Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No.

2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (504) :1259 - 1265,

Karakteristik Lahan Sawah yang Dialih Fungsi Menjadi Lahan Perkebunan di Desa Tangga
Batu Kecamatan HatonduhanKabupaten Simalungun

Soil Characteristics of Paddy Land Which Use Changed Into Plantation at Tangga Batu Village,
Hatonduhan District, Simalungun
Azis Syahed, Kemala Sari Lubis*, Razali
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155
*Corresponding author: kemalasari318@yahoo.co.id

ABSTRACT

At Latest ten years, the paddy land at Tangga Batu area is use changed into plantation. This
research was conducted to study characteristics of soil at some land uses ( paddy, rubber- cacao, and
palm of 1,5 and 10 years old ).Soil sampling is conducted by using survey method. Soil samples are
taken as soil sample disturbed and non distrubed at three (3) points in eachs land use randomly. The
result showed that there is decreasing of total nitrogen at plantation and increasing of P- available at
mixed farm (rubber – cacao). There are no changes of soil characteristics such us like
potassiumexchange, pH, soil permeability, soil texture, and soil respirationat some land uses (
paddy, rubber- cacao, and palm of 1,5 and 10 years old ).

Keywords: soil characteristics,agriculture land conversion.

ABSTRAK

Pada sepuluh tahun terakhir, lahan sawah di daerah Tangga Batu yang digunakan berubah menjadi
perkebunan. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakteristik tanah di beberapa penggunaan
lahan (sawah, karet, kakao, dan kelapa sawit 1.5 da 10 tahun) . Pengambilan contoh tanah dilakukan
dengan menggunakan metode survei. Sampel tanah yang diambil yaitu sampel tanah terganggu dan
tidak terganggu pada tiga (3) titik di beberapa penggunaan lahan secara acak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah nitrogen di perkebunan dan meningkatnya P tersedia di
lahan campuran (karet-kakao). Tidak ada perubahan karakteristik tanah seperti kalium tukar, pH,
permeabilitas tanah, tekstur tanah,dan respirasi tanahdi beberapa penggunaan lahan (sawah, karet,
kakao, dan kelapa sawit 1,5 da 10 tahun).

Kata kunci: sifat-sifat tanah, alih fungsi lahan

PENDAHULUAN Berdasarkan keterangan dari


masyarakat sekitar awalnya daerah desa
Alih fungsi lahan saat ini menjadi Tangga Batu ini mayoritas merupakan areal
banyak sorotan, terutama banyaknya alih persawahan.Namun alasan ekonomi banyak
fungsi lahan tanaman pangan menjadi mendorong petani mengalih fungsikan lahan
tanaman non pangan.dimana kasus yang untuk tanaman perkebunan seperti kelapa
sering dijumpai yaitu alih fungsi lahan sawit, karet, dan cokelat. Perubahan sifat-
menjadi tanaman perkebunan seperti kelapa sifat tanah dapat dikaji melalui sifat - sifat
sawit , karet, dan tanaman perkebunan lainya. tanah permanen maupun sementara, ini karena
adanya perubahan suatu penggunaan lahan.

