Anda di halaman 1dari 9

ISOLASI MIKROORGANISME TANAH PENAMBAT NITROGEN NON-

SIMSBIOSIS
JURNAL
disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Mikrobiologi
Dosen pengampu:
Dr. Kusnadi, M.Si.
Dr. Yanti Hamdiyati, M.Si.

Disusun oleh
Kelas B Pendidikan Biologi 2018
Muhammad Nugrah Akbar 1805218

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020

i
A. Judul
Praktikum ini berjudul “Isolasi Mikroorganisme Tanah Penambat Nitrogen
Non-Simbiosis”

B. Tujuan

 Melakukan cara-cara isolasi mikroorganisme (bakteri) tanah


penambat nitrogen yang tidak bersimbiosis
 Mengidentifikasi spesies bakteri penambat nitrogen non-simbiosis
berdasarkan karakteristik koloni dan morfologi sel
C. Prinsip Dasar

Azotobacter sp. merupakan bakteri non-simbiotik yang rmasuk dalam


famili Azotobacteriaceae. Yang paling banyak diketahu adalah bakteri
Azotobacter terdiri dari empat spesies, yaitu A. crhoococcum, A. beijerinkii,
A. vinelandii dan A. paspali (Hamdi 1982). Azotobacter dicirikan dengan sel
berbentuk batang, gram negatif, bersifat aerobik obligat dan mempunyai
ukuran sel yang lepih panjang dari prokariot lainnya dengan diameter sel 2 –
4 μm atau lebih. Beberapa strain motil dengan flagel peritrikha. Pada media
yang mengandung karbohidrat, bekteri ini membentuk kapsul yang berfungsi
melindunginya dari lingkungan luar. Selain itu bakteri ini juga memiliki
struktur khusus yang disebut kista. Kista ini bersifat seperti endospora, yakni
tubuh berdinding tebal, sangat reaktif dan resisten, tahan terhadap proses
pengeringan, pemecahan mekanik, ultraviolet dan radiasi ionik (Brock et al.
1994 dalam Nurhayati 2006). Suhu optimum bagi pertumbuhan Azotobacter
chroococum adalah 300C, jumlahnya dapat mencapai beberapa ratus per g-
tanah. Walaupun penyebaran populasi bakteri ini tidak begitu luas, namun
spesies ini merupakan kontributor penting bagi penambatan nitrogen. A.
beijerinckii lebih dominan pada tanah masam, dengan pH di bawah 3,0.
Penyebaran spesies ini cukup luas, banyak ditemukan di tanah tropik bahkan
juga ditemukan pada daerah tempera dan antartik. Demikian pula Derxia
gummosa yang banyak ditemukan di wilayah tropis Amerika Utara, mampu
tumbuh dengan baik pada pH 4,5 - 6,5 (Tate 2000).

2
Genus Azotobacter tumbuh dengan baik pada kondisi NH3 juga pada
berbagai jenis media seperti karbohidrat, alkohol dan asam organik.
Azotobacter bersifat aerob obligat, namun enzim nitrogenasenya sangat
sensitif terhadap O2 sama seperti nitrogenase lainnya, oleh kerena itu
Azotobacter melakukan respirasi tingngi untuk melindungi nitrogenase dari
O2 sehingga konsentrasi O2 intraseluler pada Azotobacter relatif lebih sedikit
(Brock et al. 1994 dalam Nurhayati 2006). Selain itu Brock et al. (1994)
dalam Nurhayati 2006 kembali mengemukakan bahwa Azotobacter
chroococum mampu tumbuh dan mereduksi N2 tanpa kehadiran molibdenum
yang berfungsi dalam pembentukan nitrogenase. Jika bakteri ini ditempatkan
pada media yang kekurangan amonia dan molibdenum tetapi mengandung
logam vanadium, maka bakteri ini akan menghasilkan vanadium nitrogenase
menggantikan posisi molibdenum yang berfungsi menstimulasi pengikatan
nitrogen. Seperti pada enzim molibdenum, vanadium nitrogenase juga terdiri
dari dua protein, pertama protein yang mengandung besi, kedua protein yang
mengandung besi dan vanadium yang dapat mereduksi N2 menjadi NH3, H +
menjadi H2 dan H2C2 menjadi C2H4. Namun kemampuan reduksi vanadium
nitrogenase lebih lambat bila dibanding enzim molibdenum. Salisbury dan
Ross (1995) menyebutkan bahwa penambatan nitrogen adalah reaksi reduksi
N2 menjadi NH4 + , dan diketahu sejauh ini bahwa reaksi ini hanya dapat
dilakukan oleh mikroorganisme prokariot. Reaksi keseluruhan penambatan N
adalah sebagai berikut:

