Anda di halaman 1dari 20

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK

(Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura)

Oleh :
Muhammad Rijali
1810512110024
Kelompok III

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ii

PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4

BAHAN DAN METODE ......................................................................... 7


Bahan dan Alat ................................................................................ 7
Bahan ...................................................................................... 7
Alat ......................................................................................... 7
Waktu dan Tempat........................................................................... 7
Prosedur Kerja ................................................................................. 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 9


Hasil ................................................................................................ 9
Pembahasan ..................................................................................... 10

KESIMPULAN ......................................................................................... 16
Kesimpulan... ................................................................................... 16
Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 17


ii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Janis-jenis tanaman Anggrek ........................................................... 9


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan

ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat

ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar

matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan,

penyiraman dan pengendalian OPT.

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi

dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek

yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga

kembali dari anak tanaman yang tumbuh (Agung, 2006). Kecuali pada anggrek

jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi sisi

batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp.

Cattleya sp, Oncidium sp. dan Cvmbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada

umumnya bersifat epifit.

Menurut Agung (2006), anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang

dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus

ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun.

Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., drachnis sp., Renanthera

sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara

yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Tanaman anggrek dapat
2

ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau

dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas

cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai

potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis jenis tertentu dapat ditanam di

dalam rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi tanaman dari gangguan

alam, juga akan mengurangi intensitas serangan OPT.

Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak

lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik, mampu

mengikat air dan zat zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah yang

diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini belum ada media yang

memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Tanaman

anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak air dibandingkan

dengan yang sudah berbunga.

Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk

mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama dengan

tumbuhan lainnya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

memperlihatkan gejala gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan anggrek

sangat lambat.

Tujuan

Untuk mengetahui budidaya tanaman Anggrek.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer

di Indonesia, karena saat ada tanaman lain yang muncul menjadi pusat

perhatian, anggrektetap bertahan pada posisinya. Tanaman anggrek termasuk

dalam keluarga Orchidaceae yang mempunyai 25.000 sampai 30.000 spesies

anggrek yang terbagi dalam 5 sub famili yang tersebar dan tumbuh di puncak

gunung sampai dataran rendah dari jumlah tersebut 5000 jenis anggrek terdapat

di Indonesia (Comber, 2001).

Anggrek di Indonesia merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis

tinggi, baik untuk bunga potong maupun untuk bunga pot. Anggrek mempunyai

bentuk bunga dan warna yang bervariasi sertamemiliki daya tahan mekar bunga

lebih lama dibandingkan dengan tanamanhias lainnya (Darmono, D.W, 2007).

Pada umumnya anggrek anggrek yang dibudidayakan memerlukan

temperatur 28oC dengan temperatur minimum 15oC. Anggrek tanah pada

umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi

dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman

(Agung, 2006).

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60-

85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari

penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak

terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas tunas muda. Oleh

karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan

kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara
4

pemberian semprotan kabut di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer

(Gunawan, L.W, 2005).

Perbanyakan anggrek dapat dilakukan dengan perbanyakan vegetatif dan

generatif. Cara generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat lembut. Cara

perbanyak dengan biji membutuhkan perlakuan yang khusus. Segala perlakuan

pencambahan biji harus dalam keadaan yang aseptic (suci hama dan penyakit) yg

dilakukan dilaboratorium. Cara vegetatif yaitu tanpa biji. yang diperbanyak adalah

pada bagian tanaman antara lain memotong stek dan anak tunas, membelah rumpun

(split), dan pembiakan dgn sistem kultur jaringan (Ginting, 2001).

Dibandingkan dengan perbanyakan generatif, perbanyakan vegetatif

mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Demikian juga sebaliknya. Cara cara

perbanyakan yang sesuai akan sangat tergantung dari tujuannya (Gunawan, 2005).

Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di

kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau

sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh

karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk

jenis jenis tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Selain untuk

melindungi tanaman dari gangguan alam, juga akan mengurangi intensitas serangan

OPT. Menurut Ginting (2001), tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh,

membutuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah berbunga.

Frekuensi dan banyaknya air siraman yang diberikan pada tanaman anggrek

bergantung pada jenis dan besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan

pertanaman. Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan

untuk mempertahankan hidupnya.


5

Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lainnya.

Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetatif

dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih

kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan

vegetatif bagi tanaman yang berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk

NPK adalah 10:10:10. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk

merangsang pembungaan, perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30

(Lingga, 2004).

