Bakteri denitrifikasi adalah kelompok bakteri yang memiliki kemampuan untuk melakukan reaksi
reduksi senyawa nitrat (NO
3 - ) menjadi senyawanitrogen bebas (N 2 ). [1] Pada beberapa kelompok bakeri denitrifikasi, dapat ditemukan senyawa nitrogen oksida (NO) sebagai hasil sampingan metabolisme. [2] Proses ini pada umumnya berlangsung secara anaerobik (tanpa melibatkan molekul oksigen, O 2 ). [1] Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. [2] Nitrogen bebas ini kemudian akan digunakan oleh tanaman dan mikroorganisme lain untuk menunjang pertumbuhannya. [1]
Proses denitrifikasi merupakan salah satu dari rangkaian siklus nitrogen yang berperan dalam mengembalikan senyawa nitrat yang terakumulasi di wilayah perairan, terutama laut, untuk kembali dipakai dalam bentuk bebas. [3] Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N 2 O). [1] Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. [1] Senyawa N 2 O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan ozon (O 3 ) membentuk NO 2 - yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO 2 )
Pseudomonas aeruginosa, salah satu mikroorganisme yang mampu melakukan reduksi nitrat.
Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 m. [1][2][3] Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. [1][2] Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji [[[indol]], Merah Metil, dan Voges-Proskauer. [2] Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. [1] P. aeruginosa adalah patogen oportunistik. [1] Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksipneumonia nosokomial. [1] Meskipun begitu, bakteri ini dapat berkolonisasi pada manusia normal tanpa menyebabkan penyakit. [1]
Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan, piosianin. [4] Beberapa strain Pseudomonas juga mampu menghasilkan pigmen fluoresen berwarna hijau, yaitu pioverdin. [4] Pseudomonas aeruginosa memproduksi katalase, oksidase, dan amonia dari arginin. Bakteri ini dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya. [4]
Latar Belakang Nitrifikasi adalah suatu proses oksidasi enzimatik yakni perubahan senyawa ammonium menjadi senyawa nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu. Proses ini berlangsug dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan oleh grup bakteri yang berbeda. Tahap pertama adalah proses oksidasi ammonium menjadi nitrit yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrosomonas dan tahap kedua adalah proses oksidasi enzimatik nitrit menjadi nitrat yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrobakter (Damanik, dkk, 2011). Denitrifikasi adalah reduksi nitrat menjadi nitrogen gas dan lepas dari tanah. Sesungguhnya, dalam hutan klimaks dan padang rumput yang kandungan bahan organik tanahnya kira-kira tetap dari tahun ke tahun dan jumlah nitrogen yang didaurkan di dalam tanah, penambahan nitrogen melalui penambatan mengarah pada kehilangan nitrogen dari tanah melalui denitrifikasi. Dengan demikian, denitrifikasi merupakan salah satu prose yang palig nyata dalam daur nitrogen dan menjadi penyebab kehilangan nitrogen secara nyata dari tanah (Foth, 1994). Bila pupuk organik diberikan pada tanah, nitrogen yang terkandung didalamnya digunakan oleh jasad renik (mikroorganisme) untuk pertumbuhannya sendiri. Dengan bahan organik yang mempunyai kandungan nitrogen rendah (nisbah karbon terhadap nitrogen, atau C/N tinggi), seperti jerami padi atau brangkas jagung (mikroorganisme) jasad renik akan mengambil nitrogen