Anda di halaman 1dari 16

FISIOLOGI TUMBUHAN

Metabolisme Nitrogen dan Sulfur

Dosen Pengampu : Aulia Ulmillah, M.Sc.

DISUSUN OLEH

Kelompok 6

Nafa Salsabilla 2111060051

Shinta Rahmalia 2111060151

Semester/ kelas 4/D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023/2024

1
Pembahasan

A. Metabolisme Nitrogen (N2)

Berbagai bentuk nitrogen dijumpai di lingkungan kita. Perubahan berkesinambungan


berbagai bentuk nitrogen oleh proses fisika dan biologi merupakan daur nitrogen .Gas
nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu sekitar 78% dari udara. Nitrogen merupakan
unsur makro yang penting, tetapi unsur ini terdapat dalam jumlah yang sedikit didalam
tanah sedangkan yang diangkat tanaman cukup banyak. Sumber nitrogen untuk tanaman
adalah N2 atmosfer. Dalam bentuk N2 nitrogen tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman
dan terlebih dahulu dirubah menjadi nitrat atau amonium melalui proses tertentu sehingga
tersedia bagi tanaman.
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat
bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Sebagian besar
nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup berasal dari penambatan (reduksi) oleh
mikro organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu atau
dari pupuk hasil penambatan secara industry. Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer
ke tanah sebagai NH4+ dan NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasala
dari pembakaran industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan NO 3-
berasal dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet,
sumber lain NO3- adalah samudera.
Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk
membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati,
mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting nitrogen yang dikembalikan ke
tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan tidak segera tersedia bagi
tumbuhan.

B. Siklus Nitrogen

Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi
secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan
dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi tingkat Metabolisme
Nitrogen 4 proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas

2
manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan
pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus nitrogen
global. Sebagian besar nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup berasal dari
penambatan (reduksi) oleh mikro organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di
akar tumbuhan tertentu atau dari pupuk hasil penambatan secara industry. Sejumlah kecil
nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH 4+ dan NO3- bersama air hujan dan
diserap oleh akar. NH4+ ini berasala dari pembakaran industry, aktivitas gunung berapi dan
kebakaran hutan sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan
bantuan kilat atau radiasi ultraviolet, sumber lain NO 3- adalah samudera. Penyerapan NO3-
dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk membentuk berbagai senyawa
nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati, mikroorganisme, serta hewan
merupakan sumber penting nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar
nitrogen tersebut tidak larut dan tidak segera tersedia bagi tumbuhan.

Pengubahan nitrogen organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi tanah disebut
Amonifikasi yang dapat berlangsung oleh berbagai macam mikroorganisme pada suhu
dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya pada tanah yang hangat dan lembab dan ph
sekitar netral NH4+ akan dioksidasi menjadi nitrit (NO 2) dan NO3- dalam beberapa hari
setelah pembentukkannya atau penambahannya sebagai pupuk disebut dengan Nitrifikasi
yang berguna dalam menyediakan energi bagi kelangsungan hidup dan perkembangan
mikroba tersebut. Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan N 2,
NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung di dalam tanah yang
penetrasi O2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah dekat pemukiman tanah yang
konsentrasi O2 nya rendah karena penggunaannya yang cepat dalam oksidasi bahan
organik. Tumbuhan kehilangan sejumlah kecil nitrogen ke atmosfer sebagai NH 3, N2O,
NO2, dan NO terutama jika diberi pupuk nitrogen dengan baik.

Nitrat sangat mudah larut dlm tanah sehingga cepat hilang krn proses pembusukan.
Taraf ketersediaan nitrogen dlm tanah tergantung pada banyaknya bahan organik, populasi
jasad renik, tingkat pembasuhan. Dlm keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju
pertumbuhan dan gaya-gaya yg menentukan penyediaan nitrogen dlm tanah. Pemanenan
menyebabkan terkurasnya nitrogen krn pengambilan bahan organik dan erosi. Hal ini
menyebabkan pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen.

