MELAKUKAN PEMUPUKAN
PADA BIBIT TANAMAN
MELAKUKAN PEMUPUKAN
PADA BIBIT TANAMAN
Penyusun :
Jl. Raya Marancar KM 7.8 Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera
Utara
E-mail : smkpertanianmarancar@gmail.com Kode Pos 22738
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan modul dengan
judul Melakukan Pemupukan pada Bibit Tanaman. Modul ini disusun dalam rangka
mempersiapkan kegiatan belajar bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan untuk Program
Keahlian Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman dimana kompetensi dasar
dari modul ini mencakup aspek pengertian pupuk dan pemupukan, tujuan dari
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan modul ini,
sehingga diharapkan saran dan kritik dari Pembaca. Dan semoga modul ini dapat
i
DAFTAR ISI
ii
KEGIATAN BELAJAR
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan ini siswa mampu melakukan pemupukan pada bibit
tanaman
B. Uraian Materi
1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Pemeliharaan pertanaman tidak dapat dilepaskan dari pemberian pupuk. Pupuk adalah
bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara baik organik atau anorganik yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Pupuk berbeda dari
suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolisme.
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada kompleks
tanah, baik langsung maupun tidak langsung sehingga mampu menyumbangkan bahan
makanan bagi tumbuhan/ tanaman. Pemupukan pada prinsipnya merupakan pemberian
bahan penyedia hara guna menambah atau menggantikan hara yang telah digunakan
atau hilang. Orientasi pemupukan untuk menghasilkan bahan kering yang optimal dan
berkelanjutan. Pemupukan dilakukan disebabkan dalam tanah hara mengalami
perubahan berupa menguap, tercuci, diserap tanaman dan dibawa panen. Latar
belakang pemupukan disebabkan oleh :
Tanah miskin hara.
Pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan dan
ditemukan gejala kekurangan unsur hara.
Pertumbuhan tanaman perlu dipercepat untuk mengurangi risiko akibat persaingan
dengan gulma.
Ingin meningkatkan hasil produksi tanaman.
Tujuan pemupukan :
Mengganti unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui
produksi yang dihasilkan.
1
Melengkapi persediaan unsur hara dalam tanah.
Meningkatkan pertumbuhan dan mutu hasil tanaman.
Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Kegagalan pertumbuhan dan panen tidak hanya disebabkan oleh kekurangan hara,
namun kelebihan hara juga dapat menyebabkan kegagalan panen. Pemupukan yang
berlebihan mengakibatkan kerugian yang berupa :
Tanaman dapat keracunan dan mati sehingga panen merugi
Menghabiskan modal yang besar tanpa hasil yang diinginkan
2. Pembagian Pupuk
Pupuk dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Menurut Pembentukannya:
Pupuk alam yaitu pupuk yang tidak dibuat di pabrik, dengan ciri kelarutan
haranya rendah di tanah, namun mampu memperbaiki sifat fisik dan biologi
tanah.
Pupuk buatan yaitu pupuk yang dibuat di pabrik dengan ciri kandungan dan
kelarutan hara yang tinggi. Pupuk ini bermanfaat untuk memperbaiki sifat
kimia tanah.
2) Menurut Jumlah Hara :
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung 1 jenis hara saja misalnya
urea mengandung N, SP-36 mengandung P dan KCl mengandung K.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari 1 jenis hara,
misalnya Diamonium Fosfat (DAP) yang mengandung NP, NPK.
3) Menurut Kadar Hara :
Pupuk kadar hara tinggi yaitu pupuk yang mengandung hara lebih dari 30%
misalnya urea mengandung 45% N.
Pupuk kadar hara sedang yaitu pupuk yang mengandung hara 20- 30%
misalnya abu dapur mengandung 10-30% K2O.
Pupuk kadar hara rendah yaitu pupuk yang mengandung hara kurang dari 20%
misalnya FMP mengandung K 19%.
4) Menurut Senyawanya:
Organik yaitu pupuk yang mengandung senyawa organik. Pada umumnya
pupuk alam termasuk pupuk organik, misalnya pupuk kandang, guano, blotong.
Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock fosfat.
2
Anorganik yaitu pupuk yang mengandung senyawa anorganik. Hampir semua
pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
5) Menurut Penggunaannya :
Pupuk Daun yaitu pupuk yang diberikan ke tanaman dengan cara dilarutkan
kemudian disemprotkan pada permukaan daun.
Pupuk akar/tanah yaitu pupuk yang diberikan melalui akar atau tanah.
6) Menurut Bentuk :
Pupuk padat, yaitu pupuk yang memiliki tingkat kelarutan terhadap air mudah
sampai sukar. Misalnya NPK, SP-36
Pupuk cair yaitu pupuk yang cara penggunaannya dalam bentuk cair.
7) Menurut Macam Hara :
Makro yaitu pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya NPK
Mikro yaitu pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya metalik,
mikroplek.
Campuran yaitu pupuk yang mengandung hara makro dan mikro, misalnya
gandasil, bayfon.
3. Menghitung Kebutuhan Pupuk.
Penggunaan pupuk seringkali berlebihan atau kurang, sehingga hasil pertanian tidak
dapat optimal. Dalam menentukan kebutuhan pupuk suatu lahan harus memperhatikan
dosis pupuk yang diberikan, kandungan hara pupuk yang digunakan dan kehilangan
hara dari lahan. Pemberian jumlah pupuk yang tidak tepat akan berakibat fatal terhadap
tanaman dan tanah. Akibat yang timbul dari pemberian pupuk yang tidak tepat antara
lain:
Kematian tanaman yang diusahakan.
Timbulnya gejala atau penyakit tanaman yang baru.
Kerusakan/degradasi tanah.
Tidak ekonomi.
Perhitungan kebutuhan pupuk menggunakan rumus :
Kebutuhan Pupuk per hektar = kebutuhan pupuk x 100/kandungan hara
Atau :
Kebutuhan pupuk = jumlah dosis x jumlah bibit yang akan dipupuk
Contoh perhitungan pupuk :
1) Hasil analisa tanah merekomendasikan untuk melakukan pemupukan dengan 200
gram N, 100 gram P2O5 dan 200 gram K2O per tanaman. Pupuk yang tersedia
3
dipasaran adalah Urea (45% N), SP 36 (36% P2O5) dan KCl (60% K2O). Bobot
setiap pupuk yang diperlukan untuk memenuhi rekomendasi diatas adalah :
Urea = 100/45 x 200 gram = 444 gram
SP 36 = 100/36 x 200 gram = 278 gram
KCl = 100/60 x 200 gram = 333 gram.
2) Di dalam buku pedoman bercocok tanam dianjurkan untuk menggunakan urea
(45% N) sebanyak 100 gram. Pupuk N yang tersedia adalah pupuk ZA (25% N).
Berdasarkan data tersebut, pupuk yang digunakan adalah 45/100 x 100 gram = 45
gram N sehingga pupuk ZA yang diperlukan adalah 100/25 x 45 gram = 173 gram.
3) Penyuluh pertanian menganjurkan untuk menggunakan 1 kg pupuk NPK 15-15-15
per pohon,tetapi harga pupuk NPK sangat mahal. Pupuk yang tersedia adalah urea
(45% N), SP 36 (36% P2O5) dan KCl (60% K2O). Menurut data diatas, dosis
Urea, SP 36 dan KCl yang diperlukan untuk menggantikan 1 kg pupuk NPK 15-15-
15 adalah :
15/100 x 1000 gram = 150 gram N
15/100 x 1000 gram = 150 gram P2O5
15/100 x 1000 gram = 150 gram K2O
Untuk memasok 150 gram N diperlukan urea sebanyak 100/45 x 150 = 333 gram,
150 gram P2O5 diperlukan SP 36 sebanyak 100/36 x 150 = 471 gram dan 150
gram K2O diperlukan KCl sebanyak 100/60 x 150 = 250 gram.
5
DAFTAR PUSTAKA
Pranata, Ayub. 2004. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.