Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nitrogen (N) merupakan unsur esensial bagi tumbuhan. N dibutuhkan


dalam jumlah yang banyak (Hanafiah et al. 2010). N di dalam tanah dan tanaman
bersifat sangat mobil, sehingga keberadaan N didalam tanah cepat berubah atau
bahkan hilang. Kehilangan N dapat melalui denitrifikasi, volatilisasi,
pengangkutan hasil panen atau pencucian dan erosi permukaan tanah. Hilangnya
N melalui pencucian umumnya terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur kasar,
kandungan bahan organik sedikit dan nilai kapasitas tukar kation (KTK) rendah.
Rendahnya kandungan unsur N serta unsur hara lain dapat terjadi pada tanah yang
memiliki tingkat kemasaman tinggi (pH 5.5), hal ini umum terjadi pada tanah
yang diusahakan dalam bidang pertanian, seperti pada tanah Entisol, Inceptisol
dan Ultisol (Hardjowogeno, 2010).
Nitrogen yang terdapat di atmosfir merupakan hasil senyawa ammonium
dan nitrat yang berasal dari benda padat yang terdapat pada permukaan bumi.
Panas yang terjadi pada permukaan bumi menyebabkan nitrogrn yang sebagian
besar sebagai ammonia menguap ke udara dan bersenyawa dengan oksigen
membentuk nitrogen elementer atau gas nitrogen. Meskipun hampir 80 persen
dari atmosfir merupakan gas nitrogen, namun hanya diperkirakan 2 persen dari
total nitrogen yang terdapat di bumi. Sebagian besar nitrogen yang terdapat di
dalam tanah tersebut berasal dari akumulasi yang terjadi melalui proses fiksasi
secara biologis.
Rendahnya kandungan unsur N dalam tanah dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Dalam tanaman yang mengalami kekahatan unsur N,
dalam jaringan tua akan diimobilisasi ke titik dan jaringan tua akan menguning,
jika kekahatan terus berlanjut maka keseluruhan tanaman akan menguning, layu
dan mati. Adapun dampak lainnya adalah mengakibatkan rendahnya produksi
bobot kering tanaman. Bahwa peningkatan dosis pupuk N di dalam tanah secara

1
langsung dapat meningkatkan kadar protein dan produksi tanaman Winarso
(2005).

1.2 Tujuan
1. Untuk memahami sumber N dalam tanah.
2. Untuk memahami cara fiksasi N simbiotik dan non simbiotik.
3. Untuk memahami mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik.
4. Untuk memahami penurunan pH tanah dengan cara pemupukan N.
5. Untuk memahami bentuk utama N.
6. Untuk memahami pengaruh apa saja faktor-faktor dalam tanah.
7. Untuk mengetahui perilaku N didalam tanah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Nitrogen Tanah


Tanah mensuplai sebagian besar unsur hara yang digunakan tanaman
berasal dari bahan induk. Di dalam proses pelapukan bantuan induk
dibebaskan ion- ion berbagai unsur. Pelapukan yang terjadi pada batuan beku
sedikit atau sama sekali tidak mensuplai nitrogrn yang tersedia bagi tanaman,
karena kandungan nitrogeb pada batuan inin sangat sedikit. Batuan yang lebih
banyak mengandung nitrogen adalan batuan sendimen.
Hampir sebagian besar nitrogen berasal dari aktifitas kehidupan didalam
tanah, namun ini merupakan sumber sekunder. Sumber nitrogen primer
berasal dari atmosfir, nitrogen udara bisa ditambat secara alamiah, kimia,
biologi. Bahan dasar nitrogen tanah adalah berasal dari senyawa nitrogen
melalui lompatan listrik di atmosfir yang akhirnya turun ke bumi melalui air
hujan. Proses demikian senantiasa berlangsung diperkirakan antara 5 – 10 kg
N/ha/tahun.
Terdapat beberapa jenis organisme yang memanfaatkan gas nitrogen dari
atmosfir, yang umum dikenal adalah Rhizobium (bakteri leguminosa).
Bakteri yang hidup bebas seperti Azotobakter, Clostridium, dan Ganggang
biru hijau. Fiksasi nitrogen oleh bakteri Rhizobium merupakan proses
simbiotik.