3
Awalnya nitrogen berasal dari sumber organik, terutama guano (kotoran burung). Saat ini
nitrogen dibuat menurut proses Haber- Bosch: nitrogen + hidrogen amoniak.

C. Proses-Proses dalam Siklus Nitrogen

Gambar 2.1 Siklus nitrogen

Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen


organik, amonium (NH4+), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen (N2). Nitrogen
organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam produk antara dekomposisi
bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu
bentuk kimia lain. Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan
energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Diagram di atas menunjukkan bagaimana proses-proses cocok bersama untuk membentuk
siklus nitrogen .

1. Fiksasi Nitrogen
Proses reduksi N2 menjadi NH4+ dinamakan penambatan nitrogen. Proses ini
dilakukan oleh mikroorganisme prokariot. Penambat N2 yang penting mencakup bakteri
tanah yan hidup bebas di permukaan tanah atau di dalam air, sianobakteri yang
bersimbiosis dengan fungi pada lumut atau dengan pakis, lumut, dan lumut hati, dan
bakteri mikroba lainnya yang berasosiasi secara simbiotik dengan akar, khususnya
tumbuhan kacangan. Mereka berperan besar pada rantai makanan di hutan, gurun ,
lingkungan air tawar dan laut, bahkan di daerah kutub utara. Aktivitas akar tumbuhan, baik
melalui pengeluaran nitrogen dari bintil akar dan bahkan seluruh tumbuhan oleh mikroba.

4
Sumbangan ini penting dalam pertanian, misalnya campuran kacangan dan rumputan
sering digunakan pada padang penggembalaan. Pada tumbuhan yang tidak mempunyai
akar akan menyerap nitrogen dalam bentuk NO 3- karena NH4+ akan dioksidasi menjdi NO3-
oleh bakteri nitrifikasi.
Fiksasi nitrogen simbiotik dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis
dengan tanaman kacang-kacangan. Infeksi sistem perakaran berkaitan erat dengan
pembentukan “benang infeksi” pada rambut-rambut akar tertentu oleh bakteri tersebut.
Bakteri penambat nitrogen itu masuk ke dalam sel-sel tanaman inang melaui benang
terinfeksi tersebut. Beberapa sel tanaman itu menjadi terinfeksi diikuti dengan pembelahan
sel serta meningkatnya laju pembelahan sel, ini akan menghasilkan pembentukan nodul
(bintil) pada sistem perakaran.

Tahapan pembentukan bintil akar tersebut sebagai berikut, :


1. Bakteri menginfeksi bulu akar.
2. Enzim dari bakteri merombak dinding sel sehingga bakteri dapat masuk ke bulu akar
membentuk struktur lir- benang yang di sebut benang infeksi yang terdiri dari
membran plasmalurus dan memenjang dari sel yang terserang.
3. Bakteri membelah dengan cepat di dalam benang yang menjalar , masuk dan
menembus sel korteks .
4. Pada sel korteks sebelah dalam, bakteri dilepas ke sitoplasma dan merangsang sel
(khususnya sel tetraploid) untuk membelah, yang menyebabkan proliferasi jaringan
membentuk bintil akar dewasa.

Gambar 2.2 Perkembangan bintil akar di kedelai

Setiap bakteri yang membesar dan tidak bergerak disebut bakteroid. Bakteroid

5
biasanya berada di sitoplasma secara berkelompok dan masing-masing dikeliingi oleh
membran peribakteroid. Antara membran bakteroid dan kelompok bakteroid terdapat
daerah yang disebut ruang peribakteroid.
Di luar ruang peribakteroid, di sitoplasma terdapat protein yang dinamakan
leghemoglobin, yang menyebabkan bintil kacangan warnanya merah muda. Dan
diperkirakan leghemoglobin mengangkut O2 untuk bakteri. Penambatan Nitrogen di bintil
akar terjadi secara langsung di dalam bakteroid. Tumbuhan inang menyediakan
karbohidrat bagi bakteroid, yang akan dioksidasi sehingga diperoleh energi. Beberapa
elektron dan ATP yang diperoleh selama oksidasi di bakteroid digunakan untuk mereduksi
N2 menjadi NH4+.

