PENDAHULUAN
1
langsung dapat meningkatkan kadar protein dan produksi tanaman Winarso
(2005).
1.2 Tujuan
1. Untuk memahami sumber N dalam tanah.
2. Untuk memahami cara fiksasi N simbiotik dan non simbiotik.
3. Untuk memahami mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik.
4. Untuk memahami penurunan pH tanah dengan cara pemupukan N.
5. Untuk memahami bentuk utama N.
6. Untuk memahami pengaruh apa saja faktor-faktor dalam tanah.
7. Untuk mengetahui perilaku N didalam tanah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tanaman jenis Leguminosa (alfafa, tanaman penutup tanah, kacang polong,
buncis, lokus dll) dan beberapa jenis bakteri, bakteri-bakteri ini
membentuk nodula akar pada tanaman leguminosa dan mengadakan
fiksasi disana. Banyaknya N yang difiksasi oleh bakteri Rhizobium
tergantung dari suplai karbohidrat oleh tanaman serta kandungan N di
dalam tanah. Bakteri memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi
untuk memfiksasi N, suatu species bakteri hanya dapat bersimbiose
dengan tanaman tertentu saja, sebagai contoh species bakteri yang
membentuk nodula akar pada tanaman alfafa maka memfiksasi nitrogen
tidak akan berlaku sama pada tanaman kedelai atau sebaliknya. Dengan
demikian satu jenis tanaman leguminosa hanya membutuhkan strain
Rhizobium yang sesuai.
4
2.1.3 Bahan organik
Nitrogen organik terdapat di dalam protein dan kmplek molekul
lainnya. Umumnya terdapat sebagai senyawa amina (-NH2), dan senyawa
lain terikat dalam struktur rantai atau cincin dengan karbon (C), kedua
bentuk N tersebut terikat oleh senyawa kovalen dan tidak dapat
mengionisasi. Bahan organic tersebut harus lebih dulu mengalami
dekomposisi sebelum Nnya tersedia bagi tanaman.
5
Amonia dihasilkan dengan proses Haber-Bosch reaksi nitrogen dan
hidrogen, campuran kedua macam gas tersebut dibawah tekanan 150 dan
1000 atm dengan temperature sekitar 500oc, dan katalisator Fe, prosedur
ini mengubah seperempat bagian dari N dan H menjadi amonia, lalu
diubah kedalam bentuk cairan, sisa N dan H selanjutnya mengalami daur
ulang kembali menjadi amonia. Gas H dalam proses ini diubah kembali
menjadi gas alam.
Amonia mengandung 82 persen N, mempunyai bau khas, dapat
dicairkan di bawah suatu tekanan atau dilarutkan dalam air, bentuk yang
murni dikenal dengan nama anhydrous amonia, disimpan dibawah suatu
tekanan tertentu, pemberiannya melalui injeksi sedalam 10-20 cm di
bawah permukaan tanah hingga dapat larut bersama air tanah dan
diadsorpsi pada komplek, adsorpsi (tanah dengan KTK rendah tidak dapat
mengadsopsi banyak amonia). Kelembapan tanah yang paling baik adalah
sekitar kapasitas lapang, gembur dan tidak menggumpal, tanah-tanah yang
terbuka karena pecah-pecah dapat menyebabkan hilangnya amonia ke
udara, ini dapat diketahui melalui baunya. Melarutkan ammonia kedalam
air dapat dapat mengurangi hilangnya amonia melalui penguapan dan
mengurangi tekanan yang diperlukan, larutan yang mengandung kurang
dari 20 persen N dapat dibuat tabpa memerlukan tekanan udara dan dapat
langsung disemprotkan ke tanah, semakin pekat larutan memerlukan
tindakan injeksi kedalam tanah, larutan amonia didalam air bisa disebut
akua amonia. Banyak senyawa nitrogen dapat dibuat dari amonia, amonia
yang bereaksi dengan asam akan menghasilkan garam amonium. Contoh
berikut ibi adalah reaksi antara asam sulfat dengan ammonia membentuk
ammonium sulfat.
2 NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
6
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Lapisan olah tanah pertanian mengandung 0,02 – 0,4% N. Banyaknya
kandungan N tersebut tergantung dari keadaan lingkungan. Seperti iklim dan
macam vegetasi. Kesemuanya ini dipengaruhi oleh keadaan setempat yaitu
topografi, bahan induk, kegiatan manusia, dan waktu.