2.1.1 Penambatan nitrogen simbiotis


Beberapa jenis organisme dapat memanfaatkan N2 secara simbiotik
(saling menguntungkan). Biasanya suatu tumbuhan yang mengandung
klorofil menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan karbohidrat.
Organisme lainnya menerima karbohidrat tersebut dan menggunakannya
sebagai sumber energi dalam proses fiksasi N. sebagian senyawa N
kembali lagi pada tumbuhan dan karenanya kerjasama mereka saling
menguntungkan. Contoh yang jelas fiksasi N secara simbiotik yaitu antara

3
tanaman jenis Leguminosa (alfafa, tanaman penutup tanah, kacang polong,
buncis, lokus dll) dan beberapa jenis bakteri, bakteri-bakteri ini
membentuk nodula akar pada tanaman leguminosa dan mengadakan
fiksasi disana. Banyaknya N yang difiksasi oleh bakteri Rhizobium
tergantung dari suplai karbohidrat oleh tanaman serta kandungan N di
dalam tanah. Bakteri memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi
untuk memfiksasi N, suatu species bakteri hanya dapat bersimbiose
dengan tanaman tertentu saja, sebagai contoh species bakteri yang
membentuk nodula akar pada tanaman alfafa maka memfiksasi nitrogen
tidak akan berlaku sama pada tanaman kedelai atau sebaliknya. Dengan
demikian satu jenis tanaman leguminosa hanya membutuhkan strain
Rhizobium yang sesuai.

2.1.2 Penambatan nitrogen non simbiotis


Sumber nitrogen yang dapat memanfaatkan tanaman selain melalui
fiksasi nitrogen secara simbiotis oleh jasad renik di dalam tanah, juga
berasal dari fiksasi yang terjadi melalui lompatan muatan listrik di
atmosfir serta fiksasi dalam proses industrial. Ditinjau dari sudut pertanian
komersial, didalam prakteknya di Negara-negara seperti Amerika, Eropa,
serta Negara-negara berkembang lainnya fiksasi nitrogen secara industrial
merupakan proses penghasil nitrogen yang sangat penting. Bentuk-bentuk
mineral yang dihasilkan dikenal dengan istilah pupuk pabrik atau pupuk
buatan dapat dihasilkan dengan murah dalam konsentrasi yang tinggi,
mudah pengangkutan dan penggunaanya serta lebih cepat tersedia bagi
tanaman dibandingkan dalam bentuk organik. Fikasasi yang berasal dari
gas nitrogen di atmosfir melalui lompatan listrik kembali ke bumi melalui
air hujan. Senyawa-senyawa anorganik diatrmosfir dalam bentuk
ammonia. NO3-, NO2-, serta senyawa anorganik lainnya, senyawa
ammonia terutama berasal dari industri-industri yang menghasilkan atau
menggunakan ammonia atau juga berasal dari proses reaksi di dalam tanah
dan dibebaskan ke udara.

4
2.1.3 Bahan organik
Nitrogen organik terdapat di dalam protein dan kmplek molekul
lainnya. Umumnya terdapat sebagai senyawa amina (-NH2), dan senyawa
lain terikat dalam struktur rantai atau cincin dengan karbon (C), kedua
bentuk N tersebut terikat oleh senyawa kovalen dan tidak dapat
mengionisasi. Bahan organic tersebut harus lebih dulu mengalami
dekomposisi sebelum Nnya tersedia bagi tanaman.

