Anda di halaman 1dari 21

PERBANYAKAN TANAMAN BUAH SECARA VEGETATIF

LAPORAN AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mata Praktikum MPT Hortikultura Buah
Program Studi Agroteknologi

Disusun oleh:

Kelas V-D / Kelompok 2

1. M. Thoriq Maulana (201310200311035)


2. M. Hilmi Habibullah (201310200311124)
3. Sunandar (201310200311130)
4. Nur Sholihah (201310200311137)
5. M. Ainul Rifqi L. P. (201310200311145)
6. Farid Fahrudin (201310200311153)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan hingga

menyelesaikan penyusunan laporan praktikum mengenai Perbanyakan Tanaman

Buah secara Vegetatif dengan baik. Kami juga nengucapkan banyak terima kasih

kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan

praktikum ini di antaranya yaitu dosen pembimbing sekaligus menjadi dosen

pengampu mata kuliah MPT Hortikultura Buah, Bapak Ir. Syarif Husen, MP.,

serta para assisten laboratorium yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada

kami dalam menjalankan praktikum ini. Tak lupa kami juga mengucapkan

banyak terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberikan

dukungan baik pada saat praktikum maupun dalam penyusunan laporan.

Akhirnya, semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penelitian

lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh

karena itu, kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan

praktikum yang telah kami susun ini.

Malang, 28 November 2015

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3

2.1 Perbanyakan Tanaman Buah ........................................................................ 3

2.2 Cara Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Buah ....................................... 5

2.2.1 Teknik Cangkok ................................................................................. 6

2.2.2 Teknik Okulasi ................................................................................... 6

2.2.3 Teknik Penyusuan .............................................................................. 7

BAB III. METODE PRAKTIKUM .................................................................... 8

3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 8

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................. 8

3.2.1 Alat ..................................................................................................... 8

3.2.2 Bahan .................................................................................................. 8

3.3 Langkah Kerja Praktikum ............................................................................ 8

3.3.1 Cangkok .............................................................................................. 8

3.3.2 Okulasi ................................................................................................ 9

iii
3.3.3 Penyusuan ........................................................................................... 9

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 10

4.1 Hasil ............................................................................................................. 10

4.2 Pembahasan .................................................................................................. 10

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 14

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 14

5.2 Saran .............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

LAMPIRAN ........................................................................................................ 16

iv
DAFTAR TABEL

No. Teks Hal.

1. Tabel Hasil Pengamatan Perbanyakan Tanaman Buah secara Vegetatif........... 10

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Hal.

1. Dokumentasi Hasil Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif............................. 16

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan namanya, golongan tanaman buah-buahan ditanam untuk

dimanfaatkan buahnya dalam pengertian sehari-hari. Bagian buah ini diambil

manfaatnya untuk melengkapi kebutuhan akan tambahan variasi makanan pokok,

jadi sebagai selingan dalam menu makanan. Pada masyarakat yang telah maju

kebutuhan akan buah-buahan sudah merupakan kebutuhan pokok dalam menu

makanan. Oleh sebab nilai pasarnya yang tinggi, maka pembudidayaanya pun

menjadi intensif agar dapat memberikan keuntungan yang tinggi pula.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan suatu cara-cara

perbanyakan atau perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-

bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar,

untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif tersebut tanpa melalui perkawinan atau

tidak menggunakan biji dari tanaman induk. Prinsipnya adalah merangsang tunas

adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman

sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif sering dipilih oleh para petani karena

memiliki beberapa keuntungan khususnya bagi jenis tanaman yang pertumbuhan

dan daya berbuahnya lebih rendah ketika diperbanyak secara generatif. Di

samping itu, alasan lain dipilihnya perbanyakan secara vegetatif karena hasil

1
2

perbanyakan vegetatif relatif sama dengan sifat induknya (Adinugraha et al.,

2007).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilaksanakanya praktikum ini antara lain untuk mengetahui

teknik perbanyakan yang lebih baik dengan membandingkan jumlah hasil

perbanyakan (cangkok, okulasi, dan penyusuan) yang berhasil dan belum berhasil,

serta mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perbanyakan secara

cangkok, okulasi, dan penyusuan.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbanyakan Tanaman Buah

Perbanyakan tanaman buah-buahan terdiri dari dua cara, yakni perbanyakan

generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman menggunakan biji (bagian tanaman

yang dibuahi) disebut pembibitan secara generatif atau seksual. Disebut demikian

karena biji berasal dari pertumbuhan embrio basil penyerbukan (perkawinan,

pembuahan) antara putik dengan serbuk sari. Perbanyakan tanaman yang tidak

menggunakan biji disebut perbanyakan vegetatif atau aseksual. Bagian tanaman

buah yang dapat digunakan untuk perbanyakan ini adalah akar dan batang atau

tunas. Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan teknologi kultur jaringan

termasuk perbanyakan tanaman secara vegetatif, karena bibit itu ditumbuhkan dari

bagian sel tanaman yang tidak dibuahi (Harjadi et al., 2010).

Menurut Harjadi et al. (2010), perbanyakan secara generatif dilakukan untuk

beberapa tujuan di antaranya :

1. Perbanyakan tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif.

2. Tanamanya homozigot atau hampir serupa dengan induknya (duku, jambu

bol, belimbing, sirsak, alpukat).

3. Diinginkan tanaman yang kuat dan panjang umurnya atau untuk batang

bawah.

4. Tanaman apogamous (bunga yang hanya terdiri atas kelopak dan bakal buah)

misalnya manggis.

3
4

5. Tanaman bersifat poliembrionik yaitu dalam satu biji terdapat banyak tunas,

misalnya jeruk dan mangga (yang diinginkan tumbuh adalah tunas vegetatif).

Menurut Purnomosidhi et al. (2002), perbanyakan generatif memiliki

beberapa keuntungan maupun kekurangan. Keuntungan perbanyakan generatif

antara lain :

 Sistem perakaran lebih kuat.

 Lebih mudah diperbanyak.

 Jangka waktu berbuah lebih panjang.

Sedangkan kelemahan melakukan perbanyakan secara generatif menurut

Purnomosidhi et al. (2002) antara lain :

 Waktu untuk mulai berbuah lebih lama.

 Sifat turunan tidak sama dengan induk.

 Ada banyak jenis tanaman produksi benihnya sedikit atau benihnya sulit

untuk berkecambah.

Umumnya, perbanyakan secara vegetatif ditujukan untuk tanaman yang sulit

berbiji atau untuk mempercepat tercapainya umur produktif. Menurut

Purnomosidhi et al. (2007), perbanyakan tanaman buah secara vegetatif juga

memiliki keuntungan maupun kelemahan tersendiri. Keuntungan perbanyakan

secara vegetatif di antaranya yaitu :

 Tanaman hasil perbanyakan lebih cepat berbuah.

 Sifat turunan sesuai dengan induk.

 Dapat digabung sifat-sifat yang diinginkan.


5

Selain keuntungan tersebut, Purnomosidhi et al. (2007) juga menyebutkan

bahwa perbanyakan secara vegetatif memiliki kelemahan-kelemahan di antaranya

sebagai berikut :

 Perakaran kurang baik.

 Lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu.

 Jangka waktu berbuah lebih pendek.

2.2 Cara Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Buah

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu

perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari

tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi,

rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat

dilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui perkawinan atau

tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan

bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara

vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak

memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat

diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif

buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering).

Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan

sambung (grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi

bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi
6

tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi

cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukanya

(Naipospos, 2015).

2.2.1 Teknik Cangkok

Teknik pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit untuk

pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan

teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga

atau berbuah. Pembuatan cangkokan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2 – 4 cm. Cabang

dikerat dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas dan

bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik.

2) Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah

disiapkan kemudian ditutup dengan polybag dan diikat dengan tali rafia

sehingga media cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi agar

memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah berakar

dengan baik (Adinugraha et al., 2007).

2.2.2 Teknik Okulasi

Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif

dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan

dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukan atau

ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas

membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan


7

kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian

tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini

terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan

kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman

yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu mangga, rambutan, sirsak,

alpukat, dan jeruk (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

2.2.3 Teknik Penyusuan

Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana

batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan

dengan perakaranya. Keuntunganya tingkat keberhasilan tinggi, tetapi

pengerjaanya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan

kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugianya

penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak sebanyak

sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon

induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan

tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi misalnya alpukat,

belimbing, dan durian (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).


BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum perbanyakan tanaman buah secara vegetatif ini dilakukan pada

tanggal 24 Oktober 2015 kemudian dilanjutkan dengan pengamatan hingga

tanggal 21 November 2015 (4 minggu). Praktikum dilaksanakan di lahan tanaman

buah yang bertempat di kecamatan Karangploso.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lain pisau atau cutter, tali

plastik, label, kamera untuk dokumentasi dan alat tulis.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum antara lain tanaman delima,

sawo, dan jambu kristal, serta tanah.

3.3 Langkah Kerja Praktikum

3.3.1 Cangkok

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.

2) Menentukan cabang tanaman yang akan diberi perlakuan cangkok, diameter

cabang kira-kira 2-4 cm dan pertumbuhan tanamanya normal.

3) Mengerat kulit cabang tersebut selebar ±5 cm kemudian membersihkan

kambiumnya dengan cara dikerik hingga bersih.

4) Melapisi cabang yang sudah dikerat tersebut dengan segenggam tanah.

8
9

5) Membungkus cangkokan tersebut dengan plastik dan diikat dengan tali

plastik supaya lebih stabil.

6) Melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan cabang yang dicangkok

tersebut.

3.3.2 Okulasi

1) Menyiapkan tanaman yang belum terlalu besar yang akan digunakan

sebagai batang bawah.

2) Mengiris mata tunas dari batang tanaman yang sehat dan tidak kering

sebagai batang atas.

3) Mengiris kulit batang tanaman batang bawah kemudian menempelkan mata

tunas yang sudah disiapkan pada irisan tersebut.

4) Merekatkan mata tunas dengan batang menggunakan tali plastik, teknik

pengikatan yaitu dari bawah ke atas.

5) Melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan okulasi tersebut.

3.3.3 Penyusuan

1) Menyiapkan tanaman yang akan digunakan baik sebagai batang bawah

maupun batang atas.

2) Menyayat kulit batang kedua tanaman tersebut di satu sisi, diameter batang

yang dipilih berukuran ±2-4 cm.

3) Merekatkan kedua batang tersebut, mempertemukan kedua sayatanya,

kemudian mengikatnya dengan tali plastik.

4) Melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan penyusuan tersebut.


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Perbanyakan Tanaman Buah secara Vegetatif


No. Perlakuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

1. Cangkok (Delima) - -  (2 buah)  (3 buah)

2. Okulasi (jambu sukun merah


- - - -
dengan jambu kristal)

3. Penyusuan (Sawo) - -  (1 buah)  (1 buah)

4. Cangkok (Jambu Kristal) - - - -

5. Okulasi (Jambu Kristal) - - - -

6. Penyusuan (Sawo) - -  (1 buah)  (1 buah)

Keterangan :

 : berhasil

- : belum berhasil

4.2 Pembahasan

Tabel hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua perlakuan

perbanyakan tanaman secara vegetatif yang telah dilakukan tumbuh hingga pada

minggu keempat pengamatan. Pencangkokan pada tanaman delima merupakan

perbanyakan yang paling baik di antara lainya karena sudah mulai berhasil di

minggu ketiga sejumlah 2 buah cangkokan dan 3 buah cangkokan di minggu

berikutnya. Meskipun pencangkokan telah berhasil dilakukan pada tanaman

delima namun tidak demikian pada pencangkokan tanaman jambu kristal. Kedua

10
11

tanaman tersebut memiliki sifat yang berbeda sehingga berdampak pula pada hasil

pencangkokan yang dilakukan. Teknik perbanyakan dengan cara penyusuan juga

dianggap lebih baik daripada perbanyakan dengan cara okulasi. Hal ini

dikarenakan hasil penyusuan di minggu ketiga sudah berhasil, masing-masing satu

buah susuan pada penyusuan tanaman sawo nomor 3 dan 4 (Tabel 1). Sedangkan

perbanyakan dengan cara okulasi merupakan teknik perbanyakan vegetatif yang

paling lambat baik pada okulasi dengan batang bawah tanaman jambu sukun

merah maupun jambu kristal belum mengalami keberhasilan hingga pada minggu

keempat.

Tanaman yang dikatakan berhasil pada proses pencangkokan ditandai dengan

munculnya akar dari batang yang telah dikerat dan ditutup dengan tanah.

Mencangkok merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara

pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk

merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal oleh petani. Pada

cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya masih berada di

pohon induk (Prameswari, Sri, dan Sriyanto, 2014).

Keberhasilan dalam pencangkokan dipengaruhi oleh beberapa faktor di

antaranya pemilihan batang, kondisi media, dan teknik melakukan cangkok.

Batang yang dipilih untuk dicangkok adalah batang yang tidak terlalu tua dan

tidak terlalu muda. Media yang digunakan dalam pencangkokan adalah tanah.

Media tanah tersebut mempunyai sifat mudah menyerap air, menahan air dalam

waktu lama, kelembabanya tinggi tetapi aerasinya baik dan bobotnya ringan.

Media cangkok juga dijaga supaya tidak boleh terlalu basah dan tidak
12

mengandung jamur yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian bibit.

Tanah yang terjaga kelembabanya dapat mendukung tumbuhnya akar lebih cepat

seperti pada pencangkokan delima.

Berbeda dengan hasil pencangkokan, hasil perbanyakan dengan cara okulasi

belum berhasil hingga di minggu keempat, baik yang menggunakan tanaman

jambu sukun merah maupun jambu kristal sebagai batang bawahnya. Hal ini

mungkin disebabkan oleh faktor kesalahan dalam pengirisan kulit batang stock

(batang bawah), salah memilih mata tunas scion (batang atas), mata tunas sudah

dalam kondisi kering saat ditempel, dan teknik penempelan kurang baik. Yusran

dan Abdul Hamid Noer (2011) menyatakan bahwa keberhasilan penyambungan

pada tanaman banyak ditentukan oleh kondisi batang bawah yang digunakan dan

keadaan entris serta teknik penyambungan.

Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil okulasi

adalah waktu dalam melakukan okulasi tersebut. Praktikum okulasi dilakukan

pada waktu menjelang siang hari di mana saat itu sinar matahari cukup panas dan

belum memasuki musim penghujan. Kondisi tersebut tentu saja berdampak pada

keadaan tanah maupun tanaman jambu itu sendiri sehingga menyebabkan lambat

atau gagalnya proses penyambungan. Menurut Wudianto (2002), waktu untuk

melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit batang bawah maupun

batang atas mudah dikelupas dari kayunya karena pembelahan sel dalam kambium

berlangsung secara aktif.. Faktor-faktor yang mempengaruhi mudah atau sulitnya

pelepasan kulit kayu adalah curah hujan, pengairan, ketinggian tempat dan

sebagainya. Pada curah hujan tinggi atau pengairan yang cukup pada umumnya
13

tanaman mudah dilepas kulit kayunya. Faktor-faktor yang disebutkan di atas juga

senada dengan Nurzaini (1997) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi okulasi adalah fisiologi tanaman, kesehatan batang bawah, kondisi

kulit batang bawah, iklim pada saat okulasi berlangsung, dan juga faktor teknis

seperti keterampilan dan keahlian dalam pelaksanaan okulasi serta peralatan yang

dipergunakan.

Teknik perbanyakan vegetatif buatan yang dilakukan selanjutnya adalah

penyusuan. Penyusuan merupakan teknik perbanyakan dengan menyayat suatu

bagian kulit batang tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah maupun batang

atas kemudian menyambungkan kedua sayatan tersebut dengan tali supaya

penyambunganya lebih stabil. Penyusuan pada tanaman sawo mengalami

keberhasilan mulai dari minggu ketiga. Keberhasilan hasil penyusuan terlihat dari

menyatunya kedua batang yang disambungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dalam penyusuan tersebut antara lain pelaksanaanya yang cukup

mudah sehingga tidak diperlukan keahlian khusus dalam melakukanya. Posisi

kedua batang tanaman yang tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi menyebabkan

batang tanaman dapat disatukan dengan baik dan mempercepat proses

penyambungan kedua batang. Selain itu, kondisi kedua tanaman yang kompatibel

dan tidak kekurangan nutrisi juga dapat berpengaruh pada keberhasilan hasil

penyusuan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Teknik perbanyakan yang paling baik berdasarkan jumlah hasil perbanyakan

yang berhasil adalah cangkok pada tanaman delima.

2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan dengan cara cangkok

antara lain pemilihan batang, kondisi media, dan teknik melakukan cangkok.

3. Faktor yang mempengaruhi okulasi adalah teknik pengirisan kulit batang,

pemilihan mata tunas, kondisi mata tunas, teknik penempelan, dan waktu

okulasi.

4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyusuan yaitu pelaksanaanya

yang cukup mudah, posisi kedua batang yang tidak jauh berbeda, kedua

tanaman kompatibel, dan tidak kekurangan nutrisi.

5.2 Saran

Perbanyakan tanaman buah secara vegetatif sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor di antaranya yaitu faktor lingkungan dan faktor keterampilan. Oleh karena

itu, sebaiknya praktikan dibekali dengan materi yang benar-benar matang

mengenai teknik perbanyakan yang akan dilakukan. Dengan demikian, diharapkan

dapat meminimalisir kegagalan dalam pelaksanaan praktikum yang disebabkan

oleh human error.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, H. A., et al. 2007. Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman


Acacia mangium. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan. Info Teknis Vol. 5 No. 2.
Naipospos, N. 2015. Teknik Grafting untuk Perbanyakan Tanaman. Penyuluhan
PKK desa Karang Kedawung, Sokaraja, Banyumas.
Nurzaini, H. 1997. Teknik Okulasi Tanaman Buah-buahan. Majalah Kultum No.
13 Tahun V.
Prameswari, Z. K., Sri Trisnowati, dan Sriyanto Waluyo. 2014. Pengaruh Macam
Media dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo
(Manilkara zapota (L.) van Royen) pada Musim Penghujan. Vegetalika
No. 4 Vol. 3 Hal 107-118.
Purnomosidhi, P., et al. 2002. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-
buahan. International Centre for Research in Agroforestry dan Winrock
International.
Purnomosidhi, P., et al. 2002. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-
buahan. Pedoman Lapang, Edisi Kedua. World Agroforestry Centre dan
Winrock International.
Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012. Makalah
Dasar-dasar Agronomi: Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif.
Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.
Wudianto, R. 2002. Cara Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Yusran, dan Abdul Hamid Noer. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk
Manis pada Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang. Media Litbang
Sulteng No. 4 Vol 2 Hal. 97-104.

15
Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif

Gambar 1. Hasil cangkok pada Gambar 2. Hasil cangkok pada


Delima Jambu Kristal

Gambar 3. Hasil okulasi pada Jambu Gambar 4. Hasil okulasi pada Jambu
Sukun Merah dengan Kristal
Jambu Kristal

Gambar 5. Hasil penyusuan pada Gambar 6. Hasil penyusuan pada


Sawo Sawo

16

Anda mungkin juga menyukai