1259
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (504) :1259 - 1265,

Perkebunan kelapa sawit dan karet Penelitian dilakukan dengan metode


merupakan perkebunan yang paling surveidenga mendeskripsikan hasil yang
menggiurkan bagi para petani khususnya pada diperoleh sesuai dengan kriteria sifat
Kecamatan Hatonduhan, Hal ini disebabkan tanahBalit Tanah Bogor(2005). Pengambilan
karena perolehan keuntungan yang lebih besar contoh tanah terdiri dari 4 penggunanan lahan
dibanding membudidayakan tanaman pangan, yaitu lahan sawah, lahan sawit TBM
Akibatnya para petani cenderung mengubah (Tanaman Belum Menghasilkan) berumur 1.5
atau mengalihfungsikan lahan sawahnya tahun, lahan sawit TM (Tanaman
menjadi perkebunan rakyat seperti kelapa Menghasilkan) berumur 10 tahun, dan lahan
sawit dan perkebunan karet. Akibat alih campuran karet dengan kakao dimana jarak
fungsi lahan terjadi perubahan sifat-sifat tanah antar lahan tersebut tidak terlalu jauh
terutama fisik dan kimia tanah. sehingga jenis tanah pada lahan tersebut
sama.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk Pelaksanaan penelitian meliputi
mengkaji sejauh mana perubahan sifat tanah tahapan survei lapangan, konsultasi dengan
akibat alih fungsi lahan sawah di desa Tangga pembimbing serta penyedian alat dan bahan
Batu, Kecamatan Hatonduhan , Simalungun yang diperlukan. Pengambilan contoh tanah
meliputi pengambilan contoh tanah
terganggu dilakukan dengan menggunakan
BAHAN DAN METODE
bor tangan pada kedalaman 0-30 cm 30- 60
cm. Sedangkan pengambilan contoh tanah
Lokasi penelitian terletak di Desa
tidak terganggu di lakukan dengan
Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan,
menggunakan ring samplepada kedalaman 0-
Kabupaten Simalungun dengan ketinggian
30 cm. Contoh tanah yang diambil berasal
tempat ± 100 dpl dan Laboratorium Riset
dari beberapa titik pengambilan dengan 3
Fakultas Pertanian USU. Penelitian dilakukan
ulangan kemudian dikompositkan. Analisis
pada bulan September 2014 sampai dengan
laboratorium yang dilakukan yaitu
Desember 2014.
analisisrespirasi tanah (metode titrasi HCl),
Bahan yang digunakan dalam
pH tanah (metode Elektrometri), N total
penelitian ini adalah contoh tanah terganggu
(metode Kjedahl), K-dd (metode ekstraksi
dan tanah tidak terganggu, plastik bening,
NH4OAc 1N pH 7), P tersedia (metode Bray
label tanah, dan bahan-bahan kimia untuk
II),C-organik (Walkley and Black), kerapatan
menganalisis contoh tanah.
isi (metode ring sample), tekstur tanah
Alat yang digunakan dalam penelitian
(metode Hydrometer), permeabilitas tanah (
ini adalah bor tangan, ring sampel, cangkul,
metode ring sample). Analisis data
dan alat-alat laboratorium yang berguna untuk
dilakukansecara deskriptif dimana hasil yang
keperluan analisis.
diperoleh diinterpretasikan kriteria penilaian
Balit Tanah Bogor (2005)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Nitrogen Total, Fosfat Tersedia, Kalium


Tukar Tanah, pH Tanah, dan Karbon
Organik Tanah.
Rataan nitrogen total, fosfat tersedia, penggunaan alih fungsi lahannya dapat dilihat
dan kalium tukar, ph tanah, kerapatan isi dan pada Tabel 1 berikut :
respirasi tanahpada lahan sawah dan beberapa

1260
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (504) :1259 - 1265,

Tabel 1.. Rataan Nitrogen Total, Fosfat Tersedia, dan Kalium Tukar, pH Tanah, Kerapatan Isi dan
Respirasi Tanahpada Beberapa Penggunaan Lahan di Desa Tangga Batu, Kecamatan
Hatonduhan

Penggunaan Lahan Kedalaman N-Total P-Tersedia K- dd pH C- organik


(%) (ppm) (me/100 g) (%)
0-30 cm 0.32s 11.72r 0.55t 5.14m 1.82r
Sawah 0.20r 6.28r 0.61t 5.30m 0.98sr
30-60 cm
Kebun Campuran 0-30 cm 0.30s 50.33st 0.67t 4.85m 1.61r
(Karet-Kakao) 30-60 cm 0.23s 16.70s 0.71t 5.14m 1.00r
Kelapa Sawit TBM 0-30 cm 0.20r 8.87r 0.69t 5.10m 0.90sr
(1.5 Tahun) 30-60 cm 0.14r 9.12r 0.90t 5.22m 0.70sr
s r t
Kelapa Sawit TM 0-30 cm 0.22 11.00 0.71 4.54m 1.19r
(10 Tahun) 30-60 cm 0.19r 11.39r 0.84t 4.90m 0.90sr
Keterangan: r= rendah, s= sedang, t= tinggi, dan st= sangat tinggi, m=masam
(Menurut krtiteria Balit Tanah Bogor,2005).

