Anda di halaman 1dari 123

PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI

ANGGUR MERAH 2011-2017

5.1 Evaluasi Pelaksanaan Program Menurut Indikator dan Kabupaten/Kota


Kegiatan evaluasi program Anggur Merah meliputi evaluasi terkait
beberapa aspek, yakni aspek (1) inovasi dan keunggulan program dari aspek
regulasi dan kebijakan, (2) pengaruh kebijakan program terhadap sistem
pembangunan dan hubungan antara provinsi dan kabupaten, (3) pengaruh
program terhadap kelembagaan di desa dan aspek pemberdayaan serta (4)
dampak alokasi dan hibah desa pada akses permodalan usaha kelompok ekonomi
perdesaan.
5.1.1 Aspek Inovasi dan Keunggulan Program (Aspek I)
Penilaian aspek pertama yaitu inovasi dan keunggulan program desa
mandiri anggur merah dari aspek regulasi dan kebijakan terdiri dari beberapa
indikator yang diukur. Adapun indikator aspek ini adalah sebagai berikut:
1) Inovasi Kebijakan
2) Inovasi Bidang Kelembagaan
3) Inovasi Bidang Keberlanjutan
4) Adopsi Kebijakan
5) Keunggulan Program
6) Kemudahan Persyaratan Dana
7) Prosedur Pengajuan Permohonan Dana
8) Penyerahan Jaminan
9) Pengeluaran Biaya Pengajuan Dana
10) Jangka Waktu Pencairan Dana
11) Peran Pendamping
12) Peran Aparat Pemerintah Desa
13) Jenis Usaha yang Dikembangkan
14) Harapan Keberlanjutan Program

V-1
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Evaluasi pada masing-masing indikator pada aspek 1 adalah sebagai berikut:

Gambar 5. 1 Evaluasi Masing-masing Indikator pada Aspek 1

Gambar tersebut menunjukkan bahwa 12 indikator memiliki skor di atas


nilai tengah dan 2 indikator lainnya memiliki skor di bawah nilai tengah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan pada indikator ketentuan
penyerahan jaminan dan indikator adopsi kebijakan. Pada ketentuan penyerahan
jaminan atas peminjaman modal dana Anggur Merah menunjukkan kondisi yang
berbeda-beda pada setiap kabupaten/kota dan ketidakjelasan system jaminan.
Sehingga diperlukan perbaikan system jaminan untuk kemudahan dan
kelancaran dana bergulir Anggur Merah. Pada indikator adopsi kebijakan
menunjukkan bahwa kebijakan ini belum teradopsi secara keseluruhan pada
peningkatan berbagai aspek ekonomi lokal.
Penilaian dari bobot skor pada 14 indikator tersebut untuk masing-masing
kabupaten/kota di Provinsi NTT menggunakan skala likert dengan rentang nilai
jawaban 1 hingga 5, semakin tinggi skor maka semakin baik kondisi dari indikator
tersebut. Nilai rata-rata dari 14 indikator tersebut untuk masing-masing
kabupaten/kota dapat dijabarkan pada grafik berikut.

V-2
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

SKOR RATA-RATA…
Belu

Ngada
Lembata

Kota Kupang
Sabu Raijua
Malaka

Nagakeo

Sikka
Alor

Ende

Manggarai

TTS
TTU
Kab Kupang

Rote Ndao
Flores Timur

Manggarai Timur

Sumba Barat Daya

Sumba Timur
Manggarai Barat

Sumba Barat

Sumba Tengah
Gambar 5. 2 Penilaian Inovasi dan Keunggulan Program Desa Mandiri Anggur
Merah dari Aspek Regulasi dan Kebijakan

Tabel 5. 1 Klasifikasi Kabupaten/Kota Menurut Skor Rata-rata pada Aspek I


skor di atas rata-rata provinsi skor di bawah rata-rata provinsi
1. Kabupaten Alor 1. Kabupaten Belu
2. Kabupaten Ende 2. Kabupaten Kupang
3. Kabupaten Flores Timur 3. Kabupaten Lembata
4. Kabupaten Manggarai Timur 4. Kabupaten Malaka
5. Kabupaten Nagakeo 5. Kabupaten Manggarai
6. Kabupaten Rote Ndao 6. KAbupaten Manggarai Barat
7. Kabupaten Sabu Raijua 7. Kabupaten Ngada
8. Kabupaten Sumba Barat Daya 8. Kabupaten Sikka
9. Kabupaten Sumba Timur 9. Kabupaten Sumba Barat
10. Kabupaten Sumba Tengah
11. Kabupaten Timor Tengah Selatan
12. Kabupaten Timur Tengah Utara
13. Kota Kupang

Berdasarkan Gambar 5.2 dan Tabel 5.1, diketahui bahwa dari 22


kabupaten/kota pada Provinsi Nusa Tenggara Timur, tidak semua
kabupaten/kota memiliki skor penilaian di atas skor rata-rata provinsi. Nilai rata-
rata provinsi didapatkan dari nilai seluruh kabupaten/kota pada provinsi tersebut
yang dibagi dengan jumlah kabupaten/kota, sehingga didapatkan nilai rata-rata
provinsi sebesar 3,19. Terdapat 9 kabupaten yang memiliki skor di atas nilai rata-
rata provinsi yaitu Kabupaten Alor, Kabupaten Ende, Kabupaten Flores Timur,

V-3
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Nagakeo, Kabupaten Rote Ndao,


Kabupaten Sabu Raijua, Sumba Barat Daya dan Sumba Timur.
Sedangkan 13 kabupaten/kota memiliki penilaian di bawah skor rata-rata
provinsi yaitu Kabupaten Belu, Kabupaten Kupang, Kabupaten Lembata,
Kabupaten Malaka, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat,
Kabupaten Ngada, Sikka, Sumba Barat, Sumba Tengah, Kabupaten Timor
Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kota Kupang.

41%
Skor di atas rata-rata
59%
Skor di bawah rata-rata

Gambar 5. 3 Prosentase Jumlah Kabupaten/Kota Menurut Penilaian Aspek I

Sebanyak 59% kabupaten di Provinsi NTT telah mencapai skor di bawah


rata-rata dari keseluruhan nilai provinsi pada aspek inovasi dan keunggulan
pengembangan pelaksanaan program Anggur Merah. Hal tersebut menunjukkan
bahwa aspek pengembangan unsur inovasi kebijakan baik pada proses inovasi
input, proses, dan output ataupun aspek inovasi kelembagaan dan keunggulan
program belumoptimal. Kondisi ini terbukti dengan tidak banyak bertambahnya
wawasan dan inovasi masyarakat terkait variasi produk usaha dan pemahaman
tentang koperasi dan kelembagaan usaha.
Pada indikator kemudahan persyaratan dana, prosedur pengajuan dana,
penyerahan jaminan, pengeluaran biaya pengajuan dana, jangka waktu
pencairan, peran pendamping dan pemerintah desa, jenis usaha dan harapan
keberlanjutan program memiliki prosentase nilai indikator yang paling besar
dengan range bobot skor 4-5.

V-4
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

5.1.2 Aspek Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan


dan Hubungan Antara Provinsi dan Kabupaten (Aspek II)
Penilaian aspek kedua yaitu pengaruh kebijakan program desa mandiri
anggur merah terhadap sistem pembangunan dan hubungan antara provinsi dan
kabupaten terdiri dari beberapa indikator yang diukur. Adapun indikator yang
pada aspek kedua ini terdiri dari 4 indikator dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Kerjasama antar Kabupaten
2) Dampak Program Terhadap Perdagangan Antar Kabupaten
3) Kerjasama antar Provinsi
4) Dampak Program Terhadap Perdagangan Antar Provinsi

Gambar 5. 4 Evaluasi Masing-masing Indikator pada Aspek 2


Gambar 5.4 menunjukkan bahwa keseluruhan indikator pada aspek
pengaruh kebijakan program desa mandiri anggur merah terhadap sistem
pembangunan dan hubungan antara provinsi dan kabupaten memiliki skor di
bawah rata-rata. Hal tersebut menunjukkan dampak negatif pada perkembangan
hubungan antar kabupaten dengan provinsi maupun antar kabupaten. Dampak
negatif ini diartikan bahwa masih belum terdampak dampak yang besar pada
peningkatan hubungan kerjasama usaha lokal baik antar kabupaten maupun
dengan provinsi.

Sedangkan penilaian aspek 2 pada masing-masing kabupaten/kota


dijelaskan pada gambar berikut:

V-5
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Gambar 5. 5 Penilaian Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem


Pembangunan dan Hubungan Antara Provinsi dan Kabupaten

Tabel 5. 2 Klasifikasi Kabupaten/Kota Menurut Skor Rata-rata pada Aspek II


skor di atas rata-rata provinsi skor di bawah rata-rata provinsi
1. Kabupaten Alor 1. Kabupaten Belu
2. Kabupaten Ende 2. Kabupaten Kupang
3. Kabupaten Flores Timur 3. Kabupaten Lembata
4. Kabupaten Manggarai Timur 4. Kabupaten Malaka
5. Kabupaten Nagakeo 5. Kabupaten Manggarai
6. Kabupaten Rote Ndao 6. Kabupaten Manggarai Barat
7. Kabupaten Sumba Barat Daya 7. Kabupaten Ngada
8. Kabupaten Sumba Tengah 8. Kabupaten Sabu Raijua
9. Kabupaten Sumba Timur 9. Kabupaten Sikka
10. Kabupaten Timor Tengah Selatan 10. Kabupaten Sumba Barat
11. Kabupaten Timor Tengah Utara
12. Kota Kupang

Nilai rata-rata provinsi didapatkan dari nilai rata-rata seluruh


kabupaten/kota pada provinsi tersebut, sehingga didapatkan nilai rata-rata
provinsi sebesar 1,94. Berdasarkan Gambar 5.3 dan Tabel 5.2, diketahui bahwa
dari 22 kabupaten/kota pada Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdapat 12
kabupaten yang memiliki nilai di atas rata-rata provinsi dan 9 kabupaten/kota
dengan skor di bawah rata-rata.
12 Kabupaten dengan nilai di atas rata-rata meliputi Kabupaten Alor,
Kabupaten Ende, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Manggarai Timur,
Kabupaten Nagakeo, Kabupaten Rote Nda0, Kabupaten Sumba Barat Daya,
Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Timor Tengah
Utara dan Kota Kupang.

V-6
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Sedangkan untuk 10 kabupaten yang memiliki skor di bawah rata-rata


provinsi terdiri dari Kabupaten Belu, Kabupaten Kupang, Kabupaten Lembata,
Kabupaten Malaka, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat,
Kabupaten Ngada, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten
Sumba Barat.

45% Skor di atas rata-rata


55%
Skor di bawah rata-rata

Gambar 5. 6 Prosentase Jumlah Kabupaten/Kota Menurut Penilaian Aspek II

Masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTT memiliki skor di atas rata-


rata (55%) dan di bawah rata-rata (45%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas terkait usaha yang didasarkan dari dana program Anggur Merah masih
memberikan dampak yang cukup besar terkait hubungan kerja sama usaha antar
kabupaten maupun antar provinsi. Namun, usaha lokal yang dikembangkan oleh
masyarakat masih berupa usaha kecil untuk skala lingkungan di sekitarnya.

5.1.3 Aspek Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek


Pemberdayaan (Aspek III)
Penilaian aspek ketiga yaitu pengaruh program desa mandiri anggur merah
terhadap kelembagaan di desa dan aspek pemberdayaan. Aspek ini terdiri dari
beberapa indikator yang diukur dan dinilai, sebagai berikut:
1) Peningkatan anggota koperasi
2) Partisipasi masyarakat pada koperasi
3) Keterampilan masyarakat pada pengembangan usaha
4) Pelatihan dan penyuluhan
5) Penyerapan pengangguran
6) Sistem perlindungan usaha

V-7
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Evaluasi masing-masing indikator pada aspek pengaruh program desa


mandiri Anggur Merah terhadap kelembagaan di desa dan aspek pemberdayaan
adalah sebagai berikut:

Gambar 5. 7 Evaluasi Masing-masing Indikator pada Aspek 3

Gambar 5.7 menunjukkan bahwa 3 indikator dari keseluruhan memiliki skor


di bawah nilai 2,5 meliputi indikator system perlindungan usaha, pelatihan dan
penyuluhan dan indikator keterampilan masyarakat pada pengembangan usaha.
Sedangkan penilaian aspek 3 pada masing-masing kabupaten/kota
dijelaskan pada gambar berikut:
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
SKOR RATA-…
Sumba Barat…
Belu

Ngada

Sabu Raijua

Kota Kupang
Lembata
Malaka
Alor

Nagakeo
Ende

Manggarai

Sikka

TTS
TTU
Manggarai Barat

Rote Ndao
Flores Timur

Sumba Timur
Kab Kupang

Manggarai Timur

Sumba Barat

Sumba Tengah

Gambar 5. 8 Penilaian Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan


Aspek Pemberdayaan

V-8
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 3 Klasifikasi Kabupaten/Kota Menurut Skor Rata-rata pada Aspek III


skor di atas rata-rata provinsi skor di bawah rata-rata provinsi
1. Kabupaten Alor 1. Kabupaten Belu
2. Kabupaten Ende 2. Kabupaten Lembata
3. Kabupaten Flores Timur 3. Kabupaten Malaka
4. Kabupaten Kupang 4. Manggarai Timur
5. Kabupaten Manggarai 5. Kabupaten Ngada
6. Kabupaten Manggarai Barat 6. Kabupaten Sabu Raijua
7. Kabupaten Nagakeo 7. Kabupaten Sumba Barat
8. Kabupaten Rote Ndao 8. Kabupaten Sumba Barat Daya
9. Kabupaten Sumba Tengah 9. Kabupaten Sikka
10. Kabupaten Sumba Timur
11. Kabupaten Timor Tengah Selatan
12. Kabupaten Timor Tengah Utara
13. Kota Kupang

Berdasarkan Gambar 5.5 dan Tabel 5.3, diketahui bahwa dari 22


kabupaten/kota pada Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak semua memiliki nilai
jawaban di atas rata-rata provinsi untuk penilaian aspek ketiga. Nilai rata-rata
provinsi didapatkan dari nilai rata-rata seluruh kabupaten/kota pada provinsi
tersebut, sehingga didapatkan nilai rata-rata provinsi sebesar 2,41. Terdapat 13
kabupaten /kota yang memiliki nilai di atas rata-rata provinsi yaitu Kabupaten
Alor, Kabupaten Ende, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Kupang, Manggarai,
Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Nagakeo, Kabupaten Rote Nda0,
Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Timor Tengah
Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kota Kupang. Sedangkan 9
kabupaten/kota memiliki nilai/skor di bawah rata-rata provinsi yaitu Kabupaten
Belu, Kabupaten Lembata, Kabupaten Kabupaten Malaka, Kabupaten Manggarai
Timur, Kabupaten Ngada, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Sikka, Kabupaten
Sumba Barat, dan Kabupaten Sumba Barat Daya.

41%
Skor di atas rata-rata
59%
Skor di bawah rata-rata

Gambar 5. 9 Prosentase Jumlah Kabupaten/Kota Menurut Penilaian Aspek III

V-9
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Berdasarkan pada Gambar 5.9, diketahui bahwa 59% kabupaten/kota


memiliki skor di atas nilai rata-rata provinsi. Prosentase ini menunjukkan bahwa
terdapat perkembangan positif pada perkembangan kelembagaan desa dan
aspek pemberdayaan masyarakat dari pengaruh program Anggur Merah. Dalam
hal ini terdapat peningkatan jumlah anggota koperasi, partisipasi masyarakat
pada kegiatan koperasi, peningkatan keterampilan masyarakat pada
pengembangan usaha, kegiatan pelatihan dan penyuluhan, peningkatan
penyerapan pengangguran, dan peningkatan sistem perlindungan usaha.