yang diperlukan untuk memecah bahan itu, dari tanah dan dengan demikian menyebabkan kekurangan hara tanaman yang paling esensial ini untuk sementara waktu ( Williams, et al 1993). Mineral N diteukan pada padang rumput dan tanah hutan dalam bentuk NH4+ paling tinggi yang mengesankan bahwa nitrifikasi tertekan, memungkinkan disebabkan dari sekresi persenyawaan inhibitor oleh akar dari spesies tertentu. Secara umum pemasukan N dalam secara kasar seimbang dengan kehilangan melalui pencucian dalam komunitas tanaman alami, pembersihan hutan, sedangkan tingkat rataan nitrifikasi da keberadaannya untuk diserap tanaman dalam bentuk NO3- menimbulkan kehilangan N yang besar dalam aliran permukaan (White, 1987). Terdapat pula proses tanpa mikroba dimana nitrogen terdapat tereduksi dalam tanah menjadi bentuk gas. Misalnya, nitrit dalam asam lemah akan berkembang gas nitrogen ketika kontak dengan garam amonium, dengan susunan amino sederhana seperti urea, dan sedikit dengan lignin, fenol, dan karbohidrat. Reaksinya dapat digambarkan sesuai dengan yang terjadi pada urea : 2 HNO2 + CO (NH2)2 CO2 +3 H2O + 2 N2 Nitrit Urea (Brady, 1984). Denitrifikasi Denitrifikasi dilakukan oleh organisme anaerob fakultatif yang menggunakan nitrat sebagai pengganti oksigen dalam respirasi, reaksinya tampak sebagai berikut : C6H12O6 + 4 NO3- 6 CO2 + 6 H2O + 2 N2 (Plus NO, N2O dan NO2) Dalam kondisi tanah yang jenuh air, denitrifikasi terjadi dalam keadaan anaerob dan mungkin terjadi di bagian dalam agregat-agregat lembab dalam tanah yang dianggap berdrainase baik. Biasanya denitrifikasi bersifat merusak bagi pertanian, karena nitrogen hilang, seperti bila pupuk nitrat diberikan pada tanah yang berdrainase buruk. Dalam perjalanannya, jasad renik berangsur-angsur mendenitrifikasi nitrat, yang lalu terlepas sebagai gas nitrogen (Foth, 1994). Sebagai konsekuensi mobilitasnya yang besar dan absorbsi ion nitrat yang cepat oleh tanaman, semua pupuk nitrat terutama sangat cocok untuk memperbaiki kekurangan nitrogen yang diketahui terlambat. Meskipun demikian mereka mempunyai sifat garam yang membakar. Mereka juga mudah terlindi dalam tanah. Pupuk nitrat hendaknya jangan digunakan dalam tanah karena nitrogen akan hilang oleh proses denitrifikasi dalam tanah (bakteri tanah memecah nitrat menjadi nitrogen ketika mereka menggunakan oksigen dari NO3- untuk respirasi) (Williams, et al, 1993). Reduksi oleh organisme, reduksi nitrat nitrogen ke bentuk gas merupakan paling tersebar luas menjadi tipe penguapan. Biokimia reduksi paling umum. Mikroorganisme meliputi anaerobic facultative pada umumnya. Mereka mempersiapkan oksigen elemen tapi dibawah aerasi yang kurang bisa menggunakan kombinasi oksigen dalam nitrat dan beberapa dari produk reduksi mereka. Mekanisme yang diperlukan dengan reduksi belum diketahui. Sedangkan gambaran umum reaksi dapat digambarkan sebagai berikut : 2 NO3- -2[O] 2 NO2- -2[O] 2 NO -[O] N2O -2[O] N2 nitrat nitrit nitrit nitrogen elementsi N2 oksida oksidasi (Brady, 1984). Terdapat 2 mekanisme kehilangan nitrogen dengan denitrifikasi. Denitrifikasi kimia dan denitrifikasi biologi. Biologi denitrifikasi terjadi dalam tanah anaerobic puncak dalam pembebasan dari N2O dan N2. Perhitungan dari kehilangan N sangat sulit, karena meskipun N2O konsentrasinya dalam udara tanah dapat diukur secara akurat dengan kromatografi udara, N terlihat sebagai N2 dapat diketahui dari dasar gas N2 jika original substrat N diberi diberi label dengan 15N (White, 