Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PERCOBAAN IV
PEMBUATAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DARI BAHAN
ORGANIK

OLEH :
NAMA : SITTI FATIMAH
STAMBUK : F1D1 19 045
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : MUH. THEO KALFAN B.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk merupakan zat yang fungsinya untuk meningkatkan kesuburan

tanaman. Pupuk di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organic dan pupu

anorganik. Pupuk organic ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk

hidup yang sudah mati, sedangkan pupuk anorganik ialah pupuk yang di buat

dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia buatan. Salah satu pupuk

organic ialah Biomol. Biomol adalah suatu zat yang fungsinya sama seperti

pupuk, namun dalam bentuk cair yang di hasilkan dari sisa-sisa makanan.

Dewasa ini pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi

untuk kebutuhan pertanian. Namun pada kenyataannya banyak peteani-petani

yang masih banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya

yang mudah didapat dan harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat

berbahaya bagi lingkungan.

MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme

hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. 

Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme

sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna

dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau

sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Larutan MOL menggandung unsur

hara makro dan mikro dan juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai

perombak bahan organik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens

pengendali hama dan penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang


paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-

bahan yang ada di sekitar.

Peranan  mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai

penyuplai nutrisi juga  berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas

menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor

sangatlah kompleks, fungsi yang  telah teridentifikasi antara lain adalah

penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai

kebutuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang

tanaman. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dilakukan

praktikum dengan judul Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara Pembuatan

Mikroorganisme local (Mol) dari limbah organik ?

C. Tujuan Parktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara produksi

Mikroorganisme local (Mol) dari limbah organik.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui cara produksi

Mikroorganisme local (Mol) dari limbah organik.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran

sangat kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop.

Mikroorganisme ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang

tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Walaupun organisme uniseluler

hanya tersusun atas satu sel, mikroorgnisme tersebut menunjukkan semua

karakteristik organisme hidup, yaitu bermetabolisme, bereproduksi,

berdiferensiasi, melakukan komunikasi, melakukan pergerakan, dan

berevolusi. Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme

adalah bakteri, archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus.

(Nurfuzianti, 2021).

B. Mol (Mikroorganisme Lokal)

Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang

dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun

pupuk cair.  Bahan utama MOL terdiri dari beberapa  komponen yaitu

karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.  Bahan dasar untuk

fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan,

maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi

untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian

beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal.  Sumber glukosa

berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber
mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong

maupun nasi. Semua mikroorganisme yang tumbuh pada    bahan-bahan

tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses

metabolisme.  Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu

bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi

kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan,

pembentukan gas dan bau asam (Iyyah, 2019).

C. Pembuatan Mol

Secara umum bakteri yang berperan dalam pembuatan mol yaitu Bakteri

fotosintetik yaitu bakteri bebas yang mensintesis senyawa nitrogen, gula dan

substansi bioaktif lainnya. Hasil metabolit yang diproduksi dapat diserap

langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangan

mikroorganisme yang menguntungkan dimana nama organism yang berperan

adalah Lactobacillus sp. Proses pembuatan Mol sendiri harus melewati proses

fermentasi serta dapat dibuat dari limbah buah maupun sayuran atau organik.

Mol ini dapat dimanfaatkan pembuatan pupuk, stater dan lainnya

(Nirmagustina dan Wirawati, 2014).

D. Fungsi Mol

Mikro Organisme Lokal mengandung bakteri, perangsang tumbuhan,

unsur hara dan makro, dan dapat dimanfaatkan sebagai agen hayati pengendali

hama dan penyakit. Mikro Organisme Lokal dapat dimanfaatkan sebagai

decomposer, pupuk hayati dan sebagai fungisida organik. Fungsi laiinya yaitu

dapat dipakai sebagai dekomposer. Limbah organik harus


dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur

hara yang dapat diserap oleh tamanan. Proses pengomposan secara alami

memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan mikroba dekomposer yang

mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme

Lokal (MOL) banyak ditemukan di lapang dan sudah terbukti bermanfaat

sebagai dekomposer, pupuk hayati dan pestisida hayati (Syainah, 2014).

