Disusun Oleh :
Nama : Melly Nandaresta
NIM : H0219065
Coass : Okta Loveana
Hari :
Tanggal :
Disusun Oleh :
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Laporan Praktikum Teknologi Pupuk Hayati ini. Laporan Praktikum
Teknologi Pupuk Hayati disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Pupuk Hayati. Penulis menyadari bantuan dari berbagai pihak yang telah
mendukung dan membimbing dalam penyusunan laporan ini hingga selesai. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Kepala Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Dosen Teknologi Pupuk Hayati yang telah membimbing dan mengarahkan
kami dalam kuliah.
4. Segenap Co-Assisten yang telah membimbing kami baik dalam praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini.
5. Orang tua yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum....................................................................................2
C. Manfaat Praktikum..................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
A. Pupuk Hayati...........................................................................................3
B. Inokulum Bakteri.....................................................................................4
C. Bakteri Penambat Nitrogen (BPN)..........................................................5
D. Bakteri Pelarut Fosfat (BPF)...................................................................6
E. Bakteri Pelarut Kalium (BPK) ...............................................................8
F. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) ...................................9
III. METODOLOGI PRAKTIKUM...............................................................11
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................11
B. Alat dan Bahan........................................................................................11
C. Cara Kerja...............................................................................................13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................15
V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................19
B. Saran ......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusutan kesuburan tanah pada lahan pertanian sering terjadi akibat
dari hilangnya hata dari tanah karena perlindian, aliran permukaan air, dan
panen hara. Pemupukan menjadi solusi untuk menjaga kesuburan tanah
tersabut. Petani menggunakan pupuk organik dan anorganik dengan
mengkombinasikannya. Penggunaan pupuk anorganik secara jangka panjang
justru tidak baik karena dapat mendegradasi tanah. Tanah yang miskin bahan
organik akan berkurang kemampuannya dalam menyangga pupuk sehingga
pupuk sulit dimanfaatkan tanaman untuk pertumbuhan yang membuat tanah
mengandung unsur hara yang tidak tersedia bagi tanaman. Pupuk hayati yang
berasal dari mikroorganisme dapat dimanfaatan agar unsur hara kembali
tersedia bagi tanaman.
Pupuk hayati adalah substansi yang mengandung mikroorganisme
hidup yang ketika diaplikasikan pada benih permukaan tanaman atau tanah
dapat memacu pertumbuhan tanaman. Keberadaan pupuk hayati berperan
untuk penyedia nutrisi utama dan perbaikan sifat tanah. Pemberian pupuk
hayati dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman, hal ini karena
pupuk hayati mengandung Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
hidup. Pupuk hayati sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang
berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara
dalam tanah bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat
berlangsung melalui peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh
cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat,
maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan
hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Pupuk
hayati telah lama ada namun keberadaannya harus terus dikembangkan dan
disempurnakan melalui teknologi yang sudah ada. Teknologi produksi pupuk
hayati telah berkembang semakin maju sejalan dengan perkembangan
penelitiannya.
1
2
3
B. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya Praktikum Teknologi Pupuk Hayati ini di
antaranya:
1. Mempelajari isolasi mikroba dari bahan IMO (Indigenous
Microorganism) ke dalam petri yang berisi media spesifik.
2. Mempelajari pertumbuhan bakteri berupa morfologi bakteri dan jumlah
koloni.
3. Mempelajari perbanyakan biakan bakteri.
4. Mempelajari pencampuran inokulum pada karier.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilakukannya Praktikum Teknologi Pupuk Hayati ini di
antaranya:
1. Bagi mahasiswa adalah mampu membuat pupuk hayati.
2. Bagi fakultas adalah mengenalkan nama fakultas kepada masyarakat
luas.