5.1.4 Aspek Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha
Kelompok Ekonomi Pedesaan (Aspek IV)
Penilaian aspek keempat yaitu dampak alokasi dan hibah desa pada akses
permodalan usaha kelompok ekonomi pedesaan terdiri dari beberapa indikator
yang diukur. Adapun indikator pada aspek empat adalah sebagai berikut.
1) Syarat pengajuan permintaan modal usaha
2) Akses modal koperasi setelah adanya anggur merah
3) Tingkat Kecukupan bantuan modal
4) Dampak program desa mandiri anggur merah terhadap peningkatan jumlah
produksi
5) Dampak program desa mandiri anggur merah
6) Dampak program desa mandiri anggur merah
7) Kondisi pengembalian bantuan modal/dana
8) Jangka waktu pengembalian dana bantuan
9) Tingkat kesulitan pengembalian dana bantuan
10) Skema bunga/jasa dalam pengembalian
11) Ketersediaan bantuan bimbingan proses bisnis

Hasil evaluasi pada masing-masing indikator pada aspek 4 adalah sebagai


berikut:

V-10
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Gambar 5. 10 Evaluasi Masing-masing Indikator pada Aspek 4


Aspek 4 menunjukkan bahwa 3 dari 11 indikator memiliki skor di bawah nilai
tengah. Ketiga indikator tersebut meliputi indikator ketersediaan bantuan
bimbingan proses bisnis, skema bunga/jasa dalam pengembalian dan indikator
dampak program pada peningkatan dan perluasan pasar. Ketiga indikator ini
memang masing belum berkembang pada perbaikan system usaha ekonomi
masyarakat. Sehingga peningkatan ekonomi masyarakat belum optimal dengan
program ini karena sebatas pada penyediaan modal usaha saja. Untuk ke
depannya diperlukan peningkatan system pendampingan inovasi produk usaha
dan pemasaran oleh koperasi.
Selanjutnya untuk penilaian aspek 4 menurut masing-masing
kabupaten/kota dapat dijabarkan. Skor rata-rata dari 11 indikator pertanyaan
pada aspek 4 merupakan penilaian dari range 1-5, dengan skor tertinggi
menunjukkan kondisi yang paling baik. Berikut merupakan grafik skor penilaian
aspek empat:

V-11
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Gambar 5. 11 Penilaian Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan
Usaha Kelompok Ekonomi Pedesaan

Tabel 5. 4 Klasifikasi Kabupaten/Kota Menurut Skor Rata-rata pada Aspek IV


skor di atas rata-rata provinsi skor di bawah rata-rata provinsi
1. Kabupaten Alor 1. Kabupaten Belu
2. Kabupaten Ende 2. Kabupaten Kupang
3. Kabupaten Flores Timur 3. Kabupaten Lembata
4. Kabupaten Manggarai 4. Kabupaten Malaka
5. Kabupaten Manggarai Barat 5. Kabupaten Ngada
6. Kabupaten Manggarai Timur 6. Kabupaten Sabu Raijua
7. Kabupaten Nagakeo 7. Kabupaten Sumba Barat Daya
8. Kabupaten Rote Ndao 8. Kabupaten Sumba Tengah
9. Kabupaten Sikka 9. Kabupaten Timor Tengah Selatan
10. Kabupaten Sumba Barat 10. Kabupaten Timor Tengah Utara
11. Kabupaten Sumba Timur 11. Kota Kupang

Nilai rata-rata provinsi didapatkan dari nilai rata-rata seluruh


kabupaten/kota pada provinsi tersebut, sehingga didapatkan nilai rata-rata
provinsi sebesar 3,18. Terdapat 11 kabupaten /kota yang memiliki nilai di atas
rata-rata provinsi yaitu Kabupaten Alor, Kabupaten Ende, Flores Timur,
Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Nagakeo, Rote Ndao, Sikka,
Sumba Barat dan Sumba Timur. Sedangkan 11 kabupaten/kota lainnya memiliki
nilai di bawah rata-rata provinsi yaitu Kabupaten Belu, Kabupaten Kupang,
Lembata, Malaka, Ngada, Sabu Raijua, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, TTS,
TTU dan Kota Kupang.

V-12
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Gambar 5.12 menunjukkan bahwa 50% kabupaten/kota di Provinsi NTT


memiliki skor di atas rata-rata dan 50% lainnya di bawah rata-rata.

50% 50% Skor di atas rata-rata

Skor di bawah rata-rata

Gambar 5. 12 Prosentase Jumlah Kabupaten/Kota Menurut Penilaian Aspek IV

Indikator dengan prosentase yang paling besar dan bernilai positif adalah
pada indikator tingkat kemudahan pada pemenuhan syarat pengajuan modal
usaha dan akses modal, tingkat kemampuan pengembalian modal usaha, jangka
waktu pengembalian, dan tingkat kemudahan pengembalian dana bantuan.
Sedangkan indikator dengan prosentase yang belum optimal terdapat pada
indikator kecukupan bantuan modal usaha, peningkatan jumlah produksi usaha,
dampak pada perluasan pasar, dan omset usaha. Tidak optimalnya dari beberapa
indikator tersebut dikarenakan oleh skala pengembangan usaha yang masih
terbatas dan lebih pada pengembangan usaha lokal.

5.1.5 Aspek Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi


Masyarakat, Sosial dan Keberlanjutan (Aspek V)
Penilaian aspek kelima yaitu dampak program terhadap perkembangan
ekonomi masyarakat, sosial dan keberlanjutan terdiri dari tiga indikator yang
dinilai, sebagai berikut:
1) Dampak program terhadap peningkatan pendapatan
2) Dampak program terhadap peningkatan aset keluarga
3) Dampak program terhadap peningkatan pendidikan
Evaluasi pada masing-masing indikator pada aspek 5 adalah sebagai berikut:

V-13
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Gambar 5. 13 Evaluasi Masing-masing Indikator pada Aspek 5


Gambar 5.13 menunjukkan bahwa keseluruhan indikator memiliki skor lebih
dari 2,5, meliputi indikator dampak program terhadap peningkatan pendapatan,
asset keluarga dan dampak program terhadap peningkatan pendidikan.

Indikator yang ditanyakan pada aspek kelima kemudian dihitung dengan


menggunakan skala likert pada rentang nilai jawaban 1 hingga 5 dengan nilai
mendekati 5 semakin baik. Berdasarkan hasil survei kuesioner pada masyarakat,
maka didapatkan nilai rata-rata jawaban pada aspek keempat. Hasil kuesioner
jawaban masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut:

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Gambar 5. 14 Penilaian Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi


Masyarakat, Sosial dan Keberlanjutan

V-14
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 5 Klasifikasi Kabupaten/Kota Menurut Skor Rata-rata pada Aspek V


skor di atas rata-rata provinsi skor di bawah rata-rata provinsi
1. Kabupaten Ende 1. Kabupaten Alor
2. Kabupaten Flores Timur 2. Kabupaten Belu
3. Kabupaten Manggarai 3. Kabupaten Kupang
4. Kabupaten Manggarai Barat 4. Kabupaten Lembata
5. Kabupaten Nagakeo 5. Kabupaten Malaka
6. Kabupaten Rote Ndao 6. Kabupaten Manggarai Timur
7. Kabupaten Sikka 7. Kabupaten Ngada
8. Kabupaten Sumba Barat 8. Kabupaten Sabu Raijua
9. Kabupaten Sumba Barat Daya 9. Kabupaten Sumba Tengah
10. Kabupaten Sumba Timur 10. Kabupaten Timor Tengah Selatan
11. Kabupaten Timor Tengah Utara 11. Kota Kupang

Berdasarkan Gambar 5.9, diketahui bahwa dari 22 kabupaten/kota pada


Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak semua memiliki nilai jawaban di atas nilai
rata-rata provinsi untuk penilaian aspek kelima. Nilai rata-rata provinsi
didapatkan dari nilai rata-rata seluruh kabupaten/kota pada provinsi tersebut,
sehingga didapatkan nilai rata-rata provinsi sebesar 3,06. Terdapat 11 kabupaten
/kota yang memiliki nilai di atas rata-rata provinsi yaitu Kabupaten Ende,
Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat,
Kabupaten Nagakeo, Rote Ndao, Kabupaten Sikka, Kabupaten Sumba Barat,
Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Timur, dan Kabupaten Timor
Tengah Utara. Sedangkan 11 kabupaten/kota memiliki nilai/skor di bawah rata-
rata provinsi yaitu Kabupaten Alor, Belu, Kabupaten Kupang, Kabupaten
Lembata, Kabupaten Malaka, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Ngada,
Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Sumba Tengah, TTS dan Kota Kupang.
Gambar 5.10 menunjukkan bahwa pada kabupaten/kota memiliki nilai di
atas dan di bawah rata-rata secara seimbang, yakni masing-masing 50%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dampak program masih belum optimal, baik pada
indikator dampak program terhadap peningkatan pendapatan, peningkatan
asset keluarga, maupun tingkat pendidikan keluarga.

V-15
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

50% 50% Skor di atas rata-rata


Skor di bawah rata-rata

Gambar 5. 15 Prosentase Jumlah Kabupaten/Kota Menurut Penilaian Aspek V

5.2 Evaluasi Pelaksanaan Program Menurut Jenis Usaha


Jenis usaha yang dikembangkan pada pelaksanaan program desa mandiri
Anggur Merah terdiri dari usaha masyarakat lokal pada sektor industri, perikanan
dan kelautan, pertanian dan perkebunan, peternakan, simpan pinjam dan
UMKM. Perkembangan masing-masing usaha memiliki proporsi yang berbeda-
beda menurut variabel 5 aspek yang diukur.
5.2.1 Penilaian Aspek I Menurut Jenis Usaha
Aspek inovasi dan keunggulan program desa mandiri anggur merah pada
pengembangan dan peningkatan sistem regulasi dan kebijakan menurut jenis
usaha lebih banyak berkembang pada jenis usaha pada bidang UMKM, simpan
pinjam, perikanan dan kelautan dan sektor industri.

Rata-Rata

UMKM

Simpan Pinjam

Peternakan

Pertanian dan Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Industri

2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4

Gambar 5. 16 Penilaian Aspek I Menurut Klasifikasi Jenis Usaha

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa jenis usaha peternakan,


pertanian dan perkebunan memiliki skor di bawah rata-rata pada penilaian aspek
inovasi dan keunggulan program pada pengembangan dan peningkatan system

V-16
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

regulasi dan kebijakan. Hal tersebut bukan berarti menunjukkan bahwa program
tersebut gagal, melainkan hanya tidak banyak perkembangannya pada kegiatan
inovasi dan keunggulan produk. Hal ini dikarenakan perlunya modal yang cukup
besar dan system pemasaran yang lebih baik untuk meningkatkan variasi usaha
peternakan, pertanian dan perkebunan. Selain itu, keuntungan pada ketiga jenis
usaha ini membutuhkan jangka waktu yang cukup lama. Dimana kondisi ini
mempersulit peternak dan petani pada kesepakatan pengembalian modal usaha
dari program Anggur Merah. Pengembangan aspek inovasi dan keunggulan pada
jenis usaha membutuhkan system yang komprehensif pada subsistem hulu
sampai hilir, baik pada penyediaan bahan baku, modal, pengolahan produk yang
inovatif maupun system pemasarannya.

5.2.2 Penilaian Aspek II Menurut Jenis Usaha


Pada aspek pengaruh kebijakan program desa mandiri anggur merah
terhadap sistem pembangunan dan hubungan antara provinsi dan kabupaten,
menunjukkan bahwa jenis usaha simpan pinjam tidak memiliki keunggulan pada
aspek ini. Kegiatan simpan pinjam tentunya tidak memiliki pengaruh pada
hubungan system usaha antar provinsi maupun kabupaten. Simpan pinjam bukan
merupakan jenis usaha melainkan hanya merupakan system pemberian
pinjaman untuk berbagai hal baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun
pengembangan usaha maupun lainnya.

Rata-Rata

UMKM

Simpan Pinjam

Peternakan

Pertanian dan Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Industri

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Gambar 5. 17 Penilaian Aspek II Menurut Klasifikasi Jenis Usaha

V-17
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Perlu adanya evaluasi pada persyaratan jenis usaha yang diperbolehkan


untuk dikembangkan melalui pemanfaatan dana Anggur Merah. Salah satunya
adalah dengan tidak mengizinkan pemanfaatan dana Anggur Merah untuk
kegiatan simpan pinjam, karena tidak sesuai dengan visi dan misi pengembangan
program desa mandiri Anggur Merah.

5.2.3 Penilaian Aspek III Menurut Jenis Usaha


Pada aspek pengaruh program desa mandiri anggur merah terhadap
kelembagaan di desa dan aspek pemberdayaan menunjukkan hal yang positif
pada setiap jenis usaha. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa skor masing-
masing jenis usaha mendekati dan melebihi rata-rata serta mendekati skor 2,5
bahkan lebih. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif pada
pengembangan kelembagaan di desa dan pemberdayaan masyarakat.

Rata-Rata

UMKM

Simpan Pinjam

Peternakan

Pertanian dan Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Industri

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Gambar 5. 18 Penilaian Aspek III Menurut Klasifikasi Jenis Usaha

Program Anggur Merah memberikan dampak yang positif pada aktivitas


masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi lokal baik pada usaha UMKM,
peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, industry dan
simpan pinjam. Masyarakat memiliki inisiatif untuk berani membuka usaha
mandiri dengan memanfaatkan peminjaman modal dari program Anggur Merah.
Tentunya pengembangan usaha ini perlu untuk terus dipantau oleh koperasi
sebagai tulang punggung untuk mengontrol bergulirnya program Anggur Merah.
Koperasi tidak hanya berperan pada administrasi keuangan Anggur Merah tapi

V-18
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

memiliki peran yang besar pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat


baik kualitas sumber daya manusia maupun kualitas usaha ekonomi lokal
masyarakat.

5.2.4 Penilaian Aspek IV Menurut Jenis Usaha


Penilaian aspek keempat yaitu dampak alokasi dan hibah desa pada akses
permodalan usaha kelompok ekonomi pedesaan pada pengembangan jenis
usaha. Pada gambar berikut menunjukkan bahwa masing-masing skor dari jenis
usaha mendekati nilai rata-rata dan secara keseluruhan melebihi nilai di atas 2,5.
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap jenis usaha memiliki peluang akses
permodalan yang mudah.

Rata-Rata

UMKM

Simpan Pinjam

Peternakan

Pertanian dan Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Industri

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Gambar 5. 19 Penilaian Aspek IV Menurut Klasifikasi Jenis Usaha

Program desa mandiri Anggur Merah memberikan kemudahan untuk


mengakses modal usaha bagi seluruh masyarakat menengah ke bawah di
Provinsi NTT. Kemudahan akses ini ditandai dengan persyaratan pengajuan
modal yang mudah, jangka waktu pencairan dana yang cepat, persyaratan
pengembalian dana pinjaman yang tidak menyulitkan dan control dari koperasi
yang cukup baik. Meskipun demikian, kemudahan akses modal ini terbatas pada
jumlah modal usaha yang diajukan oleh masyarakat. Tidak semua anggota
koperasi menerima dana bantuan dengan jumlah yang mencukupi, karena dana
Anggur Merah diharapkan merata dan menjangkau untuk seluruh unit usaha kecil
menengah yang membutuhkan. Tidak cukupnya dana yang dibutuhkan

V-19
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

utamanya pada pengembangan usaha peternakan besar, maupun lainnya yang


membutuhkan dana yang cukup besar.

5.2.5 Penilaian Aspek V Menurut Jenis Usaha


Aspek kelima adalah dampak program terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat, sosial dan keberlanjutan. Pada keseluruhan jenis usaha
menunjukkan bahwa masing-masing memiliki skor di atas 2,5 yakni di atas nilai
tengah (1-5). Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan jenis usaha oleh
masyarakat ini memberikan dampak positif bagi perkembangan sosial ekonomi
masyarakat dan keberlanjutan program.

Rata-Rata

UMKM

Simpan Pinjam

Peternakan

Pertanian dan Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Industri

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Gambar 5. 20 Penilaian Aspek V Menurut Klasifikasi Jenis Usaha

Program Anggur Merah perlu terus dikembangkan dengan memperhatikan


kondisi pada setiap aspek. Masing-masing aspek akan memberikan nilai positif
apabila pengembangan ekonomi lokal tidak hanya pada penyediaan modal saja,
melainkan juga memperhatikan pada aspek keberlanjutan program.