E. Kegunaan Mol

Mol memiliki banyak kegunaan diantaranya sebagai perangsang serta

decomposer. MOL dapat digunakan langsung dengan disemprotkan ke

tanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman.dan juga dalam

meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman

karena sudah berupa larutan. MOL dapat digunakan dalam proses penguraian

pengomposan misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk

kandang sapi karena MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya

(Herawati, 2015).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 14 mei 2022 pukul 13.00 -

selesai WITA bertempat di Laboratorium Ekologi Lahan Basah, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan fungsinya


No Nama Bahan Fungsi
1 2 3
1. Limbah buah-buahan Sebagai sumber substrat
dan limbah sayur-
sayuran
2. Air cucian beras Sebagai sumber nutrisi mikroorganisme
3. Gula pasir Sebagai sumber Glukosa

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan fungsinya


No Nama Alat Fungsi
1 2 3
1. Jirigen Sebagai tempat penampungan substrat
2. Corong Untuk membantu pemasukan substrat
3. Pisau Sebagai alat untuk memotong limbah sayur
dan buah
4. Sendok Sebagai alat pengaduk
5. Kain saring Untuk menyaring substrat
6. Timbangan Untuk menimbag limbah
7. Baskom Sebagai temmpat penampungan sementara
8. Wadah bervolume sebagai alat mengukur volume
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum mol yaitu sebagai

berikut:

1. MOL Buah – Buahan Busuk

 Limbah buah – buahan dihaluskan

 Dimasukkan substrat yang telah dihaluskan kedalam wadah

 Ditambahkan gula merah sebanyak 300 gram

 Ditambahkan air kelapa sebanyak 1 liter kemudian dihomogenkan

 Semua bahan diaduk sampai tercampur merata

 Diamati bau, warna, morfologi, mengukur pH dan didokumentasikan

sebelum difermentasi

 Semua bahan kemudian difermentasi selama dua minggu sebelum

digunakan

 Kemudian disaring air hasil fermentasi buah – buahan busuk

 Dilakukan kembali langkah keenam

 Didokumentasi serta dicatat hasil pengamatan

2. MOL dari Limbah Sayuran

 Limbah sayuran dipotong kecil

 Dimasukkan substrat kedalam wadah fermentor sebanyak 2 kg

 Ditambahkan air beras sebanyak 250 mL

 Ditambahkan garam 100 gram dan gula merah 40 gram serta

menambahkan air bersih secukupnya


 Diamati bau, warna, morfologi, mengukur pH dan didokumentasikan

sebelum difermentasi

 Ditutupi wadah dengan penutup dan pastikan oksigen tidak dapat

masuk

 Difermentasi selama 2 minggu

 Disaring mol yang telah difermentasi dengan menggunakan kain saring

 Diamati bau, warna, morfologi, mengukur pH dan didokumentasikan

sebelum difermentasi

 Didokumentasi dan dicatat hasil pengamatan


B. Pembahasan

MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme

hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita. 

Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme

sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna

dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau

sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Larutan MOL menggandung unsur hara

makro dan mikro dan juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai

perombak bahan organik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali

hama dan penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama

adalah murah bahkan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada

di sekitar.

Percobaan kali ini menggunakan bahan utama yang berupa limbah buah-

buahan dan sayuran yang sudah busuk dan terbuang yang akan menjadi sumber

substrat. Buah-buahan tersebut yaitu tomat, mentimun, buah semangka, buah

pisang, buah papaya, kol, bayam dan kangkung. Setelah menyiapkan bahan utama

berupa buah-buahan tersebut kemudian akan dilakukan fermentasi selama 2

minggu lamanya, sebelum dilakukan fermentasi pertama-tama yaitu menimbang

limbang sayur sebanyak 2 kg, menyiapkan air cucian beras dan menyiapkan gula

pasir 40% dari 1 liter air biasa kemudian buah-buahan tersebut di potong-potong

lalu mencampurkan semua kedalam wadah fermentasi dan ditutup selanjutnya

dilakukan fermentasi selama 2 minggu.