Tanaman anggrek dapat dipanen dan dipasarkan dalam 3 bentuk yaitu :

tanaman muda untuk bibit, tanaman dewasa untuk tanaman hias dan sebagai bunga

potong. Jenis anggrek yang paling diminati sebagai bunga potong. Hal ini

dikarenakan anggrek memiliki banyak warna, memiliki bentuk yang khas dan

mudah dalam perawatan. Tanaman anggrek merupakan jenis tanaman yang

memiliki kecepatan tumbuh relatif lambat. Kecepatan tumbuh ini berbeda – beda

setiap jenisnya . Kecepatan tumbuh ini cukup berpengaruh terhadap pemeliharaan

anggrek, sehingga teknik budidaya anggrek perlu di tingkatkan untuk memacu

kualitas dan kuantitas tanaman serta kontinuitas produksi yang baik (Suradinata

dkk, 2016).

Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat

konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama

mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi. Untuk

melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman anggrek. Faktor

yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga potong adalah tingkat
6

ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen dan kerusakan mekanis dan

penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi anggrek pot antara lain kultivar, stadia

pertumbuhan, cahaya, medium, pemupukan, temperatur dan lama pengangkutan

(Lingga, 2004).
7

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang dalam praktikum ini adalah :

1. Tanaman Anggrek, sebagai tanaman yang akan di tanam

2. Arang, sebagai media tanam anggrek.

3. Pakis, sebagai media tanam anggrek

4. Ampas Teh, sebagai media tanam anggrek

5. Sabut Kelapa, sebagai media tanam anggrek

6. Moss, sebagai media tanam anggrek

7. Air Cucian Beras, untuk menyiram mrdia tanaman anggrek

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Pot, sebagai tempat media tanam anggrek

2. Baskom, sebagai tempat meletakkan sabut kelapa

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 5 Maret 2021 pukul

16.00 WITA, secara Daring melalui aplikasi Google Meet.


8

Prosedur Kerja

1. Menyiapkan bahan dan alat praktikum.

2. Memasukkan arang, pakis, kantong teh dan moss kedalam pot.

3. Melilitkan sabut kelapa pada akar bibit tanaman anggrekdan memasukkan bibit

tanaman anggrek kedalam pot.

4. Meletakkan bibit tanaman anggrek yang sudah ditanam di tempat yang teduh

5, Menyiram media tanam yang berisi bibit tanaman anggrek dengan air cucian

beras.
9

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat

dilihat pada beberapa tabel berikut:

Tabel 1. Jenis-jenis tanaman anggrek


No. Gambar Keterangan

Anggrek Tebu
1.
(Grammatophyllum speciosum)

Anggrek Vanda
2.
(Vanda sumatranum)

3. Anggrek Dendrobium
10

Anggrek Bulan
4.
(Pohpasilsae amabilis)

5. Anggrek Cattleya

Anggrek Hitam
6.
(Coelogyne pandurata)

PEMBAHASAN

Tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar, Thailand,

Laos,Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga New Guinea. Di Indonesia anggrek

tebu tersebar ulaidari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga

Papua. Tanaman bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) tumbuh di

sela-sela atau pangkal pohon besar didaerah dataran rendah yang beriklim tropis.

Anggrek tebu membutuhkan sinar matahari langsung.


11

Anggrek paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya.

Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan

mempunyai Panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm.

Itulah sebabnya tanaman ini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar

dan terberat atau anggrek raksasa. Ciri utama anggrek tebu adalah ukurannya yang

besar. Malai dapat tumbuh mencapai ketinggian 2,5– 3 meter dengan diameter

sekitar 1,5-2 cm (Sulichantini, dkk, 2020).

Dalam setiap malai bisa memiliki puluhan, bahkan mencapai seratus

kuntum bunga yang setiap bunga berdiameter sekitar 10 cm. Sosok batangnya ini

memang mirip dengan tebu lantaran itu kemudian anggrek initerkenal sebagai

anggrek tebu.Bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) berwarna kuning

dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Bunga

anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong dari

batangnya bunga raksasa yang super besar dan berat ini mampu bertahan 2 bulan.

Anggrek ini termasuk dalam tipe Anggrek simpodial yang tidak memiliki batang

utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman

yang tumbuh.

Bunga anggrek vanda tersusun membentuk satu rangkaian tandan yang

terdiri dari 1 sampai 15 kuntum bunga. Ukuran kuntum bunganya berbeda-beda,

mulai dari ukuran sedang hingga besar. Warna bunganya beraneka ragam.