2.1.4 Pupuk nitrogen


Istilah pupuk biasanya merupakan bentuk mineral yang diberikan
kepada tanah untuk menambah unsur hara sesuai yang dibutuhkan oleh
tanaman. Bentuk anorganik yang dihasilkan ini harganya lebih murah,
mempunyai konsentrasi yang cukup tinggi, mudah penggunaanya, dan
lebih cepat tersedia bagi tanaman dibandingkan bentuk organik. Pada masa
permulaan sebagian besar pupuk nitrogen anorganik yang dipakai di
Amerika Serikat adalah NaNO3 yang diimport dari Chili. Kandungan
unsur nitrogen pada pupuk ini adalah 16 persen, daya tanggap tanaman
pada pupuk ini adalah cepat, karena segera tersedia dalam bentuk NO3- -N,
tetapi pupuk ini sekarang jarang digunakan karena beberapa kesulitan
yang ditimbulkannya antara lain kandungan unsur N yang rendah ini
menjadi sulit untuk pengangkutannya untuk jarak jauh, biaya angkut
cukup tinggi, penggunaan pupuk ini dalam jumlah banyak dapat
terbentuknya tanah-tanah garam (sodic soils). Metode yang pertama kali
digunakan di Amerika Serikat adalah pembuatan pupuk kalsium sianida
tetapi hanya digunakan beberapa tahun saja sejak dihasilkannya pupuk
yang berasal dari ammonia.
Pupuk yang berasal dari ammonia ini sekarang merupakan sumber
utama pembuatan pupuk N, pupuk ini dapat dihasilkan dengan biaya
sangat rendah dan dengan konsentrasi yang tinggi dari senyawa N yang
tersedia.

5
Amonia dihasilkan dengan proses Haber-Bosch reaksi nitrogen dan
hidrogen, campuran kedua macam gas tersebut dibawah tekanan 150 dan
1000 atm dengan temperature sekitar 500oc, dan katalisator Fe, prosedur
ini mengubah seperempat bagian dari N dan H menjadi amonia, lalu
diubah kedalam bentuk cairan, sisa N dan H selanjutnya mengalami daur
ulang kembali menjadi amonia. Gas H dalam proses ini diubah kembali
menjadi gas alam.
Amonia mengandung 82 persen N, mempunyai bau khas, dapat
dicairkan di bawah suatu tekanan atau dilarutkan dalam air, bentuk yang
murni dikenal dengan nama anhydrous amonia, disimpan dibawah suatu
tekanan tertentu, pemberiannya melalui injeksi sedalam 10-20 cm di
bawah permukaan tanah hingga dapat larut bersama air tanah dan
diadsorpsi pada komplek, adsorpsi (tanah dengan KTK rendah tidak dapat
mengadsopsi banyak amonia). Kelembapan tanah yang paling baik adalah
sekitar kapasitas lapang, gembur dan tidak menggumpal, tanah-tanah yang
terbuka karena pecah-pecah dapat menyebabkan hilangnya amonia ke
udara, ini dapat diketahui melalui baunya. Melarutkan ammonia kedalam
air dapat dapat mengurangi hilangnya amonia melalui penguapan dan
mengurangi tekanan yang diperlukan, larutan yang mengandung kurang
dari 20 persen N dapat dibuat tabpa memerlukan tekanan udara dan dapat
langsung disemprotkan ke tanah, semakin pekat larutan memerlukan
tindakan injeksi kedalam tanah, larutan amonia didalam air bisa disebut
akua amonia. Banyak senyawa nitrogen dapat dibuat dari amonia, amonia
yang bereaksi dengan asam akan menghasilkan garam amonium. Contoh
berikut ibi adalah reaksi antara asam sulfat dengan ammonia membentuk
ammonium sulfat.
2 NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4

Amonium sulfat ini mengandung 21 persen N, dan bisa digunakan untuk


tanah-tanah kekurangan belerang (S).
2.2 Ketersediaan Nitrogen Tanah

6
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Lapisan olah tanah pertanian mengandung 0,02 – 0,4% N. Banyaknya
kandungan N tersebut tergantung dari keadaan lingkungan. Seperti iklim dan
macam vegetasi. Kesemuanya ini dipengaruhi oleh keadaan setempat yaitu
topografi, bahan induk, kegiatan manusia, dan waktu.
Pengaruh iklim dan vegetasi. Iklim memegang peranan penting dalam
menentukan kandungan N tanah melalui pengaruh temperatur dan suplai air
terhadap kegiatan tanaman dan jasad renik.
Persentase nitrogen tertinggi pada tanah mineral memberikan hasil hasil
yang sangat rendah sebagai akibat temperature yang rendah. Dalam keadaan
faktor-faktor lainnya yang tetap sama di peroleh kandungan nitrogen tanah
meningkat sesuai dengan jumlah air yang diberikan.
Pengaruh topografi. Terdapat variasi dalam hal kandungan N tanah antar
daerah-daerah yang berbeda topografinya. Keadaan iklim setempat, terutama
hujan akan mempengaruhi kandungan N tanah sesuai dengan ketinggian tempat.
Daerah-daerah dengan kemiringan tempat relatif lebih kering karena aliran
permukaan yang terjadi. Tertimbunnya air melalui curah hujan tinggi akan
meningkatkan produksi vegetasi dan penyimpangan N dalam tanah.
Pengaruh komponen Mineral. Susunan mineral tanah mempengaruhi
keadaan lingkungan tanaman dan jasad renik dalam hubungannya dengan
kandungan udara, Dan tingkat kesuburan tanah. Fraksi mineral bersama fraksi
organic akan mempengaruhi stabilitas N di dalam tanah.
Distribusi Profil. Kandungan N tertinggi terdapat pada permukaan tanah,
pada umumnya menurun dengan kedalaman tanah. Tanah Weller ( lempung
berdebu) dengan vegetasi hutan mempunyai kandungan N lebih pada
permukaan tanah dibandingkan kedua macam tanah lain dengan tekstur sama
tapi memiliki vegetasi rumput. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh
peningkatan bahan organik yang lebih cepat pada permukaan tanah dengan
vegetasi hutan dibandingkan vegetasi rumput-rumputan.

7
Akumulasi N berbeda menurut kedalaman berdasarkan kandungan bahan
organik. Pada daerah kering dan agak kering dengan penetrasi air dangkal
menyebabkan rendahnya akumulasi bahan organic dan N.

2.2.2 Bentuk-bentuk nitrogen dalam tanah


Nitrogen terdapat didalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik,
bentuk-bentuk organik meliputi NH4+, NO3-, NO2-, N2O, NO, dan unsur N. Juga
terdapat bentuk lain yaitu hidroksi amin (NH2OH), tetapi bentuk ini merupakan
bentuk antara, yaitu bentuk peralihan dari NH4+ menjadi NO2- dan bentuk ini
tidak stabil. Hasil penelitian akhir-akhir ini berdasarkan perhitungan perubahan-
perubahan energy bebas (free energy changes) yang berhubungan dengan
oksidasi N anorganik menunjukkan hidroksil amin bukan merupakan bentuk
antara di dalam konversi NH4+ menjadi NO2-. Ditinjau dari sudut kesuburan
tanah NH4=, NO2-, dan NO3- merupakan bentuk ion-ion yang sangat penting,
bentuk-bentuk NH4=, NO2-, dan NO3- berasal dari dekomposisi aerobic yang
normal bahan organik tanah atau berasal dari tambahan berbagai pupuk kepada
tanah, bentuk-bentuk senyawa N penting lainnya yaitu N2O dan NO yang hilang
melalui proses denitrifikasi. Bentuk-bentuk organik N tanah merupakan hasil
konsolidasi asam-asam amino atau protein, asam-asam amino bebas, gula-gula
amino, dan senyawa komplek lainnya (senyawa yang tidak dapat diidentifikasi).
Bentuk tersebut berasal dari:
 Reaksi amonium dengan lignin.
 Polimerisasi quinone dan senyawa nitrogen
 Kondensasi gula dan amina.
Kelompok asam-asam amino ataupun protein biasanya diketahui
mempunyai ikatan yang kuat dengan liat, lignin atau bahan-bahan lainnya. Hal
ini diduga merupakan penyebab resistensi mereka terhadap dekomposisi.