5.3 Potensi Masalah


Berdasarkan pada penjelasan prosentase nilai dari masing-masing aspek di
setiap kabupaten/kota di Provinsi NTT, selanjutnya dijabarkan penjelasan potensi
dan permasalahan dari setiap aspek pada masing-masing kabupaten/kota.
Penjabaran potensi dan masalah ini ditujukan untuk merumuskan rekomendasi

V-20
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

pengembangan program Anggur Merah agar lebih efektif dan efisien serta tepat
sasaran pada pengembangan ekonomi masyarakat.
5.3.1 Kabupaten Alor
Kabupaten Alor merupakan salah satu penerima manfaat dari program
Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program tersebut antara
lain sektor perdagangan dan jasa (kios, dagang bahan makanan dan pakaian,
menjahit, kerajinan, bengkel, kesenian, usaha mebel dan lain-lain), UMKM
(kerajinan tenun songket), sektor pertanian (sayuran holtikultura), sektor
peternakan (pengembangbiakan ternak babi dan ternak sapi) serta sektor
perikanan (budidaya rumput laut dan perikanan tangkap). Usaha-usaha tersebut
memiliki potensi dan masalah untuk masing-masing aspek yang dijelaskan dalam
tabel berikut:
Tabel 5. 6 Potensi dan Masalah (Kabupaten Alor)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 53% terdapat inovasi aspek input, proses dan 5% tidak ada inovasi
kebijakan output:
 Masyarakat memahami prosedur pengajuan
dana program desa mandiri anggur merah
atas arahan dari pendamping
 Masyarakat telah menerima pelatihan
mengenai tata cara pengembalian pinjaman
 Dana yang diterima sesuai pengajuan dan
tepat sasaran
Inovasi bidang 42% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi
secara resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi 37% terdapat >3 inovasi: 5% tidak ada inovasi
keberlanjutan  Keberlanjutan proram untuk generasi
program selanjutnya
 Peran pemangku kepentingan yang
diimplementasikan melalui keterbukaan,
fleksibiltas, ataupun mekanisme bottom up
 Koordinasi antara pemangku kepentingan
Keunggulan 69% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana tersebut
kepada pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya seperti pengajuan dana dan
prosedur lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
seluruh lapisan masyarakat

V-21
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Kemudahan 42% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya
dana membutukan KTP dan KK, untuk yang memiliki
KTP bukan berasal dari desa yang diberikan
dana anggur merah maka memerlukan surat
rekomendasi. Kemudahan persyaratan
pengajuan dana mudah karena dibantu oleh
perangkat desa dan prosesnya hanya
mengajukan proposal dan menunggu
konfirmasi dari kabupaten dan bank NTT
Prosedur 26% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan beberapa masyarakat
memenuhi persyaratan seperti proposal yang tidak tahu
pengembangan usaha, KTP dan KK prosedur pengajuan
dana
Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah, BPKB, -
pengajuan kendaraan, hewan ternak, barang-barang
berharga dan surat perjanjian agar mengikat
masyarakat bahwa merupakan dana pinjaman
bukan hibah
Biaya Mengeluarkan biaya berupa simpanan pokok Biaya transportasi
pengajuan untuk keberlanjutan koperasi pengajuan ke
kabupaten yang tinggi
karena aksesnya yang
tidak mudah
Jangka waktu 63% jangka waktu pencairan sangat cepat: 10% jangka waktu
pencairan Pencairan dana tergantung ada tidaknya dana pencairan sangat lama:
di rekening koperasi, jika dana mencukupi untuk Lebih dari 1 bulan
diberikan kepada pengaju, maka proses
pencairan dana bisa langsung dilakukan serta
jangka waktu pencairan dana berdasarkan
kesepakatan bersama anggota koperasi
Peran 63% peran pendamping sangat membantu: -
pendamping Pendamping memberikan petunjuk pada setiap
kegiatan, membantu dalam proses pengajuan
dana, mengarahkan ketika proses berlangsung
Peran 32% peran pemerintah desa sangat membantu 5% peran pemerintah
pemerintah desa mempersulit
desa
Harapan 89% harapan program dilanjutkan dengan -
keberlanjutan skema yang ada saat ini
program

Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama 21% terdapat hubungan sangat besar: 42% tidak terdapat
antar Karena skala usaha sudah mencakup 1 hubungan kerjasama
kabupaten kabupaten antar kabupaten
Dampak antar 5% terdapat dampak sangat besar 53% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap perdagangan
antar kabupaten

V-22
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Kerjasama 5% terdapat hubungan sangat besar 74% tidak terdapat
antar provinsi hubungan kerjasama
antar provinsi
Dampak antar 11% terdapat dampak sangat besar 63% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap perdagangan
antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 47% terjadi peningkatan anggota koperasi 10% tidak terjadi
anggota >20 orang peningkatan anggota
koperasi koperasi
Partisipasi 32% masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi 5% masyarakat tidak
masyarakat di  Mengikuti rapat pembahasan sistem pernah berpartisipasi di
koperasi pinjaman dan sosialisasi program koperasi
 Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran untuk pengembangan
koperasi yang lebih baik
 Meminjam dana
 Menabung
Keterampilan 11% terdapat peningkatan >3 keterampilan 32% tidak terdapat
pengembangan usaha peningkatan
usaha  Peningkatan pola usaha (menjahit) keterampilan usaha
 Peningkatan keterampilan administrasi
menggunakan komputer
 Peningkatan pemasaran
Pelatihan dan 10% terdapat >3 pelatihan dan penyuluhan 32% tidak terdapat
penyuluhan  Pelatihan administrasi untuk koperasi desa pelatihan dan
dari dinas koperasi penyuluhan
 Pelatihan peningkatan usaha (cara berternak,
bertani dan pengolahan komoditas rumput
laut menjadi produk kue dan jus)
 Penyuluhan teknis pembukuan usaha oleh
pendamping
 Pelatihan pemasaran
Penyerapan 11% terdapat penambahan >6 tenaga kerja 68% tidak terdapat
pengangguran penambahan tenaga
kerja
Sistem 21% terdapat >3 sistem perlindungan usaha 37% tidak terdapat
perlindungan  Perlindungan permodalan sistem perlindungan
usaha  Perlindungan usaha usaha
 Perlindungan pemasaran produk
 Perlindungan hukum
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 47% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Masing-masing unit usaha hanya memerlukan
kelengkapan persyaratan administratif berupa
fotokopi KTP, surat perjanjian dan proposal
kegiatan usaha yang akan dikembangkan
beserta anggaran dana yang diperlukan

V-23
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Akses modal 53% akses modal sangat mudah -
 Semakin berkembangnya variasi usaha dari
setiap masing-masing unit usaha
 Besar modal yang sesuai dengan
kemampuan untuk mengembalikan
peminjaman modal setiap bulannya
Kecukupan 11% modal berlebih untuk usaha: -
pinjaman Modal yang didapat mampu meningkatkan
pembelian kebutuhan bahan baku dan peralatan
untuk usaha
Peningkatan 16% terjadi peningkatan jumlah produksi sangat 16% tidak terjadi
jumlah produksi besar peningkatan jumlah
produksi
Peningkatan 11% terjadi peningkatan pemasaran sangat 26% tidak terjadi
pasar besar peningkatan
pemasaran
Peningkatan 20% terjadi peningkatan omset sangat besar 10% tidak terjadi
omset peningkatan omset
Pengembalian 47% dapat mengembalikan dalam jumlah 5% belum sanggup
pinjaman sangat besar (60% dari dana bantuan) mengembalikan sama
sekali
Jangka waktu 42% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun: 10% jangka waktu
pengembalian Modal yang dipinjam cukup besar dengan pengembalian <3 bulan
jangka waktu pengembalian 1-2 tahun
Kesulitan 5% sangat ringan dalam mengembalikan -
pengembalian pinjaman
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
1-2% per bulan
Bantuan 32% terdapat bantuan bimbingan usaha: 68% tidak terdapat
bimbingan Pengembangan produk olahan bantuan bimbingan
usaha usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 21% terjadi peningkatan pendapatan sangat -
pendapatan besar (naik >40%)
Masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik
dana bantuan yang diberikan, baik itu kegiatan
perbaikan dan peningkatan peralatan bagi
nelayan maupun peningkatan variasi usaha
lainnya
Peningkatan 32% terjadi peningkatan aset sangat besar -
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak, dll)
Peningkatan 37% terjadi peningkatan tingkat pendidikan 21% tidak terdapat
pendidikan keluarga sangat besar (>D3): peningkatan
Sebagian dana bantuan berupa sistem simpan
pinjam yang dimanfaatkan untuk pembayaran
pendidikan keluarga

V-24
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

5.3.2 Kabupaten Belu


Keberadaan program desa mandiri anggur merah telah mengembangkan
berbagai kegiatan usaha, diantaranya sektor perdagangan dan jasa (kios, jual
sayur di pasar, ojek, usaha nasi kuning dan lain-lain), sektor UMKM serta sektor
perikanan. Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk masing-
masing aspek yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 7 Potensi dan Masalah (Kabupaten Belu)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 54% terdapat inovasi aspek input: 38% tidak ada inovasi
kebijakan  Pengembangan usaha melibatkan semua
unsur dalam masyarakat dan
pemerintahan baik skala desa,
kecamatan, kabupaten, pertahanan dan
keamanan yaitu polisi dan koramil
ataupun seluruh stakeholder lain yang
berkepentingan dalam kemajuan desa
 Pengembangan usaha memperoleh
modal lebih dalam membeli ataupun
mensuplai bahan baku
8% inovasi aspek output:
 Cakupan pemasaran usaha memiliki
perkembangan dan sasaran yang lebih
luas
Inovasi bidang 15% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi
secara resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi 15% terdapat 3 inovasi: 23% tidak ada inovasi
keberlanjutan  Adanya peran pemangku kepentingan
program  Keberlanjutan program untuk generasi
selanjutnya beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pemangku
kepentingan dan koordinasi antar
pemangku kepentingan
Keunggulan 15% terdapat 4 keunggulan:  Kurang ada
program  Ketepatan sasaran pemberian dana transparansi, karena
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam sejak awal masyarakat
prosesnya menganggap bahwa ini
 Adanya transparansi merupakan dana hibah
 Melibatkan semua pengambil keputusan politik sehingga tidak
dan masyarakat dikembalikan
 Birokrasi masih sulit
untuk mengurus
kelembagaan berbadan
hukum
Kemudahan 69% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya
dana membutukan KTP dan KK, untuk yang
memiliki KTP bukan berasal dari desa yang

V-25
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


diberikan dana anggur merah maka
memerlukan surat rekomendasi.
Kemudahan persyaratan pengajuan dana
mudah karena dibantu oleh perangkat desa
dan prosesnya hanya mengajukan proposal
dan menunggu konfirmasi dari kabupaten
dan bank NTT
Prosedur 38% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat beberapa
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan masyarakat yang tidak
memenuhi persyaratan seperti proposal tahu prosedur pengajuan
pengembangan usaha, KTP dan KK dana
Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah atau BPKB, -
pengajuan agar mengikat masyarakat bahwa
merupakan dana pinjaman bukan hibah
Biaya Mengeluarkan biaya dalam proses -
pengajuan pembuatan proposal, dan membayar uang
administrasi untuk keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 61% jangka waktu pencairan sangat cepat: 8% jangka waktu
pencairan Satu minggu sejak pengajuan atau pencairan sangat lama:
tergantung kesiapan berkas persyaratan, Lebih dari 1 bulan
apabila sudah lengkap akan dihubungi,
sedangkan apabila penyiapan berkasnya
lama maka pencairan dana juga lama
Peran 46% peran pendamping sangat membantu: -
pendamping Pendamping berperan ganda sebagai
pengurus koperasi baik sebagai bendahara
maupun sekretaris
Peran 8% peran pemerintah desa sangat -
pemerintah membantu
desa
Harapan 61% harapan program dilanjutkan dengan -
keberlanjutan skema yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama - 39% tidak terdapat
antar hubungan kerjasama antar
kabupaten kabupaten
Dampak antar - 31% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap perdagangan
antar kabupaten
Kerjasama - 77% tidak terdapat
antar provinsi hubungan kerjasama antar
provinsi
Dampak antar - 77% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap perdagangan
antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 46% terjadi peningkatan anggota koperasi 31% tidak terjadi
anggota >20 orang peningkatan anggota
koperasi koperasi

V-26
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Partisipasi 8% masyarakat selalu berpartisipasi di 7% masyarakat tidak
masyarakat di koperasi pernah berpartisipasi di
koperasi  Mengikuti rapat akhir tahun koperasi
 Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran
 Meminjam dana
 Menyimpan dana
Keterampilan  Peningkatan pola usaha 15% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan keterampilan (kuantitas, peningkatan keterampilan
usaha kualitas, dan variasi usaha) usaha
 Peningkatan pemasaran ke luar desa
Pelatihan dan  Pelatihan pengelolaan administrasi 15% tidak terdapat
penyuluhan  Pelatihan peningkatan usaha (cara pelatihan dan penyuluhan
menangkap ikan)
 Penyuluhan akuntansi
 Sosialisasi program anggur merah
 Pelatihan pengembangan koperasi
 Pelatihan magang koperasi
 Pelatihan komputerisasi
Penyerapan - 69% tidak terdapat
pengangguran penambahan tenaga kerja
Sistem - 92% tidak terdapat sistem
perlindungan perlindungan usaha
usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 46% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Masing-masing unit usaha hanya
memerlukan kelengkapan persyaratan
administratif berupa fotocopy KTP,foto diri
dan membayar sejumlah uang yang nantinya
akan masuk dalam simpanan pokok dan
simpanan wajib
Akses modal 25% akses modal sangat mudah -
Kecukupan - 15% modal sangat tidak
pinjaman mencukupi untuk usaha:
Jumlah pinjaman yang
ditawarkan telah
ditentukan oleh koperasi,
sedangkan semakin besar
usaha yang dibuka, maka
semakin besar pula modal
usaha yang harus
dikeluarkan
Peningkatan 8% terjadi peningkatan jumlah produksi -
jumlah produksi sangat besar:
Jumlah barang meningkat setelah adanya
program desa mandiri anggur merah
Peningkatan 8% terjadi peningkatan pemasaran sangat 7% tidak terjadi
pasar besar peningkatan pemasaran:

V-27
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Pemasaran produk masih
dalam lingkup lokal
Peningkatan 15% terjadi peningkatan omset sangat besar: -
omset peningkatan omset setelah adanya program
berkisar 50% hingga 100% dari sebelumnya
Pengembalian 15% dapat mengembalikan dalam jumlah -
pinjaman sangat besar (60% dari dana bantuan)
Jangka waktu Jangka waktu pengembalian berkisar 1-1,5 -
pengembalian tahun
Kesulitan 15% sangat ringan dalam mengembalikan 8% sangat berat dalam
pengembalian pinjaman mengembalikan pinjaman:
Belum mendapatkan
keuntungan usaha yang
djalankan
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
1-2% per bulan
Bantuan 15% terdapat bantuan bimbingan usaha: 85% tidak terdapat
bimbingan Pelatihan atau bimbingan dari proses bahan bantuan bimbingan usaha
usaha baku hingga proses pemasaran
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 9% terjadi peningkatan pendapatan sangat -
pendapatan besar (naik >40%):
Program memberikan dampak positif bagi
peningkatan ekonomi masyarakat lokal
Peningkatan 15% terjadi peningkatan aset sangat besar 8% tidak terjadi
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak, peningkatan aset
dll)
Peningkatan 23% terjadi peningkatan tingkat pendidikan 8% tidak terdapat
pendidikan keluarga sangat besar (>D3): peningkatan
Sebagian dana bantuan berupa sistem
simpan pinjam yang dimanfaatkan untuk
pembayaran pendidikan anak usia sekolah

5.3.3 Kabupaten Ende


Program Anggur Merah telah mengembangkan berbegai kegiatan usaha
di Kabupaten Ende diantaranya ialah sektor perdagangan dan jasa (kios, kios
sembako, foto copy, printer, ojek, penjahit baju dan lain-lain), sektor UMKM
(kerajinan tenun ikat), sektor pertanian (perkebunan kakao, perkebunan kemiri,
perkebunan coklat dan holtikultura), serta sektor peternakan
(pengembangbiakan ternak babi, ternak sapi, lele dan ternak ayam). Usaha-
usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk masing-masing aspek yang
dijelaskan dalam tabel berikut:

V-28
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 8 Potensi dan Masalah (Kabupaten Ende)


Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 67% terdapat inovasi aspek input, proses dan -
kebijakan output:
 Mekanisme transparansi pencairan dana
dengan melibatkan perangkat desa,
masyarakat desa, PKM, pengurus koperasi dan
anggota koperasi
 Pengelolaan administrasi melalui buku yang
didalamnya terdiri dari simpanan pokok,
wajib, kapitalisasi, agunan dan lain-lain
Inovasi bidang 19% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi secara
resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi 67% terdapat 3 inovasi: 5% tidak ada inovasi
keberlanjutan  Peran pemangku kepentingan yang
program diimplementasikan melalui keterbukaan,
fleksibiltas, ataupun mekanisme bottom up
 Keberlanjutan program untuk generasi
selanjutnya
 Koordinasi antar pemangku kepentingan
Keunggulan 71% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
masyarakat
Kemudhan 33% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya
dana membutuhkan KTP dan KK, untuk yang memiliki
KTP bukan berasal dari desa yang diberikan dana
anggur merah maka memerlukan surat
rekomendasi. Kemudahan persyaratan
pengajuan dana mudah karena dibantu oleh
perangkat desa dan prosesnya hanya
mengajukan proposal dan menunggu konfirmasi
dari kabupaten dan bank NTT
Prosedur 28% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan beberapa masyarakat
memenuhi persyaratan seperti proposal yang tidak tahu
pengembangan usaha, KTP dan KK prosedur pengajuan
dana
Jaminan Jaminan berupa surat pernyataan peminjaman, -
pengajuan agar mengikat masyarakat bahwa merupakan
dana pinjaman bukan hibah
Biaya Mengeluarkan biaya administrasi dan anggota -
pengajuan diwajibkan meminjam terlebih dahulu dana
kapitalisasi 10 % dari uang pinjaman untuk
keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 33% jangka waktu pencairan sangat cepat: 29% jangka waktu
pencairan Satu minggu sejak pengajuan atau tergantung pencairan sangat lama:
kesiapan berkas persyaratan, apabila sudah

