Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH DASAR ILMU TANAH PERANAN

ORGANISME TANAH TERHADAP SIFAT


FISIK KIMIA DAN BIOLOGI

Disusun Oleh

Nursafitri Siegar

180304072

AGB 2

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam ekosistem terdapat dua komponen yang utama yaitu komponen biotik dan abiotik
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Diantara dua komponen tersebut terjadi
pertukaran zat dan energi yang terus-menerus, sehingga interaksi yang terjadi di dalam
ekosistem berjalan dengan baik. Kesuburan tanah banyak dipengaruhi oleh komponen
biotik seperti fauna, flora, dan abiotik seperti iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), air,
tanah dan udara. Organisme tanah dapat dijadikan sebagai indikator kualitas tanah karena
organisme ini bersifat sensitif terhadap perubahan dan ditemukan melimpah di dalam
tanah. Salah satu organisme tanah yaitu fauna tanah, baik mikro, meso maupun
makrofauna.
Fauna tanah merupakan salah satu komponen biotik yang berperan tehadap kesuburan
tanah. Keberadaan fauna tanah memiliki arti dalam memperbaiki sifat fisik, kimia maupun
biologi tanah. Peranan fauna tanah terhadap sifat fisik tanah yaitu membantu dalam
pembentukan agregat, memperbaiki struktur tanah, aerasi dan drainase; terhadap sifat
kimia tanah yaitu memperbaiki ketersediaan unsur hara dan meningkatkan kandungan C-
organik, dan terhadap sifat biologi tanah yaitu fauna tanah berasosiasi dengan
mikroorganisme yang terlibat dalam dekomposisi bahan organik dan mikroorganisme lebih
aktif dalam saluran pencernaan fauna tanah.
Penggunaan lahan yang berbeda akan mempengaruhi jumlah populasi fauna tanah.
Pengolahan tanah secara intensif, pemupukan dan penanaman secara monokultur pada
sistem pertanian konvensional dapat menyebabkan terjadinya penurunan makrofauna tanah
(Maftu’ah et al., 2005). Fauna tanah berperan dalam penghancuran atau perombakan bahan
organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang menjadi bahan-bahan yang lebih
sederhana sehingga menjadi unsur hara yang terlarut dan dapat diserap oleh tanaman.
PEMBAHASAN

Peranan Fauna Tanah

Menurut Purwowidodo (1992) fauna tanah berperan penting dalam menghancurkan dan
menguraikan bahan organik sehingga fauna tanah memiliki arti dalam memperbaiki sifat-
sifat tanah, yaitu :

Sifat Fisik
Salah satu kegiatan makrofauna tanah ialah terbentuknya krotovina dalam profil tanah.
Krotovina ialah kantong atau terowongan yang dibuat oleh hewan penggali di dalam profil
tanah yang berisi bahan tanah atau bahan lain yang diangkut dari tempat lain
(Notohadiprawiro, 1998). Fauna tanah memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi
tanah. Misalnya makrofauna seperti cacing tanah, rayap dan semut memiliki pengaruh
penting terhadap struktur tanah, aerasi, drainase dan pori-pori tanah yaitu melalui
pergerakan tubuhnya pada saat mencari makanan, mengangkut bahan organik ke bagian
tanah yang lebih dalam dengan menggali lubang serta membuat terowongan dalam tanah
(Pankhurst, 1999).

Sifat Kimia
Masuknya cacing tanah ke dalam tanah mengakibatkan perubahan beberapa sifat
kimia tanah meliputi (1) meningkatkan kandungan bahan organik, (2) kandungan unsur
hara tersedia, dan (3) kapasitas tukar kation. Hal ini disebabkan kotoran cacing tanah
mengandung lebih banyak unsur ha ra dan C-organik daripada tanah aslinya (Ma’shum et
al., 2003). Umumnya rayap mengakumulasi bahan organik dalam gundukan tanah,
sehingga pada tempat tersebut terkandung kation-kation basa serta hara tanaman yang
lebih tinggi jika dibandingkan denga n tanah sekitarnya. Oleh karena itu gundukan tanah
yang dibangun oleh rayap ini banyak digunakan sebagai sumber kapur bagi tanaman,
sebagaimana yang dilaporkan di Tanzania dan Thailand (Ma’shum et al., 2003).
Sifat Biologi
Mikroflora terlibat secara erat dalam pelapukan bahan organik yang berasosiasi
dengan fauna. Sebagai tambahan mikroflora itu aktif dalam saluran pencernaan dari
berbagai binatang (Soepardi, 1983). Kotoran cacing berpengaruh terhadap keragaman
populasi mikroorganisme. Umumnya tanah yang dihuni cacing tanah, populasi bakteri
lebih besar jumlahnya daripada fungi. Bakteribakteri tersebut umumnya berdomisili di
sekitar liang-liang yang dibuat oleh cacing tersebut (Ma’shum et al., 2003).
Pengaruh fauna tanah terhadap sifat tanah dalam ekosistem dapat dilihat pada Tabel 2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fauna Tanah