1987). Denitrifikasi adalah suatu proses pembentukan atau penguraian nitrat oleh adanya aktivitas mikroba tanah yang sampai saat ini menjadi masalah penting dan serius pemupukan di tanah sawah, karena dapat menyebabkan kehilangan N dalam jumlah besar. Kehilangan berkisar antara 20-40 % di India dan 30-50 % di Jepang, dimana kecepatan hilangnya nitrat karena denitrifikasi dipengaruhi oleh sifat tanah dan suhu. Bila suhu rendah sekitar 50 C, proses denitrifikasi menjadi lambat, sedangkan pada kondisi tropis (Indonesia) sebagian akan hilang beberapa hari setelah penggenangan (Suryadientina, 2009). Dari hasil percobaan diketahui bahwa tanah dengan penambahan KNO3 mengalami denitrifikasi yang ditandai terjadi perubahan pada air yang ditetesi reagen nesstler menjadi kuning. Ini juga menunjukkan adanya aktivitas bakteri pendenitrifikasi seperti Pseudomonas dan Thiobacillus. Adanya perubahan wujud KNO3 menjadi N2 (NO3 bereaksi) dengan ini dapat menunjukkan pupuk nitrat sangat mudah kehilangan unsure N. Hal ini sesuai dengan literature Williams, et al (1993) yang menyatakan pupuk nitrat hendaknya jangan digunakan dalam tanah karena nitrogen akan hilang oleh proses denitrifikasi dalam tanah (bakteri tanah memecah nitrat menjadi nitrogen ketika mereka menggunakan oksigen dari NO3- untuk respirasi). Dalam percobaan dengan tanah + kapas, tidak ditemui adanya proses nitrifikasi. Hal ini disebabkan karena kapas merupakan inhibitor dalam kegiatan tersebut. Dismaping itu juga perlakuan tanah + kapas + (NH4)2SO4 mengalami hsil yang sama (tidak terjadi aktivitas). Meskipun ada penyuplai amonium dalam bentuk bahan kimia namun karena ada kapas maka menghalangi jalannya perubahan tersebut. Hal ini sesuai denga literature Jones (1982) yang menyatakan besarnya jumlah pengaruh kimia dalam perubahan bentuk reduksi nitrogen dalam pupuk untuk bentuk oksidasi oleh mikroorganisme atau pembatas sikap dari enzim tanah. Hasil percobaan di lapangan dalam efisiensi nitrogen, dipengaruhi oleh inhibitor nitrifikasi yang menunjukkan hasil yang kecil dalam peningkatan dari satu dalam enam test. Pada data dengan tanah + aerib dan tanah + anaerob, proses nitrifikasi dan denitrifikasi berlangsung. Pada tanah + aerob, nitrifikasi terjadi dengan adanya perubahan amonium menjadi nitrat yang pada kondisi anaerob dilanjutkan dengan peristiwa denitrifikasi. Dari ini dapat diketahui jenis bakteri yang berperab adalah bakteri autotrof yang menghasilkan energy. Hal ini sesuai dengan literatur Brady and Weil (2008) yang menyatakan ion ammonium dalam tanah dapat dioksidasi secara enzimatik oleh bakteri tanah, nitrit pertama menguntungkan dan nitrit selanjutnya. Bakteri itu dikelaskan sebagai autotrof karena mereka mendapatkan energinya dari oksidasi ammonium ion menjadi bahan organik. Oksidasi enzimatik melarutkan energy dan dapat ditunjukkan sangat sederhana dengan : Step I NH4+ + 1 O2 NO2- + 2 H+ + H2O + 275 kj energi Step II NO2- + 1/2 O2 NO3- + 76 kj energy Sedangkan pada tanah + glukosa + anaerob mengalami proses denitrifikasi pula. Fungsi glukosa disini sebagai penyuplai energy (karbon) untuk dapat diubah menjadi N2 oleh bakteri anaerob fakultatif yang terdapat di dalam tanah tersebut. Air yang menggenangi tanah menciptakan kondisi anaerob dan menyebabkan agregat-agregat lembab dalam tanah dan berdrainase sehingga memungkinkan denitrifikasi. Hal ini sesuai dengan literatur Foth (1994) yang menyatakan denitrifikasi dilakukan oleh organisme anaerob fakultatif