Anda di halaman 1dari 13

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI

BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN


BABINSA

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN


SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015
Sesi : PEMBUATAN KOMPOS

Tujuan Berlatih :

Setelah selesai berlatih Peserta dapat :


1, Menjelaskan bahan baku pembuatan kompos
2. Membuat kompos padat
3. Membuat MOL (Mikro Organisme Lokal)

Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)

Sesi ini akan membantu Anda memikirkan tentang penggunaan bahan organik dan manfaatnya
dalam dunia pertanian terutama dalam budidaya tanaman.

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -
sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologitanah. Pupuk organik mengandung
banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan
sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah).

Manfaat pupuk organik meliputi:

 Meningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas,


 Mengurangi pencemaran lingkungan,
 Meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan
 Meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
 Memperbaiki sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.
 Berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat
meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.

Penambahan bahan organik berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan
karena adanya senyawa yang berpengaruh terhadap aktivitas biologis di dalam tanah. Senyawa
tersebut meliputi senyawa perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di
dalam tanah berasal dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman dan juga
berasal dari hasil aktivitas mikrobia dalam tanah. Di samping itu, diindikasikan asam organik
dengan berat molekul rendah, terutama bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil
dekomposisi bahan organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa
perangsang tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanaman.
Kandungan bahan organik tanah merupakan ciri penting suatu tanah, karena bahan organik
tanah mempengaruhi sifat-sifat tanah melalui berbagai cara. Hasil perombakan bahan organik
mampu mempercepat proses pelapukan bahan-bahan mineral tanah; distribusi bahan organik di
dalam tanah berpengaruh terhadap pemilahan (differentiation) horison.

Kegiatan 1. Pembuatan Pupuk Organik

Sasaran kegiatan ini adalah agar semua anggota kelompok mempertimbangkan beragam
komponen produktivitas untuk usaha pertanian/peternakan mereka sendiri.
Langkah 1. Peserta mengumpulkan bahan-bahan atau limbah yang ada di lingkungan
sekitar mereka
Langkah 2. Peserta memilah dan mengelompokkan mana bahan yang bisa digunakan untuk
pembuatan pupuk organik dan bahan yang tidak bisa (Tabel 1)

Langkah 3. Peserta membuat pupuk organic dan MOL (mikro organism local) sesuai bagan
yang telah disiapkan.

Tabel 1. Pengumpulan bahan kompos


No Bahan Kompos Bahan MOL Bahan Pupuk Kandang
Cara Pembuatan Pupuk Kompos
Cara Pembuatan MOL

Air Cucian Beras 10 L

BUAH-BUAHAN
10 Kg

Gula 1 Kg

Diaduk Difermentasi selama ±


14 Hari
KEGIATAN 2. Refleksi Kegiatan Praktek

Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga
memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut :
1. Diskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan keselutihan praktek yang peserta
lakukan
2. Presentasikan hasil diskusi kelompok Simpulkan hasil presentasi

Kegiatan 3. Rencana Aksi

Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan pembuatan
kompos di wilayah masing-masing

Langkah kegiatan

Langkah kegiatan Uraian Alat bantu


Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan
penjelasan tambahan dari fasilitator
tentang pembuatan kompos
Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi Tabel rencana aksi
perbaikan pembuatan kompos di wilayah
masing-masing

Rencana aksi perbaikan pembuatan kompos di wilayah masing-masing

No Kegiatan yang akan Waktu Tempat Pelaksana Keterangan


diperbaiki
I Pembuatan kompos

II Pembuatan MOL

.........................: 2015
Penyusun

...........................................................................
Lembar Informasi

Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada

1. lembar informasi ini.