Bunganya ada yang berwarna ungu, biru, kuning, merah, putih, kombinasi bitik-

bintik ataupun bergaris. Tangkai bunga yang menjadi tempat melekatnya karangan

bunga akan dijumpai diantara dua ketiak daun. Bagian utama bunga vanda sama

dengan bunga anggrek lainnya, yaitu sepal, petal, stamen, pistil, ovari, dan
12

labellum. Jumlah sepal (daun kelopak) anggrek vanda 3 buah, yang terdidi dari 1

sepal dorsal (atas) dan 2 sepal lateral (samping). Tiga taji akan ditemukan pada

labelum (bibir bunga). Warna taji tengah pada umumnya lebih gelap. Labelum akan

megeluarkan aroma bunga yang khas yang akan memancing serangga datang dan

membantu proses penyerbukan Bagian tengah bunga akan dijumpai alat reproduks

jantan dan betina. Serbuk sari yang mengandung alat reproduksi jantan berwarna

kuning dan tertutup oleh anther cap. Jika putik (alat reproduksi betina) terletak di

bawah column, sepal, petal dan menyatu dengan dasar bunga (Widiastoety, 2005).

Batang vanda termasuk tanaman anggrek monopodial, artinya batang tumbuh tegak

keatas tak terbatas. Bentuk batang anggrek ini yaitu lurus, ramping, dan tidak

berumbi.

Bunga anggrek Dendrobium sp tersusun dalam karangan bunga, jumlah

kuntum bunga pada satu karangan dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum.

Karangan bunga pada beberapa spesies letaknya terminal, sedangkan pada sebagian

besar letaknya aksilar. Anggrek Dendrobium sp memiliki beberapa bagian utama

yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil

(putik), dan ovarium (bakal buah) (Santina, L. 1990)

Sepal anggrek berjumlah tiga buah, pada bagian atas disebut sepal dorsal,

sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek Dendrobium sp memiliki tiga

buah petal, petal pertama dan kedua letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga

mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir). Pada labellum terdapat gumpalan-

gumpalan yang mengandung protein, minyak, dan zat pewangi. Warna bunga

tanaman anggrek sangat bervariasi dan berfungsi untuk menarik serangga hinggap

pada bunga untuk mengadakan polinasi (penyerbukan). Berdasarkan beberapa


13

laporan, lebah madu merupakan serangga polinator yang umum pada tanaman

anggrek (Santina, L. 1990)

Colum (tugu) yang terdapat pada bagian tengah bunga merupakan tempat

alat reproduksi jantan dan alat reproduksi betina. Pada ujung colum terdapat anter

atau kepala sari yang merupakan gumpalan serbuk sari atau polinia. Polinia tertutup

dengan sebuah cap (anther cap), stigma (kepala putik) terletak di bawah rostellum

dan menghadap ke labellum, dan ovarium bersatu dengan dasar bunga dan terletak

dibawah colum, sepal, dan petal (Santina, L. 1990). Anggrek ini termasuk dalam

tipe anggrek simpodial yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung

batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh, namun anggrek ini

tetap dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi sisi batangnya.

Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) berbentuk khas dan

tersusun majemuk, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian

kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga

disebut petal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam lidah

yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik.

Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk

cakram kecil (disebut pollinia) dan terlindungi oleh struktur kecil yang harus dibuka

oleh serangga penyerbuk dan membawa serbuk sari ke mulut putik (Binawati,

2012). Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) indah dan berwarna putih

salju, ukurannya besar dengan diameter 5 – 10 cm dan saat mekar bentuknya

membulat penuh sehingga tampak seperti bulan (Iswanto, 2005). Batang anggrek

bulan termasuk tanaman anggrek monopodial, artinya batang tumbuh tegak keatas

tak terbatas. Bentuk batang anggrek ini yaitu lurus, ramping, dan tidak berumbi.
14

Anggrek ini termasuk dalam tipe anggrek simpodial yang tidak memiliki batang

utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman

yang tumbuh.

Anggrek Cattleya memiliki bentuk antara petal dan sepal yang tidak

beraturan, ukuran bunganya relatif besar dan memiliki lima bagian utama yaitu

sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik),

dan ovary (bakal buah) (Suryowinoto, 1994). Petal pada lingkaran luar dan dalam

memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dan pada petal bagian tengah menjadi

bibir bunga atau labellum dengan bentuk yang lebih besar dan bergelombang atau

agak keriting. Selain itu labellum ini memiliki warna yang lebih mencolok

dibanding warna bagian bunga yang lainnya. Labellum memang berfungsi untuk

menarik perhatian serangga karena mengandung gumpalan-gumpalan massa sel

yang wangi. Anggrek ini termasuk dalam tipe anggrek simpodial yang tidak

memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari

anak tanaman yang tumbuh.