Menurut Suin (1997), pengukuran pH tanah sangat penting dalam ekologi fauna tanah
karena keberadaan dan kepadatan fauna tanah yang sangat tergantung pada pH tanah.
Fauna tanah ada yang dapat hidup pada tanah dengan pH masam dan ada pula yang senang
pada tanah yang pH nya basa. Suin (1997) juga menambahkan kadar air tanah sangat
menentukan kehidupan fauna tanah. Pada tanah yang kadar air nya rendah, jenis hewan
tanah yang hidup padanya sangat berbeda dengan hewan tanah yang hidup pada tanah
yang kadar airnya tinggi. Selain itu juga kepadatan fauna tanah juga sangat bergantung
pada kadar air tanah. Umumnya tanah yang memiliki kadar air tanah yang rendah,
memiliki kepadatan fauna tanah yang rendah.
Menurut Rahmawaty (2004), pada permukaan tanah di lahan hutan, terdapat cukup
banyak serasah yang berasal dari vegetasi sekitarnya, mesofauna tanah akan melakukan
kegiatan dalam mendekomposisi serasah menjadi lebih sederhana sehingga terjadi
penambahan akumulasi bahan organik di dalam tanah. Akumulasi bahan organik yang
dilakukan oleh cacing tanah, serangga dan hewanhewan tanah lainnya, membentuk unsur
hara yang menjadi nutrisi bagi tanaman yang terdapat di hutan. Keadaan lingkungan,
vegetasi bawah dan jenis tanah hutan merupakan suatu kombinasi yang mempengaruhi
kelembaban, suhu dan makanan (Burges and Raw, 1967).

Pengukuran Aktivitas Fauna Tanah


Notohadiprawiro (1998) menyatakan bahwa keseluruhan komponen organik tanah,
baik hidup maupun mati, disebut bahan organik tanah. Komponen organik hidup terdiri
atas flora, fauna dan akar tumbuhan. Komponen organik mati berupa flora, fauna dan akar
tumbuhan mati yang terdekomposisi sebagian atau seluruhnya, dan zat-zat organik baru
yang berasal dari sisa jaringan tumbuhan dan hewan. Dekomposisi adalah perombakan
bahan organik menjadi senyawa organik yang lebih sederhana (Notohadiprawiro, 1998).
PENUTUP

Kesimpulan

Sumber bahan organik adalah jaringan tumbuhan. Di dalam daun, ranting, cabang, batang
dan akar tumbuhan merupakan sumbangan sejumlah bahan organik. Bahan-bahan ini akan
mengalami dekomposisi dan terangkut ke lapisan yang lebih dalam dari tanah. Fauna
biasanya dianggap sebagai penyumbang bahan organik kedua setelah tumbuhan. Fauna tanah
akan menggunakan bahan organik sebagai sumber energi dan bila hewan-hewan ini mati
maka tubuhnya merupakan sumber bahan organik yang baru.

Proses dekomposisi bahan organik di dalam tanah memiliki beberapa tahapan proses. Tahapan
pertama adalah tahap penghancuran bahan organik segar menjadi partikel yang berukuran
kecil-kecil yang dilakukan oleh cacing tanah dan makrofauna yang lain. Tahapan selanjutnya
yaitu tahapan transformasi, yang mana pada tahap ini sebagian senyawa organik akan terurai
dengan cepat, sebagian terurai dengan kecepatan sedang dan sebagian yang lain terurai secara
lambat
Saran
Fauna tanah berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Maka sebaiknya
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas fauna tanah dalam
mendekomposisi bahan organik dalam jangka waktu yang lama serta membandingkan tipe
penggunaan lahan seperti lahan sereal, lahan hortikultura, dan lahan rerumputan.

Anda mungkin juga menyukai