N2 + 8e + 16ATP + H2O → 2NH3 + H2 + 16ATP + 16pi + 8H

Rao (1994) juga menambahkan bahwa dalam reaksi ini juga


diperlukan enzim nitrogenase yang berfungsi sebagai katalisator. Nitrogenase
terdiri dari dua protein, yakni protein Fe dan protein Fe-Mo. Protein Fe
mempunyai 4 atom besi di kelompok Fe4S4 , sedangkan protein Fe-Mo
mengandung 2 atom molybdenum dan 28 atom besi. Selain dapat menambat
nitrogen bebas dari udara, Azotobacter juga dapat menghasilkan Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT). Penelitian Xenia (2010) membuktikan bahwa Azotobacter
mampu menghasilkan zat pengatur tumbuh berupa asam indol asetat (AIA),
sitokinin, giberelin dan melarutkan fosfat.

3
D. Alat dan Bahan

Tabel 1.1 Alat yang digunakan

No Alat Jumlah
.

1. Cawan Petri steril 1 Buah

2. Objek gelas dan cover glass 2 Buah

3. Rak dan bak warna 1 Buah

4. Botol semprot 1 Buah

5. Inkubator 1 Buah

6. Lampu bunsen/spirtus 1 Buah

7. Lup inokulasi 1 Buah

Tabel 1.2 Bahan yang digunakan

No Bahan Jumlah
.

1. Sampel tanah 1 gram

2. Nitrogen free manitol broth dalam botol 50 ml

3. Agar diri nitrogen free manitol agar 1 tabung 10


ml

4. Reagen pewarnaan gram secukupnya

E. Langkah Kerja
Gambar 1.1 Bagan Cara kerja

4
F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Gambar 2.1 Hasil Praktikum Uji non-simbiotik

Praktikum isolasi bakteri Azotobacter dari berbagai sampel tanah


menunjukan perbedaan karakteristik yang dapat menunjukan perbedaan spesies
dari genus Azotobacter, mulai dari karakteristik koloni yang rata-rata bersifat tak
beraturan dan berwarna putih,namun ada beberapa koloni bakteri yang

5
menunjukan sedikit perbedaan seperti pada bakteri 1 yang bening,bakteri 3 yang
berwarna putih kekuningan,bakteri 5 yang berwarna putih kusam. Untuk
pewarnaan gram,bakteri Azotobacter termasuk bakteri gram negatif maka seluruh
hasil pewarnaan sama, untuk bentuk dan susunan sel seluruhnya hampir sama
yaitu coccus dan diplococcus namun pada bakteri 4 ditemukan bentuk mono-
diplobasil, untuk warna koloni dibawah sinar UV hampir semua menunjukan
warna hijau namun terkhusus bakteri 1 dan 7 ditemukan bakterinya tak berwarna
yang kemungkinan Azotobacter pada bakteri 1 dan 7 dengan yang lainnya berbeda
spesies.

G. Pertanyaan dan Jawaban Diskusi


1. Pada saat isolasi bakteri penambat nitrogen non simbiosis,sampel tanah
dimasukkan kedalam medium NFMB, botol tidak boleh digoyang.
Jelaskan mengapa demikian..!
2. Berdasarkan Tabel Data hasil pengamatan, apakah ada perbedaan
karakteristik koloni bakteri Azotobacter untuk semua kelompok ? Jelaskan
!
3. Apa ciri khas koloni bakteri Azotobacter yang ditemukan oleh kelompok
1, 5 dan 7 ? Jelaskan !
4. Berdasarkan Tabel Data hasil pengamatan apakah jenis tanah berpengaruh
terhadap jenis Azotobacter yang hidup? Jelaskan !
5. Tuliskan kesimpulan anda dari hasil pengamatan tersebut ?
Jawaban :

1. Medium tidak boleh digoyang dikarenakan kita ingin melihat pertumbuhan


lapisan lendir yang merupakan hasil isolasi nitrogen bakteri Azotobacter
tersebut,serta bila medium digoyangkan ada kemungkinan medium dengan
bakteri akan teraduk dan isolasi bakteri hingga identifikasi bakteri
selanjutnya sampai perwarnaan gram tidak dapat dilakukan. Selain itu
Azotobacter bersifat aerob sehingga dengan tidak menggoyangkan
medium akan mempermudah metabolisme Azotobacter dan mempercepat
isolasi nitrogennya.

