Anda di halaman 1dari 50

PENGEMBANGAN PERTANIAN

RAMAH LINGKUNGAN
“Back To Nature, Support Sustainable Agriculture”

Oleh :
Dewi Melani S.Si, MP

Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan


Badan Pengembangan dan Penyuluhan SDM Pertanian
Kementerian Pertanian

Bojonegoro, 16 Desember 2019


SISTEM PERTANIAN
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
“Teknologi Pertanian” yang dikembangkan
merusak kelestarian alam dan lingkungan.

a) Residu.
Residu pupuk dan pestisida kimia yang
tertinggal di tanah, air dan udara
menjadi racun bagi mahluk hidup dan
menjadi salah satu penyebab degradasi
lahan (Kartini,2000).
b) Resistensi dan Resurgensi.
Penggunaan bahan kimia sintetik
untuk membunuh jasad pengganggu
ternyata menghasilkan persoalan
baru.

Beberapa jenis jasad pengganggu


tersebut tumbuh dan melahirkan
generasi baru yang lebih resisten
terhadap pestisida yang digunakan,
sehingga berkembang dengan
pesat mengambil alih produksi yang
diharapkan.
c) Global Warming.
Menurut FAO, Intensifikasi pertanian
konvensional memberikan kontribusi >20 % emisi
rumah kaca global. Kegiatan pertanian ini
mengakibatkan terancamnya 70% spesies
burung dan 49% spesies tanaman.
d) Produk Pangan yang dihasilkan,
merugikan kesehatan manusia.
Rata-rata setiap tahunnya, menurut
WHO, ada sekitar 772,000 kasus
penyakit baru (seperti kanker serta
penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan syaraf dan fungsi reproduksi)
yang berhubungan dengan residu
pestisida.
Produk pertanian :
• aman dikonsumsi
(food safety),
• kandungan nutrisi tinggi
(nutritional),
• ramah lingkungan
(eco-labelling).
PERUBAHAN PARADIGMA

Paradigma Pertanian
Paradigma Pertanian Ramah Lingkungan dan
Eksploitatif Berkelanjutan
SISTEM PERTANIAN
RAMAH LINGKUNGAN
DAN BERKELANJUTAN
Sistem budidaya pertanian sehat dengan
masukan (input) rendah yang akan
menjamin keberlanjutan usaha pertanian

Menurut Sumarno (2008), usaha tani


berbasis reuse, reduce dan recycle (3R)
sebagai upaya untuk membuat tanaman
tumbuh sehat

usaha budidaya yang dilakukan dengan


prinsip tidak merusak lingkungan dan
mencemari lingkungan
PRINSIP PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

BEBAS RACUN SIKLUS BIOLOGIS KESUBURAN TANAH PRODUK ORGANIK


(3R)
TANTANGAN PERTANIAN
RAMAH LINGKUNGAN
1. Pertanian ramah lingkungan adalah proses
menghidupkan kembali tanah-tanah yang sudah
mati akibat penggunaan pupuk anorganik dan
pestisida sintetik. Proses ini disebut proses konversi
2. Memberikan wawasan dan membangkitkan
kreatifitas dalam membuat ragam pupuk dan pestisida
organik secara mandiri.
3. Menciptakan kembali ekosistem yang rusak akibat
residu dari pupuk dan pestisida kimiawi.
4. Memberikan keterampilan kepada petani menangani
organisme pengganggu tumbuhan secara ramah
lingkungan
5. Melaksanakan budidaya pertanian secara integral
dan menyeluruh.
LANGKAH STRATEGIS:

KONSEP
PENGENDALIAN HAMA TERPADU

POLA TANAM
A. POLA TANAM

TUJUAN PERGILIRAN TANAMAN


Agar hama dan penyakit tanaman dapat
terputus atau berjalan satu musim saja.
Dapat memperbaiki tekstur tanah sekaligus
struktur tanah.

Cara pergiliran tanaman pada pertanian


ramah lingkungan tidak dilaksanakan pada
seluruh satuan luas yang bersamaan,
melainkan perbaris atau bedengan dan
saling berdekatan.
Tanaman yang dapat dijadikan tanaman pengganti (digilir)
Berdasarkan :

1. Tanaman yang ditanam untuk diambil


daunnya.
Contoh : Bayam, Kol, kangkung, Sawi
2. Tanaman yang ditanam untuk diambil
buah/bijinya.
Contoh : Jagung, Tomat, Cabai
3. Tanaman yang ditanam untuk diambil
akar/umbinya.
Contoh : Wortel, Umbi jalar
4. Tanaman dari jenis kacang-kacangan (polong).
Contoh : Kacang panjang, Kacang tanah
Pupuk Hijau
Pupuk organik yang berasal dari tanaman
atau berupa sisa panen.

Sumber pupuk hijau adalah sisa-sisa


tanaman (sisa panen) atau tanaman yang
ditanam secara khusus sebagai penghasil
pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman,
kacang-kacangan, dan tanaman paku air.
Penanaman Tithonia diversifolia sebagai tanaman pagar dapat
menghasilkan biomassa rata-rata1.75-2.0 kg/m2/tahun.