Kandungan nitrogen total pada alih sedikit lebih meningkat akibat alihfungsi
fungsi lahan sawah menjadi perkebunan lahan tersebut.
menurundan termasuk dalam kriteria rendah Kemasaman tanah pada semua
pada kelapa sawit TBM penggunaan lahan termasuk dalam kategori
Rataan fosfat tersedia tanah akibat masam, dan dari data yang diperoleh besaran
alih fungsi tanah sawah berkriteria sama pada kemasaman tanah mengalami peningkatan
penggunaan lahan perkebunan lainya kecuali pada kedalaman tanah 30-60 cm.
pada lahan campuran, dimana pada lahan Rataan kandungan karbon organik
campuran kandungan fosfat tersedia di dalam tanah pada lahan sawah dan alih fungsinya
tanah pada lapisan atas tanah sangat tinggi menunjukan tanah yang berkriteria rendah
dan pada lapisan bawah berkriteria tinggi. bahkan ada juga yang menujukan kriteria
Kandungan kalium tukar tanah sawah sangat rendah, dan kriteria yang didapat dari
dan alih fungsinya termasuk dalam kriteria data terlihat bahwa kandungan karbon organik
tinggi pada semua penggunaan lahan, Dan lebih tinggi di lapisan atas tanah ( topsoil)
dari data yang didapat kandunga kalium tanah dibandingkan dengan bagian bawah tanah
(subsoil).

Permeabilitas dan Kerapatan Lindak Tanah

Laju permeabilitas tanah tidak Kerapatan lindak akibat alihfungsi


mengalami perubahan di lihat dari kriterianya lahan mengalami peningkatan bila dilihat dari
yaitu berkriteria sedang untuk semua nilai atau besaran yang didapat.hal ini dapat
penggunaan lahan akibat dari alih fungsi dikatakan akibat alih fungsi lahan
lahan tersebut. (Tabel 2). menyebabkan kepadatan tanah semakin
meningkat

1261
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (504) :1259 - 1265,

Tabel 2.Rataan permeabilitas dan kerapatan lindak tanah tanah pada beberapa penggunaan lahan di
Desa Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan

Penggunaan Lahan Kerapatan Lindak Permeabilitas


(g/cm3) (cm/jam)
Sawah 1.13 5.21s
Kebun Campuran 1.23 4.63s
(Karet-Kakao)
Kelapa Sawit TBM 1.29 6.02s
(1.5 Tahun)
Kelapa Sawit TM 1.37 4.81s
(10 Tahun)
Keterangan: s= sedang

Kerapatan lindak akibat alihfungsi dikatakan akibat alih fungsi lahan


lahan mengalami peningkatan bila dilihat dari menyebabkan kepadatan tanah semakin
nilai atau besaran yang didapat.hal ini dapat meningkat.
Tekstur dan Respirasi Tanah

Persentase kandungan fraksi pasir, liat di Desa Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan
dan debu dan respirasi tanah serta kelas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
teksturnya pada beberapa penggunaan Lahan

Tabel 3. Kelas tektur tanah , persentase fraksi pasir, debu dan liat dan respirasi tanah pada beberapa
penggunaan lahan di Desa Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan
Persentase(%) Respirasi
Penggunaan Lahan Kedalaman Tekstur Tanah ( mgCO2)
Pasir Debu Liat
0-30 cm 72 16 12 Lp P 3.04
Sawah
30-60 cm 67 5 28 LpLi P 2.59
Kebun Campuran 0-30 cm 69 4 27 LpLi P 4.19
(Karet-Kakao) 30-60 cm 68 4 28 LpLi P 3.09
Kelapa Sawit TBM 0-30 cm 69 11 20 LpLi P 3.39
(1.5 Tahun) 30-60 cm 73 5 22 LpLi P 2.93
Kelapa Sawit TM 0-30 cm 65 4 31 LpLi P 2.56
(10 Tahun) 30-60 cm 73 8 19 LpLi P 2.48
Keterangan : Lp = Lempung ; Li = Liat ; P = Pasir/Berpasir

