Anda di halaman 1dari 43

PEMBUATAN PUPUK

ORGANIK PADAT DAN


CAIR
Saptini Mukti Rahajeng, M.Si

DIKLAT BUDIDAYA KEDELAI


BBPP KETINDAN, 25-31 Juli 2017
TUJUAN
PEMBELAJARAN
SETELAH BERLATIH PESERTA DAPAT MEMBUAT PUPUK ORGANIK
PADAT DAN CAIR
PUPUK ORGANIK
DALAM BUDIDAYA
KEDELAI
A. PUPUK ORGANIK
B. APLIKASI PUPUK ORGANIK
C. TEKNOLOGI PUPUK
HAYATI UNTUK
MENINGKATKAN
EFISIENSI PEMUPUKAN
(ORGANIK)
A. PUPUK ORGANIK
PUPUK ORGANIK (BB Litbang SDL Pertanian,
2006):
• Pupuk yang berasal dari tanaman atau hewan yang
telah melalui proses rekayasa secara fisik atau biologi
berbentuk padat atau cair, digunakan untuk menyuplai
bahan organik dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah
1. JENIS PUPUK ORGANIK
• Pupuk Kandang :
Berasal dari kotoran ternak : kuda, kerbau, sapi, kambing, domba, ayam
• Pupuk hijau :
Berasal dari tanaman, bagian dari tanaman, biasanya yg masih muda
• Kompos :
Merupakan hasil suatu proses fermentasi tumpukan sampah, serasah,
sampah dapur, pasar sayur yg menyebabkan proses pelapukan dan
penguraian
• Pupuk Organik lainnya :
limbah pembuatan minyak seperti bungkil, limbah budidaya jamur tiram
2. Deskripsi
Karakteristik
• BERDASARKAN BENTUKNYA:
BASAH/CAIR dan KERING/PADAT
(Granule atau pelet)
PUPUK KANDANG
Kandungan unsur hara pd kotoran ternak padat dan cair
NO TERNAK DAN BENTUK N (%) F (%) K (%) AIR (%)
‘1 KUDA -Padat 0,55 0,30 0,40 75
KUDA - Cair 1,40 0,02 1,60 90
‘2 KERBAU -Padat 0,60 0,30 0,34 85
KERBAU - Cair 1,00 0,15 1,50 92
‘3 SAPI -Padat 0,40 0,20 0,10 85
SAPI - Cair 1,00 0,50 1,50 92
‘4 KAMBING -Padat 0,60 0,30 0,17 60
KAMBING - Cair 1,50 0,13 1,80 85
‘5 DOMBA -Padat 0,75 0,50 0,45 60
DOMBA - Cair 1,35 0,05 2,10 85
‘6 AYAM -Padat/CAIR 1,00 0,80 0,40 55
B. APLIKASI PUPUK
ORGANIK
BUDIDAYA KEDELAI
Aplikasi Pupuk Kandang pada Budidaya Kedelai

Pemberian pupuk kandang ayam dosis 10 ton/ha mampu memperbaiki


pertumbuhan dan meningkatkan komponen hasil tanaman kedelai panen
muda (Melati dan Andriyani, 2005),

Secara umum, budidaya organik dengan menggunakan pupuk kandang


terutama yang berasal dari kotoran ayam menghasilkan produktivitas yang
paling tinggi dibandingkan pupuk hijau, budidaya konvensional, ataupun
budidaya organik tanpa pupuk (Kurniasih, 2006)
Perlakuan kombinasi pupuk organik oleh Andriyani (2005) dan
Melati et al. (2008) menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyata terhadap peubah generatif dan vegetatif tanaman,
namun sangat nyata meningkatkan bobot kering bintil akar
dan menurunkan intensitas serangan hama
Aplikasi Pupuk Kandang pada Budidaya Kedelai

Produktivitas kedelai pada:


Budidaya konvensional: 1.80 kg/10 m2
Organik dengan pupuk kandang ayam: 6.03 kg/10 m2
Organik tanpa pupuk: 2.00 kg/10 m2
Namun perlakuan pupuk kandang dapat meningkatkan intensitas
serangan hama. Sebaliknya intensitas kejadian penyakit dilaporkan
lebih rendah dibandingkan aplikasi pupuk hijau (Kurniasih, 2006)
PUPUK HIJAU
1. Pupuk hijau Centrosema pubescens mampu
meningkatkan hasil peubah vegetatif dan generatif
kedelai lebih tinggi dibandingkan Calopogonium
mucunoides (Andriyani, 2005; Sinaga, 2005)
2. Pupuk hijau Centrosema pubescens mampu
meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai
lebih tinggi dibandingkan Crotalaria juncea
(Kurniasih, 2006)

Centrosema pubescens lebih


potensial digunakan sebagai pupuk
hijau dibandingkan tanaman legum
lain yang telah digunakan
sebelumnya bagi pertanaman
Centrosema pubescens Kedelai
Penanaman Tithonia diversifolia sebagai
tanaman pagar dapat menghasilkan
biomassa rata-rata 1.75-2.0
kg/m2/tahun.

1. gulma tahunan yang berpotensi tinggi


sebagai pupuk hijau karena mengandung
3.50% N, 0.36% P, dan 4.10% K (Hartatik,
2007).

2. Memiliki unsur hara yang tinggi,


Tithonia diversifolia memiliki
kemampuan untuk menyerap hara secara
maksimal sehingga penggunaannya
sebagai pupuk hijau sangat dianjurkan
Tithonia diversifolia untuk meningkatkan kesuburan tanah
(Olabode et al, 2007)
3. Konsentrasi unsur N Tithonia diversifolia (1.76%) sebanding dengan
unsur N dari pupuk kotoran ayam (1.78%)
4. Kandungan unsur P Tithonia diversifolia (0.82%) lebihrendah dari
kotoran ayam (2.9%) namun lebih tinggi dari kotoran sapi (0.52%)
5. Kandungan unsur K paling tinggi (3.92%) daripada kotoran ayam
(1.80%) dan kotoran sapi (0.95%) (Olabode et al, 2007)
Produksi kedelai pada budidaya organik dengan menggunakan pupuk
hijau lebih tinggi dibandingkan budidaya organik tanpa pupuk dan
budidaya konvensional. Namun intensitas serangan hama dan kejadian
penyakit pada budidaya organik dengan penggunaan pupuk hijau lebih
tinggi daripada budidaya organik tanpa pupuk ataupun secara
konvensional (Kurniasih, 2006)

Aplikasi Pupuk Hijau pada


Budidaya Kedelai
Kandungan unsur hara pd kompos 5 bagian jerami padi dan 1
bagian pupuk/kotoran ternak SECARA INDORE
NO KANDUNGAN KOMPOS (%) PUPUK
KANDANG(%)
‘1 NITROGEN 0,62 0,40

‘2 PHOSPOR 0,06 0,20

‘3 KALIUM 1,15 0,43

‘4 C/N 23 TIDAK DISELIDIKI


FORMULASI PUPUK
ORGANIK
BUDIDAYA KEDELAI
PADAT DAN CAIR
PUPUK PADAT

• PUPUK KANDANG (PENYIMPANAN HINGGA


3-4 BULAN, PRINSIP PENGADUKAN)
• KOMPOS: BERBAGAI JENIS DAN FORMULA
Standar Pembuatan Kompos
• Bahan baku:
80% bahan organik, 10% kandang, dan 10% dedak.
• Untuk pembuatan sebanyak 1 ton diperlukan
bahan :
- Bahan organik (dirajang) 800 kg
- Pupuk cair organik/ Aktivator 1 liter Alat:
- Molase atau gula (½ kg gula merah di -Terpal plastik
dalam air hingga volumenya menjadi 1 L) -Cangkul, ember, gembor
- Dedak bekatul 100 kg dan termometer
- Pupuk kandang 100 kg
- Air tanah atau sumur secukupnya
CARA KERJA

-Fermentasi
dapat dilakukan
Campur bahan organik dalam
dan dedak secara merata hamparan/
lubang dan
Tambahkan air s.d 30%/ ditutup plastik,
ditandai dg air tdk atau di dalam
menetes ketika terpal, hingga 1
digenggam bulan
-Suhu dijaga
dibawah 500

