Abstr act
A research about infiltration rate of soils from Pinang-Pinang area, a super wet tropical
rain forest gunung Gadut Padang, was conducted in soil laboratory Agriculture Faculty, Andalas
University. Pinang-pinang area is located in Kecamatan Pauh, in the upper footslope of Gadut
mountain, functiong as water regulation for the area down under, especially Padang city. This is
caused by the fact that water from the Pinang-Pinang area will fow to the sea through Kuranji
river. This area is supposed to be protected to avoid natural disaster in the area down under.
This research was aimed to determine infiltration rate of soils under different land use in the
Pinang-Pinang region. There were three land use in this area, forest, mixed garden, and bush.
Undisturbed soil samples were taken from each land use by using 11-cm in diameter and 40 cm
height tubes. Soils samples were tightly closed, and brought into laboratory. Infiltration rate
from each soil samples were determined in laboratory. The results showed that mixed garden
gave the highest infiltration rate (38.4 cm jam-1) among the land use tested, and then followed
by forest land use, and then bush land.
86
Pengukuran Infiltrasi Tanah (Yulnafatmawita et al.):86-94 ISSN: 1829-7994
laju infiltrasi tanah, maka akan terjadi aliran belukar (SB). Apakah perubahan
permukaan (run off) yang sekaligus penggunaan lahan dari hutan menjadi kebun
mengangkut partikel tanah yang sudah campuran dan semak belukar mengubah
terdispersi dan bahan-bahan lain termasuk peran dari kawasan Pinang-Pinang ini
bahan organik (erosi) ke bagian yang lebih sebagai pengatur hidrologi, dirasa perlu
rendah. untuk dikaji. Salah satu parameter yang
Bukit Pinang-Pinang adalah salah dapat diukur untuk mengevaluasi peran
satu kawasan hutan hujan tropik yang hutan sebagai pengatur hidrologi yaitu laju
terletak di kaki bagian atas gunung Gadut dan kapasitas infiltrasi tanahnya.
dengan altitude ± 550 m dpl. Daerah ini Infiltrasi adalah suatu istilah yang
secara administratif termasuk kecamatan diterapkan pada proses masuknya air
Pauh kota Padang Sumatra Barat. Curah kedalam tanah umumnya oleh aliran ke
hujan di daerah ini relatif tinggi yaitu 6500 bawah melalui seluruh atau sebagian dari
mm per tahun, tanpa musim kering yang permukaan tanah. Kecepatan proses ini
nyata (Rasyidin dan Wakatsuki, 1994). relatif terhadap kecepatan pemberian air,
Bukit Pinang-Pinang ini dilalui oleh dua sehingga akan menentukan berapa banyak
sungai Batang Lantiak dan Sungai Gaduik air yang memasuki zona perakaran serta
Gadang. Kedua sungai ini bersatu menjadi berapa banyak yang akan menjadi aliran
Batang Kuranji yang bermuara di samudra permukaan. Oleh sebab itu, kecepatan
Indonesia melalui kota Padang, ibu kota infiltrasi bukan saja mempengaruhi
propinsi Sumatera Barat. Jadi kawasan pengaturan air bagi lingkungan tanaman,
Pinang-Pinang berfungsi sebagai pengatur tetapi juga jumlah aliran permukaan dan
hidrologi kota Padang. Oleh sebab itu, bahaya terjadinya erosi tanah. Bila proses
kawasan ini perlu dipertahankan agar tingkat infiltrasi terhambat, maka resapan air
erosi rendah, antisipasi banjir pada musim berkurang, sedangkan jumlah aliran
hujan, dan kekeringan pada musim kemarau. permukaan yang akan menyebabkan erosi
Akan tetapi, maraknya illegal tanah akan bertambah. Oleh sebab itu,
logging akhir-akhir ini telah mengubah pengetahuan tentang proses erosi yang
ekosistem hutan menjadi ekosistem lainnya. dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah serta cara
Pada lahan yang relatif datar (slope antara 3- pemberian air merupakan suatu syarat
8%) sudah mulai ditebang sejak lima- pengelolaan tanah secara efisien (Hillel,
puluhan tahun yang lalu. Daerah ini 1982).
