Anda di halaman 1dari 3

BAB I

1. Jenis-Jenis Konstruksi Jalan dan Jembatan


1.1 Jenis – jenis Konstruksi Perkerasan Jalan
a. Jalan Kerikil / Sirtu
 Bahan Permukaan
b. Jalan Telford
Jalan Telford biasanya menjadi dasar dari lapis perkerasan aspal, dan
biasanya banyak digunakan di daerah permukiman masyarakat. Dengan sudah
terpasangnya jalan telford maka biasanya jalan dapat diperkeras dengan lapis
penetrasi aspal, seperti lapen atau latasir dan yang sejenisnya
Standar Jalan Telford
1. Lebar perkerasan jalan standarnya adalah 3 Meter, dan minimal 2,5 M.
2. Kemiringan punggung jalan adalah 3-4 %.
3. Lebar bahu jalan standar 1 M, dan minimal 0,5 M.
4. Kemiringan bahu jalan 5-6%.
5. Lebar drainase (siring) minimal 0,5 M dan kedalamannya minimal 0,5 M.
c. Jalan Telasah
Sebagaimana halnya kostruksi Telford, konstruksi Telasah
mempunyai komposisi material yang sama dengan konstruksi Telford, yaitu
pasangan / susunan batu berukuran 15/20 atau 20/30. Hanya saja konstruksi
Telasah dalam pemasangan batu bagian runcingnya menghadap kebawah dan
cara pemadatannya secara manual, yaitu dengan dipukul menggunakan
martil seberata 5 s.d 10 kg.
Pertimbangan-pertimbangan menggunakan konstruksi Telasah diantaranya adalah :
 Lebar minimal > 2,5 m - 3,0 m

 Kemiringan jalan > 15%


 Perkerasan telasah digunakan bila pemadatan dengan mesin gilas
tidak dapat dilaksanakan karena mobilisasinya tidak memungkinkan

 Lapisan dasar menggunakan sirtu dengan ukuran maksimum 3 cm,


tebal lapisan dasar minimal 6 cm. Lapisan dasar ini akan masuk
kedalam sela-sela batu telasah ketika dipukul dengan palu dan butiran
batu akan berfungsi sebagai pengunci dari bawah
 Pasangan batu telasah bagian yang relatif rata dipasang diatas dan
bagian runcing ada dibawah.

 Pemadatannya dilakukan secara manual, karena penggunaan


alat berat bebannya terlau berat.

 Pengaspalan tidak dimungkinkan karena mahalnya konstruksi

 Untuk tanah keras dipakai tebal konstruksi 15 cm


 batu tepi ukuran 15 – 20 cm

 batu pokok 10 – 15 cm

 batu kunci 3 – 5 cm
 Untuk tanah sedang dipakai tebal konstruksi 20 cm
 batu tepi ukuran 20 – 30 cm

 batu pokok 15 – 20 cm

 batu kunci 5 – 7 cm
 Lapis pengisi menggunakan sirtu berlempung dengan diameter
maksimum 1 cm
 Pemberian lapis pengisi dengan cara menghamparkan sirtu tebal 2
cm, dimasukkan kedalam sela-sela/rongga batu pokok dan batu
pengunci dipadatkan dengan timbris
 Pada bahu jalan perlu dibuat sub drainase untuk membuang air
dibawah perkerasan dengan ukuran 20 x 30 cm setiap jarak 3 m
 Saluran drainase dibuat bentuk trapesium dengan ukuran atas 50 cm,
dalam 50 cm dan dasar 30 cm. Saluran air tidak perlu dibuat, jika
kemiringan tanah diluar bahu jalan lebih dari 1% yang akan
mengarahkan air keluar dari daerah jalan.

d. Jalan Rabat Beton

Rabat beton (lean concrete) adalah lapisan beton yang dibangun di dalam
galian tanah. Fungsinya sebagai landasan cor beton, cetakan (bekisting) cor beton
pada sisi bawah, penahan kelembaban, serta penyetabil kerataan permukaan beton.
Adanya rabat beton dapat juga mempermudah para pekerja dalam menyelesaikan
tugasnya karena kondisi lingkungan yang lebih bersih dan tidak becek. Adapun
ukuran ketebalan rabat beton biasanya tidak lebih dari 5 cm.
Rabat beton umumnya dibuat menggunakan campuran semen, pasir, dan
kerikil dengan perbandingan 1:3:5. Namun kadang-kadang mutu bahan-bahan
penyusun rabat beton tersebut berada jauh di bawah standar. Contohnya ukuran
kerikil yang terlalu besar, pasir yang bercampur dengan tanah, atau air yang banyak
mengandung lumpur. Sehingga perbandingannya pun perlu disesuaikan lagi.
Disarankan memakai beton siap pakai (ready mix) yang berjenis K125 atau B0
karena mutunya lebih bagus daripada beton yang dibuat secara manual.

e. Jalan Beton
Jalan beton adalah sebutan untuk jalan yang terbuat dari beton bertulang. Jalan ini
diklaim memiliki kekuatan yang sangat kokoh, baik untuk menahan gaya beban
maupun gaya tarik. Jadi tidak mengherankan apabila saat ini banyak jalanan di
Indonesia khususnya yang terbuat dari beton. Jalan beton dinilai lebih kuat dan lebih
awet dibandingkan dengan jalan aspal.
Penerapan jalan raya beton yang dibuat memakai metode perkerasan kaku
bisa menjadi pilihan yang paling tepat. Biasanya perkerasan ini dibangun
menggunakan beton berkualitas tinggi yang memiliki ketebalan paling tidak 20 cm
(K-300). Dukungan beton bermutu bagus tersebut ditujukan agar jalan raya memiliki
kekuatan yang lebih baik saat bergesekan dengan roda kendaraan, tahan terhadap
cuaca yang ekstrim, dan perawatannya pun lebih mudah dikerjakan.
Kelebihan Dan Kekurangan Jalan Beton
 Daya tahan tinggi
 Elastisitasnya tinggi
 Murah dalam pemeliharaan

 Material mudah ditemukan


Kekurangan Beton Sebagai Perkerasan Jalan
 Mahal
 Kualitas jalan tergantung pada prosesnya
 Menaikan ketinggian elevasi jalan

Anda mungkin juga menyukai