V-29
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


lengkap akan dihubungi, sedangkan apabila Tergantung hasil
penyiapan berkasnya lama maka pencairan dana rekomendasi dari
juga lama Bappeda Kabupaten
Ende dan ketersediaan
dana di kas koperasi,
selama dana tersedia di
koperasi maka akan
langsung diberikan
kepada unit usaha
(dengan ketentuan
berlaku), namun jika ada
antrean maka dapat
menghabiskan waktu 4
minggu dengan dana di
atas 10 juta ke atas
Peran 67% peran pendamping sangat membantu: 5% peran pendamping
pendamping  Pendampingan dalam ilmu koperasi, mempersulit:
 Proses pembuatan proposal Dalam prosesnya
 Tahap pencairan pendamping aktif dalam
 Pemberian solusi atas masalah kegiatan koperasi,
 Berkoordinasi awal pembentukan koperasi tetapi pendampingan
dan unit usaha yang akan mengajukan dalam pengembangan
pendanaan usaha masih belum ada
 Membantu mendampingi proses administratif
 Sebagai kontrol pendanaan koperasi
Peran 57% peran pemerintah desa sangat membantu -
pemerintah
desa
Harapan 14% harapan program dilanjutkan dengan skema -
keberlanjutan yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama 5% terdapat hubungan sangat besar: 24% tidak terdapat
antar kerja sama perdagangan biji cokelat dan kemiri hubungan kerja sama
kabupaten dengan Kabupaten Sikka dan Nagekeo antar kabupaten
Dampak antar 14% terdapat dampak sangat besar 29% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap perdagangan
antar kabupaten
Kerjasama 5% terdapat hubungan sangat besar, 76% tidak terdapat
antar provinsi kerja sama perdagangan kopi dengan Provinsi hubungan kerja sama
DKI Jakarta dan Pulau Jawa antar provinsi
Dampak antar 10% terdapat dampak sangat besar 76% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap perdagangan
antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 38% terjadi peningkatan anggota koperasi 9% tidak terjadi
anggota >20 orang peningkatan anggota
koperasi koperasi

V-30
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Partisipasi 67% masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi 5% masyarakat tidak
masyarakat di  Mengikuti Rapat Akhir Tahun pernah berpartisipasi di
koperasi  Membayar simpanan wajib setiap bulan koperasi
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Membayar dana duka solidaritas sebesar rp
2.000
 Memberikan saran tentang proses pencairan
dan pengembalian dana ketika rapat bulanan
 Meminjam dana
 Membayar angsuran/cicilan dan jaminan
agunan
 Menabung berupa simpanan sukarela dari sisa
angsuran pembayaran ketika ada
pengembalian atau berlebih
 Arisan kelompok koperasi
Keterampilan 9% terdapat peningkatan >3 keterampilan usaha 24% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan pola usaha (beternak, peningkatan
usaha penambahan komoditas pertanian, keterampilan usaha
pengembangan usaha baru),
 Peningkatan keterampilan administrasi
dengan pembukuan dan pengelolaan
anggaran
 Peningkatan pemasaran dengan
pembentukan jaringan pelanggan sehingga
menciptakan jaringan antar anggota koperasi
sebagai konsumen tetap dan penjualan
produk berkualitas serta pemasaran ke luar
provinsi dan luar negeri
Pelatihan dan 10% terdapat >3 pelatihan dan penyuluhan 52% tidak terdapat
penyuluhan  Pelatihan manajemen dan pembukuan untuk pelatihan dan
koperasi desa dari dinas koperasi penyuluhan
 Pelatihan peningkatan usaha (cara berkebun
dan intensifikasi, pola fermentasi kopi)
 Penyuluhan awal tentang anggur merah oleh
perangkat desa, pkm, polisi dan babinsa
 Pelatihan peningkatan pemasaran ke luar
provinsi dan luar negeri, serta pelatihan dari
kementerian perekonomian flores
Penyerapan 5% terdapat penambahan >6 tenaga kerja 57% tidak terdapat
pengangguran penambahan tenaga
kerja
Sistem 5% terdapat >3 sistem perlindungan usaha 28% tidak terdapat
perlindungan  Perlindungan permodalan (kapitalisasi dan sistem perlindungan
usaha agunan) usaha
 Perlindungan usaha (perjanjian antar koperasi
dan anggota, verifikasi usaha oleh lurah, dan
kontrol kualitas untuk komoditas kopi)
 Perlindungan pemasaran produk
 Perlindungan hukum (koperasi yang berbadan
hukum dengan AD/ART koperasi dan
peraturan desa)

V-31
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


 Perlindungan berupa kearifan lokal yaitu
perlindungan secara adat dengan melakukan
kesepakatan masyarakat desa
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 24% syarat pengajuan sangat mudah: 5% syarat pengajuan
pengajuan Beberapa unit usaha menyebutkan untuk syarat sangat sulit
pengajuan modal usaha mereka harus mengisi
dan melengkapi ketentuan yang telah
ditetapkan, biasanya koperasi membutuhkan
fotocopy KTP, foto diri dan membayar sejumlah
uang yang nantinya akan masuk dalam simpanan
pokok dan simpanan wajib
Akses modal 19% akses modal sangat mudah -
Koperasi yang menjalankan pinjaman memiliki
transparasi dalam transaksi dan tidak adanya
intervensi dari pihak lain, sehingga masyarakat
merasa mudah dalam akses pengajuan modal
usaha
Kecukupan 5% modal berlebih untuk usaha -
pinjaman
Peningkatan 48% terjadi peningkatan jumlah produksi sangat -
jumlah produksi besar:
Jumlah barang meningkat sekitar 15% dari
jumlah produksi awal setelah adanya program
anggur merah
Peningkatan 19% terjadi peningkatan pemasaran sangat -
pasar besar:
Terdapat unit usaha yang menerima bantuan dari
koperasi, perluasan pasar hingga ke luar negeri
Peningkatan 10% terjadi peningkatan omset sangat besar -
omset
Pengembalian 48% dapat mengembalikan dalam jumlah sangat -
pinjaman besar (60% dari dana bantuan)
Jangka waktu 95% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun: -
pengembalian
Kesulitan 10% sangat ringan dalam mengembalikan -
pengembalian pinjaman
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
1-2% per bulan
Bantuan 24% terdapat bantuan bimbingan usaha: 76% tidak terdapat
bimbingan Pelatihan atau bimbingan dari proses bahan baku bantuan bimbingan
usaha hingga proses pemasaran usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 19% terjadi peningkatan pendapatan sangat 5% tidak terjadi
pendapatan besar (naik >40%) peningkatan
Program desa mandiri Anggur Merah di pendapatan
Kabupaten Ende tergolong sukses untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat
Peningkatan 38% terjadi peningkatan aset sangat besar -
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak, dll):

V-32
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Kenaikan aset keluarga bergerak linier dengan
kenaikan pendapatan keluarga
Peningkatan 52% terjadi peningkatan tingkat pendidikan 19% tidak terjadi
pendidikan keluarga sangat besar (>D3): peningkatan tingkat
Keuntungan dari usaha yang didapat telah pendidikan keluarga
mampu meningkatkan kemudahan untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang D3, S1
maupun S2

5.3.4 Kabupaten Flores Timur


Keberadaan program desa mandiri anggur merah di Kabupaten Flores
Timur telah mengembangkan berbagai kegiatan usaha, diantaranya sektor
perdagangan dan jasa (kios sembako, dagang bahan makanan dan pakaian dan
lain-lain), sektor UMKM (kerajinan tenun ikat), sektor pertanian (pembibitan
pohon cendana), sektor peternakan (pengembangbiakan ternak babi, dan ternak
ayam) serta sektor perikanan. Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan
masalah untuk masing-masing aspek yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 9 Potensi dan Masalah (Kabupaten Flores Timur)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 20% terdapat inovasi aspek input, proses dan 40% tidak ada inovasi
kebijakan output:
 Mengkombinasikan dengan kearifan lokal
masyarakat
 Pemerintah desa mengundang dinas koperasi
untuk sosialisasi terkait sistem koperasi
Inovasi bidang 10% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi secara
resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi 35% terdapat >3 inovasi: 10% tidak ada inovasi
keberlanjutan  Peran pemangku kepentingan
program  Keberlanjutan program untuk generasi
selanjutnya beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak yg
berkepentingan
 Koordinasi juga antar pemangku kepentingan
Keunggulan 75% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana tersebut
kepada pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya seperti pengajuan dana dan
prosedur lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
seluruh lapisan masyarakat

V-33
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Kemudahan 45% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya
dana membutuhkan KTP dan KK, untuk yang memiliki
KTP bukan berasal dari desa yang diberikan dana
anggur merah maka memerlukan surat
rekomendasi. Kemudahan persyaratan
pengajuan dana mudah karena dibantu oleh
perangkat desa dan prosesnya hanya
mengajukan proposal dan menunggu konfirmasi
dari kabupaten dan bank NTT
Prosedur 55% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan beberapa masyarakat
memenuhi persyaratan seperti proposal yang tidak tahu
pengembangan usaha, KTP dan KK prosedur pengajuan
dana
Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah, alat elektronik -
pengajuan dan surat perjanjian agar mengikat masyarakat
bahwa merupakan dana pinjaman bukan hibah
Biaya Mengeluarkan biaya berupa simpanan pokok dan -
pengajuan biaya operasional untuk keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 40% jangka waktu pencairan sangat cepat: 10% jangka waktu
pencairan 1 minggu sejak pengajuan pencairan sangat lama:
Lebih dari 1 bulan
Peran 75% peran pendamping sangat membantu: 5% peran pendamping
pendamping mempersulit
Peran 50% peran pemerintah desa sangat membantu -
pemerintah
desa
Harapan 65% harapan program dilanjutkan dengan skema -
keberlanjutan yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama 10% terdapat hubungan sangat besar: 15% tidak terdapat
antar Kerjasama perdagangan tenun ikat dengan hubungan kerjasama
kabupaten Kabupaten Lembata antar kabupaten
Dampak antar 10% terdapat dampak sangat besar 25% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap perdagangan
antar kabupaten
Kerjasama - 80% tidak terdapat
antar provinsi hubungan kerjasama
antar provinsi
Dampak antar - 80% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap perdagangan
antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 40% terjadi peningkatan anggota koperasi 5% tidak terjadi
anggota >20 orang peningkatan anggota
koperasi koperasi

V-34
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Partisipasi 20% masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi -
masyarakat di  Mengikuti rapat
koperasi  Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran
 Menabung
Keterampilan 5% terdapat peningkatan >3 keterampilan usaha 35% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan pola usaha (tenun ikat) peningkatan
usaha  Peningkatan keterampilan administrasi keterampilan usaha
 Peningkatan pemasaran
Pelatihan dan  Pelatihan pola usaha (tenun ikat) 50% tidak terdapat
penyuluhan  Pelatihan administrasi pelatihan dan
 Pelatihan pemasaran penyuluhan
Penyerapan 25% terdapat penambahan >6 tenaga kerja 35% tidak terdapat
pengangguran penambahan tenaga
kerja
Sistem 5% terdapat >3 sistem perlindungan usaha 40% tidak terdapat
perlindungan  Perlindungan permodalan sistem perlindungan
usaha  Perlindungan terhadap pelaku usaha usaha
 Perlindungan pasar
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 68% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Syarat pengajuan modal usaha harus mengisi
dan melengkapi ketentuan yang telah
ditetapkan, kelompok usaha mengajukan RAB
kepada koperasi, surat permohonan lalu pihak
koperasi akan memverivikasi data tersebut
Akses modal 45% akses modal sangat mudah -
Kecukupan - Peminjam bantuan
pinjaman modal usaha harus
berbagi dengan
peminjam yang lainnya
Peningkatan 15% terjadi peningkatan jumlah produksi sangat Peningkatan jumlah
jumlah produksi besar produksi tidak terlalu
signifikan dikarenakan
pengeluaran yang harus
dikeluarkan juga besar,
serta minat pembeli
tidak terlalu meningkat
Peningkatan 10% terjadi peningkatan pemasaran sangat besar 20% tidak terjadi
pasar peningkatan
pemasaran:
Pemasaran produk
masih lingkup antar
desa, kecamatan hingga
antar kabupaten
Peningkatan 15% terjadi peningkatan omset sangat besar: 5% tidak terjadi
omset Peningkatan omset setelah adanya program peningkatan omset
berkisar 50% hingga 100% dari sebelumnya

V-35
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Pengembalian 75% dapat mengembalikan dalam jumlah sangat 5% belum sanggup
pinjaman besar (60% dari dana bantuan) mengembalikan sama
sekali
Jangka waktu 45% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun: -
pengembalian 2-3 tahun
Kesulitan 10% sangat ringan dalam mengembalikan 5% sangat berat dalam
pengembalian pinjaman: mengembalikan
Jangka waktu yang ditawarkan masih tergolong pinjaman
lama, sehingga masyarakat dapat mencicil untuk
melunasi pengembalian dana bantuan tersebut
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
0,5-1% per bulan
Bantuan - 100% tidak terdapat
bimbingan bantuan bimbingan
usaha usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 25% terjadi peningkatan pendapatan sangat 5% tidak terjadi
pendapatan besar (naik >40%) peningkatan
peningkatan pendapatan lebih dari 30% dari pendapatan
pendapatan sebelumnya
Peningkatan 32% terjadi peningkatan aset sangat besar 10% tidak terjadi
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak, dll) peningkatan aset
Peningkatan 70% terjadi peningkatan tingkat pendidikan 5% tidak terdapat
pendidikan keluarga sangat besar (>D3): peningkatan
Peningkatan kemampuan untuk menyekolahkan
pada tingkat perguruan tinggi

5.3.5 Kabupaten Kupang


Program Anggur Merah telah mengembangkan berbegai kegiatan usaha
di Kabupaten Kupang diantaranya ialah sektor perdagangan dan jasa (kios,
dagang bahan makanan dan pakaian, jasa menjahit, sewa tenda dan lain-lain),
sektor UMKM (percetakan batako), sektor pertanian (holtikultura:cabe, kacang,
tomat, bawang dan palawija) dan perkebunan (kemiri, kelapa, pisang dan asem),
sektor peternakan (pengembangbiakan ternak babi, ternak sapi, dan ternak
ayam) serta sektor perikanan (ikan bandeng, budidaya rumput laut dan ikan).
Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk masing-masing aspek
yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 10 Potensi dan Masalah (Kabupaten Kupang)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi - 100% tidak ada
kebijakan inovasi

V-36
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Inovasi bidang 50% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi secara resmi
dan sudah beraktivitas
Inovasi  Peran pemangku kepentingan -
keberlanjutan  Keberlanjutan program untuk generasi selanjutnya
program beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak yg
berkepentingan
 Koordinasi juga antar pemangku kepentingan
Keunggulan 67% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana tersebut kepada
pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam prosesnya
seperti pengajuan dana dan prosedur lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
seluruh lapisan masyarakat
Kemudahan 17% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya membutuhkan
dana KTP dan KK, untuk yang memiliki KTP bukan berasal
dari desa yang diberikan dana anggur merah maka
memerlukan surat rekomendasi. Kemudahan
persyaratan pengajuan dana mudah karena dibantu
oleh perangkat desa dan prosesnya hanya mengajukan
proposal dan menunggu konfirmasi dari kabupaten
dan bank NTT
Prosedur 17% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan beberapa
memenuhi persyaratan seperti proposal masyarakat yang
pengembangan usaha, KTP dan KK tidak tahu prosedur
pengajuan dana
Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah, BPKB, traktor, alat -
pengajuan elektronik dan hewan ternak agar mengikat
masyarakat bahwa merupakan dana pinjaman bukan
hibah
Biaya Mengeluarkan biaya berupa pembuatan proposal, -
pengajuan materai, buku anggota, administrasi 1% dari nilai
pinjaman untuk keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 67% jangka waktu pencairan sangat cepat: 16% jangka waktu
pencairan 1 minggu sejak pengajuan pencairan sangat
lama:
Lebih dari 1 bulan
Peran 83% peran pendamping sangat membantu: -
pendamping PKM memberikan sosialisasi kepada masyarakat
Peran Peran pemerintah desa membantu dalam pemberian -
pemerintah ruangan koperasi di balai desa
desa
Harapan 33% harapan program dilanjutkan dengan skema yang -
keberlanjutan ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten

V-37
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Kerjasama - 100% tidak terdapat
antar hubungan
kabupaten kerjasama antar
kabupaten
Dampak antar - 100% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap
perdagangan antar
kabupaten
Kerjasama - 100% tidak terdapat
antar provinsi hubungan
kerjasama antar
provinsi
Dampak antar - 100% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap
perdagangan antar
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 100% terjadi peningkatan anggota koperasi -
anggota >20 orang
koperasi
Partisipasi 33% masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi -
masyarakat di  Mengikuti rapat
koperasi  Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran
sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran
 Menabung
Keterampilan 17% terdapat peningkatan >3 keterampilan usaha 16% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan pola usaha (rumput laut) peningkatan
usaha  Peningkatan keterampilan administrasi oleh PKM keterampilan usaha
 Peningkatan pengetahuan laba rugi dari Dinas
Koperasi Kabupaten Kupang
 Peningkatan pemasaran
Pelatihan dan 17% terdapat >3 pelatihan dan penyuluhan 16% tidak terdapat
penyuluhan  Pelatihan pola usaha (rumput laut) pelatihan dan
 Pelatihan keterampilan administrasi oleh PKM penyuluhan
 Pelatihan laba rugi dari Dinas Koperasi Kabupaten
Kupang
 Pelatihan pemasaran
Penyerapan 67% terdapat penambahan >6 tenaga kerja 16% tidak terdapat
pengangguran penambahan tenaga
kerja
Sistem Perlindungan pemasaran produk 83% tidak terdapat
perlindungan sistem perlindungan
usaha usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 17% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Syarat pengajuan modal usaha harus mengisi dan
melengkapi ketentuan yang telah ditetapkan,

