BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
(Bidang Bioteknologi Tanah dan Lingkungan)
Disusun oleh :
1
JADWAL PRAKTIKUM
II Bioremediasi
Lanjutan praktikum I
2
PRAKTIKUM I
Isolasi Mikroba Pelarut Fosfat
3
PRAKTIKUM
Praktikum
TUJUAN : Mengisolasi bakteri Rhizobium dari nodula yang terbentuk pada perakaran
tanaman legum dan mempelajari morfologi koloni dan sel bakteri tersebut.
Bahan dan Alat :
1. Perakaran tanaman Legum yang mengandung nodula segar
2. Akuades steril, HgCl2 0.1 %, Etanol 70 %
3. Medium Yeast Mannitol Agar (YMA) yang terdiri atas mannitol 10 g, yeast extract 0.1
g, K2HPO4 1.0 g, MgSO4.7H2O 0.2 g, NaCl 0.1 g, congo red 1 % 2.5 ml, agar 15 g,
akuades 1 lt
4. Petridish steril, Pinset steril, Pisau, Ose
CARA KERJA
1. Cuci akar tanaman bernodula. Catat bentuk, distribusi dan jumlah nodula yang ada.
4
2. Pisahkan nodula yang besar, bernas dan berwarna kemerahan dengan hati-hati jangan
sampai terluka atau pecah, nodula kecil dibiarkan melekat di perakaran.
3. Lakukan sterilisasi permukaan nodula dengan cara sebagai berikut:
a. Rendam nodula dalam petridish berisi HgCl2 0.1 % selama 5 menit
b. Pindahkan nodula ke dalam petridish steril berisi akuades dengan menggunakan
penjepit steri 3 tahap pencucian.
c. Pindahkan nodula yang sudah steril ke petridish steril lain yang berisi etanol 70 %,
rendam selama 30 detik. Pindahkan kembali ke petridish berisi akuades steril dan
cuci untuk menghilangkan etanol.
4. Pindahkan nodula steril dari petridish pencucian terakhir ke petridish baru yang
menagndung aquades steril dan hancurkan dengan penjepit yang telah dibakar. Aduk rata
jaringan nodula tersebut dengan akuades.
5. Siapkan plate agar media YMA yang sdh membeku.
6. Ambil dengan menggunakan Ose cairan dari pecahan Nodula dan lagsung goreskan di
media YMA late agra (point 5) . Inkubasikan pada suhu 28OC selama 7 hari.
7. Seleksi koloni Rhizobium yang cembung (mucoid), tidak menyerap warna, dan
mengandung banyak air dari setiap petridish. Pilih satu koloni di antara yang dominan
dan pindahkan ke agar miring YMA. Inkubasikan untuk pengujian lebih lanjut.
Pengamatan :
Karakteristik koloni Rhizobium
a. bentuk: b. warna:
c. permukaan: c…..
PRAKTIKUM
Isolasi Bakteri Pemfiksasi N Nonsimbiotik Azotobacter
5
TUJUAN : Mengisolasi Azotobacter dari tanah rizosfer dan mempelajari morfologi koloni
dan sel bakteri.
CARA KERJA :
1. Tambahkan satu gram tanah ke dalam media cair Ashby’s Mannitol Phosphate
2. Inkubasikan pada 30oC selama 4-7 hari sampai terbentuk pellicle pada permukaan
media. Jangan mengganggu pellicle yang telah tumbuh
3. Lakukan pewarnaan Gram terhadap pellicle. Mikroba lain kadang-kadang tumbuh di
pellicle. Sel Azotobacter ditandai dengan ukurannya yang relatif besar.
4. Isolasi Azotobacter dari pellicle dengan metode gores pada Media agar Ashby.
5. Inkubasikan pada suhu 30oC selama 1-3 hari.
6. Amati pertumbuhan koloni. Koloni Azotobacter dicirikan dengan bentuknya yang bulat,
besar (diamter 3-5 mm), cembung, putih susu, berlendir dan pinggiran rata. Amati pula
pigmentasi yang mungkin terjadi pada inkubasi setelah lebih dari satu minggu pada suhu
30oC.
7. Lakukan pengecatan Gram terhadap koloni yang terbentuk. Amati morfologinya.
PENGAMATAN
Pellicle:
a. Lama pembentukan (hari): b. warna (coklat-hitam):
Koloni:
a. Permukaan: b. bentuk
c. Warna d. Pigmentasi
Karakteristik morfologi sel:
Gambar sel Bentuk:
Gram
6
PRAKTIKUM II.