3. Bagi masyarakat adalah memberikan informasi mengenai pembuatan
pupuk hayati.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pupuk Hayati
Pupuk hayati merupakan mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke
dalam tanah dalam bentuk inokulan atau bentuk lain untuk memfasilitasi atau
menyediakan hara tertentu bagi tanaman. Pupuk hayati (biofertilizer)
berfungsi memperbaiki biologi tanah, mengurangi penggunaan pupuk
anorganik, dan ramah lingkungan. Penggunaan pupuk hayati tidak dapat
menggantikan pupuk anorganik, tetapi dapat mengurangi takarannya karena
kecukupan hara bagi tanaman bergantung pada tingkat kesuburan asli tanah
atau inherent soil fertility status. Pupuk hayati memiliki keunggulan yaitu
meningkatkan keanekaragaman dan aktivitas populasi mikroba tanah,
memperbaiki struktur tanah, sebagai sumber hara, meningkatkan hasil
tanaman, dan meningkatkan serapan hara oleh tanaman (Villa, 2021).
Pupuk hayati dengan beragam jenis telah banyak beredar di pasaran,
sehingga dapat ditemukan oleh petani dengan mudah. Pupuk hayati juga
menjadi solusi untuk pemupukan yang ramah lingkuangan. Kandungan
mikroorganisme dalam pupuk hayati dapat meningkatkan jumlah pengikat
nitrogen bebas oleh bakteri artinya bakteri mampu memproduksi pupuk
sendiri didalam tanah, meningkatkan proses biokimia didalam tanah sehingga
unsur P dan K tersedia dalam jumlah yang cukup kebutuhan nutrisi dan
mudah diserap oleh tanaman. Manfaat pupuk hayati juga sangat bagus dan
menguntungkan seperti dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih
gembur, sehingga memudahkan akar tanaman menembus dalam tanah, dapat
membantu penyediaan hara bagi tanaman secara teratur dan seimbang
(Yunidawati et al., 2021)
Mikroba yang dapat dijadikan pupuk hayati salah satunya adalah
mikroba pelarut fosfat. Inokulasi bakteri pelarut fosfat dapat meningkatkan
fosfor tersedia dan biomassa tanaman cabai dan jagung serta memeperbaiki
sifat kimia tanah yaitu meningkatkan C-organik dan KTK tanah. bakteri
pelarut fosfat ditemukan dapat membantu pertumbuhan tanaman dengan
4
5
kompleks yang di kode oleh sekitar 20 gen nifH yang dapat mengubah bentuk
nitrogen bebas di udara menjadi amonia yang selanjutnya akan diubah
menjadi amonium dan nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Bakteri
penambat nitrogen dapat dijadikan sebagai pupuk nitrogen hayati untuk
menunjang pertumbuhan tanaman (Ekowati et al., 2021).
Rizobakteri yang penting untuk diaplikasikan pada tanah salin adalah
rizobakteri penambat N2 halotoleran (RPNH). Nitrogen (N) merupakan salah
satu unsur hara makro yang memiliki peran sangat penting dalam proses
biokimia pada tanaman. Tingkat salinitas tanah yang tinggi dapat
mempengaruhi perubahan dalam siklus N dan penurunan serapan N tanaman.
nokulasi RPNH pada bibit tanaman padi mampu meningkatkan bobot kering
tajuk, bobot kering akar, dan bobot kering tanaman secara signifikan pada
kondisi cekaman salinitas. RPNH dari kelompok Azotobacter sp. mampu
menambat N, melarutkan P, serta memproduksi fitohormon auksin, indole
acetic acid (IAA), pada konsentrasi garam NaCl 0,3 M. RPNH banyak
ditemukan pada area rizosfer tanaman, yaitu suatu lapisan tipis tanah yang
menyelimuti permukaan akar dan dapat memberikan pengaruh positif bagi
pertumbuhan tanaman. RPNH dapat diisolasi dari rizosfer berbagai jenis
tanaman, salah satunya yaitu kelompok Graminae, seperti padi, rumput, dan
gandum (Khumairah et al., 2022).