Pengaruh iklim dan vegetasi. Iklim memegang peranan penting dalam
menentukan kandungan N tanah melalui pengaruh temperatur dan suplai air
terhadap kegiatan tanaman dan jasad renik.
Persentase nitrogen tertinggi pada tanah mineral memberikan hasil hasil
yang sangat rendah sebagai akibat temperature yang rendah. Dalam keadaan
faktor-faktor lainnya yang tetap sama di peroleh kandungan nitrogen tanah
meningkat sesuai dengan jumlah air yang diberikan.
Pengaruh topografi. Terdapat variasi dalam hal kandungan N tanah antar
daerah-daerah yang berbeda topografinya. Keadaan iklim setempat, terutama
hujan akan mempengaruhi kandungan N tanah sesuai dengan ketinggian tempat.
Daerah-daerah dengan kemiringan tempat relatif lebih kering karena aliran
permukaan yang terjadi. Tertimbunnya air melalui curah hujan tinggi akan
meningkatkan produksi vegetasi dan penyimpangan N dalam tanah.
Pengaruh komponen Mineral. Susunan mineral tanah mempengaruhi
keadaan lingkungan tanaman dan jasad renik dalam hubungannya dengan
kandungan udara, Dan tingkat kesuburan tanah. Fraksi mineral bersama fraksi
organic akan mempengaruhi stabilitas N di dalam tanah.
Distribusi Profil. Kandungan N tertinggi terdapat pada permukaan tanah,
pada umumnya menurun dengan kedalaman tanah. Tanah Weller ( lempung
berdebu) dengan vegetasi hutan mempunyai kandungan N lebih pada
permukaan tanah dibandingkan kedua macam tanah lain dengan tekstur sama
tapi memiliki vegetasi rumput. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh
peningkatan bahan organik yang lebih cepat pada permukaan tanah dengan
vegetasi hutan dibandingkan vegetasi rumput-rumputan.
7
Akumulasi N berbeda menurut kedalaman berdasarkan kandungan bahan
organik. Pada daerah kering dan agak kering dengan penetrasi air dangkal
menyebabkan rendahnya akumulasi bahan organic dan N.
8
panen, sebagian kembali sebagai residu tanaman, hilang ke atmosfir dan
kembali lagi, hilang melalui pencucian dan kembali lagi melalui pemupukan,
adanya yang hilang tererosi atau bertambah karena pengendapan. Analisa
tanaman dan tanah dapat menentukan banyaknya N yang diberikan sebagai
pupuk terangkut bersama tanaman, beberapa banyak yang tertinggal didalam
tanah dan beberapa hilang melalui volatilasi.
Suatu percobaan telah dilakukan oleh Jensson do Swedia mengenai
banyaknya N yang diberikan kepada tanah denga tekstur lempung berpasir
(sandy loam) dan tingkat perubahan tahunan yang terjadi perlakuannya adalah
pemberian 500 mg N15 dalam bentuk NaNO3 pada awal percobaan 6 tahun
sampai sebanyak 5,5 kg terhadap pertanaman oat tiap tahun, dilakukan analisa
tanah dan tanaman tiap tahun untuk menentukan berapa banyak N terangkut
tanaman dan tertinggal didalam tanah serta yang hilang melalui volatilisasi.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa N yang hilang ke atmosfir
merupakan bagian terbesar, dan yang terbanyak terangkut tanaman adalah pada
tahun pertama, meskipun N yang tertinggal dalam tanah cukup banyak namun
hanya sedikit yang terangkut tanaman oat sesudah tahun pertama, didalam
tahun-tahun berikutnya penyerapan N oleh tanaman rata-rata sebesar 3,4 persen
dari jumlah kandungan N didalam tanah pada saat tanam. Secara teoritis dapat
disimpulkan bahwa N yang terdapat didalam tanah akan habis terangkut dalam
waktu yang sangat lama dan sebagian besar N yang tertinggal didalam tanah
sesudah tahun pertaman bukan dalam bentuk organik sebagai hasil imobilisasi
oleh jasad renik. Meskipun N organik yang terdapat didalam tanah untuk waktu
yang sangat lama, proses mineralisasi dari sumber organik ini sangat penting
dalam mensuplai N untuk tanaman, dan kecepatan mineralisasi ini akan
meningkat dengan banyaknya N yang tersedia dalam bentuk organic yang
relative stabil ini.
9
nitrogen tersedia didalam tanah terutama karena pengangkutan melalui panen
yang berkali-kali dilakukan menyebabkan rendahnya tingkat kesuburan tanah
yang bersangkutan.