1. Gulma tahunan yang berpotensi tinggi sebagai pupuk hijau


karena mengandung 3.50% N, 0.36% P, dan 4.10% K (Hartatik,
2007).

2. Memiliki unsur hara yang tinggi, memiliki kemampuan untuk


menyerap hara secara maksimal sehingga penggunannya
sebagai pupuk hijau sangat dianjurkan untuk meningkatkan
kesuburan tanah (Olabode et al, 2007)

3. Konsentrasi unsur N Tithonia diversifolia (1.76%) sebanding


dengan unsur N dari pupuk kotoran ayam (1.78%)

4. Kandungan unsur P Tithonia diversifolia (0.82%) lebih rendah


Tithonia diversifolia dari kotoran ayam (2.9%) namun lebih tinggi dari kotoran sapi
(0.52%)

5. Kandungan unsur K paling tinggi (3.92%) daripada kotoran ayam


(1.80%) dan kotoran sapi (0.95%) (Olabode et al, 2007)
Bahan
:
1. Buah-buahan (Pisang) 1 kg
2. Daun Paitan (hijauan kaya N) 1 kg
3. Sampah organik 1 kg
4. Molasse/ Gula Merah dicairkan 1–2 L
5. Air Kelapa 10 L

Cara
Pembuatan:
1. Potong-potong dan masukkan semua bahan organik padat dengan menambahkan molasse dalam wadah
tertutup rapat, inkubasi selama 1 minggu
2. Setelah satu minggu tambahkan air kelapa segar, inkubasi kembali selama satu minggu
3. Setelah 2 minggu, saring dan cairkan sebelum digunakan
PESTISIDA ORGANIK

Pestisida nabati  berasal dari tumbuhan (daun, bunga, buah, biji,


kulit, dan batang) yang memilki kelompok metabolit sekunder atau
senyawa bioaktif  pertahanan diri dari serangan OPT
Pembuatan Pestisida Organik

A. DISTILASI

METODE B. EKSTRAKSI

C. PIROLISIS
A. Distilasi
Proses pemisahan berupa cairan atau padatan
berdasarkan perbedaan titik uapnya, dan proses
ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak
larut dalam air.

Jenis Distilasi (Penyulingan) ada 3 yaitu


a. Distilasi dengan air (hydrodistillation)
b. Distilasi dengan air dan uap (hydro and steam
distillation)
c. Distilasi dengan uap langsung (steam distillation)
ALAT DISTILASI
B. Ekstraksi
suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua pelarut yang
berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.

Ekstraksi umumnya digunakan untuk mengekstraksi


senyawa yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air
(distilasi) seperti yang terdapat pada bunga-bungaan.

Maserasi :
sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi
bahan nabati menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer,
selama periode waktu tertentu 
PESTISIDA
MICESSLA
• Bahan : (FORMULASI BBPP KETINDAN)
1. Daun Mimba
2. Daun Cengkeh
3. Daun Sirih
4. Rimpang Lengkuas
5. Serai wangi
6. Air

Cara:
• Semua bahan dicacah, dicampur, kemudian
ditambah dengan air bersih dan diaduk selama 5
menit, lalu diendapkan selama 24 jam.

Aplikasi:
Setiap 1 L air saringan diencerkan dengan 10-15 L
air lalu disemprokan ke bagian bawah tanaman
Aplikasi Pada Tanaman Cabai
( 14 HST)

Gejala awal Pemulihan Pulih


Gejala awal

Aplikasi I

Aplikasi II
Hasil Akhir
Aplikasi pada Tanaman Cabai
Sebelum aplikasi Tiga minggu setelah aplikasi
Lokasi: Kepung, Kediri

Aplikasi sesuai dengan jenis tindakan pengendalian:


a. Pencegahan: diencerkan dengan air hingga 40 x
b. Pengendalian: diencerkan 10-15 x.
Tanaman jagung 4x Aplikasi :
5,15,25,40 HST terhindar dari
penyakit Bulai

Lokasi: Situbondo, Jawa Timur

Tanaman Tembakau
Teknik Infus Akar
Teknik Injeksi Batang
Teknik Pengendalian Kanker Batang
C. Pirolisis Proses penguraian bahan organik melalui proses
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen dimana material
mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia
menjadi fase gas

Asap cair merupakan hasil kondensasi/


pengembunan dari uap hasil pembakaran
bahan-bahan yang mengandung senyawa C
spt bongkol kelapa sawit, tempurung
kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji
kayu dan lain sebagainya menggunakan
METODE PIROLISIS
PROSES PEMBUATAN ASAP CAIR
Bahan baku : kayu, tempurung kelapa,
sekam, tongkol jagung, dll

Bahan dipotong kecil


dan dikeringkan

Metode Pirolisis
(pembakaran kering)

Asap (gas)

Kondensor
(pendingin)

Pestisida
Arang, dan Pyrolisis
Asap Cair Organik
Oil (Tar)
KANDUNGAN UTAMA :
fenol, asam karbamadat, asam propionat,
asam asetat, asam dodekanoat, asam miristat,
asam palmitat, dan asam butirat.