Reaksi penambatan nitrogen secara keseluruhan adalah sebagai berikut, :

N2+ 8 e- + 16Mg ATP +16H2O→2NH3 + H2 + 16Mg ATP + 16 Pi + 8H+

Enzim yang diperlukan adalah enzim nitrogenase


Tahapannya adalah sebagai berikut, :

1. Respirasi karbohidrad pada bakteroid menyebabkan reduksi NAD menjadi NADH


atau NADP menjadi NADPH. Oksidasi piruvat selama respirasi menyebabkan reduksi
flavodoksin.

2. Kemudian Flavoduksin, NADH atau NADPH mereduksi feredoksin.Nitrogenase


menerima elektron dari flavodoksin tereduksi, feredoksin atau bahan pereduksi
efektif lainnya saat mengkatalisis penambatan N2. Netrogenase terdiri dari dua
protein yang berlainan, yaitu protein Fe dan Protein Fe-Mo. Protein Fe mengandung 4
atom besi sementara protein Fe-Mo mempunyai atom molibdenum dan 28 atom besi.
Baik molebdenun ataupun besi menjadi tereduksi, kemudian dioksidasi saat
nitrogenase menerima elektron dari feredoksin dan mengangkutnya ke N2 untuk
membentuk NH4. NH4 diangkut keluar dari bakteroid dan digunakan oleh tumbuhan
inang. Di sitosol, yang mengandung bakteroid (bagian luar membran peribakteroid)
NH4 diubah menjadi glutamin, asam glutamat, asparagin, dan ureida (alantoin dan
asam alantoat).

6
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga
dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa hewan
(rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh
mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses non-biologis, contohnya
sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di
atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif :
a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan
tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki
nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen
adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul akar kacang-
kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri
Azotobacter.
b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan
penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas
alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH 3).
Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2)
menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang
melepaskan berbagai nitrogen oksida.
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N 2 dan O2 karena foton dan terutama
petir, dapat memfiksasi nitrogen.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan penambatan nitrogen antara lain :


a. Faktor Lingkungan
Mencakup kelembaban yang cukup, suhu hangat, sinar matahari yang terang,
konsentrasi CO2 yang tinggi.
b. Faktor Genetik
Mencakup proses pengenalan yang dikendalikan secara genetis antara spesies bakteri
dan spesies atau varietasi tumbuhan kacangan dan kemampuan nitrogenase dari semua
organisme untuk mereduksi H+ dan persaingan dengan N2 serta tahap pertumbuhan
Pada dasarnya jumlah terbesar yang ditambah oleh tumbuhan asli tahunan dan
tumbuhan kacangan pada pertumbuhan adalah saat perkembangan reproduksi.
2. Asimilasi

7
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam
bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman
yang mereka makan. Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui
rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan
kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan
klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen
dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan
organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan
molekul organik kecil. Asimilasi merupakan Penyerapan dan penggabungan dengan unsur
lain membentuk zat baru dengan sifat baru. Senyawa Nitrat (NO 3- ) diserap oleh tumbuhan
mengalami proses asimilasi menjadi bahan penyusun organ pada tumbuhan.
3. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+)
oleh bakteri dan jamur. Proses reduksi nitrat adalah pengubahan nitrit menjadi NH4. Nitrit
yang ada di sitosol diangkut ke dalam kloroplas di daun atau ke dalam proplastid di akar.
Tahapan reduksi nitrit menjadi ammonium adalah sebagai berikut, :
Di daun, reduksi NO2 menjadi NH4 memerlukan enam elektron yang diambil dari
H2O pada sistem pengangkutan elektron non siklik, pada kloroplas selama pengangkutan
elektron ini, cahaya mendorong pengangkutan elektron dari H2O ke ferodksin (Fd).

