Menurut Fardiaz (1992) semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu
membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses mrtabolisme. Mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat mengakibatkan berbagai perubahan pada fisik
maupun komposisi kimia seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan,
pembentukan gas, dan bau asam (Hidayat, 2006)
Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdaya
yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur mikro dan makro dan juga
mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuh dan
sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan sebagai
pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Salah
satu aktivatur yang cukup murah adalah larutan MOL (Mikroorganisme lokal).
1. Karbohidrat
Bahan ini dibutuhkan bakteri/mikroorganisme sebagai sumber energi untuk menyediakan
karbohidrat bagi mikroorganisme. Bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi basi,
singkong, kentang, gandum, dedak/bekatul, dll.
2. Glukosa
Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih
mudah dimakan mereka). Glukosa bias didapati dari gula pasir, gula merah, molars, air
gula, air kelapa, dll.
3. Sumber bakteri (mikroorganisme lokal)
Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara
lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol
pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong, dan buah maja. Biasanya balam
MOL tidak hanya mengandung satu jenis mikroorganisme tetetapi beberapa
mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azotobacter sp, Azospirilium sp, Bacillus sp,
pseudomonar sp, dan bakteri pelarut phospat (P).
Cara pembuatan MOL(Mikro Organisme Lokal)
Bahan : Alat :
Pisau
Cara membuat :
Cara menggunakan :
1. Untuk pupuk daun : campurkan 1 liter MOL dengan 15 liter air, kemudian semprotkan
secara merata pada tanaman.
2. Untuk pupuk akar : campurkan 1 liter MOL dengan 10 liter air, kocorkan 250 ml larutan
untuk setiap tanaman.
3. Untuk pembuatan kompos : campurkan 1 liter MOL dengan 5 liter air, siramkan pada
bahan kompos.
1. Setelah panen selesai sisa batang tanaman padi yang berada disawah dispray dengan
dosis 400-600 ml per tengki 15 liter air.
2. Spray saat disemai setelah umur 7-9 hari (dosis 200-300 ml per tengki 15 liter air)
3. Spray saat tanaman padi sudah pindah ke sawah setelah tanaman padi berumur 7 hst
(dosis 200-300 ml per tengki 15 liter air )
4. Hentikan jika tanaman padi sudah mengeluarkan bunga
5. Sebagai dekomposer untuk jerami dan kotoran hewan (dosis 5 liter mol bonggol pisang
untuk yang difermentasikan sebanyak 1 ton)
Fungsi dan Kandungan dalam Rebung bamboo dan Bonggol pisang
Rebung bambu :
Mengandung Giberelin dan C organik yang berguna bagi tanaman juga mengandung
mikroorganisme yang berguna yakni aetobakter dan azospirillium.
Mol rebung bambu berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan vegetatif tanaman yakni
pertumbuhan tunas, daun, akar dan batang pada tanaman sebelum memasuki masa pembungaan.
Mol rebung bambu juga bias dimanfaatkan sebagai pengurai atau dekomposer dalam proses
pembuatan pupuk kompos.
Bonggol pisang :
Mol bonggol pisang mengandung lebih banyak unsur hara P atau Phospat sehingga banyak
digunakan sebagai penambah nutrisi tanaman padi. Mol bonggol pisang juga mengandung zat
pengatur tumbuh Giberelin dan sitokmin, juga mengandung 7 mikroorganisme yang sangat
berguna bagi tanaman antara lain : Azoirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus,
Mikroba pelarut phospat dan Mikroba selulotik.
Mol bonggol pisang juga bias digunakan sebagai dekomposer dan mempercepat proses
pengomposan.