A. Latar Belakang
Hasil survey dari Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak) Bogor menyatakan
sebagian besar lahan sawah Indonesia kandungan C-Organiknya sangat rendah, kurang dari 2
%. Sedangkan tanah yang subur kandungan C-organik tanahnya adalah 5%. Dengan
kandungan C-organik yang rendah itu respon tanah terhadap pupuk kimia semakin menurun .
Kesuburan (fisik dan biologi) tanah pun anjlok.
Bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari mahluk hidup, baik berupa kotoran
maupun mahluk hidup itu sendiri yang sudah mati. Perombakan bahan organik oleh biota
perombak (makro maupun mikro organisme) akan menghasilkan humus yang kaya akan bahan
makanan bagi tanaman. Disamping itu bahan organik tanah juga dapat meningkatkan
Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan mengkelat beberapa unsur hara sehingga menjadi tersedia
bagi tanaman. Pupuk organik juga dapat memperbaiki struktur tanah serta daya pegang air
tanah.
Demikian pentingnya pupuk organik sehingga Menteri Pertanian mengeluarkan peraturan No.
02/Pert./HK.060/2/2006 yang menetapkan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang
telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

B. Fungsi Bahan Organik Antara Lain :


 Sebagai sumber bahan makanan (nutrisi) untuk tanaman secara langsung.
 Sebagai sumber nutrisi dan energi serangga perombak dan mikro-organisme pengurai.
Pada tahap selanjutnya, biota mengurai tersebut akan menjadi sumber bahan makanan
organisme lain termasuk tanaman.
 Memperbaiki aerasi tanah.
 Meningkatkan kapasitas menahan air dan kapasitas menahan nutrisi.
 Membantu proses nutrisi yang tidak tersedia menjadi tersedia melalui proses fiksasi dan
mengurangi keasaman tanah.
C. Tujuan pengomposan
Adalah untuk memantapkan bahan-bahan organik yang berasal dari bahan limbah,
mengurangi bau busuk, membunuh organisme patogen (penyebab penyakit), membunuh biji-
biji gulma dan pada akhirnya menghasilkan pupuk organik/kompos yang sesuai dengan tanah.
Pengomposan diyatakan selesai bila kompos dalam keadaan matang.

Hsieh (1990) mengelompokkan kematangan kompos dalam tiga kategori :

1. Kompos belum matang : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan warna dan bentuk dari
bahan asli mudah diidentifikasi.
2. Kompos matang sebagian : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan berubah warna
menjadi kecoklatan, tetapi masih kelihatan bentuk aslinya dan tidak mudah dihancurkan
apabila digesek-gesek dengan jari/tangan.
3. Kompos matang : pada kompos matang sebagian besar bahan yang dikomposkan
berstruktur crumbel berwarna coklat kehitaman.

D. Prinsip Pengomposan.
Untuk mendapatkan kompos yang mempunyai kualitas yang baik, maka dalam
pembuatannya melalui beberapa langkah dan pemahaman yaitu :