Reaksinya adalah sebagai berikut :


3H2O + 6Fd + cahaya ———— 15 O2 + 6H + 6Fd

Kemudian ferodoksin tereduksi memberikan 6 elektron yang digunakan untuk mereduksi


NO2 menjadi NH4,
reaksinya sebagai berikut, :
NO2 + 6Fd (Fe ) + 8H ——— NH4 + 6Fd (Fe ) + H2O

Sehingga keseluruhan proses reduksi nitrit menjadi amonia adalah sebagai berikut:

NO2 + 3H2O + 2H + cahaya ——- NH4 + 1,5 O2 + 2H2O

4. Nitrifikasi

8
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di
dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri
nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4+) dan mengubah
amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab
untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat
penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan tanaman.

Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :

1. NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H+


2. NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-
3. NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−
4. NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e
note : "Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air tanah.
Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum, karena nitrat dapat
mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan menyebabkan sindrom
methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah mengisi aliran sungai, nitrat yang
memperkaya air tanah dapat berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana
populasi alga meledak, terutama populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan
kematian kehidupan akuatik karena permintaan yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun
tidak secara langsung beracun untuk ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki
efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini."

5. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2),
untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri seperti
Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Contohnya Pseudomonas
denitrifikans.Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen
selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.

Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk peralihan


sebagai berikut:
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)

Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:

9
2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O

6. Oksidasi Amonia Anaerobik


Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas
nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di
lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang disebut
oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O

Tumbuhan membutuhkan nitrogen dalam jumlah yang banyak karena merupakan


penyusun utama komponen sel tumbuhan yaitu asam amino. Tumbuhan yang sedang
dalam pertumbuhan hanya mengandung sedikit nitrat atau ammonia. Tanaman
mengabsorpsi nitrogen dalam bentuk nitrat (NO 3‾), walaupun ternyata ammonium (NH4+)
dapat juga langsung diabsorpsi tanaman. Efisiensi relatif absorpsi ammonium dan nitrat
dipengaruhi oleh pH (keasaman) tanah atau mungkin sistem pengambilan haranya yang
berbeda.
Reduksi nitrat menjadi nitrat pada proses asimilasi dalam tumbuhan dibantu dengan
adanya enzim nitrat reduktase yang berupa flavoprotein yang diatur oleh komponen
logamnya yakni molibdenum. Nitrogenase merubah gas N 2 menjadi ammonia dalam
mikroba pengikat N. reduksi nitrat merupakan suatu proses enzimatik yang memerlukan
energi. Ion hidrogen dan energi diperoleh dari respirasi aerobik. Nitrat direduksi di dalam
akar (pada tanaman apel) dan di bagian pucuk yang terkena sinar (pada tanaman tomat).
Nitrogen ammonium diharapkan lebih cepat terpakai dalam sintesis protein.
Tanaman leguminosa baik herba maupun perdu/pohon mempunyai kemampuan
mengikat N2 udara (bentuk N yang tidak tersedia bagi tanaman) dan mengubahnya menjadi
bentuk N yang tersedia bila bersimbiose dengan bakteri Rhizobium. Jumlah N2 yang
ditambat bervariasi tergantung spesies leguminosa dan lingkungan tempat tumbuhnya.
Contohnya tanaman tomat yang dipakai dalam percobaan ini. Gejala defisiensi nitrogen
antara lain daun berwarna kuning pucat, ruas lebih pendek, pertumbuhan daun semakin
lambat, batang lebih pendek dan kurus, akar lebih panjang, tapi lebih kecil, jika defisiensi
berkelanjutan, ujung daun dan daun yang terbawah menjadi nekrosis.

