Anda di halaman 1dari 6

TUGAS JURNAL BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PENYUSUN:
MOHAMMAD ARIF M.
(M0218046)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2019
Pemanfaatan Bawang Putih sebagai Pestisida Alami untuk Membasmi
Hama Tikus di Sawah

Mohammad Arif Mustofa


Mahasiswa Program Studi Fisika (NIM : M0218046)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir Soetami 36A Kentingan, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

1. Latar belakang
Tikus adalah hama yang menjadi musuh utama bagi para petani di bidang
pertanian. Hama tikus di Indonesia telah merugikan hasil panen terbesar pada
bidang pertanian khususnya pada tanaman padi. Menurut Pusat data dan sistem
Informasi pertanian 2015 tercatat sekira 161.000 hektar lahan padi di Indonesia
mengalami kerusakan akibat serangan tikus tiap tahunnya atau setara dengan
kerugian 555 juta Kg beras yang dapat digunakan untuk menghidupi 6,3 juta orang
pertahunnya (Sudarmaji & ‘Aini, 2017).
Salah satu cara untuk mengatasi serangan hama tikus tersebut adalah dengan
cara memberi pestisida kepada tanaman padi. Pestisida adalah bahan atau zat
kimia yang digunakan untuk membunuh hama baik berupa hama makro maupun
mikro, baik yang berupa tumbuhan, serangga, maupun hewan yang ada di
lingkungan kita. Pestisida tergolong menjadi 2 yakni pestisida alami dan pestisida
buatan. Pestisida alami adalah pestisida yang dibuat dari bahan-bahan alami
seperti ekstrak tumbuh-tumbuhan atau rempah-rempah contohnya : Jahe, minyak
atsiri, bawang putih, daun brotowali dll. Sedangkan pestisida buatan adalah
pestisida yang dibuat dari zat-zat kimia sehingga dapat membunuh hama misalnya
organoklorin, organofosfat, dan karbamat dari msing-masing pestisida tersebut
memiliki fungsi yang berbeda-beda ada yang berfungsi sebagai mempengaruhi
sistem syaraf dari serangga dengan cara mengganggu enzim yang mengatur
asetilkolin dan ada juga yang berfungsi sebagai penghambat asetolaktat sintase
(wikipedia).
Namun dibalik itu pestisida buatan tidak dianjurkan untuk dipakai secara terus
menerus karena memiliki efek samping yang buruk bagi tanaman ataupun
lingkungan dan bahkan manusia itu sendiri seperti merusak tumbuhan atau
tanaman lain, membunuh organisme kecil yang tidak bersalah atau bahkan dapat
berdampak pada kesehatan manusia yang mengonsumsi nasi dari hasil panen
tersebut. Maka dari itu tujuan dari artikel ini adalah mengenalkan kepada
masyarakat khususnya para petani untuk berpindah dari penggunaan pestisida
buatan berbahan kimia dengan beralih kepada penggunaan pestisida berbahan
alami yakni bawang putih. Bawang putih termasuk dalam kategori tanaman
antiinsectan karena bawang putih mengandung senyawa yang dapat
meracuni/membunuh serangga atau hama seperti tikus.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy dan komponen lain kedalam lingkungan (tanah, air dan udara). Pestisida
selain bermanfaat untuk sector pertanian dan kebutuhan pokok manusia, namun
pestisida juga menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Banyak dampak yang
di sebabkan oleh pestisida baik bagi manusia maupun lingkungan (Agustina,
2010).
Kasus pencemaran air, dampak pestisida pada sistem perairan sering kali
dipelajari menggunakan model transportasi hidrologi untuk mempelajari
pergerakan dan akhir dari pergerakan zat kimia di aliran sungai. Terdapat empat
jalur utama bagi pestisida untuk mecapai perairan, terbang ke area diluar yang
disemprotkan melalui perkolasi menuju dalam tanah, dibawa oleh aliran air
permukaan atau ditumpahkan secara sengaja maupun tidak. Pestisida juga
bergerak di perairan bersama dengan erosi tanah. Factor mempengaruhi
kemampuan pestisida dalam mengkontaminsai perairan mencakup tingkat
kelarutan, jarak pengaplikasian pestisida dari badan air, cuaca, jenis tanah,
keberadaan tanaman di sekitar dan metode yang digunakan dalam
mengaplikasikannya. Penggunaan pestisida mengurangi keragaman hayati secara
umum ditanah. Tanah yang tidak disemprotkan pestisida memilki kualitas yang
lebih baik dan mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga
meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Hal ini diketahui memilki
dampak positif terhadap hasil pertanian dimusim kering. Kadar organik yang
rendah juga meningktkan kemungkinan pestisida meninggalkan lahan dan menuju
perairan karena bahan organik tanah mampu mengikat pestisida. Bahan organic
tanah juga bisa memepercepat proses pelapukan bahan kimia pestisida.
Persebaran di udara pestisida berkontribusi pada polusi udara ketika disemprotkan
melalui pesawat terbang. Pestisida dapat tersuspensi di udara sebagai pertikular
yang terbawa oleh angin ke area selain target dan mengkontaminasinya. Pestisda
yang diaplikaikan ketanaman dapat menguap dan ditiup oleh angin sehingga
membahayakan ekosistem di luar kawasan pertanian. Kondisi cuaca seperti
temperatur dan kelembaban juga menjadi penentu kualitas pengaplikasian
pestisida karena seperti halnya fluida yang mudah menguap, penguapan pestisida
amat ditentukan oleh kondisi cuaca. Kelembaban yang rendah dan temperature
yang tinggi mempermudah penguapan. Pestisida yang menguap ini dpat terhirup
oleh manusia dan hewan disekitar. Selain itu, tetesan pestisida yang tidak larut
atau tidak dilarutkan oleh air dapat bergerak sebagai debu sehingga dapat
mempengaruhi kondisi cuaca dan kualitas presipitasi (Agustina, 2010).