yang menggunakan nitrat sebagai pengganti oksigen dalam respirasi, reaksinya tampak sebagai berikut : C6H12O6 + 4 NO3- 6 CO2 + 6 H2O + 2 N2 (Plus NO, N2O dan NO2) Dalam kondisi tanah yang jenuh air, denitrifikasi terjadi dalam keadaan anaerob dan mungkin terjadi di bagian dalam agregat-agregat lembab dalam tanah yang dianggap berdrainase baik. Terjadinya keragaman hasil pada percobaan ini menunjukkan bahwa proses denitrifikasi dan nitrifikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Hal ini dikarenakan bakteri nitrifikasi sangat sensitive terhadap lingkungannya. Tanah yang memilki bakteri tersebut memiliki beberapa karakter berbeda antara tanah A, B, C, D yang memilki sifat tanah yang berbeda seperti kelembaban dan temperatur yang dipengaruhi oleh penggenangan air pada botol-botol percobaan pada kondisi anaerob, lalu kadar glukosa yang ditambahkan pada perlakuan tertentu, aerasi dari tanah itu sendiri sebagai ruang hidup bakteri dan kapasitas tukar kation (kejenuhan basa) yang dimiliki tanah untuk menangkap NO3- dari KNO3 dan NH4+ pada (NH4)2SO4. Hal ini sesuai denga literatur Brady (1974) yang menyatakan bakteri nitrifikasi sangat sensitive terhadap lingkungan mereka, lebih dari heterotrof pada umumnya. Akibatnya kondisi tanah mempengaruhi vigor dari nitrifikasi yang membutuhkan perhatian tertentu. Diantaranya adalah (a) aerasi (b) temperature (c) kelembaban (d) kejenuhan basa (e) pupuk (f) kadar C/N. Dari ini dapat diketahui bahwa nitrifikasi merupakan proses pengubahan bentuk NH4+ dari (NH4)2SO4 ke NO3- dari KNO3. Pru merupakan prinsip dari proses nitrifikasi dimana terjadinya proses keasaman dalam oksidasi dari NH4+ ke NO3- dan menghasilkan ion H+. Hal ini sesuai dengan literatur Bardgett (2008) yang menyatakan nitrifikasi adalah proses dimana ammonium (NH4+) yang dioksidasi ke nitrat (NO2-) dan kemudian menjadi nitrat (NO3-). Secara spontan nitrifikasi adalah proses keasaman dalam oksidasi dari NH4+ ke NO3- menghasilkan ion H+. Dari hasil percobaan diketahui bahwa proses nitrifikasi yang paling banyak terjadi (terdapat dalam jumlah besar) yang ditandai adanya 14 perlakuan yang menunjukkan gejala nitrifikasi dan hanya 8 yang menunjukkan denitrifikasi. Hal ini disebabkan amonium sangat cepat dapat diubah menjadi bentuk nitrat. Hal ini sesuai dengan literatur Damanik, dkk (2011) yang menyatakan dalam keadaan menguntungkan berlangsungnya kedua reaksi tersebut, transformasi dari amonium menjadi benuk nitrit berlangsung sangat cepat menyusul reaksi pertama.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tanah dengan perlakuan penambahan KNO3 (tanah + KNO3) mengalami proses nitrifikasi yang ditandai adanya perubahan KNO3 menjadi NO3-. 2. Tanah dengan perlakuan kontrol juga mengalami proses nitrifikasi dan denitrifikasi. 3. Tanah + kapas dan tanah + kapas + (NH4)2SO4 mengalami proses denitrifikasi. 4. Tanah + aerob dan tanah + anaerib mengalami nitrifikasi yang menunjukkan bahwa proses itu membutuhkan kondisi tersebut. 5. Tanah dengan penambahan glukosa mengalami nitrifikasi yang mengubah glukosa tersebut ke dalam CO2, H2O, N2 (Plus NO, N2O dan NO2). 6. Perbedaan tingkat nitrifikasi dan denitrifikasi dipengaruhi oleh jenis tanah yang menunjukkan sifat tanah yang secara langsung menentukan faktor terjadinya proses tersebtu yaitu kelembaban, temperatur, aerasi, dan kejenuhan basa. Saran Pada saat meneteskan reagen nesstler sebaiknya dilakukan hait-hati dan tidak terlalu banyak (sekitar 2-3 tetes saja).