Kelas tektur tanah pada semua menjadi perkebunan mengalami penurunan,


penggunaan lahan relatif sama yaitu memiliki namun meningkat pada lahan kebun
tektur lempung liat berpasir pada hampir campuran.
hampir semua penggunaan lahan dan semua Nitrogen merupakan unsur hara yang
kedalaman kecuali pada penggunaan lahan sangat penting bagi pertumbuhan
sawah pada kedalaman 0-30 cm yang tanaman.Nitrogen dalam tanah sangat
bertekstur lempung berpasir yang berkriteria dipengaruhi oleh bahan organik dan tingkat
tektur yang agak kasar. Hal ini diperjelas dekomposisinya. Pada data yang diperoleh
melalui pengamatan secara by feeling di rataan kandungan nitrogen total tanah
lapangan. bervariasi dari rendah hingga sedang. Pada
Besaran respirasi tanah yang kedalaman 0-30 cm kandungan nitrogen total
dihasilkan akibat alihfungsi lahan sawah tanah akibat alih fungsi lahan sawah menjadi

1262
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (504) :1259 - 1265,

lahan tanaman perkebunan mengalami membutuhkan pemupukan fosfat sehingga


perubahan dari tanah sawah berkriteria sedang para petani memberikan fosfat lebih
menjadi rendah pada kelapa sawit TBM banyak.Hal ini dapat terlihat dari rekomendasi
sedangkan pada penggunaan lahan lainya pemupukanoleh T.Adiwidanda (1992) bahwa
berkriteria sama yaitu sedang namun terjadi untuk unsur fosfat pada tanaman karet umur 4
penurunan besaran kandungan N total tanah. tahun cukup tinggi yaitu berkisar 200
Pada kedalaman 30-60 terjadi perubahan gr/pohon/tahun dan tanaman kakao sebesar
dimana tanah sawah berkriteria rendah 180 gr/pohon/tahun.
menjadi sedang pada lahan kebun campuran,
Sedangkan untuk penggunaan lahan lainya Pada rataan kalium tukar tanah di
cenderung berkriteria sama dengan lahan peroleh berkriteria tinggi pada semua
sawah .Hal tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan lahan.Hal ini menunjukan bahwa
kandungan nitrogen pada sawah lebih tinggi alihfungsi lahan sawah menjadi lahan
dibandingkan dengan penggunaan lahan perkebunan tidak mempengaruhi kandungan
lainya. Hal ini dapat disebabkan oleh kalium tukar tanah.Dari data yang diperoleh
kebutuhan lahan padi sawah yang cukup terlihat bahwa akibat alihfungsi lahan
tinggi akan unsur hara N sehingga para petani kandungan kalium tukar tanah terus
melakukan pemupukan yang lebih terhadap mengalami peningkatan pada kedalaman 0-30
padi sawah. Hal ini dapat di perjelas oleh cm ke 30-60 cm walaupun masih dalam
Sanchez (1992) bahwa untuk padi terdapat 2 kategori yang sama yaitu tinggi. Hal tersebut
masa yang menunjukan keperluan nitrogen tidak sejalan dengan penelitian Islam dan
tertinggi: yaitu pada tahap pembentukan Weil (2000) yang menyatatakan bahwa
turiang, ketika tampak tunas sekunder, dan kalium merupakan sifat tanah yang mudah
pada tahap awal tumbuhnya bakal malai, yang berubah akibat pengolahan. Hal ini dapat
menandai permulaan fase perkembangbiakan. dikarenakan oleh tingginya keperluan
Fosfat tersedia tanah pada lahan tanaman perkebunan akan kalium yang
dengan penggunaan berbeda berkriteria berguna dalam mengkokohkan tubuh tanaman
rendah hingga sangat tinggi, dimana terjadi itu sendiri, selain itu hal tersebut diduga
perubahan akibat alihfungsi lahan sawah akibat perbedaan bahan induk pada derah
tersebut yang berkriteria rendah terjadi tersebut yang sulit mudah melapuk sehingga
peningkatan kriteria menjadi sangat tinggi kandungan kalium tukar tanah pada areal
pada lahan kebun campuran dengan mencapai tersebut tinggi..
50.33 ppm pada kedalaman 0-30 cm
Kemasaman tanah yang diperoleh
sedangkan untuk penggunaan lahan lainya
termasuk dalam kriteria masam.Hal ini
seperti kelapa sawit TBM dan TM tidak
menunjukan bahwa kemasaman tanah tidak
mengalami perubahan yakni berkriteria
mengalami perubahan akibat adanya
rendah. Pada kedalaman 30-60 cm ada
alihfungsi lahan. Namun pada Tabel 2 dapat
perubahan kriteria tanah sawah yang
dilihat bahwa kemasaman tanah akibat
berkriteria rendah menjadi sedang pada lahan
alihfungsi lahan sawahmenurun pada
kebun campuran. Sedangkan pada
kedalaman 0-30 cm maupun kedalaman 30-60
penggunaan lahan yang lain memiliki kriteria
cm. Hal ini terjadi karena adanya faktor
yang relatif sama dengan lahan sawah. Hal ini
penggenangan. Semakin tergenang suatu
dapat disebabkan serasah yang dihasilkan dari
lahan maka kemasaman tanah semakin
kebun campuran sebagai bahan organik yang
menuju netral atau dalam kisaran 6.6-7.5. Hal
cukup banyak sebagai penyumbang fosfat
ini sesuai dengan pernyataan Prasetyo et al
tersedia tanah dan dapat berasal dari
(2004) bahwa penggenangan pada tanah
pemupukan fosfat oleh para petani yang lebih
mineral masam mengakibatkan nilai pH tanah
intensif. Pada kebun campuran lebih banyak
meningkat dan pada tanah basa akan
memerlukan pemupukan fosfat yang lebih
mengakibatkan nilai pH menurun mendekati
banyak ini dikarenakan jenis dan sifat dari
netral.
tanaman yang ada didalamnya yang sangat
1263
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (504) :1259 - 1265,

