Disusun Oleh :
1. Antika Dhuwi Anggreini (191040700005)
2. Mutiara Giri Naisabury (191040700003)
3. Mochamad Ilham Yusroni (191040700014)
4. Muhammad Iqbal Haqiqi (191040700025)
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui dampak dari penggunaan pestisida kimia dengan pestisida
nabati
2.Untuk mengetahui cara pembuatan pestisida nabati daun sirih yang
ramahlingkungan
3.Memanfaatkan tanaman herbal daun sirih sebagai pestisida ramah
lingkungan
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 1.Persiapan bahan dasar daun sirih 100 gr,3 umbi bawang merah dan 3 batang
sereh
Peneliti menggunakan ekstrak daun sirih hijau (Piper betle), didasarkan karena
daun sirih hijau mudah didapatkan dipekarangan rumahsebagai obat keluarga.
Adapun karakteristik ekstrak daun sirih hijau(Piper betle) yang dihasilkan pada
penelitian ini antara lain warna hijau tua, bau menyengat dan pH 4,9. Berdasarkan
parameter fisik yang telah diamati diketahui bahwa warna pada ekstrak daun
sirih hijau hasil penelitian adalah hijau tua, hal ini dikarenakan adanya zat
klorofil didalam tumbuhan sirih hijau. Kemudian ekstrak daun sirih hijau berbau
menyengatdisebabkan didalam daun sirih hijau terdapat kandungan chavikolyang
menyebabkan sirih berbau khas.
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dapat berupa zat padat maupun cair
yang mana menggunakan pelarut sebagai media pembantunya. Pada prosesnya,
pelarut tersebut mengekstrak substansi yang diinginkan sedang material yang tidak
diinginkan tidak ikut larut. Ekstraksi yang menggunakan pelarut didasarkan pada sifat
kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam suatu campuran
(Suyitno, 1989)
4.1 Kesimpulan
1.Daun sirih sangat berpotensi digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
insektisida nabati yang ramah lingkungan karena mengandung senyawa kimia
berupa fenol dan khavikol. Senyawa tersebut mampu menghambat
pertumbuhan larva serangga maupun serangga dewasa, menurunkan intensitas
penyakit pertanian, pertumbuhan bakteri, serta sebagai biofungisida untuk
menghambat pertumbuhan jamur pada tanaman.
2.Bawang merah dengan kandungan allisin dan alliin, flavonoid, alilpropil
disulfide, fitosterol, flavonol, pektin, saponin, tripropanal sulfoksida, dan
senyawa acetogenin, dan sereh dengan kandungan zat aktif sitronellal,
geraniol, dan sitronellol, bahan – bahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
dasar pembuatan pestisida organik karena kandungan zat aktif yang dimilikinya
tidak disukai hama perusak tanaman. Kandungan flavonoid yang dimiliki oleh
daun sirih dapat mengganggu metabolisme energi didalam mitikondria
serangga dengan menghambat system pengangkutan electron, sehingga tidak
disukai seranggaSecara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida
yang bahan dasarnya adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat
dengan bahan dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati
membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak
mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak
peliharaan karena residunya mudah hilang.
3. Pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding
pestisida sintetis. Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda,
selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar.Sangat
penting penggunaan pestisida ramah lingkungan karena pestisida ramah
lingkungan juga dapat menambah kesuburan tanah yang ada karena
mengandung bahan atau zat yang baik untuk kesuburan tanah. Selainitu
penggunaan pestisid ramah lingkunan baik bagi lingkunagn, tanaman dan
manusia. Penggunaan pestisida oleh petani tidak terelakan. Penggunaan
pestisida yang memiliki kandungan bahan aktif pada suatu lingkungan akan
menimbulkan kemungkinan terjadinya pencemaran air tanah oleh suatu
kontaminan.
4.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan,perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai penggunaan atau aplikasi pestisida ramah lingkungan
berbahan dasar daun sirih untuk mengendalikan hama secara langsung di
lahan.
DAFTAR PUSTAKA