Anda di halaman 1dari 11

PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering)

Abdul Latif
Bayu Sagita Adi Nugroho
Daisy Rehuela S
Desy Yasinta Octavia
Endah Nuraeni
Halimah
Lilis Muchlisoh
Nanda Nur Cahya
Rahmat Kudus Jaelani
Sutrisna
Tito Akram Marzuq
Tri Ambarsari
4C

(4442140607)
(4442141982)
(
(4442140643)
(4442140798)
(4442141969)
(4442140696)
(44421)
(4442141891)
(4442142029)
(4442141863)
(4442141909)

Laboraturium Tanah dan Agroklimatologi


Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Abstrak
Pengujian serta analisa secara cepat unsur hara tanah lahan kering dilakukan
pada tanah ternaungi di lingkungan laboratorium tanah Sultan Ageng Tirtayasa.
Analisa dilakukan pada unsur hara spesifik yaitu P,K pH dan C organik. Tanah
kering yang diuji sebelumnya digerus dan dihaluskan kemudian dimasukan
kedalam tabung reaksi yang telah dipersiapkan sesuai label unsur-unsur yang yang
akan dianalisa. Analisa unsur P,K, pH dan C organik dilakukan dengan cara
mencampurkan masing-masing pereaksi unsur tanah spesifik dengan sampel tanah
yang ada kemudian dicocokan dengan literatur warna atau data penelitian
sebelumnya pada instrumen pengujian unsur hara sejenis. Hasil pengamatan
menunjukan pada analisa Unsur P tanah uji termasuk pada kategori tanah andisol
dengan kandungan P rendah. Kandungan unsur K adalah rendah ditandai tidak
adanya endapan putih. Kandungan pH tanah termasuk kategori sedikit basa
dengan interval pH antara 7-8. Kandungan C organik adalah rendah dengan tinggi
busa kurang dari 2 cm. Pemanfaatan tanah teruji sebagai media tanam perlu
diperbaiki terlebih dahulu kandungan unsur haranya demi tercapainya kesuburan
tanah yang optimal.
Kata kunci : Tanah, P, K, pH, C organik, PUTK

I.

PENDAHULUAN

muda (Djaenudin & Sujadi, 1988).

Tanah merupakan suatu lapisan

Bahan induk andisol adalah berupa

atas permukaan bumi yang terdiri

abu vulkanik yang dapat tersusun

atas campuran dari pelapukan batuan

atas

dan jasad makhluk hidup yang telah

basalto andesitik dan basaltik (Tan,

mati

1991)

dan

membusuk.

Akibat

andesito-desitik,

andesit

pengaruh cuaca tersebut sehingga

Tanah mengandung fosfor (P)

jasad makhluk hidup tadi menjadi

organik dan an-organik, unsur P

lapuk dan mineral-mineralnya terurai

dalam

sehingga

(availability) bagi tanaman rendah

kemudian

membentuk

tanah yang subur (Saridevi, 2013).


Tanah
sebagai

Andisol

tanah

mempunyai
kriteria

andik

diantaranya

ketersediaannya

karena dapat terikat

dengan

liat,

dicirikan

bahan organik, oksida Fe, Al, pada

yang

tanah dengan pH rendah. Unsur P

mineral

sifat

tanah

dengan

sangat

adalah

tanaman

berperan

penting

sintesa

bagi
protein,

mempunyai berat isi tanah kurang

pembentukan bunga, buah dan biji

dari 0.9 g/cc sampai kedalaman lebih

serta

dari 35 cm dan didominasi bahan

Kekurangan P dapat menyebabkan

amorf dan atau mengandung abu

pertumbuihan

vulkan,

dan

kerdil, anakan sedikit, pemasakan

sebangsanya lebih dari 60% sampai

terlambat, dan produksi tanaman

kedalaman 35cm atau lebih atau

rendah. Sedangkan pada Kalium (K)

mempunyai pH NaF 1N lebih dari

dalam tanah didapat dari mineral

9.4 (Munir, 1996).

tanah dan bahan organik tanaman.

abu

apung,

lapili

Andisol di Indonesia terletak


pada

daerah

yang

mempunyai

mempercepat

pemasakan.

tanaman

menjadi

Unsur K bersifat mobile sehingga


mudah

hilang

melalui

proses

ketinggian 0 (pantai) hingga 3500

pencucian atau terbawa arus air saat

meter (puncak gunung) di atas

hujan. Kalium berfungsi sebagai

permukaan

pengendali

laut,

dengan

bentuk

dalam
fisiologis

proses

wilayah datar sampai bergunung

metabolisme

dan

sel,

serta di bawah kondisi iklim tropika

meningkatkan daya tahan terhadap

basah dan pada landscape vulkanik

penyakit. Pemberian kapur pada

tanah dapat mengatasi kemasaman

tanah yang tinggi, erosi tanah yang

pada

cukup

tanah,

karena

dapat

besar

dengan

membawa

meningkatkan pH tanah sehingga

lapisan top soil yang kaya akan

aktivitasnya Al3+ menurun. Misalnya

bahan organik tanah.