Bunga anggrek hitam tersusun pada rangkaian tandan dengan panjang 15-

40 cm, lebar 10 cm, yang menjuntai ke bawah dengan jumlah bunga mencapai 14

kuntum per tandan. Hal ini semakin menambah keeleganan bunga anggrek tersebut.

Kelopak bunganya berbentuk lanset, lancip dengan warna hijau muda dengan

ukuran panjang 5–6 cm dan lebar 2-3 cm (Purnama A, 2014). Bentuk mahkota

bunganya juga lancip berwarna hijau muda, yang mana pada bagian tengahnya

terdapat lidah bunga (labellum) berwarna hitam berbentuk biola bertekstur dengan

background hijau muda. Daun anggrek hitam berbentuk lonjong berwarna hijau

dengan panjang berkisar antara 40–50 cm dan lebar antara 2-10 cm. Sedangkan
15

buah anggrek hitam berbentuk jorong dengan panjang sekitar 7 cm dan lebar antara

2–3 cm. Dari keseluruhan bunga tidak banyak yang menjadi buah. Anggrek ini

termasuk dalam tipe anggrek simpodial yang tidak memiliki batang utama, bunga

ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh.
16

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Anggrek dibedakan menjadi dua tipe, yakni simpodial dan monopodial.

2. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga

ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh.

3. Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang

terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang.

Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun.

4. Anggrek yang termasuk tipe monopodial adalah Anggrek Tebu

(Grammatophyllum speciosum) dan Anggrek Vanda (Vanda sumatranum)

5. Anggrek yang termasuk tipe simpodial adalah Anggrek Dendrobium, Anggrek

Bulan (Pohpasilsae amabilis), Anggrek Cattleya dan Anggrek Hitam

(Coelogyne pandurata).

7. Anggrek Tebu adalah anggrek paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis

anggrek lainnya.

6. Anggrek memiliki waktu berbunga yang realif lama daripada tanaman lain.

Saran

Saran untuk praktikum ini semoga untuk vidio materi bisa di bagikan lebih

awal melalalui link agar dapat lebih jelas daripada di putar melalui Google Meet

yang terkendala berbagai hal salah masalah satunya jaringan.


17

DAFTAR PUSTAKA

Binawati, D.K. 2012. Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Anggrek


Bulan (Phalaenopsis amabilis) Aklimatisasi dalam Plenty. Wahana Volume
58, nomor 1, ISSN: 0853 – 4403.

Comber, J. B. 2001. Orchids of Sumatra. The Royal Botanic Garden. Kew.

Darmono, D.W. 2007. Agar Anggrek Rajin Berbunga. Penebar Swadaya.. Jakarta

Ginting, R. 2001. Tanaman Budidaya Anggrek. Penerbit Gloria. Malang

Gunawan, L.W. 2005. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

Iswanto, H. 2005. Anggrek Phalaenopsis. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Junaidi, K. 2014. Membuat anggrek pasti berbunga. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Lingga, P dan Marsono, 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Purnama A. 2014. Aklimatisasi Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata Lindl.) Hasil


Perbanyakan In Vitro Pada Media Berbeda. Jurnal Simbiosis II (2): 203-214.

Santina, L. 1990. Pengaruh Media Terhadap pertumbuhan Anggrek Dendrobium.


Universitas Lampung.

Sulichantini, E. D., Susylowati, S., & Ramadhan, A. (2020). RESPON


MORFOGENESIS EKSPLAN PUCUK ANGGREK TEBU
(Grammatophylum speciosum Blume) SECARA IN VITRO TERHADAP
BEBERAPA KONSENTRASI KINETIN. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian
dan Kehutanan, 19(2), 281-292.

Suradinata, Y. R., Nuraini, A., & Sela, A. (2016). Respons bunga anggrek
Dendrobium F1 (Dendrobium Malaysian Green) pada berbagai konsentrasi
giberelin. Kultivasi, 15(1).

Suryowinoto, S.M. 1984. Merawat Anggrek. Kanisius. Yogyakarta

Widiastoety, Dyah. 2005. Budidaya Anggrek Vanda. Penebar Swadaya. Depok.

Anda mungkin juga menyukai