dimanfaatkan oleh penduduk sekitarnya Laju maupun kapasitas infiltrasi
untuk menanam tanaman tua seperti durian, merupakan parameter yang penting dalam
manggis, duku, dan coklat, serta beberapa upaya mengetahui tingkat erosi suatu lahan.
tanaman muda seperti pisang, ubi kayu yang Hal ini berhubungan dengan besar kecilnya
bisa mereka panen diantara musim buah atau aliran permukaan yang terjadi. Di samping
sebelum tanaman tua di panen. Daerah ini itu, infiltrasi penting untuk ketersediaan air
kita kenal sebagai daerah kebun campuran. tanah bagi tanaman, pengisian air bawah
Selanjutnya, pembukaan lahan pada altitude tanah dan penyediaan aliran pada sungai di
yang lebih tinggi tidak dimanfaatkan lagi musim kemarau. Sehingga informasi
oleh penduduk untuk bertani. Hal ini tentang infiltrasi sangat diperlukan (Hillel,
disebabkan oleh luasan yang sempit dan 1982). Oleh sebab itu, penelitian ini
mempunyai lereng yang sudah agak curam dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju
(slope > 15%). Daerah ini ditumbuhi oleh infiltrasi yang terjadi pada masing-masing
tanaman berkayu yang rendah serta semak, penggunaan lahan di daerah Pinang-Pinang,
seperti rimbang (Melastoma sp), krinyuh kawasan hutan hujan tropik Gunung Gadut
(C.odorata) paku resam, dsb., sehingga Padang yang pengukurannya dilakukan di
daerah ini dikenal dengan semak belukar. laboratorium.
Akibat illegal logging di daerah
Bukit Pinang-Pinang ini, maka diperoleh
tiga macam penggunaan lahan, yaitu hutan
(H), kebun campuran (KC), dan semak
87
J. Solum Vol. VI No. 2 Juli 2009:86-94 ISSN: 1829-7994
88
Pengukuran Infiltrasi Tanah (Yulnafatmawita et al.):86-94 ISSN: 1829-7994
`
Gambar 2 : Alat pengukur infiltrasi di laboratorium.
Data yang diperoleh dari pengukuran kecil dari 2˚ C antara musim hujan dan
infiltrasi merupakan infiltrasi nyata. musim kemarau Kelembaban relatif setiap
Kemudian data tersebut dimasukkan ke bulan adalah 73 % - 80 % dengan rata-rata
dalam rumus Horton, (1940) Lampiran 5. kelembaban tahunan adalah 77 % (Ogino,
Hasil atau data infiltrasi ini diplot ke dalam 1994).
grafik. Nilai infiltrasi yang sudah
dimasukkan dalam rumus Horton Sejar ah Penggunaan Lahan
dibandingkan dengan kriteria infiltrasi
menurut Kohnke (1968 cit Lee, 1998) pada Dari hasil pengamatan di lapangan
Lampiran 6. dan data yang diperoleh dari masyarakat
sekitar pada survai awal diketahui bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN pada hutan hujan tropis Bukit Pinang-Pinang
terdapat tiga penggunaan lahan yaitu kebun
Keadaan Umum Daer ah Penelitian campuran,semak belukar, dan hutan.
89
J. Solum Vol. VI No. 2 Juli 2009:86-94 ISSN: 1829-7994
90
Pengukuran Infiltrasi Tanah (Yulnafatmawita et al.):86-94 ISSN: 1829-7994
Tabel 1. Hasil penetapan laju infiltrasi daerah Pinang-Pinang kawasan hutan hujan tropik
Gunung Gadut Padang.