CaCO3 (kaptan), kapur tohor, dan

Menurut

dolomit

yang

dengan

digunakan

kebutuhan

kenaikan kenaikan umur tanaman

lahan

tidak secara jelas mempengaruhi


kenaikan pH tanah, namun lapisan

Salah satu parameter yang


sebagai

kandungan
adalah

bahan

organik.

Dimana

tanah

dalam

(15-30

cm)

penentu

menunjukkan pH yang lebih tinggi

tanah

dibandingkan pada lapisan atasnya.

organik

C-Organik

(2013),

sesuai

(Setyorini, et al. 2011).


digunakan

Supangat

atau

karbon

kandungan

pH

tanah

berpengaruh

terhadap

C-

pertumbuhan tanaman. pH tanah

Organik sangat berpengaruh pada

dapat menentukan mudah tidaknnya

penentuan sifat kimia tanah. Reaksi

ion-ion unsure hara diserap oleh

tanah ( nilai pH) dapat berpengaruh

tanaman. Pada umumnya unsure hara

terhadap

hara

akan mudah diserap tanaman pada

tanaman

pH 6-7, karena pada pH tersebut

(Nugroho, 2009). Menurut Balai

sebagian besar unsure hara akan

Pertanian Tanah, kadar C-Organik

mudah larut dalam air. Derajat pH

tanah

dalam

penyediaan

dalam

tanah

identik

kesuburan

unsur

untuk

dengan

juga

menunjukan

keberadaan unsur-unsur yag bersifat

tersebut karena kadar C-Organik

racun bagi tanaman. Pada tanah

tanah memiliki korelasi yang positif

masam akan banyak ditemuakan

dengan kadar N tanah dengan nilai

unsure Aluminium (Al) yang selain

korelasi

Pada

dapat meracuni tanaman, juga akan

pertanian

mengikat Phospor (P) sehingga tidak

mencapai

mineral.

tanah

Hal

umumnya

tanah

tingkat

80%.

tanah-tanah

lahan kering mempunyai kadar C-

bisa

Organik di bawah 1,5% mengingat

Sedangkan, pada tanah basa banyak

sangat sedikitnya pengembalian sisa

ditemukan unsur Natrium (N) dan

panen, tingkat dekomposisi yang

Molibdenum (Mo).

tinggi karena suhu dan kelembaban

diserap

oleh

tanaman.

Natrium (N) terdapat di dalam

PUTK dirancang untuk mengukur

pupuk. Menurut Balai Penelitian

kadar P, K, C-organik, pH dan

Tanah, sumber pupuk N yang banyak

kebutuhan

digunakan petani adalah urea. Cara

PUTK adalah mengukur hara, P, dan

pemupukan urea yang baik untuk

K tanah yang terdapat dalam bentuk

tanaman jagung, kedelai, dan padi

tersedia

gogo adalah dengan cara ditarik, atau

Penetapan P dan pH dengan metode

ditugal, kemudian di tutup atau

kolorimetri (pewarnaan).

dibumbun.

semi

kerja

kuantitatif.

Bentuk hara yang tersedia saat

menghindari kehilangan N melalui

diuji akan menggambarkan adanya

penguapan (volatilisasi) ke udara

suatu indeks ketersediaan hara yang

yang dapat mencapai 60% dari

terdapat didalam larutan tanah dan

pupuk yang diberikan.

dapat dengan mudah diambil atau


juga

diserap oleh tanaman. Bentuk hara

perkembangan

inilah yang diukur di laboratorium

mikroorganisme dalam tanah. Pada

maupun PUTK. Kadar hara dalam

pH 5.5-7 jamur dan pengurai bahan

tanah

organic akan tumbuh dengan baik.

mengekstrak hara yang tersedia dari

Demikian juga mikroorganisme yang

tanah dan kemudian mengukur kadar

menguntungkan bagi akar tanaman

hara yang terekstrak. Oleh karena itu,

juga akan berkembang dengan baik.

pereaksi atau bahan kimia yang

menentukan

Setiap

pH

ini

secara

Prinsip

untuk

Kondisi

Cara

kapur.

tanah

wilayah

ditentukan

dengan

cara

memiliki

digunakan dalam alat uji coba tanah

kesuburan yang beragam berkaitan

pada umumnya terdiri atas larutan

dengan unsur hara dalam tanah.

pengekstrak dan pembangkit warna.