2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan Umum
Mengenalkan pada masyarakat khususnya para petani untuk beralih menggunakan
pestisida alami sebagai langkah awal untuk mewujudkan lingkungan yang bebas
zat kimia berbahaya sehingga dapat menjaga dan melestarikan ekosistem di
dalamnya.
Tujuan Khusus
1. Mampu memanfaatkan bahan organik sebagai pestisida yang ramah
lingkungan
2. Mampu menyadarkan para masyarakat akan bahaya zat kimia
3. Menciptakan produk yang murah dan ekonomis pada bidang pertanian namun
dengan kualitas yang tidak diragukan.
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari gagasan ini adalah :
1. Bagi penulis, karya ini dapat menambah wawasan penulis perihal tema yang
diangkat dan hubungan realistis yang terjadi di masyarakat.
2. Dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dari zat kimia berbahaya
3. Bagi para petani, gagasan ini dapat dibuat sebagai acuan untuk mengusir hama
padi dari sawah mereka sehingga hasil panennya tidak dirugikan.

3. Gagasan
Bawang putih atau umbi-umbian yang memiliki bahasa latin Allium sativum
ini merupakan salah satu bumbu masakan yang bisa dibilang sering dimanfaatkan
untuk bahan masakan karena memiliki cita rasa yang khas sehingga apabila
ditambahkan kepada masakan akan menambah bau dan rasa yang lebih nikmat,
tentunya tidak semua masakan. Selain itu bawang putih juga baik bagi kesehatan
dan dapat mencegah berbagai macam penyakit seperti tumor, kanker, dan masih
banyak lagi. Disamping itu bawang putih juga memiliki sifat antimicroba yaitu
sifat yang dapat membunuh serangga ataupun hama. Zat yang terkandung didalam
bawang putih memiliki sifat sulfoksida yaitu zat yang terdiri dari gugus karbonyl
juga yang menyebabkan timbul aroma yang segar dan khas pada bawang putih zat
tersebut disebut Allin. Ketika bawang putih dipotong potong atau dirajang enzim
allinase akan mengubah zat allin menjadi allisin (Sudarmaji & ‘Aini, 2017).
Senyawa allin inilah yang berperan terhadap antimicroba. Pada awalnya allisin
terbentuk ketika terjaddi mekanisme pertahana bawang putih terhadap serangan.
Jika bawang putih terserang dan mendapat luka maka enzim allinase akan
mengubah allin menjadi allisinndan akan membentuk efek toxic bagi serangga
dan microorganisme (Ankri S, Mirelman D, 1999)
3.1 Metode pembuatan pestisida
Metode yang dilakukan dalam pembuatan pestisida berbahan bawang putih ini
adalah pelarutan, yaitu mencampur bawang putih dengan air yang masing-
masing memiliki perbandingan jumlah yang tertentu.
1. Bahan-bahan yang dibutuhkan
• 5 siung bawang putih
• Detergen/sabun
• 8 cangkir air
2. Alat alat yang digunakan
• Penyaring
• Alat untuk menumbuk (bebas) bawang putih