Rataan karbon organik tanah dari data dengan waktu yang lebih lama dan komoditi
analisis pada beberapa penggunaan lahan yang di tanam diatasnya dapat menyebabkan
termasuk dalam kategori yang rendah hinggga perubahan permeabilitas tanah .
sangat rendah (< 2.01). Pada Tabel 2
kandungan karbon organik tanah pada lahan Dari data yang diperoleh , kelas
perkebunan kelapa sawit TBM pada tekstur pada hampir semua penggunaan lahan
kedalaman 0-30 cm menurun. Pada bertektur lempung liat berpasir kecuali pada
kedalaman 30-60 cm dapat terlihat bahwa lahan sawah dengan kedalaman 0-30 cm yaitu
kandungan karbon organik tanah sangat lempung berpasir. Hal ini dapat dilihat secara
rendah pada semua penggunaan lahan kecuali by feeling di lapangan yang menunjukan
pada lahan kebun campuran dimana dominan pasir yang cukup besar. Hal Ini
kandungan karbon organiknya berkriteria menunjukan bahwa tektur tanah tidak terlalu
rendah. Hal ini dapat terjadi karena para berpengaruh terhadap pengolahan dan alih
petani lebih tergantung pada pupuk anorganik fungsi lahan. Hal ini dapat di dukung oleh
sehingga kandungan bahan organik tanah penelitian Islami dan Weil (2000) tentang
menjadi lebih rendah. klasifikasi sifat-sifat tanah yang berkontribusi
terhadap kualitas tanah yang didasarkan pada
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa, kepermanenan dan tingkat kepekaannya
kerapatan lindak tanah akibat alihfungsi lahan terhadap pengolahan yang mengkategorikan
sawah mengalami peningkatan. Peningkatan tekstur tanah kedalam sifat bawaan tanah atau
kerapatan lindak tanah dapat dipengaruhi oleh sifat permanen tanah yang menyebabkan
tekstur tanah dimana pada tanah sawah tektur tanah tersebut sulit berubah atau dapat
persentase pasir sangat tinggi sedangkan dikatakan tidak dapat berubah.
persentase liat cenderung rendah
menyebabkan tanah lebih porous. Persentase Dari data yang diperoleh bahwa
liat pada penggunaan lahan selain padi besaran respirasi tanah pada semua
meningkat disebabkan karena adanya penggunanan lahan lebih tinggi pada lapisan
pemadatan tanah akibat pengeringan lahan atas tanah. Hal ini sejalan dengan kandungan
sawah semakin memadat. Hal ini sesuai bahan organik tanah pada lapisan atas tanah
dengan pernyataan Hardjowigeno (2004) lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan
bahwa semakin padat suatu tanah maka akan bawah tanah ini berlanjut pada besaran
semakin tinggi kerapatan lindaknya, yang respirasi tanah paling tinggi dari semua
berarti makin sulit meneruskan air dan penggunaan lahan berasal dari penggunanan
ditembus akar tanaman. lahan kebun campuran dimana data yang
diperoleh bahwa kebun campuran juga
Permeabilitas tanah pada semua memiliki besaran kandungan bahan organik
penggunaan lahan cenderung sama yaitu lebih tinggi dibandingkan semua
berkriteria sedang. Dari data tersebut dapat penggunanan lahan.Menurut Wahyuni (2003)
dilihat bahawa permeabilitas tanah akibat alih besarnya konsentrasi CO2 di dalam tanah
fungsi lahan sawah ke lahan perkebunan tidak dipengaruhi oleh tingginya aktifitas
mengalami perubahan. Namun rataan mikroorganisme di dalam tanah, produksi
permeabilitas tanah pada lahan TBM lebih CO2 yang tinggi berarti aktivitas
tinggi dibandingkan penggunaan lahan lain mikroorganisme tanah juga tinggi dan hal ini
meskipun masih dalam kriteria yang sama membantu tanah untuk tetap subur.
yaitu sedang. Hal ini dapat terjadi karena
permeabilitas tanah sangat dipengaruhi oleh SIMPULAN
tekstur dan kandungan liat tanah. Hasil
penelitian Monde (2008) yang menyatakan Terjadi penurunan nitrogen total dan C
alih fungsi lahan hutan menjadi lahan kebun organik tanah pada lahan kelapa sawit TBM
kakao dapat menurunkan permeabilitas tanah dan TM. Adanya Peningkatan fosfat tersedia
pada kedalaman 10 dan 30 cm. Alih fungsi tanah pada kebun campuran . Parameter yang
lahan sawah menjadi lahan perkebunan tidak berubah yani kalium tukar tanah,
1264
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (504) :1259 - 1265,