D. Bakteri Pelarut Fosfat (BPF)
Upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemupukan adalah
dengan pemanfaatan dari mikroorganisme pelarut fosfat (MPF). Beberapa
mikroorganisme yang hidup bebas di dalam tanah memiliki kemampuan
dalam melarutkan P tanah yang terikat menjadi tersedia, sehingga tanaman
mampu menyerap unsur hara P untuk mencukupi kebutuhannya. Pemberian
inokulan BPF dengan konsentrasi 109 sebagai pupuk hayati dapat
meningkatkan populasi BPF dan aktivitas enzim fosfatase. Aktivitas
mikoorganisme dipengaruhi oleh ketersediaan P di dalam tanah maka P untuk
sumber nutrisi aktivitas MPF perlu diberikan kedalam tanah namun
8
12
13
8) Botol kaca
9) Chip
b. Bahan
1) IMO
2) Alkohol
3) Garam fisiologis
4) Media Alexandrof
5) Spirtus
6) Tisu gulung
7) Sarung tangan lateks
8) Masker
9) Korek
10) Label
11) Kertas bekas
12) Plastik wrap
13) Karet gelang
2. Acara 2 : Pengamatan Pertumbuhan Bakteri Pelarut Nitrogen (BPN)
a. Alat
1) Alat Tulis
2) Laporan Sementara Pengamatan
3) Kertas Karton Hitam
4) Kamera Hp
b. Bahan
1) Inokulum Bakteri
3. Acara 3 : Perbanyakan Biakan
a. Alat
1) Erlenmeyer
2) Shaker/vortex
3) Jarum ose
4) Tabung reaksi
5) Rak tabung reaksi
14
6) Bunsen
b. Bahan
1) Medium NB (Nutrient Broth)
2) Inokulum bakteri
3) Label
4) Plastik wrap
5) Kapas
6) Alkohol
7) Spirtus
4. Acara 4 : Pencampuran Inokulum pada Carrier
a. Alat
1) Botol
2) Label
3) Bunsen
b. Bahan
1) Larutan carrier (molase 3% + aquades)
2) Inokulum bakteri
C. Cara Kerja
dimasukkan pada tabung reaksi pencairan ketiga (10-3) dan gojok hingga
homogen. Lakukan hingga pencarian ketujuh (10-7).
8. Mengambil chip dengan mikropipet lalu ambil dari tabung reaksi
pencairan ketiga, kelima, dan ketujuh masing-masing sebanyak 0,1 mL
kemudian disebarkan pada petridish yang sudah berisi media Yema
kemudian ratakan menggunakan dry glassky.
9. Menutup kembali petridish kemudian ditutup rapat dengan menggunakan
plastik wrap.
10. Membungkus rapat petridish menggunakan kertas bekas lalu diamkan.
Bakteri akan diamati pada hari ketiga dan kelima setelah isolasi.
11. Melakukan pengamatan pertumbuhan bakteri pada hari kelima setelah
isolasi pada ketiga petridish (dengan pengenceran yang berbeda).
12. Melakukan pengamatan pertumbuhan berdasarkan pada jumlah koloni,
warna, bentuk, tepian, elevasi, struktur, dan permukaan.
13. Mencatat hasil pengamatan pada laporan sementara hasil pengamatan
dan mendokumentasikannya.
14. Melakukan pengamatan apakah bakteri tumbuh dengan baik atau
mengalami kontaminasi untuk melakukan perbanyakan biakan.
15. Melakukan perbanyakan biakan dengan memindahkan inokulum bakteri
ke dalam medium NB (Nutrient Broth) 150 cc pada Erlenmeyer 250 cc,
kemudian meletakkan pada shaker selama 2 hari. Kemudian melakukan
pencampuran inokulum pada carrier.
16. Melakukan pencampuran inokulum dengan menyiapkan carrier dengan
mencampur larutan molase 3% dan aquades pada botol 500 ml.
17. Mencampur inokulum bakteri pada larutan carrier dengan cara
menuangkannya ke dalam botol secara bersamaan dan memastikannya
hingga homogen.
18. Menempel label produk.
19. Mengaplikasikan pupuk hayati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASA
16
17
menarik agar mudah dipahami. Menurut Wahyuni & Safutra (2022), label
produk merupakan salah satu faktor penting yang dapat menguatkan
branding suatu usaha dalam persaingan bisnis yang semakin ketat,
keberadaannya menjadi semacam tanda pengenal sekaligus pembeda dari
competitor.