3. Langkah-langkah pembuatan pestisida bawang putih


• Pertama bawang putih dirajang hingga berbentuk potongan kecil-kecil
• Siapkan air, kemudian campur bawang putih kedalam air dan
didiamkan selama 24 jam
• Tumbuk campuran tersebut hingga agak halus lalu ditambahkan
deterjen
• Kemudian disaring
• Pestisida alami bawang putih siap digunakan
Cara pemakaiannya yaitu ambil beberapa sampel dari ekstrak tersebut kemudian
ditambah lagi dengan air dengan perbandingan sampel : air adalah 1 : 8 kemudian
semprotkan ke tanaman padi. Penambahan air disini bertujuan agar tidak terlalu
pekat karena ketika pekat juga berbahaya untuk tanaman atau bahkan lingkungan
disekitar tenaman tersebut.
Adapun zat yang berperan selain allin adalah flavonoid yang terkandung
di dalam bawang putih. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15
atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin
aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat
membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau
sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan. Senyawa allin dan
allisin bekerja pada fase inflamasi dimana pada fase ini kandungan allin akan
mempercepat inflamasi dengan aktifitas biologisnya sebagai anti-agregasi sel
pelatet, pemicu proses fibrinolisis dan antibakteri. Platelet marupakan keping
darah yang terlibat dalam proses hemostasis tingkat sel pada proses pembekuan
darah pada saat terjadinya luka. Fibrinolisis adalah kondisi dimana fibrin
mengalami kerusakan kemudian pecah sebagai agen pembeku darah yang
diproduksi dalam darah pada saat koagulasi.
Sebelumnya para petani di Indonesia mayoritas masih menggunakan
pestisida buatan untuk mengusir hama dari ladang mereka, kandungan senyawa
kimia seperti golongan organofosfat dan carbamat sebenarnya ini juga dilarang
karena jika salah perlakuan akan membahayakan manusia juga lingkungan
sekitar. Maka dari itu untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan kami
memiliki gagasan diatas yaitu Pemanfaatan Bawang Putih sebagai Pestisida
Alami untuk Membasmi Hama Tikus di Sawah. Harapannya gagasan ini dapat
diterapkan oleh masyarakat khususnya petani sebagai metode pengganti pestisida
berbahan zat kimia yang berbahaya agar tercipta lingkungan yang lebih aman,
nyaman dan sehat
4. Kesimpulan
Pengendalian hama memang perlu dilakukan oleh para petani sebagai
bentuk menghindari kerugian materi yakni dengan cara pemberian pestisida.
Namun disamping itu kita harus mengetahui dampat-dampak apa yang
ditimbulkan oleh pestisida terutama pestisida yang berbahan anorganik bagi
kehidupan manusia dan juga lingkungan. Salah satunya yakni mengganti pestisida
anorganik menuju penggunaan pestisida organik seperti bawang putih selain
ramah lingkungan namun juga harganya yang ekonomis dan efisien, kualitasnya
juga tidak kalah meskipun kelemahannya pada efek mempengaruhinya agak
relatif lama.

5. Daftar Pustaka
Agutina, Dwi Rahayu. Kupas Tuntas 1001 Soal Kimia.Yogyakarta : PT Buku Seru.
2011 Diana, Sofia. Pengaruh Pestisida dalam Lingkungan Pertanian. Sumatra Utara :
Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. 2010. Sumber :
http://www.chemistri.xyz/2017/11/makalah-kimia-tentang-pestisida-lengkap.html
Ankri, S. & Mirelman, D., 1999. antimicrobial Properties of Allicin From Garlic.
Microbes and infection,(25) November, pp. 125-129.
Sudarmaji & Herawati, N. '., 2017. Perkembangan Populasi Tikus Sawah pada Lahan
Sawah Irigasi dalam Pola Indeks Penanaman Padi 300. Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan, 1(2), pp. 125-132.

Anda mungkin juga menyukai