V-38
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


kelompok usaha mengajukan RAB kepada
koperasi,surat permohonan lalu pihak koperasi akan
memverifikasi data tersebut
Syarat pengajuan dana pada koperasi di Kabupaten
Kupang adalah sebagai berikut:
1. Menjadi anggota koperasi
2. Menandatangani surat pernyataan
pertanggungjawaban dan surat pernyataan
pengembalian
3. Membuat proposal
4. Memiliki usaha
5. Mengumpulakan fotocopy anggota
Akses modal - -
Kecukupan - Pemberian modal
pinjaman usaha hanya mampu
untuk bibit pada
usaha peternakan
Peningkatan - 33% tidak terjadi
jumlah produksi peningkatan jumlah
produksi
Peningkatan - 100% tidak terjadi
pasar peningkatan
pemasaran
Peningkatan Peningkatan omset penjualan terjadi karena adanya 33% tidak terjadi
omset peningkatan jumlah produksi peningkatan omset
Pengembalian 20% dapat mengembalikan dalam jumlah sangat besar 20% belum sanggup
pinjaman (60% dari dana bantuan) mengembalikan
sama sekali
Jangka waktu 67% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun: -
pengembalian 1-3 tahun
Kesulitan 17% sangat ringan dalam mengembalikan pinjaman Usaha yang
pengembalian dijalankan belum
mendapatkan
keuntungan atau
tidak berjalan
dengan baik
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian pinjaman -
pengembalian untuk keberlanjutan koperasi:
0,5-1% per bulan
Bantuan 50% terdapat bantuan bimbingan usaha: 50% tidak terdapat
bimbingan Pemberian bimbingan bisnis oleh dinas koperasi di bantuan bimbingan
usaha Kabupaten Kupang usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan Kenaikan pendapatan setelah adanya program hanya 17% tidak terjadi
pendapatan sebesar 10% dan 17% menyatakan tidak ada peningkatan
peningkatan pendapatan, karena jenis usaha yang pendapatan
dikembangkan membutuhkan waktu lama untuk
mendapatkan keuntungan (usaha peternakan)
Peningkatan - 67% tidak terjadi
aset peningkatan aset
Peningkatan 17% terjadi peningkatan tingkat pendidikan keluarga 16% tidak terdapat
pendidikan sangat besar (>D3) peningkatan

V-39
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

5.3.6 Kabupaten Lembata


Kabupaten Lembata merupakan salah satu penerima manfaat dari
program Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program
tersebut antara lain sektor peternakan, sektor perdagangan dan jasa serta sektor
perikanan. Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk masing-
masing aspek yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 11 Potensi dan Masalah (Kabupaten Lembata)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi Koperasi menyeleksi layak atau tidaknya 33% tidak ada inovasi
kebijakan usaha /perorangan yang mengajukan
peminjaman
dana anggur merah
Inovasi bidang 17% terdapat >3 inovasi: 25% tidak ada inovasi
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi
secara resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi  Peran pemangku kepentingan -
keberlanjutan  Keberlanjutan program untuk generasi
program selanjutnya beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak yg
berkepentingan
 Koordinasi juga antar pemangku
kepentingan
Keunggulan 42% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana
tersebut kepada pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya seperti pengajuan dana dan
prosedur lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan
dan seluruh lapisan masyarakat
Kemudahan 42% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya
dana membutuhkan KTP dan KK, untuk yang
memiliki KTP bukan berasal dari desa yang
diberikan dana anggur merah maka
memerlukan surat rekomendasi.
Kemudahan persyaratan pengajuan dana
mudah karena dibantu oleh perangkat desa
dan prosesnya hanya mengajukan proposal
dan menunggu konfirmasi dari kabupaten
dan bank NTT
Prosedur 34% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat beberapa
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan masyarakat yang tidak tahu
dan memenuhi persyaratan seperti prosedur pengajuan dana
proposal pengembangan usaha, KTP dan
KK

V-40
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah, BPKB, -
pengajuan surat berharga dan surat pernyataan agar
mengikat masyarakat bahwa merupakan
dana pinjaman bukan hibah
Biaya Mengeluarkan biaya transportasi, -
pengajuan membuka rekening serta uang operasional
untuk keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 8% jangka waktu pencairan sangat cepat: 92% jangka waktu pencairan
pencairan 1 minggu sejak pengajuan sangat lama:
Lebih dari 1 bulan
Peran 33% peran pendamping sangat membantu: 8% peran pendamping
pendamping  Proses pembuatan proposal atau mempersulit
pengajuan dana
 Mengontrol bagaimana berjalannya
perputaran dana anggur merah berupa
cek pembukuan
Peran 25% peran pemerintah desa sangat -
pemerintah membantu
desa
Harapan 33% harapan program dilanjutkan dengan -
keberlanjutan skema yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama Kerjasama perdagangan dengan Kabupaten 59% tidak terdapat
antar Flores Timur hubungan kerjasama antar
kabupaten kabupaten
Dampak antar - 59% tidak terdapat dampak
kabupaten program terhadap
perdagangan antar
kabupaten
Kerjasama - 83% tidak terdapat
antar provinsi hubungan kerjasama antar
provinsi
Dampak antar - 92% tidak terdapat dampak
provinsi program terhadap
perdagangan antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 42% terjadi peningkatan anggota koperasi 17% tidak terjadi
anggota >20 orang peningkatan anggota
koperasi koperasi
Partisipasi 8% masyarakat selalu berpartisipasi di -
masyarakat di koperasi
koperasi  Mengikuti rapat dengan pengawas
koperasi
 Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran atau masukan kepada
pengurus koperasi untuk perbaikan
koperasi agar lebih baik
 Meminjam dana
 Menabung

V-41
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Keterampilan  Peningkatan pola usaha 58% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan keterampilan administrasi peningkatan keterampilan
usaha dari Dinas Koperindag usaha
Pelatihan dan  Pelatihan pola usaha 67% tidak terdapat pelatihan
penyuluhan  Pelatihan keterampilan administrasi dari dan penyuluhan
Dinas Koperindag
Penyerapan 33% terdapat penambahan >6 tenaga kerja 42% tidak terdapat
pengangguran penambahan tenaga kerja
Sistem - 100% tidak terdapat sistem
perlindungan perlindungan usaha
usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 42% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Masing-masing unit usaha hanya
memerlukan kelengkapan persyaratan
administratif berupa form pengajuan dana
dan form jati diri
Akses modal 50% akses modal sangat mudah -
Pihak koperasi telah melakukan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai akses modal
yang mudah jika mereka meminjam kepada
koperasi. Pihak koperasi juga memantau
secara intens penggunaan dana
Kecukupan - Peminjaman yang diajukan
pinjaman pihak kelompok usaha
kepada koperasi tidak
sepenuhnya turun sesuai
dengan permintaan, selain
itu terdapat mekanisme
pemenuhan persyaratan,
verifikasi, dan persetujuan
untuk kemudian melakukan
pencairan dana pinjaman.
Jumlah maksimum
peminjaman berbeda-beda
berkisar antara 1 - 60 juta
Peningkatan 8% terjadi peningkatan jumlah produksi 17% tidak terjadi
jumlah produksi sangat besar peningkatan jumlah
produksi:
Peningkatan jumlah
produksi tidak terlalu
signifikan
Peningkatan - 58% tidak terjadi
pasar peningkatan pemasaran:
 Pemasaran produk masih
lingkup antar desa,
kecamatan hingga antar
kabupaten
 Masyarakat mengatakan
bahwa kurang
berkembangnya
perluasan pasar

V-42
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


dikarenakan hambatan
proses distribusi
Peningkatan 8% terjadi peningkatan omset sangat besar: 17% tidak terjadi
omset Peningkatan omset setelah adanya peningkatan omset
program berkisar 30% hingga 80% dari
sebelumnya
Pengembalian 33% dapat mengembalikan dalam jumlah -
pinjaman sangat besar (60% dari dana bantuan)
Jangka waktu 64% jangka waktu pengembalian >1,5 -
pengembalian tahun:
Modal yang dipinjam cukup besar dengan
jangka waktu pengembalian 1-3 tahun
Kesulitan 17% sangat ringan dalam mengembalikan 8% sangat berat dalam
pengembalian pinjaman: mengembalikan pinjaman
Jangka waktu yang ditawarkan masih
tergolong lama, dan bunga yang
ditawarkan kecil sehingga masyarakat
dapat mencicil untuk melunasi
pengembalian dana bantuan tepat waktu
Skema Terdapat skema bunga dalam -
pengembalian pengembalian pinjaman untuk
keberlanjutan koperasi:
0,5-1% per bulan
Bantuan 8% terdapat bantuan bimbingan usaha: 92% tidak terdapat bantuan
bimbingan Bantuan bimbingan proses bisnis bimbingan usaha
usaha dilaksanakan oleh pihak dinas koperasi,
peindustrian dan perdagangan
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 8% terjadi peningkatan pendapatan sangat 17% tidak terjadi
pendapatan besar (naik >40%) peningkatan pendapatan:
Jenis usaha yang
dikembangkan didominasi
oleh usaha peternakan dan
pertanian, dimana usaha
pada sektor ini
membutuhkan waktu yang
lama untuk proses panennya
Peningkatan 25% terjadi peningkatan aset sangat besar -
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak,
dll)
Peningkatan 67% terjadi peningkatan tingkat pendidikan 8% tidak terdapat
pendidikan keluarga sangat besar (>D3): peningkatan
Sebagian dana bantuan berupa sistem
simpan pinjam yang dimanfaatkan untuk
pembayaran pendidikan keluarga dengan
tingkat pendidikan perguruan tinggi

V-43
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

5.3.7 Kabupaten Malaka


Kabupaten Malaka merupakan salah satu penerima manfaat dari program
Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program tersebut antara
lain sektor peternakan (pembibitan sapi, ternak kambing dan ternak babi) serta
sektor perdagangan dan jasa (kios, dagang bahan makanan pokok, berjualan
bensin dan lain-lain). Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk
masing-masing aspek yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 12 Potensi dan Masalah (Kabupaten Malaka)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 17% terdapat inovasi aspek input, proses dan -
kebijakan output:
 Kemudahan akses modal usaha
 Peningkatan penghasilan
Inovasi bidang 8% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi
secara resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi 17% terdapat >3 inovasi -
keberlanjutan  Peran pemangku kepentingan
program  Keberlanjutan program untuk generasi
selanjutnya beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak yg
berkepentingan
 Koordinasi juga antar pemangku kepentingan
Keunggulan 58% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana tersebut
kepada pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya seperti pengajuan dana dan
prosedur lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
seluruh lapisan masyarakat
Kemudahan 50% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya
dana membutuhkan KTP dan KK, untuk yang
memiliki KTP bukan berasal dari desa yang
diberikan dana anggur merah maka
memerlukan surat rekomendasi. Kemudahan
persyaratan pengajuan dana mudah karena
dibantu oleh perangkat desa dan prosesnya
hanya mengajukan proposal dan menunggu
konfirmasi dari kabupaten dan bank NTT
Prosedur 50% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat beberapa
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan masyarakat yang tidak
memenuhi persyaratan seperti proposal tahu prosedur pengajuan
pengembangan usaha, KTP dan KK dana

V-44
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Jaminan Jaminan berupa surat pernyataan agar -
pengajuan mengikat masyarakat bahwa merupakan dana
pinjaman bukan hibah
Biaya - -
pengajuan
Jangka waktu - 83% jangka waktu
pencairan pencairan sangat lama:
Rata-rata kurang lebih 3
bulan sejak pengajuan
Peran 67% peran pendamping sangat membantu: 8% peran pendamping
pendamping PKM mendampingi desa dan kelompok mempersulit
masyarakat dalam proses pengajuan sampai
dana cair
Peran 64% peran pemerintah desa sangat membantu -
pemerintah
desa
Harapan 92% harapan program dilanjutkan dengan -
keberlanjutan skema yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama - 33% tidak terdapat
antar hubungan kerjasama antar
kabupaten kabupaten
Dampak antar 8% terdapat dampak sangat besar 17% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap perdagangan
antar kabupaten
Kerjasama - 100% tidak terdapat
antar provinsi hubungan kerjasama antar
provinsi
Dampak antar - 83% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap perdagangan
antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 8% terjadi peningkatan anggota koperasi 67% tidak terjadi
anggota >20 orang peningkatan anggota
koperasi koperasi
Partisipasi  Mengikuti rapat pembahasan -
masyarakat di  Membayar simpanan wajib setiap bulan
koperasi  Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Menabung
Keterampilan  Peningkatan pola usaha 75% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan keterampilan administrasi peningkatan keterampilan
usaha (pencatatan) usaha
Pelatihan dan  Penyuluhan awal adanya program anggur 59% tidak terdapat
penyuluhan merah oleh PKM pelatihan dan penyuluhan
 Pelatihan peningkatan keterampilan usaha
(cara berternak)
 Pelatihan pemasaran dan jaringan

V-45
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Penyerapan - 67% tidak terdapat
pengangguran penambahan tenaga kerja
Sistem Terdapat perlindungan usaha masyarakat 67% tidak terdapat sistem
perlindungan berupa kearifan lokal yaitu apabila ada sapi yang perlindungan usaha
usaha meninggal maka para penerima dana anggur
merah melakukan iuran untuk membantu
rekannya mengganti sapi yang mati karena
mayoritas usaha di Kabupaten Malaka yaitu
paronisasi sapi
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 50% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Masing-masing unit usaha hanya memerlukan
kelengkapan persyaratan administratif berupa
fotokopi KK, KTP, dan tanda tangan perjanjian,
selain itu terdpat pendampingan dari pihak
pemberi pinjaman pada proses pemenuhan
syarat
Akses modal 33% akses modal sangat mudah -
Kecukupan - Dana yang diajukan unit
pinjaman usaha tidak sama dengan
dana yang diterima
Peningkatan 8% terjadi peningkatan jumlah produksi sangat 34% tidak terjadi
jumlah produksi besar peningkatan jumlah
produksi
Peningkatan - 50% tidak terjadi
pasar peningkatan pemasaran:
 Pemasaran produk
masih lingkup antar
desa, kecamatan
hingga antar
kabupaten.
 Tidak berkembangnya
cangkupan pemasaran
dikarenakan tahap
distribusi barang masih
menjual secara individu
Peningkatan - 41% tidak terjadi
omset peningkatan omset:
Uang yang diterima ketika
menjual produk langsung
digunakan untuk
pembelian bahan baku
ulang
Pengembalian - 42% belum sanggup
pinjaman mengembalikan sama
sekali
Jangka waktu 50% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun -
pengembalian
Kesulitan 25% sangat ringan dalam mengembalikan 34% sangat berat dalam
pengembalian pinjaman: mengembalikan pinjaman

V-46
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Masyarakat merasa ringan dalam pengembalian
dana bantuan karena bunga yang ditawarkan
kecil
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
0,5-1% per bulan
Bantuan 25% terdapat bantuan bimbingan usaha: 75% tidak terdapat
bimbingan Bantuan bimbingan berupa bimbingan bantuan bimbingan usaha
usaha pemilihan bibit yang baik
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan - 9% tidak terjadi
pendapatan peningkatan pendapatan
Peningkatan 8% terjadi peningkatan aset sangat besar 8% tidak terjadi
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak, dll) peningkatan aset
Peningkatan - 34% tidak terdapat
pendidikan peningkatan:
Karena peningkatan
pendapatan yang kecil

5.3.8 Kabupaten Manggarai


Kabupaten Manggarai merupakan salah satu penerima manfaat dari
program Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program
tersebut antara lain sektor perdagangan dan jasa (kios, dagang bahan makanan,
jasa penggilingan padi, jasa press kayu, papalele (pedagang keliling baju),
perdagangan ikan keliling dan lain-lain), sektor UMKM (produksi peralatan dapur,
dan usaha produksi batako), sektor pertanian (komoditas tomat dan buncis),
serta sektor peternakan (pengembangbiakan ternak babi, dan ternak lele).
Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk masing-masing aspek
yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 13 Potensi dan Masalah (Kabupaten Manggarai)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi - 64% tidak terdapat inovasi
kebijakan
Inovasi bidang Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi 36% tidak terdapat inovasi
kelembagaan secara resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi  Peran pemangku kepentingan 28% tidak terdapat inovasi
keberlanjutan  Keberlanjutan program untuk generasi
program selanjutnya beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak yg
berkepentingan