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Teknologi Pupuk Hayati yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Isolasi dilakuakn pada Bakteri Penambat Nitrogen Simbiotik dari bahan
IMO (Indigeneous Microorganism) ke media spesifik yang baru yaitu
media YEMA
2. Pengamatan dilakukan pada hari kelima setelah perlakuan isolasi.
Pengenceran 10-5 memiliki morfologi bakteri berbetuk bundar, berwarna
pink, elevasi seperti tombol, tepian licin, struktur halus, dan permukaan
mengkilap. Jumlah koloni pada petridish adalah sebanyak 36
3. Perbanyakan biakan yang dilakukan di laboratorium menggunakan
medium NB (Nutrient Brouth) sebanyak 150 cc pada erlenmenyer 250
cc.
4. Larutan Carrier yang digunakan adalah campuran 339,5 ml molase dan
10,5 ml aquades yang kemudian ditambahkan dengan 150 ml inokulum
bakteri sehingga akan menjadi pupuk hayati
B. Saran
Praktikum yang dilaksankan sudah berjalan dengan baik dan kondusif.
Coass yang bertugas juga sudah memberikan informasi tentang praktikum
dengan baik. Saran yang dapat disampaikan adalah perlu diperhatikan
mengenai medianya dan persiapan praktikumnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Asril, M., & Lisafitri, Y. (2020). Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat Genus
Pseudomonas dari Tanah Masam Bekas Areal Perkebunan Karet di Kawasan
Institut Teknologi Sumatera. Jurnal Teknologi Lingkungan, 21(1), 40–48.
https://doi.org/10.29122/jtl.v21i1.3743
Chauhan, H., Bagyaraj, D. J., Selvakumar, G., & Sundaram, S. P. (2015). Novel
Plant Growth Promoting Rhizobacteria-Prospects And Potential. Applied
Soil Ecology, 95, 38–53. https://doi.org/10.1016/j.apsoil.2015.05.011
Desika, R., Pane, P., & Ginting, E. N. (2022). Mikroba Pelarut Fosfat Dan
Potensinya Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman. Warta Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, 27(1), 51–59.
Desmina, M., Ekyastuti, W., & Ekamawant, H. A. (2019). Basic Characteristics
The Population Of Non-Simbiotic Nitrogen-Fixing Bacteria On Burn
Peatlands. Jurnal Hutan Lestari, 7(3), 1361–1366.
Djaja, W. (2008). Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak &
Sampah (P. Rahmat (ed.); 1st ed.). PT AgroMedia Pustaka.
Ekowati, C. N., Mirani, M., & Handayani, K. (2021). Detection Of Nitrogenase
Producing Bacteria From The Soil Of Liwa Botanical Garden. Jurnal Ilmia
Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 8(2), 53–58.
Ferdi, R., Saleh, M. I., Theodorus, & Salni. (2019). Uji Efek Antibakteri Propolis
terhadap Escherichia Coli Dan Shigella Dysenteriae Secara In Vitro.
Biomedical Journal of Indonesia : Jurnal Biomedik Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, 5(2), 52–61.
Fitriatin, B. N., Agustina, M., & Hindersah, R. (2017). Populasi Bakteri Pelarut
Fosfat , P-Potensial Dan Hasil Jagung Yang Total Phosphate Solubilizing
Bacteria ( Psb ), Soil Potential P And Yield Of Maize ( Zea mays . L )
Affected By The MPF Application Grown On Jatinangor Ultisols. Jurnal
Agrologia, 6(2), 75–83.
Gouda, S., Kerry, R. G., Das, G., Paramithiotis, S., Shin, H. S., & Patra, J. K.
(2018). Revitalization Of Plant Growth Promoting Rhizobacteria For
Sustainable Development In Agriculture. Microbiological Research,
206(August 2017), 131–140. https://doi.org/10.1016/j.micres.2017.08.016
Herdiyantoro, D., Simarmata, T., Setiawati, M. R., Nurlaeny, N., Joy, B.,
Hamdani, J. S., & Handayani, I. (2018). Exploration And Identification Of
Potassium Solubilizing Rhizo-Bacteria Isolate Colony Morphologyfrom
Corn Plant Rhizosphere That Potentially As A Potassium Solubilizing
Biofertilizer. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 4(2), 178–183.
https://doi.org/10.13057/psnmbi/m040214
Hidayat, F., Sapalina, F., Pane, R. D. P., & Winarna. (2022). Peluang dan
Tantangan Pemanfaatan Produk hayati di Perkebunan Kelapa Sawit. Warta
PPLS, 27(1), 1–8.