No Penggunaan Lahan Laju Infiltr asi Kr iter ia
mm/jam
1 Hutan 154.48 Cepat
Besarnya laju infiltrasi tanah erat dan semak belukar (±398%) disebabkan oleh
hubungannya dengan tekstur tanah. Pada dua hal utama, yaitu karena tekstur tanah
tabel terlihat bahwa penggunaan lahan yang kasar dan kandungan BO nya yang
kebun campuran mempunyai laju infiltrasi tinggi.
nyata sangat cepat (384,22 mm/jam), yaitu Kandungan bahan organik tanah erat
melebihi (± 250%) laju infiltrasi pada kaitannya dengan vegetasi yang tumbuh
ekosistem hutan. Sedangkan laju infiltrasi pada lahan yang bersangkutan. Ada empat
tanah pada penggunaan lahan semak belukar hal pengaruh vegetasi (tanaman) di atas
lebih rendah (± 62%) dari ekosistem hutan. permukaan tanah, yaitu kanopi tanaman dan
Berdasarkan hasil penelitian Yulnafatmawita serasah pada permukaan tanah dapat
et al (2007), tekstur tanah pada hutan yaitu mereduksi energi kinetik butir hujan,
lempung liat berdebu, pada semak belukar sehingga aggregat tanah bisa terjaga atau
antara liat-liat berdebu, sedangkan pada tidak rusak. Air hujan yang sampai pada
kebun campuran berkisar antara kelas kanopi akan mengalir melalui batang dan
lempung-lempung berdebu. Dari ke tiga mengikuti akar tanaman masuk kedalam
jenis penggunaan lahan tersebut tekstur tanah. Akar tanaman sendiri berperan
tanah pada kebun campuran lebih kasar dari membentuk pori makro sehingga jumlah air
hutan, dan hutan lebih kasar dari semak yang masuk ke dalam tanah bisa lebih
belukar. Jadi jelaslah bahwa semakin kasar banyak dan kemungkinan limpasan
tekstur tanah, maka semakin cepat masuknya permukaan dapat dihindari. Selanjutnya,
air dari permukaan ke dalam profil tanah. bahan organik yang berasal dari sisa
Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah tanaman, eksudat akar, dan akar yang
pori makro yang dijumpai pada tanah membusuk, serta akar rambut mampu
bertekstur kasar dibanding tanah bertekstur membentuk dan memantapkan aggregat
halus. tanah, sehingga jika dibasahi oleh air hujan
Selain tekstur, kandungan bahan aggregat tidak mudah pecah. Dengan
organik tanah mempunyai pengaruh yang demikian, kesempatan infiltrasi lebih besar,
besar terhadap laju infiltrasi. Pada kondisi kapasitas infiltrasi meningkat, serta aliran
teksur yang sama, laju infiltrasi tanah akan permukaan dapat dieliminasi.
berbeda akibat perbedaan bahan organik Di samping tekstur dan kandungan
tanahnya. Lahan hutan dan semak belukar BO tanah, nilai berat volume (BV) tanah
yang mempunyai tekstur hampir sama tapi juga mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah.
laju infiltrasi pada lahan hutan lebih besar Tanah dengan tekstur yang sama, kapasitas
dari semak belukar. Hal ini disebabkan oleh infiltrasinya akan meningkat dengan
bahan organik pada hutan lebih besar dari penurunan nilai BV tanah. Hal ini
pada semak belukar. Demikian juga dengan disebabkan karena pada tanah dengan BV
kandungan BO pada kebun campuran yang yang rendah berarti tanah tersebut
lebih tinggi dibanding hutan dan semak mempunyai ruang pori yang lebih besar dari
belukar. Jadi, tingginya laju infiltrasi pada tanah yang mempunyai BV tinggi. Oleh
kebun campuran dibanding hutan (±250%) sebab itu, tanah dengan BV rendah tersebut
91
J. Solum Vol. VI No. 2 Juli 2009:86-94 ISSN: 1829-7994
semak belukar kebun campuran hutan Semak Belukar Kebun Campuran Hutan
450 1.4
(b)
(a)
laju infiltrasi (mm/jam)
400 1.2
Gambar 2. Laju infiltrasi penggunaan lahan bukit Pinang-Pinang (a) setelah dimasukkan dalam
rumus Horton (1940) dan (b) laju infiltrasi nyata
Tabel 2. Kumulatif infiltrasi daerah Pinang-pinang kawasan hutan hujan tropik Gunung Gadut
Padang.