PERAN :
menghambat pembentukan spora,
menghambat pertumbuhan bakteri serta
fungi, bersifat antifeedant (penghambat
makan)

MANFAAT :
meningkatkan kualitas tanah, membunuh
hama tanaman, mengontrol pertumbuhan
tanaman, pengusir serangga, mempercepat
pertumbuhan pada akar, batang, umbi, daun,
bunga, dan buah.
APLIKASI ASAP CAIR TERHADAP
Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA
PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L)

Kontrol

B1K3

B2K5
B2K1

B2K3

B2K7
B1K1

B1K5

B1K7
APLIKASI ASAP CAIR TERHADAP
Colletotrichum capsici PADA TANAMAN CABAI
MERAH (Capsicum annum L)

Pada uji in vitro, konsentrasi asap cair 3%

menyebabkan C.capsici tidak dapat tumbuh.

Sedangkan untuk uji in vivo menunjukkan bahwa

perlakuan terbaik adalah pada konsentrasi 5%


Pertumbuhan tanaman
padi menjadi lebih cepat
dibandingkan tanpa
aplikasi asap cair .

Lokasi: Tabanan, Bali


Pak Jamal dan Pak Parno (Kayen, Pati)
Pupuk organik : Kohe kelinci, kambing, kompos dari tanaman kacang-kacangan
Pestisida Organik : Asap Cair dan pestisida nabati
Pak Shofyan Budiharto
Pestisida Organik : Asap Cair dan
pestisida nabati
Tabel B.2 Bahan yang dibolehkan dan dilarang untuk Pengendalian OPT
SNI Sistem Pertanian Organik 6729 : 2016

No Jenis Bahan No Jenis Bahan No Jenis Bahan

A Bahan yang dibolehkan 11 Ekstrak Chlorella 23 Minyak parafin

1 Pestisida nabati (kecuali nikotin murni) 12 Teh tembakau (kecuali nikotin murni) 24 Mikroorganisme (bakteri, virus,
13 Senyawa anorganik (campuran jamur)
2 Propolis
bordeaux, tembakau hidroksida,
tembaga oksiklorida) 25 Karbondioksida dan gas nitrogen
3 Minyak tumbuhan dan binatang
14 Campuran Burgundy 26 Sabun kalium (sabun lembut)
4 Rumput laut, tepung rumput laut/agar-
agar, ekstrak rumput laut, garam laut, dan 15 Garam tembaga 27 Etil alkohol
air laut
16 Belerang (sulfur) 28 Serangga jantan yang telah
5 Gelatin disterilisasi
17 Bubuk mineral (stone meal, silikat)
6 Lecitin 18 Tanah yang kaya diatom (diatomaceous 29 Preparat pheromone dan atraktan
earth) nabati
7 Casein
19 Silikat, clay (bentonit)
8 Asam alami / asap cair (wood vinegar) 30 Obat-obatan jenis metaldehyde
20 Natrium silikat yang berisi penangkal untuk
9 Produk fermentasi dari aspergillus spesies hewan besar dan sejauh
21 Natrium bikarbonat
dapat digunakan untuk perangkap
10 Ekstrak jamur (jamur shitake) 22 Kalium permanganat
01/25/2023 Pestisida organik 43
Tabel B.2 Bahan yang dibolehkan dan dilarang
untuk Pengendalian OPT

SNI Sistem Pertanian Organik 6729 : 2016

No Jenis Bahan No Jenis Bahan

B Bahan yang dilarang B Bahan yang dilarang


1 Semua pestisida sintetis 7 Antioksidan sintetik
2 Semua bahan yang berasal dari produk
8 Antibiotik
GMO
3 Urea 9 Hormon sintetis
4 Kotoran segar baik dari manusia maupun 10 Perangsang tumbuh sintetis
hewan
5 Zat perangsang makan sintetis 11 Transquilisers sintetis

6 Asam amino murni 12 Tepung tulang dan daging


RODENTISIDA

 Siapkan umbi gadung


(Dioscorea hispidal dan
composita) sebanyak 1 kg,
Parut atau blender sampai
halus
 Campur dengan 6 gelas
dedak halus dan 2 sachet
terasi dan 5 butir kemiri
 Tambahkan air dan diaduk
sampai rata
 Bentuk seperti pellet atau
KANDUNGAN : kotak ukuran 1x1 cm,
diosgennin dan steroid saponin keringkan
Bintaro (Cerbera odollam)
Buahnya sering disebut cerbera, karena biji dan semua
bagian pohon ini mengandung racun “cerberin” yaitu racun
yang dapat menghambat saluran ion kalsium pada otot
HIDUP ADALAH
RANGKAIAN
PERENCANAAN
JIKA ANDA TIDAK MAU
MERENCANAKAN
MAKA
ANDA HANYA AKAN
MENJALANKAN RENCANA
ORANG LAIN SAJA...
Sunarti, Heri Junedi dan Endriani, 2013
Sunarti, Heri Junedi dan Endriani, 2013
Sunarti, Heri Junedi dan Endriani, 2013

Anda mungkin juga menyukai