10
Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan, terutama
pada awal pertumbuhan. Tumbuhan menyerap unsur N dalam bentuk ion NO 3- dan
(NH4+). Peran unsur nitrogen, sebagai unsur utama adalah meningkatkan produksi dan
kualitasnya, untuk pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan tunas, daun, batang),
pertumbuhan vegetatif berarti mempengaruhi produktivitas

D. Asimilasi Sulfat

Sulfur adalah komponen asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein.
Beberapa organisme dapat memperoleh sulfur melalui asimilasi reduksi sulfat, sebagian
lagi memperoleh sulfur melalui reduksi senyawa sulfur seperti H.
Sulfur adalah nutrisi utama bagi semua organisme. Tumbuhan memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, metabolization dan akumulasi sulfur sehingga ada
potensi untuk menggunakan tanaman untuk fitoremediasi situs belerang-diperkaya. Sebuah
survei tanah diperkaya dengan sulfur baik secara alami atau aktivitas manusia
menunjukkan bahwa surplus sulfur sebagian besar disertai dengan surplus unsur kimia
lainnya yang dapat membatasi fitoremediasi karena terjadi co-elemen lebih beracun untuk
tanaman dari belerang. Selain itu, akumulasi unsur-unsur lain, membuat bahan tanaman
(nabati ekstraksi) kurang cocok untuk digunakan sebagai pakan ternak dan untuk konsumsi
manusia. Sulfur (S) asimilasi oleh tumbuhan memainkan peran penting dalam siklus S di
alam, dan metabolisme S berasimilasi menyediakan berbagai senyawa yang bermanfaat
bagi hewan, termasuk manusia. Sangat penting untuk memahami mekanisme yang terlibat
dalam metabolisme S sistemik dalam rangka meningkatkan tanaman agronomi dan
produksi tanaman makanan dan Studi-studi ini dapat dianggap sebagai studi kasus penting
yang memberikan informasi mengenai mekanisme peraturan rumit yang terlibat dalam
metabolisme tanaman.

Tanaman mengandung berbagai macam senyawa sulfur organik yang memainkan


peran penting dalam fisiologi dan perlindungan terhadap stres lingkungan dan hama.
Senyawa sulfur juga sangat penting untuk kualitas makanan dan untuk produksi nabati.
Sulfur merupakan salah satu dari enam unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman
dan ditemukan dalam bentuk asam amino Cys dan Met dalam berbagai metabolit. Sebagai
bagian dari molekul Cys, kelompok belerang, yang disebut tiol, sangat nukleofilik
(elektron-menyumbang), sehingga cocok untuk proses redoks biologis. Saat teroksidasi,
dua molekul Cys dapat membentuk ikatan kovalen yang disebut ikatan disulfida, yang

11
mudah rusak oleh reduksi untuk membentuk dua kelompok tiol. Sulfur tersedia bagi
tanaman terutama dalam bentuk sulfat anionik (SO 42-) hadir di tanah. Hal ini aktif diangkut
ke dalam akar dan kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Sulfat dalam
tanah terutama berasal dari pelapukan batuan. Sulfat yang ada di atmosfer berasal dari
industri. Gas sulfur dioksida (SO2) ini mudah diserap dan diasimilasi oleh daun.

a. Aliran Materi pada Siklus Sulfur

Siklus sulfur merupakan contoh aliran materi tipe sedimenter.


1. Aliran materi pada siklus sulfur dimulai dari pembentukan sulfur pada kerak bumi
dan atmosfer hingga melalui proses makan dan dimakan
2. Tumbuhan menyerap unsur sulfur dalam bentuk Sulfat (SO4)
3. Aliran materi berkaitan erat dengan aliran energi.
4. Aliran materi juga terjadi di dalam sel makhluk hidup.
5. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi aliran materi

Gambar 2.3 Aliran materi dalam Siklus Sulfur

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida (H2S) ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan
pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap
sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup
mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat

12
dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri
fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di
oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran
pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang
membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga
tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap
trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4 bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri Desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri Thiobacilli.
4. S organik → SO4+ , H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
E. Peranan Nitrogen dan Sulfur

a. Peranan Nitrogen

Ada beberapa peranan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman diantaranya adalah


memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetative, berperan
dalam pembentukan klorofil, dan merangsang perkembangbiakan mikroorganisme.