No Penggunaan Lahan Kumulatif Infiltr asi
(mm)
1 Semak belukar 759.96
3 Hutan 1363.38
92
Pengukuran Infiltrasi Tanah (Yulnafatmawita et al.):86-94 ISSN: 1829-7994
6000
4000
3000
2000
1000
0
Semak belukar Hutan Kebun
campuran
Penggunaan Lahan
Selain itu, akar, ranting, dan daun Akan tetapi, perubahan penggunaan
tanaman yang mati akan tertimbun menjadi lahan dari hutan menjadi semak belukar
bahan organik tanah yang dapat tanpa ditanami, setelah dua puluhan tahun
meningkatkan kumulatif infiltrasi. Dalam ditebang, menurunkan laju infiltrasi tanah
tanah, pergerakan akar akan mengubah menjadi 62% nya. Hal ini bukan saja
struktur tanah dan pori-pori tanah, dimana disebabkan oleh lahannya yang miring
volume perakaran akan mempengaruhi pori (slope > 40% ), tetapi juga oleh teksturnya
makro dalam tanah. Tanah menembus tanah yang lebih halus dibanding tanah kebun
yang padat, kemudian ketika akar mati campuran dan hutan, serta BV nya lebih
menyisakan pori makro dalam tanah. tinggi. Oleh sebab itu, pembukaan lahan
Semakin banyak perakaran, maka pori hutan tanpa ditanami atau dibiarkan terbuka
makro akan bertambah sehingga dan ditumbuhi semak belukar dapat
kemampuan tanah dalam menyerap dan berbahaya bagi kelestarian lingkungan
menyimpan air juga semakin tinggi. daerah sekitarnya. Oleh sebab itu,
Berdasarkan kriteria penilaian laju pembukaan lahan di daearh berlereng curam
infiltrasi tanah, didapatkan bahwa perubahan > 15% dan dibiarkan tanpa tanaman
penggunaan lahan dari hutan menjadi kebun menurunkan kemampuan tanah masuk dan
campuran, dengan adanya understorey plants tersimpan dalam profil tanah.
yang menutupi permukaan tanah, mampu
melebihi nilai laju infiltrasi tanah di bawah KESIMPULAN
hutan. Hal ini disebabkan oleh, di samping
tekstur tanahnya yang lebih kasar, sangat Berdasarkan hasil analisis infiltrasi
dipengaruhi oleh kandungan BO tanahnya di laboratorium, perubahan penggunaan
yang tinggi serta sistem pengelolaan lahan di daerah Bukit Pinang-Pinang
lahannya tidak dilakukan pengolahan. Oleh kawasan hutan hujan tropik G. Gadut
sebab itu, sejauh ini penggunaan lahan Padang, maka dapat disimpulkan sebagai
kebun campuran pada kelerengan 3-8%, berikut:
tanpa pengolahan tanah, dan permukaan
tanah ditutupi oleh tanaman, dari segi laju 1. Perubahan penggunaan lahan dari
infiltrasinya, dapat melebihi kemampuan Hutan menjadi Kebun Campuran,
lahan hutan melewatkan air dan dengan permukaan tanah ditutupi
menyimpannya dalam profil tanah, setelah tanaman rendah (understorey plants)
lima-puluhan tahun. dan tanah tanpa diolah, maka setelah
50-tahunan laju infiltrasi tanah
93
J. Solum Vol. VI No. 2 Juli 2009:86-94 ISSN: 1829-7994
94