Salah alat yang digunakan untuk

Bentuk hara yang dapat diekstrak

mengetahui tingkat kesuburan tanah

dengan PUTK untuk nitrogen adalah

adalah dengan alat Perangkat Uji

N-NO3- dan N-NH4+, untuk fosfat

Tanah Kering (PUTK). PUTK adalah

bentuk orthophosphate yaitu PO43-,

suatu alat untuk analisis kadar hara

HPO42-, dan H2PO4- dan untuk

tanah lahan kering, yang dapat

kalium adalah K+.

digunakan di lapangan dengan cepat,


mudah, murah dan cukup akurat.

II.

TUJUAN

ditambahkan ke dalam tabung reaksi

Praktikum ini bertujuan agar

dalam jumlah yang sedikit dan

mahasiswa dapat menganilisa unsur

dikocok kembali hingga homogen.

hara tanah lahan kering secara cepat

Tanah lahan kering yang sudah diuji

di lapangan.

didiamkan untuk kemudian diamati


perbedaannya. Warna yang muncul

III.

BAHAN DAN METODE


Praktikum ini dilaksanakan

pada hari Rabu, 2 Maret 2016, pukul

dari larutan jernih di atas permukaan


tanah dibandingkan dengan bagan

10.00 WIB di Laboratorium Tanah

warna P-tanah.
Dalam penetapan status K

dan Agroklimat, Fakultas Pertanian,

tanah, sampel tanah yang telah

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.


Alat dan bahan yang digunakan

dihaluskan dimasukkan ke dalam

pada praktikum kali ini adalah


sampel tanah kering, tabung reaksi,
dan spatula. Dimana sampel tanah
kering yang digunakan diambil di
belakang Fakultas Pertanian. Sampel
tanah tersebut diuji kadar pH, Fosfor
(P), Kalium (K), dan C-Organik
tanah

dengan

menggunakan

perangkat uji tanah kering (PUTK),


kemudian dianalisis secara univariat
yang disajikan dalam bentuk tabel.
Dalam penetapan status P
tanah, sampel tanah yang telah
dihaluskan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi secukupnya. Kemudian
Pereaksi P-1 cair ditambahkan ke
dalam tabung reaksi sampai tanah
terendam

dan

dikocok

hingga

homogen, lalu didiamkan hingga 10


menit. Setelah 10 menit, P-2 bubuk

tabung reaksi secukupnya. Lalu K-1


ditambahkan
dikocok

ke

hingga

dalamnya
homogen

dan
untuk

selanjutnya didiamkan selama 5


menit

sampai

larutan

jernih.

Kemudian Pereaksi K-2 dimasukkan


ke dalam tabung reaksi, dikocok, dan
ditunggu hingga 5 menit kembali.
Setelah

menit,

Pereaksi

K-3

ditambahkan secara perlahan-lahan


melalui dinding tabung sebanyak 2
ml atau setara dengan 40 tetes. Tanah
lahan

kering

dibiarkan
diamati

yang

sudah

diuji

saat

untuk

putih

yang

beberapa
endapan

terbentuk antara larutan K-3 dengan


dibawahnya.
Dalam penetapan pH tanah,
sampel tanah lahan kering yang
sudah dihaluskan dimasukkan ke
dalam

tabung

reaksi.

Kemudian

dimasukkan

dan

secukupnya untuk diuji. Lalu sampel

dikocok sampai homogen. Indikator

tanah ditambahkan Pereaksi C yang

warna Pereaksi pH-2 diteteskan ke

terdapat

dalam tabung reaksi dan dikocok

secukupnya.

kembali. Kemudian larutan ditunggu

Pereaksi C dari botol kecil sebanyak

selama

menit

pH-1

pada
Lalu

botol

besar

ditambahkan

dan

diamati

2 tetes. Setelah itu C-Organik tanah

terendap

hingga

dapat ditetapkan dengan mengamati

terbentuk warna pada cairan jernih di

tinggi busa yang terbentuk di dalam

bagian atas.
Pengujian

tabung reaksi.

suspensi

10

pereaksi

yang

terakhir

pada

praktikum ini yaitu menetapkana COrganik tanah. Sampel tanah


dimasukkan ke dalam tabung reaksi
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil
No.
1.

