejala
kebanyakan N adalah memperlambat kematangan tanaman, batang-batang
lemah mudah roboh, dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit.
Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam berbagai bentuk yaitu protein,
senyawa-senyawa amino, Amonium (NH
4+
), dan Nitrat (NO
3-
) (Buroco, 2012).
Hilangnya N dari tanah karena digunakan oleh tanaman atau
mikroorganisme, N dalam bentuk NH
4+
dapat diikat oleh mineral liat jenis illit
sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman, N dalam bentuk NO
3-
mudah
dicuci oleh air hujan, banyak hujan N rendah, dan tanah pasir mudah
merembeskan air sehingga N lebih rendah daripada tanah liat (Buroco, 2012).
Pelepasan N organik menjadi N yang tersedia bagi tanaman yaitu:
NH
4
+
, melibatkan mikrobia heterotrof yaitu bakteri dan kapang. Bahan organik
tanah mengandung N sekitar 5%, sekitar 1-4% dari N organik mengalami
mineralisasi setiap tahunnya. Nitrit bersifat meracun, umumnya tidak sampai
mengumpul, karena reaksi nitrit menjadi nitrat jauh lebih besar dibanding
perubahan ammonium menjadi nitrit. Ada dua jenis bakteri ototrof yang
menonjol, mereka mendapatkan energi dari oksidasi N sedangkan C diambil
dari CO
2
(Nasih, 2011).
Meningkatkan potensi pelindian N. Senyawa NO
3-
sangat mobil, sangat
larut air, tidak dapat dipegang oleh koloid tanah. Senyawa NH
4+
merupakan
kation tertukar, dapat dipegang oleh koloid tanah, bersifat mobil dalam tanah
pasiran tanah yang memiliki KTK rendah. Untuk berlangsungnya proses
nitrifikasi diperlukan suasana aerasi yang baik, karena yang aktif bakteri
aerobik, oksigen diperlukan sebagai reaktan dalam kedua reaksi yang terlibat.
Proses ini bersifat mengasamkan tanah, 2 mol H
+
dihasilkan per mol NH
4+
yag
dinitrifikasi, ini dapat berasal dari pupuk ammonium atau mengandung
pembentuk ammonium (urea). Sangat cepat pada pH tinggi, optimum pada pH
8.5, bakteri memerlukan cukup Ca dan P, keseimbangan reaksi lebih cocok
pada pH tinggi tersebut. Reaksi cepat pada temperatur hangat dan tanah yang
lembab. Penghambat nitrifikasi: digunakan untuk membatasi pelindian nitrat,
N-Serve (nitrapyrin) karena bersifat meracun bagi Nitrosomonas (Nasih, 2010).



III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah mengenai Nitrat dilaksanakan pada
hari Jumat, 09 Mei 2014 pukul 10:30-17:00 WITA di Laboratorium Ilmu Tanah,
Jurusan perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Nitrat Tanah dapat
dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Alat yang digunakan beserta fungsinya
No. Alat Fungsi
1. Kertas saring whatman Untuk menyaring tanah sampel yang
dilarutkan
2. Kertas label Untuk menandai sampel
3. Pipet skala Untuk mengambil larutan
4. Tabung reaksi Untuk wadah sampel
5. Spektofotometer Untuk mengukur absorbansi sampel

Tabel 3. Bahan yang digunakan beserta fungsinya
No. Bahan Fungsi
1. Tanah sampel yang telah halus Untuk bahan pengamatan
2. Larutan bruncine Untuk larutan pereaksi sampel
3. Larutan asam sulfat pekat Untuk larutan pereaksi sampel

Prosedur Kerja
1. Saring sebanyak 2 Ml air sampel dengan kertas saring whatman 42.
2. Pipet 2 mL air sampel yang telang disaring, kemudian masukkan ke
dalam tabung reaksi.
3. Tambahkan 0,2 mL (4 tetes) brucine, kemudian aduk.
4. Tambahkan 2 mL larutan asam sulfat pekat (gunakan ruang asam dan
aduk).
5. Diamkan sampai dingin.
6. Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 410 nm dengan
menggunakan spektofotometer.
7. Analisa dengan menggunakan rumus berikut
Nitrat = absorbansi - 0,0066 (ppm)
0,0841






















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai Nitrat dapat dilihat
pada Table 3.
Tabel 3. Hasil dari Praktikum Nitrat Tanah

