Tujuan Berlatih :
Sesi ini akan membantu Anda memikirkan tentang penggunaan bahan organik dan manfaatnya
dalam dunia pertanian terutama dalam budidaya tanaman.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -
sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologitanah. Pupuk organik mengandung
banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan
sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah).
Penambahan bahan organik berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan
karena adanya senyawa yang berpengaruh terhadap aktivitas biologis di dalam tanah. Senyawa
tersebut meliputi senyawa perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di
dalam tanah berasal dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman dan juga
berasal dari hasil aktivitas mikrobia dalam tanah. Di samping itu, diindikasikan asam organik
dengan berat molekul rendah, terutama bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil
dekomposisi bahan organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa
perangsang tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanaman.
Kandungan bahan organik tanah merupakan ciri penting suatu tanah, karena bahan organik
tanah mempengaruhi sifat-sifat tanah melalui berbagai cara. Hasil perombakan bahan organik
mampu mempercepat proses pelapukan bahan-bahan mineral tanah; distribusi bahan organik di
dalam tanah berpengaruh terhadap pemilahan (differentiation) horison.
Sasaran kegiatan ini adalah agar semua anggota kelompok mempertimbangkan beragam
komponen produktivitas untuk usaha pertanian/peternakan mereka sendiri.
Langkah 1. Peserta mengumpulkan bahan-bahan atau limbah yang ada di lingkungan
sekitar mereka
Langkah 2. Peserta memilah dan mengelompokkan mana bahan yang bisa digunakan untuk
pembuatan pupuk organik dan bahan yang tidak bisa (Tabel 1)
Langkah 3. Peserta membuat pupuk organic dan MOL (mikro organism local) sesuai bagan
yang telah disiapkan.
BUAH-BUAHAN
10 Kg
Gula 1 Kg
Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga
memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut :
1. Diskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan keselutihan praktek yang peserta
lakukan
2. Presentasikan hasil diskusi kelompok Simpulkan hasil presentasi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan pembuatan
kompos di wilayah masing-masing
Langkah kegiatan
II Pembuatan MOL
.........................: 2015
Penyusun
...........................................................................
Lembar Informasi
A. Latar Belakang
Hasil survey dari Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak) Bogor menyatakan
sebagian besar lahan sawah Indonesia kandungan C-Organiknya sangat rendah, kurang dari 2
%. Sedangkan tanah yang subur kandungan C-organik tanahnya adalah 5%. Dengan
kandungan C-organik yang rendah itu respon tanah terhadap pupuk kimia semakin menurun .
Kesuburan (fisik dan biologi) tanah pun anjlok.
Bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari mahluk hidup, baik berupa kotoran
maupun mahluk hidup itu sendiri yang sudah mati. Perombakan bahan organik oleh biota
perombak (makro maupun mikro organisme) akan menghasilkan humus yang kaya akan bahan
makanan bagi tanaman. Disamping itu bahan organik tanah juga dapat meningkatkan
Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan mengkelat beberapa unsur hara sehingga menjadi tersedia
bagi tanaman. Pupuk organik juga dapat memperbaiki struktur tanah serta daya pegang air
tanah.
Demikian pentingnya pupuk organik sehingga Menteri Pertanian mengeluarkan peraturan No.
02/Pert./HK.060/2/2006 yang menetapkan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang
telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
1. Kompos belum matang : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan warna dan bentuk dari
bahan asli mudah diidentifikasi.
2. Kompos matang sebagian : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan berubah warna
menjadi kecoklatan, tetapi masih kelihatan bentuk aslinya dan tidak mudah dihancurkan
apabila digesek-gesek dengan jari/tangan.
3. Kompos matang : pada kompos matang sebagian besar bahan yang dikomposkan
berstruktur crumbel berwarna coklat kehitaman.
D. Prinsip Pengomposan.
Untuk mendapatkan kompos yang mempunyai kualitas yang baik, maka dalam
pembuatannya melalui beberapa langkah dan pemahaman yaitu :
Peralatan :
Bahan :
o 100 kg Limbah Sayuran Hijauan (Kol, Cesin, Vetsay, Mentimun, bayam, kangkung dll),
o Garam : 5 % dari berat bahan ( 5 Kg),
o Gula merah 2 % dari cairan setelah diproses selama 24 hari,
o Air cucian beras 10 liter.
Cara Pembuatan :
b. Rebung Bambu
Bahan :
o Rebung bambu di tumbuk halus atau diiris-iris masukan pada ember/ tong plastik,
o Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan, atau tambahkan gula merah
yang telah dihaluskan dan aduk sampai rata,
o Rendam dengan air cucian beras sebanyak 5 liter.
o Tutup rapat ember/tong dengan plastik, dan berikan slang plastik yang disambungkan
dengan air yang berada pada botol. Biarkan selama 15 hari.
Bahan :
Bahan :
Cara Pembuatan :
o Buah Maja dihaluskan dan masukan pada drum/tong plastik,
o Campurkan dengan 30 liter air beras dan 20 liter urine sapi, diaduk hingga rata.
o Tutup rapat dengan plastik,
o Masukan selang plastik (diameter 0,5 cm) sambungkan ke dalam botol yang sudah
berisi air.
o Simpan selama 15 hari.
Cara Penggunaan :
1. Campur MOL dan air dengan perbandingan 1 : 5 Liter (1 bagian MOL, 5 bagian air)
tambahkan gula 1 ons. Siramkan pada bahan organik yang mau dikomposkan.
2. Penggunaan pada tanaman padi. Semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi
larutan 400 cc dicampur dengan air tawar sebanyak 14 liter, semprotkan pada umur
tanaman akhir vegetatif (kurang lebih umur 55 hari - 60 hari).
Daftar Pustaka
Basyir,A,P.Slamet dan Suyamto.1994. pengelolaan hara pada lahan sawah dalam jangka
panjang. Risalah Lokakarya Komunikasi Teknologi untuk Meningkatkan Produksi Tanaman
Pangan di Jawa Timur. Edisi Khusus Balittan Malang,No.1,P.12-29.
Isgianto,S. Karsono,A. Munip, dan Riwanodjo. 1992 Penggunaan pupuk organic dan
pengelolaannya pada padi sawah. p.14-21.
dekomposer limbah jerami padi pada usaha tani padi sawah. Prosiding Seminar
Peningkatan Produksi Padi Nasional melalui Sistem Tabela Padi Sawah dan Pemanfaatan
Lahan Kurang Produktif.p.294-299.
Noor,A.,A. Jumberi dan R.D.Ningsih.1996. Peranan pupuk oraganik dalam meningkatkan hasil
padi gogo di lahan kering. Prosiding Seminar Teknologi Sistem Usahatani Lahan Rawa dan
Lahan Kering : Buku 2.p.575-586.