DAFTAR PUSTAKA Bardgett, R.D. 2008. The Biology of Soil : A community and Ecosystem Approach. Oxford University Press. London
Brady, N.C. 1984. The Nature and Properties of Soils. Mac Millan Publishing Company. New York.
Brady, N. C. 1974. The Nature and Properties of Soils. 8th Edition. Mac Millan Publishing CO.Inc. New York.
Brady, N. C and R.R. Weil .2008. The Nature and Properties of Soils. 40th Edition. Pearson Hall. New Jersey.
Damanik, M.M.B ; B.E. Hasibuan ; Fauzi ; Sarifuddin ; H. Hanum. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. 6th Edition. Penerjemah : Soenartono Adisoemartono. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Jones, U.S. 1982. Fertilizers and Soil Fertility. Reston Publishing Company. Prentice-Hall Company. Virginia.
Suryadientina. 2009. Denitrifikasi. Diakses dari http://biogen.litbang.deptan.go.id. Pada tanggal 26 April 2011.
White, R.E. 1987. Introduction to The Principles and Practices of Soil Science. Blackwell Scientific Publications. Melbourne.
Williams, C.N ; J.O U 20 ; W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika. Penerjemah : S. Ronoprawiro. UGM Press. Yogyakarta. 21 APRIL 2013, 19.05 Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi nitrat (NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse oxide (NO), sampai menjadi N2 dalam kondisi anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kelembapan tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan karbon, kadar oksigen terlarut dan temperatur yang tinggi. Dalam situasi normal maka nitrogen dapat diproses menjadi bentuk amonium atau bentuk nitrat yang langsung tersedia bagi tanaman. Tetapi dalam keadaan tertentu, yaitu kalau udara dalam tanah terbatas akibat drainase jelek (air menggenang), atau disebabkan oleh pemakaian berlebihan dari bahan organik mentah yang bersifat mudan busuk sehingga nitrat dan nitrit yang terbentuk akan menghasilkan gas nitrogen atau hasil oksidasi lain yang akhirnya dapat menguap ke udara. Peristiwa ini terjadi dalam tanah yang dilakukan terutama oleh organisme anaerobik yang aktif dalam keadaan tanpa oksigen, dan akan terjadi reduksi. Proses terjadinya reduksi dari nitrat ke nitrit, amonia atau nitrigen bebas disebut denitrifikasi. Apabila tanah dalm keadaan tergenang, maka oksigen didesak keluar dan proses dekomposisi berlangsung dalam keadaan anaerob. Beberapa mikroorganisme seperti Pseudomonas, Micrococcus, Bacillus, dan Thiobacillus thiopharus dalam keadaan demikian dapat mereduksi nitrat dan nitrit, memanfaatkan oksigennya. Golongan aerobik, yaitu bakteri azotobakter yang tersebar secara meluas, ditemukan dalam tanah dengan pH 6.0 lebih, reaksi tanah ini merupakan faktor pembatas pada perkembangan dan penyebaran bakteri tersebut, memang pada pH 5 kurang dari 6.0 dapat juga hidup tetapi tidak aktif. Golongan anaerobik, yaitu golongan clostridium yang dapat lebih menyesuaikan diri pada keadaan asam dibandingkan dengan bakteri-bakteri lain dari golongan anearobik, kadang-kadang penyebarannya luas sehingga sering ditemukan di setiap jenis tanah dalam keadaan yang menguntungkan karena dapat mengikat nitrogen. Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat dan nitrit menjadi nitrogen gas. Proses denitrifikasi berlangsung dalam kondisi anoksik, dimana bakteri yang bersifat heterotrof memanfaatkan senyawa nitrogen teroksidasi nitrat, nitrit dan sulfat sebagai aseptor elektron dalam proses metabolisme dan sintesa sel. Proses reaksi denitrifikasi:
Populasi bakteri denitrifikasi terdiri dan berbagai jenis yang mempunyai kemampuan reaksi berbeda. Sebagian bakteri mampu mereduksi nitrat menjadi nitrit saja, sebagian mampu mereduksi nitrit menjadi gas nitrogen dan sebagian lainnya mampu mereduksi nitrat menjadi gas nitrogen secara sempurna. Bakteri fakultatif anaerobik yang berperan dalam proses denitrifikasi antara lain adalah: Achromobacter, Alcaligenes, Bacillus, Brevibactenum, Flavobacterium, Lactibacillus, Aerobacter, Micrococcus, Proteus, Pseudomona.