2. Beberapa karakteristik bakteri yang diujikan rata-rata memiliki sifat yang


sama,namun dalam beberapa aspek ada yang membuat salah satu bakteri
berbeda karakteristiknya,contohnya pada bakteri dari tanah 1 dan tanah 7

6
koloni dibawah sinar UV tidak berwarna,sedangkan bakteri dari sampel
lain berwarna hijau menunjukan spesies Azotobacter yang berbeda yang
bisa didiagnosis sebagai Azotobacter macrocytogene,sedangkan yang
berwarna hijau ketika disinari sinar UV didiagnosis sebagai Azotobacter
vinelandii.
.

3. Bakteri dari kelompok 1 berasal dari tanah alkali memiliki ciri khas
koloninya berwarna putih bening dan bila koloni disinari dibawah sinar
UV tidak menunjukan perubahan warna,bakteri dari kelompok 5 berasal
dari tanah rumput Paspalum memiliki ciri khas koloni tak beraturan
dengan warna putih kusam dan koloni bila disinari sinar UV akan
berwarna hijau,untuk bakteri kelompok 7 yang berasal dari tanah rumput
Paspalum memiliki ciri khas koloni tak beraturan dengan warna putih dan
bila disinari dibawah sinar UV tidak akan berwarna. Ketiganya
menunjukan perbedaan pada warna koloninya dimana bakteri sampel 1
bening,bakteri sampel 5 putih kusam, dan bakteri sampel 7 putih saja, dan
juga ketiga koloni yang disinari sinar UV hanya bakteri sampel 5 yang
berwarna hijau sedangkan bakteri 1 dan 7 tidak berwarna.

4. Jenis tanah sangat berpengaruh bagi hidup Azotobacter karena ditemukan


dalam tanah dengan pH 6,0 atau lebih, meskipun pada pH kurang dari 6,0
dapat juga hidup akan tetapi tidak aktif. Reaksi tanah merupakan faktor
pembatas bagi perkembangan dan penyebaran bakteri tersebut (Sutejo et
al., 1991 dalam Lasrin,1999). Azotobacter sp cukup sensitif terhadap pH
asam, kadar garam yang tinggi dan temperatur diatas 35oC.

5. Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah Azotobacter


mampu mengisolasi nitrogen pada tanah dengan kehadiran Azotobacter
diindikasi dari lendir yang berada pada medium NFMB yang tidak
digoyang dan reaksinya terhadap sinar UV apakah dia berwarna hijau
atau tidak.

7
H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah Azotobacter
mampu mengisolasi nitrogen pada tanah dengan kehadiran Azotobacter diindikasi
dari lendir yang berada pada medium NFMB yang tidak digoyang dan reaksinya
terhadap sinar UV apakah dia berwarna hijau atau tidak.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hamdi, YA. 1982. Application Of Nitrogen-Fixing Systems In Soil Improvement
And Management. Rome. Food And Agriculture Organization Of The
United Nation

Lasrin H. 1999. Ketahanan Hidup Azotobacter Penambat Nitrogen Pada


Berbagai Bahan Pembawa Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea mays). Diakses melalui
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/39202/a97hla.pdf
?sequenc e=1 Diakses pada : 18 Mei 2020.

Nurhayati, H. 2006. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penambat Nitrogen Non-


Simbiotik dari Lahan Kering Masam [skripsi]. Fakultas Sains Dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Malang

Salysbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan, jilid dua. Terjemahan


Plant Physiology, 4th edition, oleh : Diah R. Lukmana dan Sumaryono.
1992. Bandung. Penerbit ITB Bandung.

Tate RL. 2000. Soil Microbiology, second edition. New York. Jhon Wiley &
Sons, Inc.

Xenia. 2010. Pengaruh Inokulasi Azotobacter sp. Terhadap Perakaran Jagung


pada Beberapa Tingkat Pemberian KNO3 di Media Padat Watanabe
[skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai