LAPORAN AKHIR
Disusun oleh:
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Buah secara Vegetatif dengan baik. Kami juga nengucapkan banyak terima kasih
pengampu mata kuliah MPT Hortikultura Buah, Bapak Ir. Syarif Husen, MP.,
serta para assisten laboratorium yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada
kami dalam menjalankan praktikum ini. Tak lupa kami juga mengucapkan
lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3.3 Penyusuan ........................................................................................... 9
LAMPIRAN ........................................................................................................ 16
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I. PENDAHULUAN
jadi sebagai selingan dalam menu makanan. Pada masyarakat yang telah maju
makanan. Oleh sebab nilai pasarnya yang tinggi, maka pembudidayaanya pun
bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar,
tidak menggunakan biji dari tanaman induk. Prinsipnya adalah merangsang tunas
Perbanyakan tanaman secara vegetatif sering dipilih oleh para petani karena
samping itu, alasan lain dipilihnya perbanyakan secara vegetatif karena hasil
1
2
2007).
perbanyakan (cangkok, okulasi, dan penyusuan) yang berhasil dan belum berhasil,
yang dibuahi) disebut pembibitan secara generatif atau seksual. Disebut demikian
pembuahan) antara putik dengan serbuk sari. Perbanyakan tanaman yang tidak
buah yang dapat digunakan untuk perbanyakan ini adalah akar dan batang atau
termasuk perbanyakan tanaman secara vegetatif, karena bibit itu ditumbuhkan dari
3. Diinginkan tanaman yang kuat dan panjang umurnya atau untuk batang
bawah.
4. Tanaman apogamous (bunga yang hanya terdiri atas kelopak dan bakal buah)
misalnya manggis.
3
4
5. Tanaman bersifat poliembrionik yaitu dalam satu biji terdapat banyak tunas,
misalnya jeruk dan mangga (yang diinginkan tumbuh adalah tunas vegetatif).
antara lain :
Ada banyak jenis tanaman produksi benihnya sedikit atau benihnya sulit
untuk berkecambah.
sebagai berikut :
perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari
tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi,
rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat
dilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui perkawinan atau
tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan
bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara
vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak
memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat
buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering).
Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan
bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi
6
tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi
cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukanya
(Naipospos, 2015).
pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan
teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga
2) Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah
disiapkan kemudian ditutup dengan polybag dan diikat dengan tali rafia
memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah berakar
dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukan atau
kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian
tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini
terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan
kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman
yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu mangga, rambutan, sirsak,
sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon
induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan
tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi misalnya alpukat,
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lain pisau atau cutter, tali
3.2.2 Bahan
3.3.1 Cangkok
8
9
tersebut.
3.3.2 Okulasi
2) Mengiris mata tunas dari batang tanaman yang sehat dan tidak kering
3.3.3 Penyusuan
2) Menyayat kulit batang kedua tanaman tersebut di satu sisi, diameter batang
4.1 Hasil
Keterangan :
: berhasil
- : belum berhasil
4.2 Pembahasan
perbanyakan tanaman secara vegetatif yang telah dilakukan tumbuh hingga pada
perbanyakan yang paling baik di antara lainya karena sudah mulai berhasil di
delima namun tidak demikian pada pencangkokan tanaman jambu kristal. Kedua
10
11
tanaman tersebut memiliki sifat yang berbeda sehingga berdampak pula pada hasil
dianggap lebih baik daripada perbanyakan dengan cara okulasi. Hal ini
buah susuan pada penyusuan tanaman sawo nomor 3 dan 4 (Tabel 1). Sedangkan
paling lambat baik pada okulasi dengan batang bawah tanaman jambu sukun
merah maupun jambu kristal belum mengalami keberhasilan hingga pada minggu
keempat.
munculnya akar dari batang yang telah dikerat dan ditutup dengan tanah.
pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk
merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal oleh petani. Pada
cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya masih berada di
Batang yang dipilih untuk dicangkok adalah batang yang tidak terlalu tua dan
tidak terlalu muda. Media yang digunakan dalam pencangkokan adalah tanah.
Media tanah tersebut mempunyai sifat mudah menyerap air, menahan air dalam
waktu lama, kelembabanya tinggi tetapi aerasinya baik dan bobotnya ringan.
Media cangkok juga dijaga supaya tidak boleh terlalu basah dan tidak
12
Tanah yang terjaga kelembabanya dapat mendukung tumbuhnya akar lebih cepat
jambu sukun merah maupun jambu kristal sebagai batang bawahnya. Hal ini
mungkin disebabkan oleh faktor kesalahan dalam pengirisan kulit batang stock
(batang bawah), salah memilih mata tunas scion (batang atas), mata tunas sudah
dalam kondisi kering saat ditempel, dan teknik penempelan kurang baik. Yusran
pada tanaman banyak ditentukan oleh kondisi batang bawah yang digunakan dan
Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil okulasi
pada waktu menjelang siang hari di mana saat itu sinar matahari cukup panas dan
belum memasuki musim penghujan. Kondisi tersebut tentu saja berdampak pada
keadaan tanah maupun tanaman jambu itu sendiri sehingga menyebabkan lambat
melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit batang bawah maupun
batang atas mudah dikelupas dari kayunya karena pembelahan sel dalam kambium
pelepasan kulit kayu adalah curah hujan, pengairan, ketinggian tempat dan
sebagainya. Pada curah hujan tinggi atau pengairan yang cukup pada umumnya
13
tanaman mudah dilepas kulit kayunya. Faktor-faktor yang disebutkan di atas juga
kulit batang bawah, iklim pada saat okulasi berlangsung, dan juga faktor teknis
seperti keterampilan dan keahlian dalam pelaksanaan okulasi serta peralatan yang
dipergunakan.
bagian kulit batang tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah maupun batang
keberhasilan mulai dari minggu ketiga. Keberhasilan hasil penyusuan terlihat dari
kedua batang tanaman yang tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi menyebabkan
penyambungan kedua batang. Selain itu, kondisi kedua tanaman yang kompatibel
dan tidak kekurangan nutrisi juga dapat berpengaruh pada keberhasilan hasil
penyusuan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini adalah sebagai
berikut:
antara lain pemilihan batang, kondisi media, dan teknik melakukan cangkok.
pemilihan mata tunas, kondisi mata tunas, teknik penempelan, dan waktu
okulasi.
yang cukup mudah, posisi kedua batang yang tidak jauh berbeda, kedua
5.2 Saran
faktor di antaranya yaitu faktor lingkungan dan faktor keterampilan. Oleh karena
14
15
DAFTAR PUSTAKA
15
Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Gambar 3. Hasil okulasi pada Jambu Gambar 4. Hasil okulasi pada Jambu
Sukun Merah dengan Kristal
Jambu Kristal
16