Gambar 1. Bakteri denitrifikasi 6 Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi nitrat (NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse oxide (NO), sampai menjadi N2 dalam kondisi anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kelembapan tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan karbon, kadar oksigen terlarut dan temperatur yang tinggi. proses denitrifikasi tidak lepas dari peranan bakteri denitrifikasi (denitrifier). bakteri yang berperan dalam denitrifikasi umumnya merupakan bakteri anaerobik. Terdapat 3 kelompok bakteri denitrifikasi yaitu : bakteri pereduksi NO3 menjadi N2O, bakteri pereduksi NO2 menjadi N2, dan bakteri pereduksi NO3 menjadi NO2, NO, dan N2O. Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans. Daur Nitrogen
Gambar 2. Daur Nitrogen 7 Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat. Tahap pertama Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen. Tahap kedua Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi. Denitrifikasi merupakan salah satu proses penting dalam reaksi penghilangan nitrat dari lingkungan tanah, dua proses lainnya adalah asimilasi oleh tanaman dan leaching. Dalam lingkungan tanah, setidaknya ada enam proses reduksi nitrat dan denitrifikasi merupakan nproses yang berpengaruh nyata 8 terhadap budged N dalam tanah. Denitrifikasi adalah proses respirasi bacterial, dimana electron transport posporial berangkai dengan proses reduksi nitrogen oksida (NO3-, NO2- ). Nitrifikasi secara biologis adalah oksidasi ion ammonium menjadi ion nitrit, serta ion nitrit menjadi ion nitrat. Selama proses oksidasi ion ammonium dan ion nitrit, oksigen ditambahkan kedalam ion-ion tersebut oleh bakteri nitrifikasi. Denitrifikasi dideskripsikan sebagai penggunaan ion nitrat atau ion nitrit oleh bakteri denitrifikasi (anaerob fakultatif) untuk mendegradasi BODc. Meskipun denitrifikasi sering dikombinasikan dengan aerob untuk menyisihkan variasi komponen nitrogen dari limbah, namun denitrifikasi berlangsung ketika kondisi anoxic (tidak ada oksigen). Dari tabel hasil diatas dapat terlihat perbedaan hasil yang jauh. Dari tanah A , B, C, dan D masing- masing 82000, 79200, 3304000, dan 85200. Hasil yang memperlihatkan jumlah populasi bakteri paling banyak adalah tanah C (tanah sawah 2 kali setahun A) yaitu 330.4000 (MPN g-1). Hal ini karena tanah tersebut adalah tanah organik yang memiliki banyak kandungan bahan organik seperti unsur N. 13 Adapun faktor yang mempengaruhi penghancuran bahan organik adalah : Suhu tinggi, dekomposisi cepat Daerah lembab, dekomposisi cepat Tata udara tanah baik, dekomposisi cepat pH tanah yang masam, dekomposisis lambat Fungsi N bagi tanaman adalah untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N akan berwarna lebih hijau. Serta sebagai pembentuk protein. Nitrogen didalam tanah terdapat dalam berbagai bentuk yaitu : protein (bahan organik), senyawa senyawa amino, amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-). Denitrifikasi adalah reduksi nitrat (NO3-) menjadi gas, a. Oleh mikroorganisme 2 HNO3 B.denitrifikasi 2 HNO2 N2O N2 gas -2(O) -H2O -(O)
b. Proses reduksi kimia (terjadi setelah terbentuk nitrit) misalnya reaksi nitrit dengan urea 2 HNO2 + CO (NH2)2 CO 2- + 3H2O + 2 N2 Nitrit urea gas