Gambar
Sampel Tanah Uji P

Status
P = Rendah

Keterangan
Rekomendasi

2.

Sampel Tanah Uji C-

C-Organik = Rendah

Tinggi busa < 2 cm,

Organik

yaitu sekitar 1,7 cm

3.

Sampel Tanah Uji K

K = Rendah

Tidak terbentuk
endapan putih

4.

Sampel Tanah Uji

pH = Agak Basa

Rekomendasi

pH

Hasil analisis tanah dengan

yang rendah, sehingga rekomendasi

menggunakan perangkat uji tanah

pupuk SP-36 yang diberikan adalah

kering (PUTK) menunjukkan status

sebanyak 250 kg/ha untuk tanaman

hara fosfat (P), kalium (K), serta C

jagung, 200 kg/ha untuk tanaman

organik yang rendah, dan pH tanah

kedelai,

agak

tanaman padi gogo. Pupuk tersebut

basa.

Tingkat

kesuburan

tanahnya tergolong rendah.

dan

200

kg/ha

untuk

diberikan satu kali pada saat tanam.

Kandungan P dalam tanah

Berdasarkan hasil pengujian

dikatakan rendah karena perubahan

yang dilakukan oleh Balai Penelitian

warna dari sampel tanah yang telah

Tanah, status K sedang apabila

diuji sesuai dengan bagan warna

endapan putih terbentuk, status K

andisol

tinggi apabila endapan putihnya jelas

pada

pemupukan

P.

tabel
Dari

rekomendasi
sini

dapat

dan banyak, sedangkan dari hasil

menunjukkan bahwa jenis tanah pada

praktikum yang telah dilakukan,

lokasi pengambilan sampel termasuk

tanah memiliki kandungan K yang

tanah andisol. Warna yang sesuai

rendah karena hasil setelah tanah

tersebut mengindikasikan status P

dicampurkan K-1, K-2, dan K-3

menunjukan tidak adanya endapan

digunakan untuk menurunkan pH

putih

Adapun

tanah. Pemberian bahan organik /

rekomendasi pupuk K (dalam bentuk

pupuk orgaik juga bisa membantu

KCl) yang diberikan adalah 100 kg

menormalkan pH tanah.

KCl/ ha untuk tanaman jagung, 100

merubah pH tanah ini, tidak akan

kg KCl/ ha untuk tanaman kedelai,

selesai dalam waktu at atau dua

100 kg KCl/ ha untuk tanaman padi

minggu

gogo. Pupuk tersebut diberikan dua

dilakukan terus-menerus dari musim

kali dimana setengah bagian pada

kemusim secara terarah baik dalam

saat tanam dan setengah bagian lagi

pengapuran maupun pemupukannya.

yang

terbentuk.

pada umur tanaman 3-4 MST.

saja

akan

Pengujian

Dalam

tetapi

terakhir

harus

yaitu

Pengujian selanjutnya terhadap

penetapan kadar C-Organik tanah

sampel tanah adalah menetapkan pH

lahan kering dengan PUTK. Dari

reaksi. Reaksi tanah yang dinyatakan

pengujian

dengan

menunjukkan

terlihat tinggi busa hanya 1,7 cm.

tingkat kemasaman tanah. Dari hasil

Menurut Balai Pertanian Tanah, bila

praktikum yang telah dilakukan,

kandungan tinggi busa lebih dari 3

warna

cm,

nilai

pH

tanah

yang

muncul

yang

C-Organik

telah

dilakukan,

tanah

tergolong

dicocokkan dengan warna pH yang

rendah atau tinggi. Sebaliknya, jika

terdapat

Hasil

tinggi busa kurang dari 3 cm,

menunjukkan

kandungan C-Organik tanah tersebut

bahwa sampel tanah termasuk ke

tergolong rendah. Sampel tanah yang

dalam kategori agak basa yaitu sebesar

diuji dalam praktikum kali ini kurang

7-8. Untuk menangani tanah-tanah

dari 3 cm bahkan kurang dari 2 cm

basa

sehingga

dalam

pengujian

bagan.

tersebut

menurut

Maspary

bisa

dilakukan dengan cara pemberian


sulfur

atau

belerang.

kandungan

C-Organik

tanahnya tergolong rendah.