kemasaman tanah, kerapatan lindak tanah, Sanchesz, P.A. 1993. Sifat dan Pengelolaan
permeabilitas tanah, tekstur tanah dan Tanah Tropika Jilid 2.ITB. Bandung.
respirasi tanah. Monde, A. 2008. Dinamika Kualitas Tanah,
Erosi dan Pendapatan Petani Akibat
DAFTAR PUSTAKA Alih Guna Lahan Hutan Menjadi
Lahan Pertanian dan
Hardjowigeno, S., H. Subagyo, dan M. Lutfi
Kakao/Agroforestri Kakao di DAS
Rayes. 2004. Morfologi dan Klasifikasi
Nopu Sulawesi Tengah. Disertasi r. S3.
Tanah. dalamTanah Sawah dan
Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
Teknologi Pengelolaannya. Pusat
Islam, K.R dan Weil. 2000. Soil quality
Penelitian dan Pengembangan Tanah
indicator properties in mid-atlantic
dan Agroklimat, Badan Litbang
soils as influenced by conservation
Pertanian.
management. J. Soil and Water Cons.
Prasetyo, H.P., J.S. Adiningsih, K.
55 (1) : 69-78.
Subagyono, dan R. D.M.
T. Adiwidanda . 1992. Pedoman penyusunan
Simanungkalit. 2004. Mineralogi,
rekomendasi pemupukan karet.Dok.
Kimia, Fisika, dan Biologi Lahan
Puslit Karet. No. 9281.
Sawah. dalamTanah Sawah dan
Wahyuni, S. 2003. Buku Ajar
Teknologi Pengelolaannya. Pusat
Histologi.Jurusan Pendidikan Biologi.
Penelitian dan Pengembangan Tanah
Universitas Muhammadiyah Malang.
dan Agroklimat, Badan Litbang
Pertanian.

1265

Anda mungkin juga menyukai