2.2.3 Keseimbangan nitrogen didalam tanah


Didalam siklusnya nitrogen organik didalam tanah mengalami mineralisai,
sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut bersama

8
panen, sebagian kembali sebagai residu tanaman, hilang ke atmosfir dan
kembali lagi, hilang melalui pencucian dan kembali lagi melalui pemupukan,
adanya yang hilang tererosi atau bertambah karena pengendapan. Analisa
tanaman dan tanah dapat menentukan banyaknya N yang diberikan sebagai
pupuk terangkut bersama tanaman, beberapa banyak yang tertinggal didalam
tanah dan beberapa hilang melalui volatilasi.
Suatu percobaan telah dilakukan oleh Jensson do Swedia mengenai
banyaknya N yang diberikan kepada tanah denga tekstur lempung berpasir
(sandy loam) dan tingkat perubahan tahunan yang terjadi perlakuannya adalah
pemberian 500 mg N15 dalam bentuk NaNO3 pada awal percobaan 6 tahun
sampai sebanyak 5,5 kg terhadap pertanaman oat tiap tahun, dilakukan analisa
tanah dan tanaman tiap tahun untuk menentukan berapa banyak N terangkut
tanaman dan tertinggal didalam tanah serta yang hilang melalui volatilisasi.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa N yang hilang ke atmosfir
merupakan bagian terbesar, dan yang terbanyak terangkut tanaman adalah pada
tahun pertama, meskipun N yang tertinggal dalam tanah cukup banyak namun
hanya sedikit yang terangkut tanaman oat sesudah tahun pertama, didalam
tahun-tahun berikutnya penyerapan N oleh tanaman rata-rata sebesar 3,4 persen
dari jumlah kandungan N didalam tanah pada saat tanam. Secara teoritis dapat
disimpulkan bahwa N yang terdapat didalam tanah akan habis terangkut dalam
waktu yang sangat lama dan sebagian besar N yang tertinggal didalam tanah
sesudah tahun pertaman bukan dalam bentuk organik sebagai hasil imobilisasi
oleh jasad renik. Meskipun N organik yang terdapat didalam tanah untuk waktu
yang sangat lama, proses mineralisasi dari sumber organik ini sangat penting
dalam mensuplai N untuk tanaman, dan kecepatan mineralisasi ini akan
meningkat dengan banyaknya N yang tersedia dalam bentuk organic yang
relative stabil ini.

2.3 Peranan Agronomi Nitrogen


Suplai nitrogen didalam tanah merupakan factor yang sangat penting dalam
kaitannya dengan pemeliharaan atau peningkatan kesuburan tanah, rendahnya

9
nitrogen tersedia didalam tanah terutama karena pengangkutan melalui panen
yang berkali-kali dilakukan menyebabkan rendahnya tingkat kesuburan tanah
yang bersangkutan.