Pemberian

Menurut

Balai

Penelitian

belerang bisa dalam bentuk bubuk

Tanah, penetapan C-Organik tanah

belerang atau bubuk sulfur yang

yang telah dilakukan ini dapat

mengandung belerang hampir 100 %.

dikaitkan dengan cadangan N dalam

Pemberian pupuk yang mengandng

tanah. Berhubung status C-Organik

belerang

yang

kurang

efektif

jika

telah

ditetapkan

rendah,

rekomendasi

kebutuhan

bahan

karena dapat terikat

dengan

liat,

organik yang dapat diberikan adalah

bahan organik, oksida Fe, Al, pada

2 jenis bahan organik t/ha, dimana

tanah dengan pH rendah. Unsur K

bahan organik yang diberikan dapat

bersifat

berupa kompos, jerami, maupun

hilang melalui proses pencucian atau

pupuk ayam/sapi/kambing. Dalam

terbawa arus air saat hujan. C-

pemberian rekomendasi kebutuhan

Organik atau karbon organik sangat

pupuk urea, jika tanah dengan bahan

berpengaruh pada penentuan sifat

organik

kimia

dapat

diberikan

50

kg

mobile

tanah.

sehingga

pH

mudah

tanah

dapat

urea/ha untuk tanaman kedelai, 350

menentukan mudah tidaknnya ion-

kg urea/ha untuk tanaman jagung,

ion

dan 200 kg urea/ha untuk tanaman

tanaman.

unsure

hara

diserap

oleh

padi gogo. Sedangkan jika tanah


tanpa bahan organik dapat diberikan

VI.

REFERENSI

80 kg urea/ha untuk tanaman kedelai,

Saridevi, G. A. A. R., I. W. D.

400 kg urea/ha untuk tanaman

Atmaja, Dan I. Made Mega.

jagung, dan 250 kg urea/ha untuk

2013. Perbedaan Sifat Biologi

tanaman

Tanah

padi

gogo.

Pemberian

Pada

Beberapa

Tipe

pupuk urea tersebut adalah 2 kali,

Penggunaan Lahan Di Tanah

dimana setengah bagiam pada saat

Andisol,

tanam dan setengah bagian lagi pada

Vertisol.

saat umur tanaman 3-4 MST.

Tropika. 2(4): 1-2.

Inceptisol,

Dan

Agroekoteknologi

Djaenudin & Sujadi. 2009. Prospek


V.

KESIMPULAN

Penelitian Potensi Sumber Daya

Tanah yaitu suatu lapisan atas

Lahan di Wilayah Indonesia.

permukaan bumi yang terdiri atas

Pengembangan

campuran dari pelapukan batuan dan

Pertanian. 2(4): 243-257.

jasad makhluk hidup yang telah mati

Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia

dan membusuk. Tanah mengandung

Tanah.

fosfor (P) organik dan an-organik

Penelitian The dan Kina.

unsur P dalam tanah ketersediaannya


(availability) bagi tanaman rendah

Inovasi

Bandung:

Balai

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama


Indonesia. Jakarta:

PT.

Evcalyptus Pellita

Dunia

F.

Muell:

Studi Kasus di HPHTI P.T Arara

Pusataka Jaya.

Abadi,

Setyorini. D., Nurjaya., Widowati. L.

Riau. Manusia

dan

Lingkungan. 20(1): 22-34.

R., Kasno. A. 2011. Perangkat

Nugroho, Yusanto. 2009. Analisis

Uji Tanah Kering. Bogor : Agro

Sifat Fisik-Kimia dan Kesuburan

Inovasi.

Tanah pada Lokasi Rencana

Supangat A.B., Supriono H., S.

Hutan Tanaman Industri P.T

Putu., dan Poedjirahardjoe. E,

Prima

2013. Status Kesuburan Tanah

Tropis Borneo. 10(27): 222-229.

Dibawah

Multibuwana. Hutan

Tegakan
LAMPIRAN

Gambar 2. Penghalusan Tanah


Gambar 1. Sampel Tanah

Gambar 3.
Pereaksi K-3

Gambar 3. Pereaksi K-3

Gambar 1.
Hasil Uji K

Gambar 4. Hasil Uji P

Gambar 5. Hasil uji K

Gambar 6. Hasil Uji C-Organik

Gambar 7. Hasil Uji pH

Anda mungkin juga menyukai