10
lainnya mempertinggi efisiensi penggunaan pupuk, demikian pula penempatan
pupuk sehingga absorpsi hara oleh tanaman efektif.
11
penggunaan oleh tanaman. Kelebihan N ini didalam tanah dalam bentuk NO3-.
Kandungan NO3- didalam tanah pada umumnya tidak cukup tinggi sehingga
dapat menimbulkan masalah bagi tanaman, binatang, ataupun manusia. Hal ini
disebabkan sifatnya yang mudah larut dan mudah tercuci bersama air tanah,
nitrogen yang dibebaskan dari bahan organic, kotoran binatang, dan
sebagainya dapat pula tersangkut sebgai air tanah. Air yang mengandung NO3-
lebih dari 45 ppm tidak sehat bagi anak-anak, bayi, walau bagi orang dewasa
tidak berbahaya. Bentuk nitrit (NO2-) lebih bersifat racun namun umumnya
jarang ditemukan.
Di daerah-daerah beriklim kering dapat terjadi akumulasi nitrat pada
permukaan tanah yang disebabkan oleh tanaman-tanaman yang telah mati.
Hujan melarutkan nitrat tanah dan mengendapkannya didaerah beriklim kering
karena proses penguapan , penguapan dapat menyebabkan terjadinya
penimbunan garam NaNO3 dan dapat ditambang sebagai bahan pupuk N.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber N berasal dari atmosfir sebagai sumber primer, dan lainnya
berasal dari aktifitas kehidupan didalam tanah sebagai sumber sekunder.
Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman jenis
leguminosa dengan bakteri-bakteri tertentu, bahan organic juga
membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi
oleh aktifitas jasad resik tanah.
Ketersediaan N tanah dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan seperti
iklim dan macam vegetasi yang kesemuaannya dipengaruhi oleh keadaan
setempat seperti topografi, batuan induk, kegiatan manusia dan waktu.
Peranan fisiologi N meliputi reduksi metabolic nitrat menjadi amoniak,
yang selanjutnya terjadi asimilasi amonia yang membentuk garam-garam
amino yang diaktifkan oleh berbagai enzim. Peranan N dalam pertumbuhan
tanaman adalah jelas karena senyawa organic didalam tanaman pada
umumnya mengandung N antara lain asam-asam amino, enzim, dan bahan
lainnya yang menyalurkan energi.
Kekurangan N dapat mengganggu segala kegiatan dalam pembentukan
sel-sel baru, karena terganggunya perkembangan protein serta bahan-bahan
penting lainnya, demikian pula dengan kelebihan N dapat berpengaruh buruk
terhadap tanaman kecuali ada keseimbangan dengan unsur lainpendukung
utama pertumbuhan tanaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adamy Sipahutar I. dan Kasno A. 2009. Dinamika Hara N Pada Lahan Sawah
Intensifikasi Bermineral Liat Dominan 2:1 [129-144]
Afandie. 2002. Menuju pemupukan berimbang guna meningkatkan jumlah dan
mutu hasil pertanian. Dit. Penyuluhan Tanaman Pangan, Dir. Jen. Pert.
Tan. Pangan, Deptan. Jakarta
Agisti Amik, Alami Nur Hidayatul, dan Hidayati Tutik Nur. 2014. Isolasi dan
Dentifiasi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik pada Lahan
Restorasi dengan Metode Legume Cover Crop (LCC) di Daerah Pasirian
Lumajang Jawa Timur Vol. 3, No. 2
Danapriatna Nana. 2010. Biokimia Penambatan Nitrogen Oleh Bakteri Non
Simbiotik Vol. 1 No. 2
Eghball. 2002. Pupuk and the eficient use of water. In A.G. Norman (ed). Adv. in
Agron. Vol. 14.
Slameto. 1997. Cycles of Soil. Carbon, Nitrogen, Phosphorous, Sulfur,
Micronutrients. A WileyInterscience Publ. John Wiley & Sons. New York,
39.
Syukur dan Nur Indah. 2006. Masalah kesuburan tanah dan cara
penyelesaiannya (diktat). Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tisdale et al., 1985. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. McMillan Publ. Co., Inc.
New York.
Widiyawati Ida, Sugiyanta, Junaedi Ahmad dan Widyastuti Rahayu. 2014. Peran
Bakteri Penambat Nitrogen untuk Mengurangi Dosis Pupuk Nitrogen
Anorganik pada Padi Sawah 42 (2) : 96 – 102
14