Nitrat pintu pemasukan air sedalam 10 cm
Nitrat =

(ppm)
=

(ppm)
= 0,956 ppm
Nitrat tengah tambak sedalam 10 cm
Nitrat =

(ppm)
=

(ppm)
= 0,920 ppm
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum Nitrat pada pintu masuk air dengan
kedalaman 10 cm kandungan Nitratnya adalah 0,956 ppm, sedangkan Nitrat
pada tengah tambak dengan kedalaman 10 cm adalah 0,920 ppm. Dimana
hasil Nitrat ini tidak sesuai dengan literatur. Besarnya kadar nitrat di dalam
tambak yang masih bisa ditoleransi berada dibawah 0,1 ppm. Sementara itu,
kadar nitrit yang diperbolehkan tidak lebih dari 0,5 ppm. Kadar nitrat dan nitrit
di dalam air tambak yang melebihi ambang batas tersebut akan berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup hewan yang dipelihara.
Pengukuran kadar nitrat dan nirit menggunakan instrument kit dengan kisaran
pengukuran 0,052 ppm. Alat ini juga berfungsi sebagai pengukur kadar Cd
(cadmium) dalam air tambak (Fajar, 2010).
No Lokasi Kedalaman Tanah Absorban Nitrat (NO3)
1 Tengah tambak 10 cm 0,084 0,920 ppm
2 Pintu Pemasukan 10 cm 0,087 0,956 ppm
Konsentrasi kandungan unsur nitrogen nitrit dalam air. Nitrit merupakan
ion-ion an-organik alami yang merupakan bagian dari sebuah siklus unsur
Nitrogen di alam. Proses dimulai dari bahan/material yang mengandung
Nitrogen oleh mikroorganisme dirubah menjadi Amoniak (NH
4
), kemudian akan
mengalami oksidasi menjadi Nitrit (NO
2-
), selanjutnya ion Nitrit tersebut akan
mengalami oksidasi lagi menjadi Nitrat (NO
3-
) yang relatif memiliki ikatan kimia
lebih stabil. Mengingat ion Nitrit dan Nitrat merupakan sabuah proses yang
saling berantai dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain maka
berbagai dampak pada lingkungan dan kesehatan manusia adalah sama
dengan dampak yang diakibatkan oleh ion Nitrat, akan tetapi karena ion Nitrit
ini sangat labil ikatan kimianya, maka dampaknya akan semakin akut dan
serius. Dialam, sumber Nitrogen yang akan bersiklus menjadi Amoniak, Nitrit
dan Nitrat sangatlah melimbah, dapat berasal dari alam (batuan/tanah) juga
dari berbagai limbah organik, seperti limbah tinja/urine, limbah kotoran
peternakan dan berbagai limbah organik lainnya yang oleh mikroorganisme
akan diproses menjadi ion-ion Nitrit dan Nitrat. Nitrat dalam perairan
mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton dan tanaman. Jika kadarnya terlalu
tinggi, maka akan menyebabkan bloming fitoplankton. Nitrat dan unsure- unsur
lainnya seperti fosfor hingga batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya
hampir pada semua ekosistem air tawar. Dalam air danau, dan aliran air
dengan kesadahan rendah, kalsium dan garam- garam juga tampaknyan
terbatas, kecuali pada beberapa mata air mineral bahkan pada air dengan
kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadar garam dengan salinitas kurang
dari 0,5% dibandingkan dengan 30- 37% dalam air laut (Fajar, 2010).

V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan Nitrat diatas dapat disimpulkan bahwa kadar
Nitrat yang baik pada tambak adalah dibawah 0,1 ppm yang masih bisa
ditoleransi dan kadar Nitrat diperbolehkan tidak lebih dari 0,5 ppm. Kadar nitrat
dan nitrit di dalam air tambak yang melebihi ambang batas tersebut akan
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup
organisme yang dibudidayakan.
Saran
Laboratorium
Kebersihannya dijaga dan sebaiknya sarana dan prasarana yang ada di
dalam laboratorium lebih dilengkapi lagi demi kelancaran praktikum
Asisten
1. Andi Masriah S.Pi
Untuk kakak tidak ada saran saya tinggal kakak memperthankannya
saja dan semoga kedepannya lebih baik lagi ok kak
2. Jumra Yusliana Yusuf
Saya juga tidak ada saran untuk kakak tinggal kakak pertahankan dan
kedepannya lebih baik lagi semangat kak








DAFTAR PUSTAKA
Fajar, 2010. Kandungan Nitrat (NO
3)
dan nitrit (NO
2
).
www.blogspot.com. Diakses pada hari Rabu, 14 April 2014 pukul 19:00
WITA.

Anda mungkin juga menyukai