2.3.1 Pengaruh nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi


Pada umumnya senyawa organic didalam tanah mengandung nitrogen,
diantaranya senyawa N adalah asam amino, asam nukleat, enzim-enzim, bahan-
bahan yang menyalurkan enersi, seperti klorofil, ADP, dan ATP, tanaman tidak
dapat melakukan metabolismenya jika kekuranagn N untuk membentuk bahan-
bahan vital tersebut. Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dan
membentuk sel-sel baru, fotosintesis menghasilkan karbohidrat dari CO2 dan
HO2 namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan
protein, asam nuklea, dll bilamana N tidak tersedia, dengan demikian bilamana
terjadi kekurangan N yang hebat akan menghentikan proses pertumbuhan dan
reproduksi, kekurangan N adalah salah satu penyebab tanaman menjadi kerdil.
Tanaman mengabsorpsi N pada waktu tanaman tumbuh aktif, tetapi tidak selalu
pada tingkat kebutuhan yang sama banyaknya N yang dapat diabsorpsi tiap hari
per satuan berat tanaman adalah maksimumpada saat masih muda dan
berangsur-angsur menurun berdasarkan usia tanaman.
Nitrogen adalah penyusun utama berat kering tanaman muda
dibandingkan tanaman yang lebih tua, nitrogen harus tersedia pada tanaman
sebelum terbentuknya sel-sel baru karena pertumbuhan tidak dapat berlangsung
tanpa N, tanaman dapat mengabsorpsi ekstrak nitrogen bilamana tersedia dan
menyimpannya untuk kelak digunakan pada saat diperlukan. Factor pentig yang
perlu diperhatikan dalam hubungan antara respon tanaman denagan dosis pupuk
adalah pada tingkat mana terjadi akumulasi N pada tanaman, tanaman jagung
sebagai contoh akumulasi N terjadi pada pertumbuhan satu bulan setelah
emergensi, kehilangan N melalui pencucian atau denitrifikasi sebelum preode
ini dapat mengakibatkan polusi lingkungan dan pengurangan hasil. Penggunaan
varietas yang memiliki respon tinggi terhadap N terutama pada awal
pertumbuhan serta waktu pemberian N yang tepat pada fase-fase pertumbuhan

10
lainnya mempertinggi efisiensi penggunaan pupuk, demikian pula penempatan
pupuk sehingga absorpsi hara oleh tanaman efektif.

2.4 Gejala-gejala kekurangan nitrogen Pada Tanaman


Tanaman akan tumbuh dengan lambat apabila kekurangan N, tampak
kurus, kerdil, dan berwarna pucat dibandingkan dengan tanaman sehat.
Kekurangan N membatasi produksi protein dan bahan-bahan penting lainnya
dalam pembentukan sel-sel baru, kecepatan pertumbuhan tanaman berjalan
proporsional dengan suplai N. Warna pucat pada tanaman yang kekurangan N
berasal dari terhambatnya pembentukan klorofil, selanjutnya pertumbuhan
akan berjalan dengan lambat karena klorofil dibutuhkan pada pembentukan
karbohidrat dalam fotosintesis. Warna pucat yang disebabkan oleh kekurangan
N biasanya terjadi lebih dulu pada daun daun tua, terutama sepanjang tulang-
tulang daun, klorofil menjadi rusak dan habis disekitar tulang-tulang daun
karena tidak ada penggantinya, warna coklat kekuningan nampak sepanjang
tulang-tulang daun pada bagian ujung daun tua dan terus meluas, sebagian N
yang tersedia di translokasikan dan digunakan oleh bagian-bagian lainnya
yang sedang tummbuh.

2.5 Kelebihan nitrogen


Tanaman dapat menyerap N dalam jumlah berlebihan terutama apabila
beberapa factor lainnya seperti fosfor (P), kalium(K), atau suplai air tidak
cukup, pertumbuhan cepat yang disebabkan kandungan N tinggi memerlukan
suplai yang cukup akan kebutuhan unsur lainnya untuk pertumbuhannya.
Kelebihan N biasanya memberikan warna gelap, sukulen, pertumbuhan
vegetative yang hebat, dan membuat tanaman mudah rusak karena dingin dan
membeku. Pengaruh negative kelebihan N pada tanaman dapat dikurangi
dengan pemberian K yang cukup, pemberian P dan K dalam dosis tinggi dapat
menghilangkan sukulen dan penundaan pemasakan karena kelebihan N.
Kelebihan N dapat ditimbulkan oleh pemupukan dalam dosis tinggi atau dapat
disebabkan pelepasan N oleh kegiatan organisme mikro melebihi kecepatan