Syarat terjadinya denitrifikasi yakni ditempat yang tergenang, drainase buruk, tata udara jelek (Hadjowigeno, 2003). Proses denitrifikasi umumnya terjadi pada daerah sawah yang memiliki kondisi lingkungan tergenang sehingga memungkinkan adanya emisi gas N2O. Faktor yang mempengaruhi proses denitrifikasi antara lain jumlah bahan organik, konsentrasi nitrat di dalam tanah, aerasi dan kelembaban tanah . 14 Sedikitnya ada tiga jalur berbeda yang dapat menghasilkan gas N2O yaitu nitifikasi, denitrifikasi dan reduksi nitrat ke amonium (DRNA). Pada kondisi lingkungan yang aerob, gas N2O dihasilkan dari proses denitrifikasi dan DRNA terjadi pada lingkungan anaerob. Kondisi sawah yang tergenang memungkinkan terjadinya emisi gas N2O dari aktivitas pelaku denitrifikasi dan DRNA. Denitrifikasi adalah sumber utama dari produksi N2O dalam sedimen lumpur, coastal grassland, dan sedimen sungai. Adanya populasi bakteri denitrifikasi dicirikan dengan terbentuknya gas dalam tabung durham. Tanda positif untuk tabung durham berisi gas dan negatif untuk yang tidak berisi gas. Terdapat aktivitas mikroorganisme dengan indikasi yang yang diberikan yaitu berupa kekeruhan dan gas yang terdapat pada hampir seluruh tabung. Gas tersebut diduga sebagai hasil pelepasan hasil proses mikrobiologi terhadap substrat. Nitrat dan nitrit adalah bahan dasar di dalam tanah yang didenitrifikasi oleh mikroorganisme. Hasil akhir dari proses ini berupa N2, N2O dan kadang-kadang NO dalam kondisi lingkungan yang sama.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah : 1. Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi nitrat (NO3) secara bertahap menjadi nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse oxide (NO), sampai menjadi N2 dalam kondisi anaerobik. 2. Hasil yang memperlihatkan jumlah populasi bakteri paling banyak adalah tanah C (tanah sawah 2 kali setahun A) yaitu 330.4000 (MPN g-1). 3. Faktor yang mempengaruhi proses denitrifikasi antara lain jumlah bahan organik, konsentrasi nitrat di dalam tanah, aerasi dan kelembaban tanah .
Saran Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan pengamatan, agar meminimalkan kesalahan yang terjadi dan dalam bekerja praktikan diharapkan dapat serius sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan adanya kerja sama yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Agustiyani, D. 2011. Pengelolaan Limbah Cair Nitrogen Dan Fosfor Di Perairan Tergenang. http://docs.google.com/katalog.pdii.lipi.go.id/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2011.
Anonim. 2011. Bakteri. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri. Diakses pada tanggal 5 Juni 2011.
Anonim. 2010. Penerapan Bioteknologi Dalam Mendukung Kelangsungan Hidup Manusia Melalui Produksi Pangan 9.1. http://www.crayonpedia.org/mw/Penerapan_Bioteknologi_Dalam_Mendukung_Kelangsungan_Hidup_ Manusia_Melalui_Produksi_Pangan_9.1. Diakses pada tanggal 5 Juni 2011.
Guru NgeBlog. 2008. Daur Biokimia. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/daur-biokimia/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2011.
Hadjowigeno, M.Sc, Pof. Ir. H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo : Jakarta.
Nirliani. 2007. Aktifitas Bakteri Denitrifikasi Asal Sawah di Bogor, Jawa Barat. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. 21 APRIL 2013, 19.11