BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan laporan pembuatan tugas PKWU
yaitu pemanfaatan nasi basi sebagai mikro organisme lokal dapat terselesaikan dengan
baik tanpa kendala.
Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama
melakukan praktek pembuatan MOL nasi basi. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Orang Tua yang telah mendukung
3. Ibu Tati yang telah membimbing
Saya menyadari bahwa dalam penyusan laporan ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri
pribadi dan pembaca pada umumnya.
1.2 Latar Belakang
Kecenderungan ketergantungan petani pada penggunaan pupuk dan pestisida
anorganik sejak diterapkannya revolusi hijau (1970-2005) menimbulkan dampak
negatif yang berkaitan dengan degradasi lingkungan. Subsidi harga dari pemerintah
dan pengaruh pupuk dan pestisida anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
ikut mendorong preferensi petani terhadap pupuk anorganik sehingga penggunaan
bahan organik sebagai komponen pembentuk kesuburan tanah semakin ditinggalkan.
Bahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber karbon, dalam
pengertian luas sebagai sumber pakan, dan juga sebagai sumber energi untuk
mendukung kehidupan dan berkembangbiaknya berbagai jenis mikroba tanah
(Sisworo, 2006). Penurunan kandungan bahan organik tanah menyebabkan mikroba
dalam tanah mengalami defisiensi karbon sebagai pakan sehingga perkembangan
populasidan aktivitasnya terhambat. Hal ini mengakibatkan proses mineralisasi hara
menjadi unsur yang tersedia bagi tanaman akan terhambat.
Permasalahan diatas menimbulkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan
suatu sistem pertanian yang ramah lingkungan untuk suatu keberlanjutan. Selain itu
didukung pula oleh berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang
menjadikan produk organik sebagai tren bahan makanan yang dikonsumsi. Pertanian
organik merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan yang bersifat hukum
pengembalian (low of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk
mengembalikan semua bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan
limbah pertanian maupun ternakyang selanjutnya bertujuan untuk memenuhi makanan
pada tanah yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah.
Saat ini telah banyak mikroba pengompos komersil yang ada di pasaran tetapi
masih mengalami tantangan dalam pengembangannya ditingkat petani dalam hal
efektivitas dan efisiensi dekomposer yang digunakan terkait dengan mutu yang
dihasilkan, biaya dan tingkat kemudahan aplikasinya. Pemanfaatan Mikroorganisme
Lokal (MOL) yang mempunyai keuntungan dari segi biaya yang relatif murah dan
kemudahan aplikasinya merupakan pilihan yang telah diterapkan oleh beberapa petani
di beberapa daerah. Selain sebagai dekomposer, MOL juga digunakan sebagai pupuk
dan pestisida hayati yang dapat diaplikasikan langsung ke tanaman.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian mikroorganisme lokal (MOL)?
2. Bagaimana Peran dan keuntungan penggunaan MOL?
3. Apa saja alat dan bahan untuk membuat MOL?
4. Bagaimana Cara membuat MOL?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui pengertian mikroorganisme local (MOL)
2. Mengetahui bagaimana peran dan keuntungan penggunaan MOL
3. Mengetahui alat dan bahan untuk membuat MOL
4. Mengetahui bagaimana cara membuat MOL
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mikro Organisme Lokal (MOL)
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan
kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam
biosfer.Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia untuk
melangsungkan perkembangbiakan sel.
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan
sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan
utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil
pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai
sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air
cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa
berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber
mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi basi,
dan urin sapi (Hadinata, 2006).
Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari
berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur mikro
dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan
organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit
tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer pupuk hayati
dan sebagai pestisida organic terutama sebagai fungisida. Salah satu activator yang
cukup murah adalah larutan MOL (Mikro Organisme Lokal).Tiga bahan utama dalam
larutan MOL:
Karbohidrat.
Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk
menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian
beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll
Glukosa.
Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat
spontan (lebih mudah dimakan mereka). Glukosa bisa didapat dari gula pasir,
gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dll
BAB III
PENUTUP
3.1 Dokumentasi
3.2 Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan
kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam
biosfer.Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia
untuk melangsungkan perkembangbiakan sel.
Keunggulan utama penggunaan MOL adalah murah bahkan tanpa biaya,
selain itu ada beberapa keuntungan :
1. Mendukung pertanian ramah lingkungan
2. Dapat mengatasi permasalahan pencemaran limbah pertanian dan
limbah rumah tangga
3. Pembuatan serta aplikasinya mudah dilakukan
4. Mengandung unsur kompleks dan mikroba yang bermanfaat dalam
produk pupuk dan dekomposer organik yang dihasilkan.
5. Memperkaya keanekaragaman biota tanah
6. Memperbaiki kualitas tanah dan tanaman