BIOREMEDIASI
7
Biodegradasi senyawa hidrokarbon oleh bakteri sangat tergantung pada variasi rantai
karbon, percabangan rantai karbon, banyaknya cincin hidrokarbon, adanya gugus oksigen,
Nitrogen atau sulfur. (Eweis et al., 1998). Pada umumnya pendegradasian hidrokarbon
berlangsung sangat baik dengan adanya oksigen sebagai electron aseptor pusat (Bartha,
1986) dengan demikian kondisi optimum biodegradsi minyak bumi adalah kondisi aerob,
selain itu pemberian nutrisi N dan P dapat meningkatkan proses biodegradasi minyak bumi (
Kanaly et al., 2001). Salah satu cara untuk meningkatkan porositas untuk aerasi dapat
dilakukan dengan penambahan berbagai bahan organik. Bahan organic selian berfungsi
sebagai bulking agent untuk meningkatkan porositas juga berfungsi sebagai nutrisi bagi
mikroorganisme petrobacter yang bekerja dalam proses bioremediasi. Faktor penting dalam
proses Bioremediasi Limbah minyak bumi adalah kondisi system harus memenuhi rasio
unsure C : N : P = 100 : 5 : 1 (Cookson, 1995). Oleh karena itu perlu ditambahakan bahan-
bahan aditif yang dapat mendukung optimasi System. Penamabhan nutris N dan P dapat
dilakukan dengan mengguankan bahan2 yang juga dilakukan pada proses pengomposan,
yaitu, urea, NPK, pupuk hijau (Green manure), limbah pemotongan hewan dll. Disampaing
itu hal utama sebagai bikatalisator proses bioremediasi minyak bumi adalah mikroorganisme
pendegradasi hidrokarbon. Proses penyisihan berlangsung pada efektifatas atau
kemamapuan isolat mikroorganisme dalam menggunakan hidrokarbon sebagai substratnya.
Tidak semua mikroorganisme mampu mamapu menggunakan hidrokarbon sebagai substrat
atau sumber karbon untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu untuk meningkatkan proses
atau efiensi degradasi perlau dilakukan Augmenatsi (penambahan mikroorganisme yang
telah diketahui karaktersitknya sesuai tujuan). Kelompok mikroorganisme tersebut
umumnya termasuk kelompok Petrofilik yaitu mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon
atau kelompok mikroorganisme yang mampu menggunakan hidrokarbon sebagai sumber
Karbonnya. Petrobacter yang telah efektif antara lain Pseudomonas spp, Bacillus cereus,
Acinetobacter sp, Enterobacter sp (Surytamanan et al., 2006; Cookson, 1995).
Kelembaban optimum untuk bioremediasi minyak bumi sekitar 60- 80 % kapasitas lapang.
Atau sekitar 150 – 250 g air / kg tanah (Cookson, 1995). Untuk mengukur Efektifitas dan
efisiensi proses bioremediasi ada beberapa parameter yang perlu diamati diantaranya:
penurunan senyawa limbah (pada minyak bumi dengan mengukur residu total petroleum
hidrokarbon (TPH)), C/N rasio, uji detoksifkasi per interval waktu inkubasi.
PRAKTIKUM II
Bioproses dalam Bioremediasi Limbah Minyak Bumi
TUJUAN : 1. Mempelajari efektifitas dan efisiensi proses bioremediasi tanah yang tercemar
limbah minyak bumi dalam sistem land farming melalui bioaugmentasi
2. Analisis penurunan total petroleum hidrokarbon (TPH) dalam tanah, akan
menunjukkan tingkat efisiensi degradasi perwaktu.
8
7. Pupuk N, P dan K atau pupuk kandang
7. Aqudes.
CARA KERJA :
III. Pengamatan :
1. Konsentrasi Total Petroleum hidrokarbon (TPH) pada T0 dan s/d T7 dengan metode
ekstraksi n-Hexan
2. Kepadatan Mikroba T0 dan T7 dengan metode TPC (total plate count).
3. Memelihara percobaan sesuai tugas perkelompok, jangan sampai kering dan lakukan
pembalikan tanah.
9
4. Tambahkan 5 ml n-heksan ke dalam vial B yang telah berisi sampel tanah
terkontaminasi, tutup rapat vial dengan aluminium foil.
5. Vial B dikocok dengan shaker 150 rpm selama 30 mnt - 1 jam, untuk mengekstrak
minyak bumi dari partikel dan matriks tanah.
6. Ambil seluruh extractant dari Vial B hasil shaking dengan pipet, masukkan ke dalam
vial A (yang telah ditimbang terlebih dahulu point 2).
7. Ulangi langkah 4-6 (untuk mendapatkan TPH yang tersisa pada partikel tanah), hasil
ekstraksi kedua disatukan ke dalam vial A.