a. Pengembangan MOL untuk mempercepat penghancuran bahan yang mau


dikomposkan dipotong-potong dalam ukuran kecil untuk mempercepat bakteri masuk
pada bahan yang dikomposkan.
b. Pengomposan harus terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan .
c. Memperhatikan perbandingan bahan yang dikomposkan disesuaikan dengan kondisi
C/N ratio dari bahan organik.
d. Mempertahankan sirkulasi udara (aerasi) pada saat pengomposan harus terpelihara.
e. Menjaga suhu dalam proses Pengomposan agar terjaga dan tetap mendukung kerja
mikro organisme.
f. Menjaga kelembaban agar tetap optimal.
g. Membunuh biji-biji gulma
h. Membunuh sumber penyakit terutama patogen / sumber penyakit cendawan
i. Meningkatkan kadar nutrisi bagi tanaman.
E. Proses Pembuatan Kompos
Proses pembuatan kompos yang dikembangkan adalah melalui 2 cara yaitu:
a. Kompos Dengan Cara Berlapis
Bahan :
· Sisa tanaman, Hijauan,
· Kotoran hewan,
· Serbuk gergaji,
· Kapur (CaCo3),
· MOL.
Pembuatan/Penyusunan bahan :
o Semua bahan yang besar-besar dan panjang-panjang di potong-potong/dicincang,
o Letakan dan susun bahan-bahan diatas tempat/ tanah yang terhindar dari genangan
air.
o Lapisan ke 1 letakan/sebarkan sisa tanaman seperti jerami setebal maksimal 30 Cm,
o Sirami dengan MOL hingga bahan dalam kondisi lembab (tidak terlalu basah dan
tidak kering),
o Letakkan bahan organik lain dilapisan ke2 serbuk gergaji, sirami dengan MOL,
o Lapisan ke 3 kotoran hewan, sirami dengan MOL,
o Lapisan ke 4 bahan lainnya dan terus diikuti dengan mol dan
o Paling atas taburi kapur dengan rata, hingga mencapai ketinggian 1M,
o Pada saat menyusun bahan letakan bambu dan pada ruas/bukunya dilubangi agar
sirkulasi udara berjalan dengan baik dengan jarak antara bambu yang satu dengan
bambu yang lain 50 cm.
o Jika perlu tutup dengan terpal untuk menambah kelembaban agar cepat terjadi
proses penghancuran oleh mikro organisme.
o Biarkan selama 3 hari, dan lakukan pengontrolan terhadap kelembaban dan suhu
udara jika terlalu panas atur suhu dengan membalikkan bahan tersebut, jika terlalu
basah tambahkan dedak, dan jika terlalu kering tambahkan MOL.
o Selanjutnya tinggal menunggu kompos matang/ jadi.
b. Kompos Dengan Cara Campur
Bahan :
o Semua bahan yang disediakan sama dengan cara berlapis, hanya cara yang
berbeda.
Cara Pembuatan :
o Semua bahan di campur/aduk hingga rata dan tambahkan MOL sampai benar-
benar basah/lembab,
o Simpan pada tempat yang tidak tergenang dan aman dari sinar matahari atau
hujan,
o Letakan bambu-bambu pengatur sirkulasi udara dengan jarak dari bambu ke bambu 50 cm,
o Tutup dengan terpal untuk mempercepat penghancuran oleh mikro organisme.
o Kontrol setelah 3 hari terhadap suhu, jika terlalu panas balikan bahan-bahan
tersebut, jika terlalu basah tambahkan dedak dan bila terlalu kering tambahkan
MOL.
o Selanjutnya tunggu hingga kompos matang/jadi.

F. PUPUK ORGANIK CAIR


MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal yang artinya cairan yang terbuat dari
bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme
yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau dekomposer dan
sebagai aktivator atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikro
organisme yang tersedia sekitar kita.
Adapun bahan yang digunakan untuk mengembangkan (MOL) mikro organisme lokal tersebut :

a. Limbah Hijauan Sayuran / Limbah Dapur

Peralatan :

o Drum plastik ukuran 200 liter


o Plastik transparan 1 m2

Bahan :

o 100 kg Limbah Sayuran Hijauan (Kol, Cesin, Vetsay, Mentimun, bayam, kangkung dll),
o Garam : 5 % dari berat bahan ( 5 Kg),
o Gula merah 2 % dari cairan setelah diproses selama 24 hari,
o Air cucian beras 10 liter.
Cara Pembuatan :

o Limbah sayuran hijauan diiris-iris hingga menjadi potongan-potongan kecil dan


masukan kedalam drum plastik, setiap lapisan setebal 20 cm dan taburkan garam
sampai rata, lanjutkan dengan berlapis-lapis seperti diatas sampai kedua bahan
habis.
o Tambahkan air cucian beras sebanyak 10 liter,
o Tambahkan gula sebanyak 2 ons dan diaduk hingga rata.
o Drum ditutup rapat dengan plastik dan diatasnya diberi air sehingga tampak plastik
cekung terisi air.
o Setelah 3-4 minggu baru dibuka, akan tampak cairan berwarna kuning kecoklatan,
baunya segar dan jika diukur PH nya 3- 5 .