V-47
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


 Koordinasi juga antar pemangku
kepentingan
Keunggulan 43% terdapat 4 keunggulan: 7% tidak terdapat keunggulan
program  Ketepatan sasaran pemberian dana
tersebut kepada pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi
dalam prosesnya seperti pengajuan
dana dan prosedur lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil
keputusan dan seluruh lapisan
masyarakat
Kemudahan 86% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya
dana membutuhkan KTP dan KK, untuk yang
memiliki KTP bukan berasal dari desa
yang diberikan dana anggur merah maka
memerlukan surat rekomendasi.
Kemudahan persyaratan pengajuan dana
mudah karena dibantu oleh perangkat
desa dan prosesnya hanya mengajukan
proposal dan menunggu konfirmasi dari
kabupaten dan bank NTT
Prosedur 36% prosedur pengajuan sangat Masih terdapat beberapa
pengajuan dana sederhana: masyarakat yang tidak tahu
Masyarakat hanya perlu mempersiapkan prosedur pengajuan dana
dan memenuhi persyaratan seperti
proposal pengembangan usaha, KTP dan
KK
Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah /BPKB -
pengajuan agar mengikat masyarakat bahwa
merupakan dana pinjaman bukan hibah
Biaya Mengeluarkan biaya untuk simpanan -
pengajuan pokok dan simpanan wajib serta buku
koperasi untuk keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 29% jangka waktu pencairan sangat 50% jangka waktu pencairan
pencairan cepat: sangat lama:
1 minggu setelah pengajuan Tergantung pada kas koperasi,
jika yang mengembalikan
banyak, dan yang akan
meminjam tidak melebihi kas
maka dapat segera dicairkan
Peran 86% peran pendamping sangat -
pendamping membantu:
 PKM menjembatani masyrakat
 Memberikan arahan bagaimana
baiknya sehingga mendapat informasi
lebih
Peran 79% peran pemerintah desa sangat -
pemerintah membantu
desa

V-48
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Harapan 29% harapan program dilanjutkan -
keberlanjutan dengan skema yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama Kerjasama perdagangan dengan 50% tidak terdapat hubungan
antar Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai kerjasama antar kabupaten
kabupaten Timur dan Ngada
Dampak antar - 79% tidak terdapat dampak
kabupaten program terhadap perdagangan
antar kabupaten
Kerjasama - 100% tidak terdapat hubungan
antar provinsi kerjasama antar provinsi
Dampak antar - 100% tidak terdapat dampak
provinsi program terhadap perdagangan
antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 64% terjadi peningkatan anggota 22% tidak terjadi peningkatan
anggota koperasi anggota koperasi
koperasi >20 orang
Partisipasi 43% masyarakat selalu berpartisipasi di 7% masyarakat tidak pernah
masyarakat di koperasi berpartisipasi di koperasi
koperasi  Mengikuti rapat
 Membayar simpanan wajib setiap
bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran
 Menabung
Keterampilan  Peningkatan keterampilan 29% tidak terdapat peningkatan
pengembangan administrasi /pembukuan /pencatatan keterampilan usaha
usaha  Peningkatan pola usaha
 Peningkatan pemasaran
Pelatihan dan  Pelatihan administrasi / manajemen 57% tidak terdapat pelatihan dan
penyuluhan koperasi dari dinas koperasi penyuluhan
Penyerapan 29% terdapat penambahan >6 tenaga 71% tidak terdapat penambahan
pengangguran kerja tenaga kerja
Sistem  Perlindungan usaha 93% tidak terdapat sistem
perlindungan  Perlindungan hukum perlindungan usaha
usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 72% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan
Akses modal 72% akses modal sangat mudah -
Akses modal setelah adanya program
anggur merah tergolong mudah karena
bunga kecil dan tidak ada proses
administrasi yang rumit
Kecukupan - 7% modal tidak mencukupi untuk
pinjaman usaha

V-49
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Peningkatan 21% terjadi peningkatan jumlah produksi 7% tidak terjadi peningkatan
jumlah produksi sangat besar: jumlah produksi:
Peningkatan jumlah produksi
tidak terlalu signifikan
dikarenakan modal kecil
Peningkatan 21% terjadi peningkatan pemasaran 7% tidak terjadi peningkatan
pasar sangat besar pemasaran:
Distribusi produk tidak
mengalami perluasan pasar
dikarenakan rata-rata usaha
masih skala kecil
Peningkatan 21% terjadi peningkatan omset sangat 14% tidak terjadi peningkatan
omset besar: omset
Omset setelah adanya desa mandiri
anggur merah naik hingga 2kali lipat
Pengembalian 29% dapat mengembalikan dalam jumlah Skala usaha rumahan/ skala kecil
pinjaman sangat besar (60% dari dana bantuan) dengan keuntungan rendah
Jangka waktu 57% jangka waktu pengembalian >1,5 -
pengembalian tahun:
Modal yang dipinjam cukup besar dengan
jangka waktu pengembalian 1-3 tahun
Kesulitan 36% sangat ringan dalam -
pengembalian mengembalikan pinjaman:
Karena jangka waktu yang ditawarkan
masih tergolong lama, dan bunga yang
ditawarkan sangat kecil sehingga
masyarakat dapat mencicil untuk
melunasi dana bantuan tersebut
Skema Terdapat skema bunga dalam -
pengembalian pengembalian pinjaman untuk
keberlanjutan koperasi:
0,5-1% per bulan
Bantuan - 100% tidak terdapat bantuan
bimbingan bimbingan usaha
usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 22% terjadi peningkatan pendapatan 7% terjadi peningkatan
pendapatan sangat besar (naik >40%) pendapatan
Peningkatan 50% terjadi peningkatan aset sangat -
aset besar (penambahan aset: rumah, tanah,
ternak, dll)
Peningkatan 50% terjadi peningkatan tingkat 14% tidak terdapat peningkatan
pendidikan pendidikan keluarga sangat besar (>D3):
Responden dapat memanfaatkan dana
program Anggur Merah untuk tambahan
kebutuhan biaya pendidikan pada tingkat
perguruan tinggi.

V-50
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

5.3.9 Kabupaten Manggarai Barat


Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu penerima manfaat dari
program Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program
tersebut antara lain sektor perdagangan dan jasa (kios kebutuhan pokok atau
sembako dan jual beli hasil pertanian), sektor peternakan (pengembangbiakan
ternak babi, dan ayam filipina), sektor pertanian (komoditas padi, jagung, kopi,
dan coklat), serta sektor perikanan (budidaya lele dan nila). Usaha-usaha tersebut
memiliki potensi dan masalah untuk masing-masing aspek yang dijelaskan dalam
tabel berikut:
Tabel 5. 14 Potensi dan Masalah (Kabupaten Manggarai Barat)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi  36% terdapat inovasi aspek input -
kebijakan  55% terdapat inovasi aspek proses
 9% terdapat inovasi aspek output
Inovasi bidang 27% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi secara
resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi 9% terdapat >3 inovasi -
keberlanjutan  Peran pemangku kepentingan
program  Keberlanjutan program untuk generasi selanjutnya
beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak yg
berkepentingan
 Koordinasi juga antar pemangku kepentingan
Keunggulan 27% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana tersebut
kepada pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya seperti pengajuan dana dan prosedur
lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
seluruh lapisan masyarakat
Kemudahan 9% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya membutuhkan
dana KTP dan KK, untuk yang memiliki KTP bukan berasal
dari desa yang diberikan dana anggur merah maka
memerlukan surat rekomendasi. Kemudahan
persyaratan pengajuan dana mudah karena dibantu
oleh perangkat desa dan prosesnya hanya
mengajukan proposal dan menunggu konfirmasi dari
kabupaten dan bank NTT
Prosedur Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan -
pengajuan dana memenuhi persyaratan seperti proposal
pengembangan usaha, KTP dan KK

V-51
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Jaminan Jaminan berupa sertifikat agar mengikat masyarakat -
pengajuan bahwa merupakan dana pinjaman bukan hibah
Biaya Mengeluarkan biaya administrasi untuk keberlanjutan -
pengajuan koperasi
Jangka waktu 18% jangka waktu pencairan sangat cepat: -
pencairan 1 minggu sejak pengajuan
Peran 36% peran pendamping sangat membantu: -
pendamping
Peran 36% peran pemerintah desa sangat membantu -
pemerintah
desa
Harapan Harapan program dilanjutkan dengan beberapa -
keberlanjutan perubahan baik dalam prosedur pengajuan
program permohonan, proses pemanfaatan dana hingga
prosedur pengembalian dana
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama - 73% tidak terdapat
antar hubungan
kabupaten kerjasama antar
kabupaten
Dampak antar - 73% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap
perdagangan antar
kabupaten
Kerjasama - 82% tidak terdapat
antar provinsi hubungan
kerjasama antar
provinsi
Dampak antar - 64% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap
perdagangan antar
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 46% terjadi peningkatan anggota koperasi -
anggota >20 orang
koperasi
Partisipasi 27% masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi -
masyarakat di  Mengikuti rapat akhir tahun
koperasi  Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran
 Menabung
Keterampilan 9% terdapat peningkatan >3 keterampilan usaha 46% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan administrasi koperasi peningkatan
usaha keterampilan usaha
Pelatihan dan  Pelatihan administrasi koperasi 27% tidak terdapat
penyuluhan  Pelatihan peningkatan keterampilan usaha pelatihan dan
(bertani) penyuluhan

V-52
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Penyerapan - 100% tidak
pengangguran terdapat
penambahan
tenaga kerja
Sistem  Perlindungan permodalan 36% tidak terdapat
perlindungan  Perlindungan pasar sistem
usaha perlindungan usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat Syarat pengajuan modal usaha hanya mengisi dan -
pengajuan melengkapi ketentuan yang telah ditetapkan,
kelompok usaha wajib memberikan fotokopi KTP
pengisian formulir
Akses modal Masyarakat yang akan meminjam modal kepada -
koperasi hanya perlu memenuhi semua persyaratan
yang koperasi berikan
Kecukupan - Pinjaman kurang
pinjaman mencukupi karena
hanya bisa
menutupi
pembelian awal
usaha
Peningkatan - -
jumlah produksi
Peningkatan 11% terjadi peningkatan pemasaran sangat besar 37% tidak terjadi
pasar peningkatan
pemasaran:
Pemasaran produk
masih lingkup antar
desa, kecamatan
hingga keluar
kabupaten
Peningkatan Peningkatan omset setelah adanya program dapat 9% tidak terjadi
omset hingga 2kali lipat dari sebelumnya peningkatan omset
Pengembalian 82% dapat mengembalikan dalam jumlah sangat -
pinjaman besar (60% dari dana bantuan)
Jangka waktu 64% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun: -
pengembalian
Kesulitan Waktu yang ditawarkan masih tergolong lama, -
pengembalian sehingga masyarakat dapat mencicil untuk melunasi
dana bantuan tersebut
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
1-1,5% per bulan
Bantuan 9% terdapat bantuan bimbingan usaha: 91% tidak terdapat
bimbingan Dinas yang melakukan bimbingan berupa dinas bantuan bimbingan
usaha pertani kepada para pelaku usaha yang berkecipung usaha
di bidang pertanian
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan Terjadi peningkatan pendapatan 10%-30% -
pendapatan

V-53
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Peningkatan Terjadi peningkatan aset (kebutuhan pokok dan ada -
aset tabungan)
Peningkatan 46% terjadi peningkatan tingkat pendidikan keluarga -
pendidikan sangat besar (>D3):
Sebagian dana bantuan berupa sistem simpan pinjam
yang dimanfaatkan untuk pembayaran pendidikan
keluarga

5.3.10 Kabupaten Manggarai Timur


Kabupaten Manggarai Timur merupakan salah satu penerima manfaat
dari program Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program
tersebut antara lain sektor peternakan (pengembangbiakan ternak babi, ternak
sapi, ternak ayam, dan ternak kambing) serta sektor perikanan (jual beli ikan).
Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk masing-masing aspek
yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 15 Potensi dan Masalah (Kabupaten Manggarai Timur)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 18% terdapat inovasi aspek input, proses dan 9% tidak terdapat
kebijakan output: inovasi
Inovasi bidang Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi secara 9% tidak terdapat
kelembagaan resmi dan sudah beraktivitas inovasi
Inovasi  Peran pemangku kepentingan -
keberlanjutan  Keberlanjutan program untuk generasi
program selanjutnya beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak yg
berkepentingan
 Koordinasi juga antar pemangku kepentingan
Keunggulan 36% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana tersebut
kepada pelaku usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya seperti pengajuan dana dan prosedur
lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
seluruh lapisan masyarakat
Kemudahan 27% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya membutuhkan
dana KTP dan KK, untuk yang memiliki KTP bukan
berasal dari desa yang diberikan dana anggur merah
maka memerlukan surat rekomendasi. Kemudahan
persyaratan pengajuan dana mudah karena dibantu
oleh perangkat desa dan prosesnya hanya
mengajukan proposal dan menunggu konfirmasi
dari kabupaten dan bank NTT

V-54
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Prosedur 18% prosedur pengajuan sangat sederhana: Masih terdapat
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu mempersiapkan dan beberapa
memenuhi persyaratan seperti proposal masyarakat yang
pengembangan usaha, KTP dan KK tidak tahu prosedur
pengajuan dana
Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah, BPKB, atau hewan -
pengajuan ternak agar mengikat masyarakat bahwa
merupakan dana pinjaman bukan hibah
Biaya pengajuan Mengeluarkan biaya pembuatan proposal, buku -
anggota dan simpanan pokok wajib untuk
keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 46% jangka waktu pencairan sangat cepat: -
pencairan 1 minggu sejak pengajuan
Peran 82% peran pendamping sangat membantu: -
pendamping
Peran 55% peran pemerintah desa sangat membantu -
pemerintah desa
Harapan 55% harapan program dilanjutkan dengan skema -
keberlanjutan yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama antar Kerjasama perdagangan kopi dan cengkeh dengan 9% tidak terdapat
kabupaten Kabupaten Manggarai hubungan
kerjasama antar
kabupaten
Dampak antar - 9% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap
perdagangan antar
kabupaten
Kerjasama antar - 55% tidak terdapat
provinsi hubungan
kerjasama antar
provinsi
Dampak antar - 46% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap
perdagangan antar
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 46% terjadi peningkatan anggota koperasi -
anggota >20 orang
koperasi
Partisipasi 27% masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi -
masyarakat di  Mengikuti rapat
koperasi  Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran
 Menabung

V-55
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Keterampilan  Peningkatan pola usaha (menjahit) 27% tidak terdapat
pengembangan  Peningkatan keterampilan administrasi peningkatan
usaha  Peningkatan pemasaran keterampilan usaha
Pelatihan dan Pelatihan administrasi 91% tidak terdapat
penyuluhan pelatihan dan
penyuluhan
Penyerapan 46% terdapat penambahan >6 tenaga kerja 9% tidak terdapat
pengangguran penambahan
tenaga kerja
Sistem  Perlindungan permodalan 36% tidak terdapat
perlindungan  Perlindungan usaha sistem
usaha perlindungan usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 36% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Syarat pengajuan modal usaha harus mengisi dan
melengkapi ketentuan yang telah ditetapkan,
kelompok usaha wajib membawa proposal
anggaran, serta membawa fotokopi KTP dan KK
Akses modal 18% akses modal sangat mudah -
Kecukupan - -
pinjaman
Peningkatan 9% terjadi peningkatan jumlah produksi sangat Peningkatan
jumlah produksi besar jumlah produksi
tidak terlalu besar
atau bahkan sama
Peningkatan 18% terjadi peningkatan pemasaran sangat besar Pemasaran produk
pasar masih lingkup antar
desa, dan antar
kecamatan
Peningkatan Peningkatan omset setelah adanya program dapat -
omset meningkat hingga 2 kali lipat
Pengembalian 47% dapat mengembalikan dalam jumlah sangat -
pinjaman besar (60% dari dana bantuan):
Pengembalian pinjaman dilakukan masyarakat
setelah melewati masa panen
Jangka waktu 18% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun: -
pengembalian 1-3 tahun
Kesulitan Masyarakat merasa ringan dalam pengembalian -
pengembalian dana bantuan karena jangka waktu yang ditawarkan
masih tergolong lama, sehingga masyarakat dapat
mencicil untuk melunasi dana bantuan tersebut
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
1% per bulan
Bantuan 27% terdapat bantuan bimbingan usaha: 73% tidak terdapat
bimbingan Bimbingan dilakukan oleh pihak koperasi berupa bantuan bimbingan
usaha bimbingan pembukuan usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan Terjadi peningkatan pendapatan 10%-30% -
pendapatan

V-56
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Peningkatan 18% terjadi peningkatan aset sangat besar -
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak, dll)
Peningkatan 27% terjadi peningkatan tingkat pendidikan 27% tidak terdapat
pendidikan keluarga sangat besar (>D3): peningkatan
Responden mampu melanjutkan pada jenjang
perguruan tinggi, baik D1, D3 maupun tingkat S1

5.3.11 Kabupaten Nagakeo


A. Potensi
Kabupaten Nagekeo merupakan salah satu penerima manfaat dari
program Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program
tersebut antara lain sektor perdagangan dan jasa (kegiatan usaha berupa kios,
dagang bahan makanan, jajanan khas daerah dan pakaian, buah-buahan serta
ada bengkel, simpan pinjam,ojek kesenian,usaha mebel dan lain-lain), UMKM
(kerajinan tenun ikat ) dan peternakan (ternak babi, sapi, ayam, ikan, ternak
kambing dan ternak domba). Ada penambahan >6 tenaga kerja setelah adanya
program Anggur Merah. Kegiatan usaha juga dapat memicu tumbuhnya jaringan
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, serta koperasi yang awalnya
belum berbadan hukum sekarang sudah berbadan hukum. Selain itu, terdapat
peningkatan jumlah anggota koperasi sekitar 21-78 anggota. Partisipasi
masyarakat pada koperasi sangat tinggi, diantaranya dilakukan dengan
mengikuti rapat, membayar simpanan wajib setiap bulan (Rp 5.000 – 30.000), dan
membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran sebagai anggota koperasi.
Hal ini tidak terlepas dari keberadaan PKM yang sangat membantu.
Dilihat dari segi pendanaan, penyaluran dana program tersebut sudah
tepat sasaran terutama untuk masyarakat yang ingin mengembangkan usaha
dengan persyaratan pengajuan dana yang sangat mudah. Karena hanya dengan
KTP dan KK sudah diterima, dimana tidak ada jaminan pengembalian pada
proses ini. Akses modal pun juga sangat mudah. Pada proses pengembalian dana
masyarakat mengaku sangat tidak terjadi kesulitan atau sanagt ringan dalam
pengembalian dana bantuan. Masyarakat merasa ringan dalam pengembalian
dana bantuan karena jumlah bunga yang dipakai masih tergolong rendah.