Jaya, D. K., Hasibuan, S. Y. K., & Bria, D. (2021). Isolation and Characterization
of Potassium-Solubilizing Bacteria from Two Different Rhizospheres and a
Cow Manure in IPB University. Jurnal Biologi Tropis, 21(2), 336–342.
https://doi.org/10.29303/jbt.v21i2.2559
Jaya, I. N. S. (2017). Teknologi dan Pemanfaatan Sumberdaya Hutan dan
Lingkungan untuk Mencapai Sistem Pertanian Berkelanjutan. PT Penerbit
UPB Press.
Khumairah, F. H., Ulfah, T., & Setiawati, M. R. (2022). Population and
Biochemical Characteristics of Halotolerant N 2 Fixing Rhizobacteria
Isolated from Saline Soil Ecosystem. Jurnal AgroBiogen, 18(1), 1–10.
Leana, N. W. A., Prasmadji, P., & Sulistyanto. (2021). Isolasi dan Seleksi Bakteri
Antagonis Terhadap Rhizoctonia Solani dan Penghasil IAA pada Larva
Black Soldier Fly (Hermitia Illucens). Sosains, 1(9), 1039–1045.
http://sosains.greenvest.co.id/
Lepongbulan, W., Tiwow, V. M. A., & Diah, A. W. M. (2017). Analisis Unsur
Hara Pupuk Organik Cair dari Limbah Ikan Mujair (Oreochromis
mosambicus) Danau Lindu dengan Variasi Volume Mikroorganisme Lokal
(MOL) Bonggol Pisang. Jurnal Akademika Kimia, 6(2), 92.
https://doi.org/10.22487/j24775185.2017.v6.i2.9239
Nugroho, A., Rully, I. M., Vincentia, D., & Chrisseptina. (2020). Antagonistic
Effect of Two Indigenous Phosphate Solubilizing Bacteria, Burkholderia
contaminans PSB3 and Acinetobacter baumannii PSB11 Isolated from
Different Crop Soils. Microbiology Indonesia, 14(2), 45–51.
https://doi.org/10.5454/mi.14.2.1
Nugroho, P. A. (2015). Dinamika Hara Kalium Dan Pengelolaannya Di
Perkebunan Karet. Warta Perkaretan, 34(2), 89–102.
Prihastuti, P., & Harsono, A. (2016). Kemunduran Kualitas Pupuk Hayati
Rhizobium. J Sains & Matematika, 1(1), 1–5.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/sainsmatematika/article/view/10
Putra, M. H., Feliatra, & Effendi, I. (2021). Optimization Of Bacillus cereus
Growth In Media With Different Carbon Sources. Asian Journal of Aquatic
Sciences, 4(6), 208–214.
Sapalina, F., Ginting, E. N., & Hidayat, F. (2022). Bakteri Penambat Nitrogen
Sebagai Agen Biofertilizer. WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 27(1),
41–50.
Syafiq, M. D., & Yusof, M. B. (2015). Engineering Towards a Sustainable
Future. Penerbit USM.
Villa, J. (2021). Respons Pemberian Pupuk Hayati terhadap Peningkatan
Produktivitas Kedelai di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Pangan, 20(1),
1–10.
Wahyuni, D., & Safutra, N. I. (2022). Pelatihan Teknik Pengemasan Produk
Pupuk Organik Cair dan Pestisida Nabati untuk Menjaga Viabilitas Bakteri
pada Kelompok Seraton di Desa Tonasa. Idea Pengabdian Masyarakat, 2(3),
170–174.
Wicaksono, E. B., Hardianto, & Muliawan, A. (2019). Rancang Bangun
Penghitung Jumlah Koloni Bakteri Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknika,
13(2), 123–128.
https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/teknika/article/view/1787
Yunidawati, W., Lubis, N., & Koryati, T. (2021). Pengaruh Tempat Rambatan
Dan Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Gambas (Luffa
acutangula). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 19(2), 24–36.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
ACARA 1
ACARA 2
ACARA 3
ACARA 4