NIM : 22101009
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Makalah Pengomposan Organik Menggunakan Mikro
organisme Lokal ( MOL)” untuk memenuhi tugas mata kuliah pengelolaan sampah II Teknik
lingkungan mataram.
Dan harapan saya semoga tugas laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kita semua, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan Puji pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
INTISARI ……………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………..
BAB II : KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………
1. PENGERTIAN PUPUK KOMPOS……………………………..
2. TUJUAN PENGOMPOSAN…………………………………….
3. PENGERTIAN MIKROORGANISME LOKAL………………
BAB III : METODELOGI……………………………………………………………
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………
BAB V : KESIMPULAN…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, amat sangat di sayangkan, terdapat salah satu tren umum yang jamak di
lakukan oleh para petani yang justru mengurangi kesuburan tanah yaitu penggunaan
pupuk kimia. Sifatnya yang instan dan praktis membuat pupuk kimia menjadi pilihan.
Akan tetapi, sifat pupuk kimia yang selalu menyebabkan peningkatan dosis yang
mengakibatkan kerusakan tanah yang konstan. Apabila tidak di tanggulangi, kondisi ini
tentu akan membuat kesuburan tanah tak dapat di selamatkan. Indonesia
Pada prinsipnya, pupuk kompos dan MOL tidak rumit untuk dibuat pengomposan
dan pembuatan MOL cukup dengan menggunakan limbah atau bahan -bahan yang
tersedia di sekitar kita. Artinya, pupuk kompos dan MOL sangat mungkin di produksi
oleh masyarakat umum bahkan yang paling awam sekalipun terhadap proses kimia atau
biologi didalamya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Larutan MOL ( Mikro Organisme Lokal) adalah hasil dari fermentasi yang
berbahan dasar dari sumber daya yang ter sedia setempat. Larutan MOL
mengandung unsur hara makro dan mikro dan juga mengandung bakteri yang
berpotensi sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman. Sehingga MOL dapat
digunakan baik sebagai pendekomposer, pupuk hayat, dan sebagai pestisida organik
terutama sebagai fungsida (Hadi, 2009)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Warna pada hasil pembentukan MOL yaitu putih keruh. Indikator selain bau,
warna juga dapat dijadikan indikator keberhasilan pembentukan MOL. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sunarsih (2018) yang menyatakan bahwa warna putih
keruh pada MOL dipengaruhi oleh bahan-bahan utama yang digunakan, warna-
warna yang dihasilkan dari masing-masing bahan dapat dijadikan indikator
keberhasilan pembuatan MOL. Larutan gula dan nasi basi merupakan bahan
utama yang memiliki fungsi sebagai nutrisi untuk mikro organisme yang tumbuh
di dalam larutan MOL. Hal ini sesuai dengan pendapat Prasetyo dkk. (2012) yang
menyatakan bahwa nasi basi dan larutan gula merupakan nutrisi bagi mikro
organisme untuk melakukan pertumbuhan, dimana nasi basi berperan sebagai
sumber mikro organisme juga penyedia suplemen seperti protein, karbohidrat,
serat dan vitamin.
KESIMPULAN
Pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa MOL berhasil dengan ciri-ciri MOL berwarna putih keruh, memiliki bau seperti tapai yang
merupakan indikator terjadinya fermentasi, dan memiliki pH 3 yang berarti asam akibat adanya
dekomposisi bahan orga
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, R. A. (2009). PEMANFAATAN MOL (MIKRO ORGANISME LOKAL) DARI MATERI YANG TERSEDIA DI
SEKITAR LINGKUNGAN. Agroscience,vol 9 No. 1, 96.
Nisa, khalimatu dkk. (2016). memproduksi Kompos dan Mikro organisme Lokal (MOL). Jakarta Timur:
Bibit Publisher.
Mulyono. 2016. Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) & Kompos dari Sampah Rumah Tangga.
AgroMedia Pustaka, Jakarta
Rahmah, A., M. Izzati dan S. Parman. 2014. Pengaruh pupuk organik cair berbahan dasar limbah sawi
putih (Brassica chinensis L.) terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis (Zea mays L. var.
Saccharata). J. Anatomi dan Fisiologi, 22 (1) : 65 – 71.
Prasetyo, M. N., N. Sari, dan C. S. Budiyati. 2012. Pembuatan kecap dari ikan gabus secara hidrolisis
enzimatis menggunakan sari nanas. J. Teknologi Kimia dan Industri, 1 (1) : 270 – 277.
Suiatna, U. 2010. Bertani Padi Organik Pola Tanam Sri. Padi Bandung, Bandung.
Fahmi arifan, W. a. (2020). pemanfaatan Nasi Basi sebagai mikro organisme lokal untuk untuk
pembuatan pupuk cair di desa mendongan kecamatan sumowo kabupaten semarang .
Pengabdian Vokasi.