Larutkan EM dan molase,


Siram ke campuran
Bahan:
1.Buah-buahan (Pisang) 1 kg
2.Daun Paitan (hijauan kaya N) 1 kg
3.Sampah organik 1 kg
4.Molasse/ Gula Merah dicairkan 1-3 L
5.Air Kelapa 20 L
Cara Pembuatan:
1.Potong-potong dan masukkan semua bahan
organik padat dengan menambahkan molasse dalam
wadah tertutup rapat, inkubasi selama 1 minggu
2.Setelah satu minggu tambahkan air kelapa segar,
PUPUK HIJAU inkubasi kembali selama satu minggu
CAIR 3.Setelah 2 minggu, saring dan cairkan sebelum
digunakan
Proses Pembuatan
C. TEKNOLOGI PUPUK HAYATI
UNTUK MENINGKATKAN
EFISIENSI
BUDIDAYA KEDELAI
PEMUPUKAN
PUPUK HAYATI
• Pupuk berisi mikroba (hidup) yang secara langsung
atau tidak langsung membantu penyediaan nutrisi bagi
tanaman

Berdasarkan SNI Sistem Pertanian Organik (SNI


6729:2013 tentang Sistem Pertanian Organik),
bersifat Organik jika mikroba tersebut tidak
mengalami rekayasa secara genetik (alami)
PUPUK HAYATI
• Preparasi yg mengandung sel mikroba penambat N, pelarut P, atau
Selulolitik yang digunakan pada biji dan tanah dengan tujuan
meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman (Subba Rao, 1982)

• Substansi yg mengandung mikroba hidup yg dapat meningkatkan pasokan


ketersediaan hara primer dan dapat menstimulir pertumbuhan tanaman
(Vessey, 2003; FNCA Biofertilizer Project Group, 2006; Hanum, 2008)
PUPUK HAYATI BERBASIS
BAKTERI ENDOFIT
MATERI DAN CARA PEMBUATAN
PUPUK HAYATI ENDOFIT
• Mikroorganisme Endofit :
Mikroorganisme yang berasosiasi dengan jaringan atau sel tanaman dan tidak
menyebabkan kerusakan bagi tanaman. Endofit hidup dalam tanaman
setidaknya di sebagian siklus hidupnya tanpa menyebabkan gejala penyakit,
dan seringkali diisolasi dari akar, batang atau daun tanaman

Endofit termasuk jamur endofit daun (A),


bakteri endofit daun (B), Rhizobia (C), dan
jamur mycorrhizal arbuscular (D) (Partida-
Martínez, L.P and Martin Heil, 2011)
PUPUK HAYATI ENDOFIT
Interaksi Endofit – Inang:
• Endofit mendapatkan
• Tempat hidup dan nutrisi
• Tanaman menyediakan
• Nutrisi dan sumberdaya
• Tanaman mendapatkan
• Faktor pertumbuhan (meningkatkan penyerapan nutrisi)
• Meningkatkan toleransi thd cekaman lingkungan (kekeringan,
hama penyakit, dll)
• Menginduksi resistensi thd hama dan penyakit
PUPUK HAYATI ENDOFIT

Mikroorganisme
Endofit
PUPUK HAYATI ENDOFIT
• Bakteri Endofit
Mengacu pada bakteri yang teridentifikasi
dalam jaringan tanaman sehat (Hallmann et
al. 1997; Schulz and Boyle, 2006)

(Malfanova, N. et al., 2013)