b. Rebung Bambu

Bahan :

o 2 buah rebung bambu kurang lebih 3 kg,


o Air beras 5 liter,
o 1 buah maja (Labu kaye/Aceh) yang sudah matang, jika tidak ada buah maja bisa
diganti dengan gula merah 1,5 ons.
Cara Pembuatan :

o Rebung bambu di tumbuk halus atau diiris-iris masukan pada ember/ tong plastik,
o Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan, atau tambahkan gula merah
yang telah dihaluskan dan aduk sampai rata,
o Rendam dengan air cucian beras sebanyak 5 liter.
o Tutup rapat ember/tong dengan plastik, dan berikan slang plastik yang disambungkan
dengan air yang berada pada botol. Biarkan selama 15 hari.

c. Keong Mas ( Siput Murbey)

Proses pembuatan MOL Keong Mas(Siput Murbei)

Bahan :

o 5 kg keong mas yang masih hidup/segar,


o 2 Buah buah maja matang ( jika tidak ada dapat diganti dengan cairan tebu 1 liter atau
gula merah 1kg)
o Air kelapa 10 liter.
Cara Pembuatan :
o Keong mas ditumbuk hingga halus masukan pada tong plastik,
o Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan atau gula yang lebih dulu
dihaluskan/cairan tebu,
o Tambahkan 10 liter air kelapa dan aduk hingga rata.
o Tutup rapat dengan plastik dan berikan selang plastik sambungkan pada botol yang
telah berisi air.

d. Buah Maja ( Labu Kaye/Aceh)

Buah Maja/Labu Kaye dan cara fermentasinya

Bahan :

o 5 buah Labu Kaye/Maja yang matang,


o 30 liter air beras,
o 20 liter urine sapi/ Kebau/Kambing atau Kelinci.

Cara Pembuatan :
o Buah Maja dihaluskan dan masukan pada drum/tong plastik,
o Campurkan dengan 30 liter air beras dan 20 liter urine sapi, diaduk hingga rata.
o Tutup rapat dengan plastik,
o Masukan selang plastik (diameter 0,5 cm) sambungkan ke dalam botol yang sudah
berisi air.
o Simpan selama 15 hari.

Cara Penggunaan :

1. Campur MOL dan air dengan perbandingan 1 : 5 Liter (1 bagian MOL, 5 bagian air)
tambahkan gula 1 ons. Siramkan pada bahan organik yang mau dikomposkan.
2. Penggunaan pada tanaman padi. Semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi
larutan 400 cc dicampur dengan air tawar sebanyak 14 liter, semprotkan pada umur
tanaman akhir vegetatif (kurang lebih umur 55 hari - 60 hari).

Daftar Pustaka

Basyir,A,P.Slamet dan Suyamto.1994. pengelolaan hara pada lahan sawah dalam jangka
panjang. Risalah Lokakarya Komunikasi Teknologi untuk Meningkatkan Produksi Tanaman
Pangan di Jawa Timur. Edisi Khusus Balittan Malang,No.1,P.12-29.

Isgianto,S. Karsono,A. Munip, dan Riwanodjo. 1992 Penggunaan pupuk organic dan
pengelolaannya pada padi sawah. p.14-21.

dekomposer limbah jerami padi pada usaha tani padi sawah. Prosiding Seminar
Peningkatan Produksi Padi Nasional melalui Sistem Tabela Padi Sawah dan Pemanfaatan
Lahan Kurang Produktif.p.294-299.

Noor,A.,A. Jumberi dan R.D.Ningsih.1996. Peranan pupuk oraganik dalam meningkatkan hasil
padi gogo di lahan kering. Prosiding Seminar Teknologi Sistem Usahatani Lahan Rawa dan
Lahan Kering : Buku 2.p.575-586.

Prastowo,K.,Subowo;E.Santosa,H.Amir dan T. Prihatini. 1995. Dekomposisi jerami padi


dengan menggunakan EM4. Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil
Penelitian Tanah dan Agroklimat,Buku 3, bidang kesuburan dan produktivitas tanah.p.77-90..

Suriawaria,U.1969. Ragi kompos as activator. Compost Sci.10(2):14-15.

Anda mungkin juga menyukai