V-57
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Dampak positif yang ditimbulkan antara lain masyarakat mengatakan


bahwa program desa mandiri anggur merah memiliki dampak yang besar
terhadap peningkatan dan perluasan pasar dan peningkatan jumlah omset.
Masyarakat mengaku peningkatan omset mereka setelah adanya program dapat
meningkat hingga dua kali lipat. Pemanfaatan dana program Anggur Merah
sebagai dana simpan pinjam untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dimanfaatkan anggota koperasi untuk kemudahan akses pendidikan.
B. Masalah
Masalah yang terjadi di Kabupaten Nagekeo anata lain, pada proses
pengajuan dana memerlukan biaya dalam proses pembuatan proposal, jilid dan
fotocopy, materai, buku anggota, uang transportasi, yang mana biaya tersebut
dibebankan oleh anggota koperasi tanpa ada pengembalian dana. Adapun
jangka waktu dari pengajuan ke pencairan juga sangat lama, karena sebelum
suatu usaha diberikan bantuan, tempat usaha di survei terlebih dahulu, serta
adanya proses yang panjang mulai dari pengajuan, administrasi, verifikasi dan
proses pemutusan. Pelatihan dan penyuluhan di Kabupaten Nagekeo hanya
berupa pelatihan peningkatan usaha (cara berternak babi dan bertani mete),
tidak pernah terdapat bantuan bimbingan proses bisnis. Selain itu, permasalahan
belum terserapnya pengangguran di Kabupaten Nagekeo dikarenakan pemilik
usaha menjalankan usahanya sendiri atau dengan bantuan keluarga tanpa
merekrut tenaga kerja. Hal ini karena dana bantuan usaha tidak mencukupi
karena harus dibagi dengan anggota yang lain. Masyarakat juga mengaku
peningkatan jumlah produksi tidak terlalu signifikan dikarenakan pengeluaran
yang harus dikelurankan juga besar, serta peminat pembelian juga tidak terlalu
meningkat dan kenaikan aset keluarga juga tidak signifikan setelah adanya
program Anggur Merah.
Tabel 5. 16 Potensi dan Masalah (Kabupaten Nagekeo)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi Terdapat inovasi pada tahap input sebesar
kebijakan 43% dan tahap proses sebesar 57%
Inovasi bidang  koperasi yang berstatus resmi dan
kelembagaan sudah beraktivitas

V-58
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


 sudah adanya jaringan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya
Inovasi 43% pengembangan usaha sudah
keberlanjutan memiliki lebih dari tiga inovasi
program
Keunggulan 100% masyarakat mengakui bahwa
program program Desa Mandiri Anggur Merah
memiliki empat keunggulan
Kemudahan 43% pengajuan dana sangatlah mudah
persyaratan dana (hanya membutukan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) )
Prosedur 43% masyarakat berpendapat bahwa
pengajuan dana prosedur pengajuan dana sangat
sederhana
Jaminan 71% masyarakat mengatakan bahwa
pengajuan proses pengajuan dana ini tidak
memerlukan jaminan
Biaya pengajuan 100% masyarakat
mengatakan bahwa proses
pengajuan dana ini
memerlukan biaya dalam
proses pembuatan proposal,
jilid dan fotocopy, materai,
buku anggota, uang
transportasi
Jangka waktu  14% masyarakat berpendapat bahwa 14% masyarakat mengatakan
pencairan jangka waktu pencairan sangat cepat bahwa pencarian dana
 29% masyarakat mengatakan bahwa tergolong sangat lama
jangka waktu pencairan cepat
Peran pendamping 86% masyarakat berpendapat bahwa
peran pendamping sangat membantu
Peran pemerintah 86% masyarakat berpendapat bahwa
desa peran Pemerintah Desa sangat
membantu
Harapan 57% dengan harapan program
keberlanjutan ini tetap terus dilanjutkan
program dengan perubahan pada
semua tahapan proses
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama antar Hubungan kerjasama besar mencapai
kabupaten 43%
Dampak antar Dampak yang ditimbulkan besar
kabupaten mencapai 29%
Kerjasama antar 29% memiliki hubungan besar
provinsi
Dampak antar 71% masih belum terbentuk
provinsi kerjasama antar provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan anggota mencapai 21-78
anggota koperasi anggota koperasi, dengan persentase
sebesar 43%.

V-59
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Partisipasi masyarakat selalu berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar
koperasi 86%.
Keterampilan peningkatan 2 keterampilan masyarakat,
pengembangan dengan persentase sebesar 29%
usaha
Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan
penyuluhan dan penyuluhan dengan
persentase sebesar 72%.
Penyerapan penambahan >6 tenaga kerja dengan Tidak terserapnya 14%
pengangguran persentase sebesar 86%. pengangguran di Kabupaten
Nagekeo dikarenakan pemilik
usaha menjalankan usahanya
sendiri atau dengan bantuan
keluarga tanpa merekrut
tenaga kerja
Sistem ada 4 perlindungan usaha masyarakat
perlindungan dengan persentase sebesar 43%
usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat pengajuan 43% responden menjawab sangat mudah
Akses modal 43% masyarakat mengatakan bahwa
akses modal sangat mudah
Kecukupan sebesar 57% resonden
pinjaman mengatakan bahwa dana
bantuan usaha tidak
mencukupi
Peningkatan 57% masyarakat menyatakan bahwa
jumlah produksi adanya program desa mandiri anggur
merah memiliki dampak yang besar
terhadap peningkatan jumlah produksi
Peningkatan pasar 57% masyarakat mengatakan bahwa
program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan dan perluasan pasar
Peningkatan 57% masyarakat menyatakan adanya
omset program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan jumlah omset
Pengembalian 57% menyatakan bahwa sebagian
pinjaman pengembalian dalam jumlah sangat besar
atau lebih dari 60% dari dana bantuan
Jangka waktu 57% masyarakat di
pengembalian Kabupaten Nagakeo memiliki
jangka waktu pengembalian
dana bantuan selama lebih
dari 1,5 tahun
Kesulitan 43% responden mengaku sangat tidak 5% koperasi mengaku
pengembalian terjadi kesulitan atau sanagt ringan dalam kesulitan/ keberatan dalam
pengembalian dana bantuan pengembalian dana bantuan

V-60
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Skema Skema pengembalian ada yang memakai
pengembalian bunga yang rendah dan iuran ringan per
bulan
Bantuan Kabupaten Nagakeo tidak
bimbingan usaha pernah terdapat bantuan
bimbingan proses bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 29% responden lainnya menyatakan
pendapatan kenaikan pendapatan mencapai lebih dari
40%.
Peningkatan aset 86% responden menyatakan bahwa aset 14% responden lainnya
keluarga meningkat pada kemudahan menyatakan bahwa program
pemenuhan kebutuhan pokok berupa ini masih belum berpengaruh
kebutuhan sandang dan pangan pada kenaikan aset keluarga
Peningkatan 71% responden menyatakan bahwa dana
pendidikan tersebut dimanfaatkan untuk biaya
pendidikan pada tingkat perguruan tinggi

5.3.12 Kabupaten Ngada


A. Potensi
Keberadaan program desa mandiri anggur merah telah mengembangkan
berbagai kegiatan usaha, diantaranya ada pertanian (pengolahan padi sawah,
palawija, holtikultura, dan cengkeh), peternakan (penggemukan babi dan sapi,
paronisasi babi, perikanan laut, perdagangan dan jasa (perkiosan), UMKM
(tenun), dan lain-lain (simpan pinjam). Kegiatan usaha yang tumbuh tersebut
memunculkan inovasi seperti pada kegiatan perikanan laut, inovasinya antara
lain penambahan jaring dan perbaikan senar dan mata kail, sehingga jumlah
tangkapan bertambah. Inovasi ini dihasilkan berdasarkan inisiatif atas kesadaran
masyarakat dan kelompok usaha sendiri. Program ini menggunakan asas
kekeluargaan sesuai prinsip koperasi seperti penerapan transparansi dan birokasi
yang mudah. Persyaratan dananya pun cukup mudah hanya dengan
menyerahkan KTP dan surat keterangan pemerintah desa bermaterai. Akses
modal program ini juga sangat mudah. Meskipun begitu diperlukan jaminan
untuk memperoleh dana program ini yakni berupa menyerahkan sapi 30 ekor,
bpkb motor, sertifikat tanah, tergantung besaran nilai yang dipinjam, serta surat
kesanggupan bermeterai. Hal ini untuk mengantisipasi pihak-pihak yang tidak
bisa atau tidak mau mengembalikan dana. Adapun jangka waktu pengajuan

V-61
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

pencairan bantuan sangat cepat, tetapi prosesnya bergantung pada rekomendasi


Bappeda Kabupaten Ngada.
Keberhasilan pelaksanaan program ini, salah satunya karena bantuan dari
PKM. Bentuk dari keberhasilan tersebut, adanya peningkatan anggota koperasi
sekitar 1-4 orang. Masyarakat sering berpartisipasi pada koperasi, partisipasi
pada koperasi diantaranya dilakukan dengan mengikuti rapat, membayar
simpanan wajib setiap bulan, membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran
sebagai anggota koperasi, memberikan saran dan monitoring. Adanya
penyerapan pengangguran yang dibuktikan dengan penambahan 1-2 tenaga
kerja. Peningkatan produksi usaha dan perluasan pasar.

B. Masalah
Masalah program desa mandiri anggur merah di Kabupaten Ngada yakni
seperti hubungan kerjasama antar pelaku usaha masih kecil. Hal ini disebabkan
besarnya kebutuhan dalam desa, dimana persediaannya belum mampu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagai contohnya paronisasi babi, karena
babi merupakan hewan adat jadi ketika ada hajat pasti dibutuhkan 5-7 ekor.
Keterampilan yang dimiliki masyarakat masih rendah karena tidak ada kegiatan
pelatihan dan penyuluhan. Sehingga berdampak pada jumlah omset yang tidak
signifikan. Hal ini juga karena tidak adanya perlindungan usaha masyarakat.
Akhirnya berdampak pada 15% masyarakat yang belum sanggup
mengembalikan dana sama sekali. Masyarakat merasa kesusahan karena
terdapat beberapa kendala dalam usaha salah satunya adanya penyakit ternak.
Meskipun anggota koperasi mengalami kenaikan pendapatan sebesar 20%,
tetapi kenaikan pendapatan ini hanya mampu untuk membeli kebutuhan dasar
seperti sandang dan pangan.
Tabel 5. 17 Potensi dan Masalah (Kabupaten Ngada)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 31% perwakilan unit usaha di Kabupaten
kebijakan Ngada sudah terdapat inovasi pada aspek
input proses dan output

V-62
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Inovasi bidang 62% menyatakan bahwa terdapat tiga terdapat unit usaha yang
kelembagaan inovasi bidang kelembagaan belum memiliki inovasi 0.1%
Inovasi 31% unit usaha sudah memiliki 2 dan 3 8% unit usaha yang tidak ada
keberlanjutan inovasi program keberlanjutan inovasi dalam program untuk
program mewujudkan keberlanjutan
Keunggulan 38% menyatakan bahwa terdapat 4
program keunggulan
Kemudahan 23% menyatakan sangat mudah dengan
persyaratan cukup menyerahkan KTP dan surat
dana keterangan pemerintah desa bermaterai
Prosedur 46% menyatakan bahwa cukup sederhana masih terdapat 1% yang
pengajuan dalam prosedur pengajuannya menyatakan sangat rumit
dana
Jaminan 62% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya 85% menyatakan tidak ada pengeluaran
pengajuan biaya
Jangka waktu Jangka waktu mulai pengajuan hingga
pencairan pencairan bantuan dana sebagian besar
54% menyatakan sangat cepat
Peran 46% menyatakan peran pendampingan
pendamping sudah membantu
Peran 69% sudah membantu karena
pemerintah beranggapan bahwa dana yang diberikan
desa adalah hibah desa sehingga unit usaha
merasa sangat terbantu dengan program
dana ini
Harapan 46% menyatakan untuk diteruskan 31% menyatakan untuk
keberlanjutan dengan skema yang sama dengan saat ini diteruskan namun ada
program perubahan pada satu proses
yaitu cuma perlu merubah
mental masyarakat yang
tidak mau mencicil untuk
pengembalian
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama Hubungan kerjasama antar
antar pelaku usaha yang terjadi di
kabupaten Kabupaten Ngada masih kecil
Dampak antar dampak yang ditimbulkan cukup besar
kabupaten
Kerjasama 77% menyatakan bahwa
antar provinsi masih belum terbentuk
kerjasama antar provinsi
Dampak antar dampaknya 84% belum bisa
provinsi dinikmati oleh masyarakat
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan anggota mencapai 1-4
anggota anggota koperasi, dengan persentase
koperasi sebesar 46%
Partisipasi masyarakat sering berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 38%
koperasi

V-63
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Keterampilan ada peningkatan 1 keterampilan
pengembangan masyarakat, dengan persentase sebesar
usaha 54%.
Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan
penyuluhan dan penyuluhan dengan
persentase sebesar 54%.
Penyerapan ada penambahan 1-2 tenaga kerja dengan
pengangguran persentase sebesar 39%
Sistem tidak ada perlindungan usaha
perlindungan masyarakat dengan
usaha persentase sebesar 92%
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat  15% responden menjawab sangat
pengajuan mudah
 39% masyarakat menyatakan bahwa
syarat pengajuan modal usaha mudah
 46% masyarakat menyatakan bahwa
syarat pengajuan modal usaha cukup
mudah
Akses modal  38% responden menjawab akses 8% modal setelah adanya
modal setelah adanya program program anggur merah sulit
anggur merah mudah
 46% responden menjawab akses
modal setelah adanya program
anggur merah cukup mudah
Kecukupan 8% modal bantuan untuk
pinjaman usaha sangat tidak cukup
Peningkatan 31% masyarakat menyatakan bahwa 8% menyatakan bahwa
jumlah adanya program desa mandiri anggur programm desa mandiri
produksi merah memiliki dampak yang besar anggur merah tidak
terhadap peningkatan jumlah produksi memberikan dampak
terhadap peningkatan jumlah
produksi usaha
Peningkatan 39% masyarakat mengatakan bahwa 15% masyarakat mengatakan
pasar program desa mandiri anggur merah bahwa program desa mandiri
memiliki dampak yang besar terhadap anggur merah tidak memiliki
peningkatan dan perluasan pasar dampak yan terhadap
peningkatan dan perluasan
pasar
Peningkatan 8% masyarakat menyatakan
omset adanya program desa mandiri
anggur merah tidak memiliki
dampak terhadap
peningkatan jumlah omset
Pengembalian 15% menyatakan bahwa
pinjaman belum sanggup
mengembalikan sama sekali
Jangka waktu 38% masyarakat di
pengembalian Kabupaten Ngada memiliki
jangka waktu pengembalian
dana bantuan selama lebih
dari 1,5 tahun

V-64
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Kesulitan 15% responden mengaku
pengembalian terjadi sangat kesulitan atau
tidak ringan dalam
pengembalian dana bantuan
Skema sebesar 100% koperasi yang beroperasi
pengembalian disana memiliki skema pengembalian
dengan sistem bunga
Bantuan 69% mengatakan tidak
bimbingan pernah terdapat bimbingan
usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 46% anggota koperasi mengalami
pendapatan kenaikan pendapatan sebesar 20%
Peningkatan 46% responden menyatakan bahwa aset
aset meningkat hanya pada lebih mudahnya
pemenuhan kebutuhan sandang dan
pangan
Peningkatan 62% responden dapat mengakses
pendidikan pendidikan jenjang perguruan tinggi

5.3.13 Kabupaten Rote Ndao


A. Potensi
Program Anggur Merah telah mengembangkan berbagai kegiatan usaha
di Kabupaten Rote Ndao diantaranya ialah perdagangan dan jasa (kios, bengkel,
kue, warung, mebel, gula air, perdagangan beras), peternakan, rumput laut, serta
produksi minuman tradisional. Pada proses kegiatan usaha tersebut terdapat
inovasi yakni pelatihan dan pengolahan bahan. Inovasi ini saling bersinergi dan
dibentuk dari inisiatif kesadaran masyarakat serta perangkat desa. Contoh
inovasi yang mengikuti semua alur program anggur merah yang telah diwujudkan
yaitu adanya penghijauan, koperasi, sosialisasi serta simpan pinjam dan unit
produksi. Menurut masyarakat program ini tepat sasaran, birokrasi mudah,
transparan, melibatkan semua pengambil keputusan. Syarat pengajuan dananya
pun mudah, hanya dengan membawa KTP dan surat keterangan pemerintah
desa bermaterai. Jangka waktu pencairannya sangat cepat. Tetapi dibutuhkan
jaminan berupa kesepakatan kelompok dengan desa, sertifikat tanah, bpkb
motor tergantung besaran nilai yang dipinjam, serta surat kesanggupan
bermaterai. Hal ini untuk menghindari masyarakat yang tidak mengembalikan
dana tersebut. Disinilah peran PKM dan pemerintah dibutuhkan.

