MIKROBIOLOGI PERTANIAN
ACARA VI
Disusun Oleh:
NPM : 1810401088
Kelompok : C3
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum bakteri N symbiosis ini adalah untuk
mengidentifikasi dan mengisolasi mikroba jenis apa sajakah yang ada di bintil akar, yang
membantu proses fiksasi Nitrogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang mampu
menyediakan hara bagi tanaman. Apabila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok
bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya.
Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari
mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan
dengan ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya (Sari, 2015).
Bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas yang
berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang
selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang, sedangkan Rhizobium sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi
dari tanaman inang (Sari, 2015).
Ada dua tipe nodula, yaitu efektif dan inefektif. Nodula efektif dibentuk oleh strain
efektif dari Rhizobium. Nodula ini berkembang dengan baik, berwarna merah akibat adanya
pigmen leghaemoglobin. Jaringan bakteroid berkembang baik dan terorganisasi dengan baik
dengan banyak bakteroid (Dewi, 2007).
Bakteri-bakteri yang menimbulkan bintil pada tanaman Leguminose, yaitu bakteri
bintil akar, dikelompokkan dalam genus Rhizobium. Batang-batang gram negative ini yang
hidup bebas dalam tanah, tumbuh secara aerob ketat dengan senyawa organic sebagai
nutrient. Bakteri-bakteri ini amat cepat memperbanyak diri, tumbuh menjadi sel dengan
bentuk tidak beraturan dengan volume 10-12x lipat dari Rhizobium yang dapat bebas, dan
akhirnya terletak dalam sitoplasma sel-sel tumbuh-tumbuhan sebagai sel-sel individu
[ CITATION Som04 \l 14345 ]
Mengingat besarnya peranan bakteri Rhizoma, maka keberadaan bakteri tersebut
perlu dikonservasi dan diisolasi dalam bentuk koleksi kultur. Koleksi kultur bakteri
memberikan jaminan bahwa bakteri yang telah didiskripsikan tersimpan dengan aman
dan baik, sehingga tersedia setiap saat untuk keperluan generasi sekarang dan masa
mendatang. Untuk selanjutnya isolat-isolat bakteri dari daerah tersebut yang akan digunakan
kembali di kawasan ini sehingga mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi
dari pada penggunaan inokulasi yang berasal dari lokasi lain [ CITATION Ana08 \l 14345 ]
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah jarum ose, pinset, spirtus, cawan
petri, dan gelas preparat.
Bahan yang digunakan adalah bintil akar tanaman kacang-kacangan, alkohol 95%,
HgCl2 0,1, media nutrient agar, dan akuadest.
Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum acara ini.
Dipilih bintil akar dari tanaman kacang-kacangan yang berwarna merah atau kecoklatan.
Kemudian disiapkan cawan petri yang berisi alkohol 95%, lalu bintil akar tadi direndam
selama dua menit. Kemudian bintil akar tadi diangkat dan dipindahkan dengan pinset
kedalam petri yang berisi larutan HgCl2 0,1 dan direndam selama tiga menit. Kemudian
bintil akar dicuci dengan air mengalir di cawan petri yang berbeda. Kemudian disiapkan dua
gelas preparat yang telah dipanaskan diatas spirtus, lalu bintil akar dihancurkan dengan cara
ditekan diantara kedua gelas preparat. Kemudian setelah dihancurkan, gelas preparat dibuka
dan ditetesi dengan air akuadest untuk dijadikan sebagai suspensi. Setelah ditetesi, kemudian
suspensi diambil menggunakan jarum ose dan digoreskan pada media NA murni yang telah
disediakan menggunakan teknik goresan Sinabung. Kemudian diamati selama satu minggu,
dan dicatat perkembangan bakterinya pada media.
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri penambat N yang simbiotik dari nodul
yang berasal dari akar tanaman kacang. Pemilihan nodul pada praktikum ini dipilih karena saan
dipecah berwarna merah, hal ini sesuai dengan pendapat dari Dewi(2007) bahwa perkembangan
nodul baik, jika berwarna merah yang diakibatkan adanya pigmen leghaemoglobin, dengan
bantuan dari Rhizobium.
Hasil dari praktikum ini kurang berhasil karena adanya kontaminasi dari jamur
sehingga bakteri yang dihasilkan hanya sedikit.
BAB V
KESIMPULAN
Anas. (2008). Mikroba penambat nitrogen dan pelarut fosfat dari rhizosfer padi dan tanah rawa
kawasan PLG satu juta hektar. Jurnal Penambat N Mikrobiologi, 7.
Dewi, I. R. A. 2007. Fiksasi N Biologis pada Ekosistem Tropis. Makalah pada Fakultas
Pertanian. Universitas Padjajaran. Jatinangor.