11
penggunaan oleh tanaman. Kelebihan N ini didalam tanah dalam bentuk NO3-.
Kandungan NO3- didalam tanah pada umumnya tidak cukup tinggi sehingga
dapat menimbulkan masalah bagi tanaman, binatang, ataupun manusia. Hal ini
disebabkan sifatnya yang mudah larut dan mudah tercuci bersama air tanah,
nitrogen yang dibebaskan dari bahan organic, kotoran binatang, dan
sebagainya dapat pula tersangkut sebgai air tanah. Air yang mengandung NO3-
lebih dari 45 ppm tidak sehat bagi anak-anak, bayi, walau bagi orang dewasa
tidak berbahaya. Bentuk nitrit (NO2-) lebih bersifat racun namun umumnya
jarang ditemukan.
Di daerah-daerah beriklim kering dapat terjadi akumulasi nitrat pada
permukaan tanah yang disebabkan oleh tanaman-tanaman yang telah mati.
Hujan melarutkan nitrat tanah dan mengendapkannya didaerah beriklim kering
karena proses penguapan , penguapan dapat menyebabkan terjadinya
penimbunan garam NaNO3 dan dapat ditambang sebagai bahan pupuk N.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber N berasal dari atmosfir sebagai sumber primer, dan lainnya
berasal dari aktifitas kehidupan didalam tanah sebagai sumber sekunder.
Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman jenis
leguminosa dengan bakteri-bakteri tertentu, bahan organic juga
membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi
oleh aktifitas jasad resik tanah.
Ketersediaan N tanah dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan seperti
iklim dan macam vegetasi yang kesemuaannya dipengaruhi oleh keadaan
setempat seperti topografi, batuan induk, kegiatan manusia dan waktu.
Peranan fisiologi N meliputi reduksi metabolic nitrat menjadi amoniak,
yang selanjutnya terjadi asimilasi amonia yang membentuk garam-garam
amino yang diaktifkan oleh berbagai enzim. Peranan N dalam pertumbuhan
tanaman adalah jelas karena senyawa organic didalam tanaman pada
umumnya mengandung N antara lain asam-asam amino, enzim, dan bahan
lainnya yang menyalurkan energi.
Kekurangan N dapat mengganggu segala kegiatan dalam pembentukan
sel-sel baru, karena terganggunya perkembangan protein serta bahan-bahan
penting lainnya, demikian pula dengan kelebihan N dapat berpengaruh buruk
terhadap tanaman kecuali ada keseimbangan dengan unsur lainpendukung
utama pertumbuhan tanaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adamy Sipahutar I. dan Kasno A. 2009. Dinamika Hara N Pada Lahan Sawah
Intensifikasi Bermineral Liat Dominan 2:1 [129-144]
Afandie. 2002. Menuju pemupukan berimbang guna meningkatkan jumlah dan
mutu hasil pertanian. Dit. Penyuluhan Tanaman Pangan, Dir. Jen. Pert.
Tan. Pangan, Deptan. Jakarta
Agisti Amik, Alami Nur Hidayatul, dan Hidayati Tutik Nur. 2014. Isolasi dan
Dentifiasi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik pada Lahan
Restorasi dengan Metode Legume Cover Crop (LCC) di Daerah Pasirian
Lumajang Jawa Timur Vol. 3, No. 2
Danapriatna Nana. 2010. Biokimia Penambatan Nitrogen Oleh Bakteri Non
Simbiotik Vol. 1 No. 2
Eghball. 2002. Pupuk and the eficient use of water. In A.G. Norman (ed). Adv. in
Agron. Vol. 14.
Slameto. 1997. Cycles of Soil. Carbon, Nitrogen, Phosphorous, Sulfur,
Micronutrients. A WileyInterscience Publ. John Wiley & Sons. New York,
39.
Syukur dan Nur Indah. 2006. Masalah kesuburan tanah dan cara
penyelesaiannya (diktat). Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tisdale et al., 1985. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. McMillan Publ. Co., Inc.
New York.
Widiyawati Ida, Sugiyanta, Junaedi Ahmad dan Widyastuti Rahayu. 2014. Peran
Bakteri Penambat Nitrogen untuk Mengurangi Dosis Pupuk Nitrogen
Anorganik pada Padi Sawah 42 (2) : 96 – 102

14

Anda mungkin juga menyukai