Anda di halaman 1dari 13

PENGENDALIAN HAMA SECARA

BUDIDAYA ATAU BERCOCOK TANAM


UNTUK MENGURANGI DAMPAK
KERUSAKAN TANAMAN OLEH HAMA
Nama : Rizky Aulia Nazlita Br S. Pelawi
(180304088)
Putri Andriani (180304096)
Cindy Meylita Anzani
Widya Saftianingrum (180304098)
Siti Arini Pajila
Annisa Hasibuan

Kelas: AGB 2
Pengendalian Secara Bercocok Tanam
Prinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah
menciptakan kondisi agro ekosistem agar tidak sesuai untuk
kehidupan dan perkembangbiakan hama tanaman.
Kelebihan dan Kekurangan
Pengendalian Secara Bercocok Tanam
Kelebihan Kekurangan
• Merupakan teknik budidaya • Hasilnya tidak dapat
untuk meningkatkan diperhitungkan secara
produktivitas hasil-hasil pasti
pertanian • Kurang efektif
• Tidak memerlukan sehingga teknik ini
pengeluaran biaya tambahan harus dipadukan
• Tidak menimbulkan efek dengan cara-cara
samping yang tidak diinginkan pengendalian lain
pada lingkungan
• Dapat dengan mudah
dilakukan oleh petani
Teknik Pengendalian Hama Secara
Bercocok Tanam
1. Sanitasi
Membersihkan sisa-sisa atau bagian tanaman setelah
panen.
Dilakukan pada:
• Sisa tanaman yang masih hidup
• Bagian tanaman yang terserang hama
• Bagian tanaman yang jatuh atau tertinggal pada
permukaan tanah
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah diharapkan dapat menghilangkan spesies
tertentu yang sebagian siklus hidupnya berada di dalam
tanah.
Contoh: Agrotis iphsilon

3. Pengairan
Pada daerah yang beririgasi teknis, pengaturan air terutama
untuk sawah dapat digunakan untuk pengendalian hama
tertentu pada tanaman padi
4. Pergiliran Tanaman
Tujuannya adalah untuk memutuskan siklus hidup hama
tertentu. Caranya adalah tidak menanam spesies tanaman
yang menjadi inang dari hama tertentu.
Contoh : Menanam Padi lalu Kacang-kacangan karena hama
pada padi berbeda dengan hama pada kacang-kacangan

5.Penanaman Serentak
Dimaksudkan agar ketersediaan bahan makanan untuk
hama menjadi lebih singkat dan pada suatu saat
pertanaman tidak ada populasi hama dan populasi hama
dapat dihambat
6. Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman dan juga terhadap populasi hama per unit waktu.
Serta berpengaruh terhadap perilaku hama dalam mencari
makan dan tempat bertelur

7. Pemupukan
Tanaman teh yang terserang hama penggerek batang (
Xylobarus fornicatus ) dapat dikurangi intensitas
serangannya dengan pemberian pupuk N yang cukup. Unsur
N dapat merangsang jaringan baru pada bagian yang rusak
8. Penanaman Tanaman Perangkap
Tanaman perangkap adalah tanaman yang sengaja ditanam
untuk menarik dan memusatkan hama pada tanaman
tersebut untuk kemudian dikendalikan dengan pestisida

9. Tumpang Sari
Merupakan menanam tanaman yang berbeda dua atau
lebih untuk pengendalian hama
Strategi Pengendalian Hama Kutu Kebul pada
Tanaman Kedelai melalui Bercocok Tanaman

Salah satu gangguan dalam


meningkatkan produksi kedelai adalah
serangan hama kutu kebul (Bemisia
tabaci Gennadius) yang dapat mencapai
80% bahkan puso (gagal panen).
Kutu kebul selain merusak tanaman
secara langsung juga sebagai serangga
vektor virus yang dapat menularkan
penyakit Cowpea Mild Mottle Virus
(CMMV) pada kedelai dan kacang-
kacangan lainnya.
Ekobiologi Kutu Kebul
Hama Bemisia Tabaci pada
umumnya dikenal dengan
sebutan kutu kebul. Termasuk
dalam ordo homptera, famili
aleyroridae, genus bemisia dan
spesies tabaci. Ukuran berkisar 1-
1,5mm. Bersifat polifag (punya
banyak tanaman inang) sehingga
sulit dikendalikan. Terdapat lebih
dari 350 spesies tanaman yang
dapat diserang oleh b. Tabaci.
Strategi Pengendalian Hama Kutu Kebul

Pendekatan Sistem Pengendalian


Hama dan Penyakit pada Tanaman
Kedelai diarahkan pada strategi
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT),
yaitu pengendalian secara terpadu
dari berbagai komponen yang
didasaran pada pertimbangan
ekologi dan efisiensi ekonomi.
Komponen Pengendalian Hama Kutu Kebul yang
dapat diaplikasikan dalam penerapan PHT
khususnya pada kutu kebul:
• Penanaman varietas toleran terhadap kutu kebul seperti
Detam1, Detam2, Wilis, Gepak Kuning, dan Argomulyo.
• Penanaman benih sehat yang berdaya tumbuh baik, benih
yang sehat akan tumbuh menjadi tanaman yang sehat pula.
Tanaman yang sehat mampu mempertahankan diri dari
serangan hama dan kemampuan tumbuh kembali
(recovery) yang lebih cepat.
• Sanitasi membersihkan tanaman inang di sekitar kebun,
sisa-sisa tanaman atau tanaman lain yang dapat dipakai
sebagai inang. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan
inang juga di anjurkan.
• Waktu tanam yang tepat di usahakan dalam suatu
hamparan serempak atau tidak boleh berselisih lebih dari
10 hari. Hindari waktu tanam tumpang tindih dari satu area
tanam kedelai yang luas. Hal ini menyebabkan ketersediaan
makanan kutu kebul akan ada sepanjang waktu dan hama
akan meningkat dengan cepat.
• Penanaman tanaman penghalang atau penolak dengan
tujuan menghambat migrasi hama. Misalnya penanaman
jagung pada areal pertanaman kedelai untuk menghalangi
atau mengganggu migrasi hama. Tanaman penghalang
(barier) dengan tanaman jagung yang rapat dapat
mengurangi migrasi hama.
• Sistem pengairan yang teratur, secara curah efektif
mengurangi intensitas serangan kutu kebul.

Anda mungkin juga menyukai