Peranan nitrogen dalam tanaman yaitu mensintesis karbohidrat menjadi protein dan
protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan dalam pembentukan jaringan
vegetatif tanaman. Sedangkan peranan nitrogen dalam tanah yaitu nitrogen diserap
tanaman dalam bentuk nitrat (NO3) dan ammonium (NH4), akan tetapi nitrat akan segera
tereduksi menjadi amonium melalui enzim yang mengandung Mo.

Amonium merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah masam,
terutama tanah humus, nitrat, merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di
tanah netral atau basa selanjutnya organic. Nitrogen udara merupakan sumber nitrogen
bagi tumbuhan yang bersimbiosis dengan organisme penambat nitrogen.

b. Peranan Sulfur

13
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam-asam
amino sistin, sistein, dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin,
tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam
bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyususn protein yaitu
dalam pembentukan ikatan disulfide antara rantai-rantai peptide. Belerang merupakan
bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga
berfungsi sebagai activator, kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses
fisiologi tanaman. Selain fungsi yang dikemukakan di atas, peranan S dalam pertumbuhan
dan metabolisme tanaman sangat banyak dan penting, diantaranya (1) merupakan bagian
penting dari ferodoksin, suatu complex Fe dan S yang terdapat dalam kloroplas dan terlibat
dalam reaksi oksidoreduksi dengan transfer elektron serta dalam reduksi nitrat dalam
proses fotosintesis, (2) S terdapat dalam senyawa-senyawa yang mudah menguap yang
menyebabkan adanya rasa dan bau pada rumput-rumputan dan bawang-bawangan.
Belerang dikaitkan pula dengan pembentukan klorofil yang erat hubungannya
dengan proses fotosintesis dan ikut serta dalam beberapa reaksi metabolisme seperti
karbohidrat, lemak, dan protein. Belerang juga dapat merangssang pembentukan akar dan

F. Defisiensi Unsur Nitrogen dan Belerang

Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)


1. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai
dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning
lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan
daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan
berwarna merah kecoklatan.
2. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
3. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya
4. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
5. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian
bawah terus ke bagian atas.
Kekurangan unsur hara Belerang (S)

14
1. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna
umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan
kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun
selengkapnya
2. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman
tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada
daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea
Yellow” atau”Yellow Disease”
3. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman
berserat, berkayu dan berdiameter kecil
4. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
5. Jumlah anakan terbatas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asrun, Adji.2012.Metabolisme nitrogen. (Online).


(http://www.slideshare.net/ajhieasrun/metabolisme-nitrogen-1, diakses 29 Oktober
2013 ).

Azizah.2011.PENGARUH TIGA INOKULAN BAKTERI RhizobIum TERHADAP


PEMBENTUKAN BINTIL AKAR TANAMAN KEDELAI .(Online) . (http://
repository.unand.ac.id/17557/1/PENGARUH_TIGA_INOKULAN_BAKTERI__
Rhizobium_TERHADAP_PEMBENTUKAN_BINTIL_AKAR_TANAMAN_KE
DELAI.pdf, diakses pada 1 November 2013).

Devita, Aprilia.2012.Metabolisme nitrogen.(Online). (http://blog.ub.ac.id /coretanku


/2012/05/09/metabolisme-nitrogen/, diakses 29 Oktober 2013).

Fandicka.2011.Proses fiksasi nitrogen oleh bintil akar. (Online). (http://fandicka.


wordpress.com/2011/04/04/proses-fiksasi-nitrogen-oleh-bintil-akar/, diakses 1
November 2013).

Pelczar, Michael J.1988.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta:Universitas Indonesia.

Salisbury,Frank B,dkk.1992.Fisiologi tumbuhan JILID 2. Bandung: ITB.

16

Anda mungkin juga menyukai