PUPUK HAYATI ENDOFIT
2. Lebih dari 200 genus bakteri dari 16 phyla dilaporkan sebagai
endofit, termasuk yang dapat dan tidak dapat dikulturkan dari
golongan Acidobacteria, Actinobacteria, Aquificae, Bacteroidetes,
Cholorobi, Chloroflexi, Cyanobacteria, Deinococcus-Thermus,
Firmicutes, Fusobacteria, Gemmatimonadetes, Nitrospira,
Planctomycetes, Proteobacteria, Spirochaetes and Verruco
microbiae (Sun et al., 2006; Berg and Hallmann, 2006; Mengoni et
al., 2009; Manter et al., 2010; Sessitsch et al., 2012)
PUPUK HAYATI ENDOFIT
Endofit paling predominant dan banyak dipelajari adalah Actinobacteria, Proteobacteria
and Firmicutes dan termasuk famili:
Azoarcus (Krause et al., 2006),
Acetobacter (renamed as Gluconobacter) (Bertalan et al., 2009),
Bacillus (Deng et al., 2011),
Enterobacter (Taghavi et al., 2010),
Burkholderia (Weilharter et al., 2011),
Herbaspirillum (Pedrosa et al. 2011),
Pseudomonas (Taghavi et al., 2009),
Serratia(Taghavi et al., 2009),
Stenotrophomonas (Ryan et al., 2009)
Streptomyces(Suzuki et al., 2005)
1. Terdapat perbedaan keanekaragaman jenis jamur endofit pada tanaman kedelai antar
varietas Anjasmoro, Burangrang, Malabar, Ratai, dan Wilis.
2. Umur tanaman kedelai yang berbeda berpengaruh terhadap tingkat keanekaragaman
jamur endofit pada perakaran tanaman kedelai dan tingkat keanekaragaman jamur
endofit tertinggi terdapat pada pengambilan sampel kedua yaitu pada saat tanaman
kedelai berumur 40 hst.
3. Jamur endofit yang teridentifikasi adalah dari marga Cephalosporium sp.,
Paecilomyces, Fusarium,Gonatobotrys, Nigrospora, Aspergillus, Trichoderma dan
Chloridium. Jamur yang tidak teridentifikasi adalah Jamur A1B, A1C, A1E, A2B, A3A,
A3B, A3F, B1D, B2C, B3B, B3C, M2C, R2C, R2E,R2F, R3A, R3B, R3C, W2C, W2H, W3C and
W3D. Jamur endofit yang dominan ditemukan pada lima varietas kedelai adalah jamur
dari marga Penicillium, Trichoderma, dan Aspergillus
Distribusi Bakteri Endofit Alami pd Kedelai
Var Anjasmoro (Siti Mu'awanah, 2017)
Pembuatan Pupuk Hayati Berbasis
Bakteri Endofit
Bahan:
1. ½ kg Tiwul Instan (Tepung singkong kukus)
2. 1 pack Ragi Roti atau Kultur murni Saccharomyces cerevisiae
3. ½ L Molasse
4. 50 gr inoculum bakteri endofit (Biocon-NP)
5. Air bersih (¾ bagian Fermenter/ 100 L)
6. Fermenter (controlled aerobic jar)
Alat:

Simple
Homemade
Fermenter
Alat:
1. Drum
2. Filter (Bacterial,
Color/ Chlor/
Scent)
3. Aerator (60 watt/
Filter depends on the
need)
Pembuatan Pupuk Hayati Berbasis
Bakteri Endofit

Bentuk cair:
1. Sterilisasi drum fermentor
2. Didihkan ragi roti selama 10-20 menit
3. Masukkan semu abahan media termasuk ragi roti masak, aduk
4. Masukkan inoculum bakteri endofit dalam media, nyalakan fermenter
5. Inkubasi (selama 4-5 hari dalam kondisi sejuk kering)
Pembuatan Pupuk Hayati Berbasis
Bakteri Endofit

Aplikasi pupuk endofit cair:


• Jumlah bakteri endofit setelah fermentasi sekitar 10 7-108
• Dosis efektif untuk tanaman padi adalah 1L untuk 1 Ha (25 kg
benih saat persiapan benih)
• Fase pemeliharaan, semprotkan pupuk endofit seminggu sekali
(sekali dalam 7-10 hari), diencerkan 500x (2-5 ml dlm 1 liter air
atau 30 – 80 ml dlm 14 liter sprayer tank)
Aplikasi Pupuk Bakteri Endofit:
1. Peningkatan produksi padi dan Kedelai

Perlakuan Kontrol

Kontrol Perlakuan
Pembuatan Pupuk Endofit

Bentuk padat/ Kompos:


1.Potong-potong limbah pertanian (hijauan)
2.Tambahkan bahan organik lain (pupuk kandang)
3.Tambahkan air hingga 30%
4.Tambahkan pupuk bakteri endofit cair (20-50 ml dicampur dengan
1 liter air)
5.Inkubasi (selama 2-4 minggu)

Anda mungkin juga menyukai