8. Vial A yang berisi ekstrak minyak dipanaskan dengan penangas air pada suhu 75o C
atau dibiarkan menguap di ruang asam untuk menguapkan solven (heksan) sampai
habis.
(Selama penguapan n-heksan dari sample jauhkan kegiatan dari api, karena
uap heksan sangat mudah terbakar.. !!!)
9. Selanjutnya timbang vial A yang telah berisi ekstrak TPH yang sudah mengalami
penguapan solven (= vial C).
10. Tentukan/ hitung konsentrasi TPH yang telah terekstrak dari 5 g sampel tanah
dengan cara :
Konsentrasi residu TPH yang diamati (%) = [( C – A )/ berat sample] x 100 %]
Pustaka
10
PRAKTIKUM III
ISOLASI SPORA CMA
Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis antara jamur (myces) dan
perakaran (rhiza) tumbuha tinggi. Adanya bentuk asosiasi antara jamur dengan suatu
tanaman menguntungkan ke fungi itu sendiri maupun tanaman inangnya. Mikoriza dapat
memperoleh karbohidrat terutama gula sederhana dan faktor pertumbuhan dari tanaman
inang. Di lain fihak, tanaman inang secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur
hara makro dan beberapa unsur hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman.
Berdasarkan struktur tubuhnya dan cara infeksi terhadap tanaman inang, mikoriza
dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Akar
ektomikoriza biasanya membesar dan bercabang (dikhotom) serta tidak memiliki akar
rambut. Dalam suatu penampang melintang tampak permukaan akar ditutupi miselia yang
disebut fungal sheet (mantel). Hifa tidak masuk ke dalam sel tapi hanya berkembang di
antara dinding sel korteks.
Perakaran yang terinfeksi jamur endomikoriza tidak membesar. Jamur membentuk
struktur akar dengan lapisan hifa tipis pada permukaan akar tetapi tidak setebal mantel pada
ektomikoriza. Hifa berkembang di dalam sel jaringan korteks dan tidak pernah
mengkolonisasi silinder pusat. Selain itu terdapat struktur khusus berbentuk oval yang
disebut vesikula dan sistem percabangan hifa (dikhotom) di dalam sel korteks yang disebut
arbuskula. Endomikoriza terbagi menjadi cendawan mikoriza arbuskular (CMA), mikoriza
erikoidae dan mikoriza orchidae.
PRAKTIKUM III A
Isolasi spora cendawan mikoriza arbuskular (CMA) dan pembuatan preparat akar
TUJUAN: Mengisolasi spora dari jamur pembentuk CMA dari tanah di sekitar perakaran
tanaman, dan melihat morfologi akar terinfeksi oleh jamur mikoriza secara
mikroskopis.
CARA KERJA :
11
5. Tuangkan masing-masing tabung ke dalam saringan semula (tahap 4), bilas dengan air
ledeng.
6. Tuangkan materi di dalam saringan ke dalam petridish dengan bantuan semprotan
7. Amati di bawah mikroskop binokuler dengan pembesaran sedang
8. Pisahkan spora yang terlihat pada suatu tempat dengan menggunakan pipet berujung
kecil. Tempatkan spora pada gelas arloji atau tabung film berisi air.
9. Amati spora di bawah mikroskop pada perbesaran 10 kali
PENGAMATAN
12
6. Menyuntikan 50 ml glukosa dengan sukrosa 70 % ke dalam masing-masing tabung
sentrifugasi. Posisi larutan gula berada dibawah air yang mengandung spora hasil
penyaringan.
7. Tabung tsb dimasukkan ke dalam alat sentrifugasi dan diputar selama 3 menit dengan
kecepatan 2500 rpm.
8. Hasil dari pengocokan sentrifugasi akan diperoleh 3 lapisan cairan yaitu bahan organik,
spora dalam larutan gula (bening), dan endapan kotoran. Larutan gula diambil dengan
alat suntikan dan dimasukkan ke dalam saringan ukuran terkecil lalu dicuci dengan air
sampai bebas dari larutan gula. Tuangkan pada petridish dan spora dihitung dengan
bantuan mikroskop binokuler.
13
% Infeksi akar = ------------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh akar yang diamati
Klasifikasi Kelas Infeksi Akar (The Institute of Mycorhizal Research and Development,
USDA Forest Service Athena, Georgia)
a. Kelas 1, bila infeksinya 0 - 5 %
b. Kelas 2, bila infeksinya 6 - 26 %
c. Kelas 3, bila infeksinya 27 - 50 %
d. Kelas 4, bila infeksinya 51 - 75 %
e. Kelas 5, bila infeksinya 76 - 100 %
14