Hasil yang didapatkan setelah melakukan fermentasi selama 2 minggu

yaitu didapatkan bahwa semua bahan yang digunakan berhasil menjadi Mol,

adapun hasil pengamatan dari setiap buah-buahan tersebut adalah yang pertama

untuk buah tomat terdapat gelembung dan berbau seperti tape, untuk bahan kedua

yaitu mentimun tidak terdapat gelembung namun berbau seperti tape, untuk bahan

ketiga yaitu semangka terdapat gelembung dan berbau seperti tape. Bahan

keempat yaitu pisang terdapat gelembung dan berbau seperti tape, untuk bahan

kelima yaitu pepaya terdapat gelembung dan berbau seperti tape, bahan keenam

yaitu kol terdapat gelembung, bahan ketujuh yaitu bayam terdapat gelembung dan

berbau seperti tape, bahan kedelapan yaitu kangkung berbau seperti tape dan

bergelembung dan yang terakhir yaitu sawi terdapat gelembung dan berbau seperti

tape. Semua keberhasilan pada semua buah-buahan tersebut yaitu terdapat

indikator keberhasilan berupa gelembung dan berbau seperti tape hal ini sesuai

dengan pernyataan rahma (2014) yang menyatakan bahwa mikroorganisme yang

terkandung dalam Mol akan melakukan fermentasi bahan-bahan organic sehingga

menghasilkan asam organik yang berbau seperti tapai.


V.PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Pembuatan Mol dilakukan dengan menyiapkan bahan utama berupa limbah

buah dan sayur, air cucian beras dan gula pasir kemudian mencampurkan

semua bahan tersebut dan dilakukan fermentasi selama dua minggu.

2. Manfaat dari produk Mol yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

yaitu bisa digunakan sebagai pupuk untuk kesuburan tanaman.

B. Saran

Saran pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk praktikan, agar memperhatikan waktu tetap menaati prosedur yang

telah ditetapkan.

2. Untuk asisten, untuk tetap membimbing kami dengan baik.

3. Laboratorium untuk tetap menjaga kenyamanan dan keamanan didalam

laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

Herawati, D.A. dan Wibawa, D.A.A., 2015, Pengaruh Konsentrasi Susu Skim dan
Waktu Fermentasi terhadap Hasil Pembuatan Mol, Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan, 1(2): 48-52

Iyyah, I., Putriningtyas, N.D. dan Wahyuningsih, S., 2019, Fungsi


Mikroorganisme Lokal Sebagai Perangsang Pertumbuhan Tanaman, Sport
and Nutrition Journal, 1(2): 40-41

Nirnagustina, D.E. dan Wirawati, C.U., 2014, Pemanfaatan Mol Limbah Sayuran
Sebagai Pupuk Organik Cair pada Tanaman Padi, Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan, 14(3): 158-159

Nurfuzianti, R., Lubis, N. dan Cahyanti, E.J. 2021, Pengaruh Proses Fermentasi
terhadap Kandungan Asam Laktat pada Makanan Fermentasi, Jurnal
Ilmiah Farmasi, 10(2): 1-3

Rahmah A. M., Izzati dan Parman S., 2014, Pengaruh Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Jagung Manis, Jurnal Anatomi dan Fisiologi, 22(1): 65-71

Syainah, E., Novita, S. dan Yanti, R., 2014, Pengolahan Limbah Sayuran Kol
Menjadi Kompos dengan Metode Takakura, Jurnal Skala Kesehatan, 5(1):
1-2

Anda mungkin juga menyukai