V-65
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Dampak positif yang ditimbulkan dari adanya program tersebut antara


lain tumbuhnya hubungan timbal balik antara Kabupaten Rote Ndao dengan
Kupang dalam hal pembelian bahan baku, peningkatan anggota koperasi dan
meningkatnya partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat pada koperasi
dilakukan dengan mengikuti rapat, membayar simpanan wajib setiap bulan,
membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran sebagai anggota koperasi,
dan memberikan saran. Ada juga peningkatan keterampilan masyarakat. Hal ini
karena adanya pelatihan pengelolaan administrasi, pelatihan keterampilan usaha
dan volume produksi serta pelatihan pemasaran dan jaringan. Adanya
penyerapan penangguran melalui penambhan >6 tenaga kerja. Sehingga
berdampak besar terhadap jumlah produksi usaha dan peningkatan dan
perluasan pasar, peningkatan jumlah omset. Keberadaan Anggur Merah juga
mampu membiayai kebutuhan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
B. Masalah
Permasalahan program Anggur Merah yang terjadi di Kabupaten Rote
Ndao antara lain pada proses pengajuan dana ke provinsi, dimana anggota
koperasi cenderung menanggung biaya makan dan transportasi. Masalah lainnya
yakni hubungan kerjasama antar Provinsi yang belum terjalin. Hal ini karena
usaha yang berjalan di Kabupaten Rote Ndao masih kecil dan tidak adanya
bantuan bimbingan proses bisnis, sehingga belum mampu menembus pasar
Provinsi. Sebagian masyarakat mengatakan bantuan modal usaha tidak
mencukupi. Penyebabnya ialah anggota merupakan anggota lama, jadi anggota
sudah melakukan peminjaman sebanyak 2x. Kemudian pada proses
pengembalian dana sebanyak 8% masyarakat belum sanggup mengembalikan
dana sama sekali.

Tabel 5. 18 Potensi dan Masalah (Kabupaten Rote Ndao)


Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 31% perwakilan unit usaha sudah terdapat 31% menyatakan tidak
kebijakan inovasi pada aspek input proses dan terdapat inovasi
output

V-66
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Inovasi bidang 39% menyatakan tiga inovasi bidang
kelembagaan kelembagaan
Inovasi 54% unit usaha sudah memiliki 1 inovasi 31% unit usaha yang tidak ada
keberlanjutan program keberlanjutan inovasi dalam program untuk
program mewujudkan keberlanjutan
Keunggulan 62% menyatakan bahwa terdapat 4
program keunggulan
Kemudahan 46% menyatakan mudah dan 31%
persyaratan menyatakan sangat mudah yaitu dengan
dana cukup menyerahkan KTP dan surat
keterangan pemerintah desa bermaterai
Prosedur 54% menyatakan bahwa sederhana dalam
pengajuan prosedur pengajuannya
dana
Jaminan 69% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya 100% menyatakan tidak ada pengeluaran
pengajuan biaya
Jangka waktu sebagian besar 69% menyatakan sangat 15% yang menyatakan waktu
pencairan cepat yang dibutuhkan sangat lama
yaitu 3-5 bulan
Peran 62% menyatakan peran pendampingan
pendamping sudah membantu
Peran 69% sudah membantu
pemerintah
desa
Harapan 84% menyatakan untuk diteruskan
keberlanjutan dengan skema yang sama dengan saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama Hubungan kerjasama antar pelaku usaha
antar yang terjadi di Kabupaten Rote Ndao
kabupaten cukup besar 46%.
Dampak antar Dampak yang ditimbulkan pun juga besar
kabupaten 39%
Kerjasama hubungan kerjasama di
antar provinsi Kabupaten Rote Ndao masih
banyak yang belum terbentuk
Dampak antar Dampak yang ditimbulkannya
provinsi pun juga belum begitu
signifikan yakni sebesar 39%
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan anggota mencapai 21-44
anggota anggota koperasi, dengan persentase
koperasi sebesar 31%
Partisipasi masyarakat selalu berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 38%
koperasi
Keterampilan peningkatan 3 keterampilan masyarakat,
pengembangan dengan persentase sebesar 38%.
usaha

V-67
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Pelatihan dan ada 1 kegiatan pelatihan dan penyuluhan
penyuluhan dengan persentase sebesar 61%
Penyerapan ada penambahan >6 tenaga kerja dengan
pengangguran persentase sebesar 38%
Sistem ada 3 perlindungan usaha masyarakat
perlindungan dengan persentase sebesar 38%
usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 38% responden menjawab sangat mudah
pengajuan 54% masyarakat menyatakan bahwa
syarat pengajuan modal usaha mudah
Akses modal 23% masyarakat mengatakan bahwa 8% responden menjawab
akses modal sangat mudah akses modal setelah adanya
61% responden menjawab akses modal program anggur merah sulit
setelah adanya program anggur merah
mudah
Kecukupan 4% modal bantuan untuk usaha 23% masyarakat mengatakan
pinjaman mencukupi bahwa bantuan modal untuk
23% bantuan modal untuk usaha agak usaha tidak mencukupi
mencukupi
Peningkatan 46% masyarakat menyatakan program
jumlah desa mandiri anggur merah memiliki
produksi dampak besar terhadap peningkatan
jumlah produksi usaha
Peningkatan 46% masyarakat mengatakan bahwa 8% masyarakat mengatakan
pasar program desa mandiri anggur merah bahwa program desa mandiri
memiliki dampak yang besar terhadap anggur merah tidak memiliki
peningkatan dan perluasan pasar dampak terhadap
peningkatan dan perluasan
pasar
Peningkatan 46% masyarakat menyatakan adanya
omset program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak besar terhadap
peningkatan jumlah omset
Pengembalian 8% menyatakan bahwa belum sanggup 46% responden menjawab
pinjaman mengembalikan sama sekali pengembalian dalam jumlah
kecil atau kurang dari 20%
dari dana bantuan
Jangka waktu 69% masyarakat di
pengembalian Kabupaten Rote Ndao
memiliki jangka waktu
pengembalian dana bantuan
selama lebih dari 1,5 tahun
Kesulitan 54% responden mengaku tidak terjadi
pengembalian kesulitan atau ringan dalam
pengembalian dana bantuan
Skema 54% koperasi yang beroperasi disana
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan tidak pernah terdapat
bimbingan bantuan bimbina proses
usaha bisnis

V-68
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 54% anggota koperasi mengalami
pendapatan peningkatan pendapatan sebesar 20%
Peningkatan 39% responden mampu meningkatkan
aset asset keluarga pada skala sangat besar,
yakni pada peningkatan pengadaan
peralatan untuk usaha, asset berupa
hewan ternak dan lain sebagainya
Peningkatan 62% anggota koperasi mampu membiayai
pendidikan kebutuhan pendidikan pada jenjang
perguruan tinggi

5.3.14 Kabupaten Sabu Raijua


A. Potensi
Keberadaan program desa mandiri anggur merah di Kabupaten Sabu
Raijua telah mengembangkan berbagai kegiatan usaha, diantaranya ada
budidaya rumput laut, peternakan babi, usaha gula sabu, meubel dan perkiosan.
Menurut masyarakat program ini sudah tepat sasaran dan melibatkan semua
elemen pengembil keputusan. Persyaratan pengajuan dananya pun juga
terbilang mudah dan sederhana, hanya dengan menyerahkan KTP dan surat
keterangan pemerintah desa bermaterai. Adapun jangka waktu pencairanya
sangat cepat dan ketika penyerahan dana diperlukan jaminan. Bentuk jaminan
tersebut berupa surat pernyataan pengemabalian, jaminan berupa ternak babi,
sepeda motor, hewan ternak yaitu sapi, berupa bpkb motor, tanah, dll. Besarnya
jaminan tergantung peminjaman yaitu <5 juta jaminannya adalah usahanya,
sedangkan yang >5 juta jaminannya adalah BPKB motor tergantung besaran nilai
yang dipinjam, serta surat kesanggupan bermaterai. Hal ini tidak terlepas dari
peran pendamping dan aparat pemerintah dalam terwujudnya program ini
sangat membantu.
Dampak positif yang ditimbulkan dari keberadaan program ini antara lain
adanya peningkatan anggota koperasi, hasil komoditas yang sudah dipasarkan
sampai ke Kabupaten Sumba (gula 69ap), Makasar dan Surabaya (rumput laut).
Selain itu adanya peningkatan dan perluasan pasar, dan dapat dimanfaatkan
untuk bantuan biaya pendidikan secara tidak langsung.

V-69
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

B. Masalah
Permasalahan program Anggur Merah pada Kabupaten Sabu Raijua salah
satunya belum adanya inovasi pada aspek input, proses dan output. Meskipun
begitu sudah terdapat sistem pembukuan dan administrasi, 70ap70a dalam
usahanya tidak menggunakan sistem pencatatan. Pada proses pengajuan dana,
terutama untuk ke Provinsi jangka waktunya sangat lama hingga 9 bulan, selain
itu biaya makan, transportasi dan 70ap70a70 ditanggung oleh anggota koperasi.
Kerjasama antar pelaku usaha yang terjadi di Kabupaten Sabu Raijua juga masih
kecil. Tidak adanya pelatihan dan penyuluhan, tidak adanya penambahan jumlah
tenaga kerja dikarenakan pemilik usaha menjalankan usahanya sendiri dengan
bantuan keluarga tanpa merekrut tenaga kerja. Ditambah lagi tidak ada
perlindungan usaha. Tingginya tidak adanya sistem perlindungan usaha
masyarakat di Kabupaten Sabu dikarenakan sebagian besar hanya usaha fiktif
sehingga pemerintah desa tidak bisa melindungi kelompok usaha yang tidak ada
kegiatan nyatanya. Masyarakat Kabupaten Sabu berharap kedepannya program
ini tetap diteruskan namun perlu ada perubahan pada semua proses.Harapan
masyarakat dan unit usaha adalah lebih dibuat aturan khusus mengenai prosedur
pengembalian dana, karena banyak dana yang hilang dan tidak kembali,
kemudian diperlukan adanya perubahan pada proses pemanfaatan dana yang
lebih jelas dan prosedur pengembalian dana yang lebih ringan dan mudah,
sehingga program ini dapat diteruskan dan ada perubahan pada semua proses
yang meliputi prosedur pengajuan permohonan lebih baik dipermudah dan
dipersingkat lagi, proses pemanfaatan dana dan prosedur pengembalian dana
sehingga masyarakat tidak terbebani.
Tabel 5. 19 Potensi dan Masalah (Kabupaten Sabu Raijua)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 33% menyatakan 70ap terdapat pada 34% perwakilan unit usaha di
kebijakan aspek input, proses dan output Kabupaten Sabu Raijua tidak
terdapat inovasi pada aspek
input proses dan output
Inovasi bidang 100% menyatakan bahwa terdapat tiga
kelembagaan inovasi

V-70
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Inovasi 67% unit usaha sudah memiliki 3 inovasi
keberlanjutan program keberlanjutan.
program
Keunggulan 50% menyatakan bahwa terdapat dua
program keunggulan yang meliputi anggur merah
sudah tepat sasaran pada pelaku usaha
dan melibatkan semua elemen
Kemudahan 50% menyatakan sangat mudah
persyaratan
dana
Prosedur 50% menyatakan bahwa sederhana dalam
pengajuan dana prosedur pengajuannya
Jaminan 83% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya pengajuan 67% menyatakan tidak ada pengeluaran
biaya
Jangka waktu 50% menyatakan sangat cepat 50% yang menyatakan waktu
pencairan yang dibutuhkan sangat lama
Peran 83% menyatakan peran pendampingan
pendamping sangat membantu
Peran 67% sudah sangat membantu
pemerintah desa
Harapan 50% menyatakan untuk diteruskan
keberlanjutan dengan perubahan pada semua proses
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama antar 71ap71a71sama antar pelaku
kabupaten usaha yang terjadi di
Kabupaten Sabu Raijua masih
kecil
Dampak antar Dampak yang ditimbulkan
kabupaten adanya program Anggur
Merah ini masih belum
terlihat secara signifikan
Kerjasama antar belum ada hubungan
provinsi 71ap71a71sama sebesar 67%
Dampak antar dampak yang ditimbulkan
provinsi belum dapat dirasakan oleh
masyarakat
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan anggota mencapai 1-5
anggota anggota koperasi, dengan persentase
koperasi sebesar 47%
Partisipasi masyarakat sering berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 50%
koperasi
Keterampilan Keterampilan masyarakat pada
pengembangan pengembangan usaha lokal di Kabupaten
usaha Sabu Raijua didominasi oleh ada
peningkatan 3 keterampilan masyarakat,
dengan persentase sebesar 50%

V-71
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan
penyuluhan dan penyuluhan dengan
persentase sebesar 83%
Penyerapan tidak ada penambahan
pengangguran jumlah tenaga kerja dengan
persentase sebesar 50%
Sistem tidak ada perlindungan usaha
perlindungan masyarakat dengan
usaha persentase sebesar 50%
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 50% responden menjawab sangat mudah
pengajuan 33% masyarakat menyatakan bahwa
syarat pengajuan modal usaha mudah
17% masyarakat mengaku cukup mudah
Akses modal 50% masyarakat mengatakan bahwa
akses modal sangat mudah
33% responden menjawab akses modal
setelah adanya program anggur merah
mudah
Kecukupan 67% masyarakat mangatakan
pinjaman modal bantuan untuk usaha
tidak mencukupi
Peningkatan 17% dampak sangat besar
jumlah produksi 33% dampak besar
Peningkatan 17% masyarakat mengatakan bahwa
pasar program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan dan perluasan pasar
33% masyarakat mengatakan bahwa
program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang sedang
Peningkatan 67% masyarakat menyatakan adanya 33% masyarakat menyatakan
omset program desa mandiri anggur merah adanya program desa mandiri
memiliki dampak sedang anggur merah tidak memiliki
dampak terhadap
peningkatan jumlah omset
Pengembalian 100% menyatakan bahwa
pinjaman pengembalian dalam jumlah
kecil
Jangka waktu 67% masyarakat di
pengembalian Kabupaten Sabu Raijua
memiliki jangka waktu
pengembalian dana bantuan
selama lebih dari 1,5 tahun
Kesulitan 17% responden mengaku tidak terjadi 50% responden mengaku
pengembalian kesulitan keberatan dalam
pengembalian dana bantuan
33% responden
mengakusangat berat
Skema 100% koperasi yang beroperasi 72ap72a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga

V-72
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Bantuan 83% responden mengaku
bimbingan pada Kabupaten Sabu Raijua
usaha tidak pernah terdapat
bantuan bimbina proses
bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan program ini belum
pendapatan berpengaruh signifikan
Peningkatan Pengaruh penerapan program Anggur
aset Merah terhadap kenaikan aset keluarga
lebih pada kemudahan untuk pemenuhan
kebutuhan sandang dan pangan serta
kebutuhan pokok lainnya
Peningkatan 67% anggota koperasi mampu
pendidikan meningkatkan jenjang pendidikan pada
tingkat SMA

5.3.15 Kabupaten Sikka


A. Potensi
Program Anggur Merah telah mengembangkan berbegai kegiatan usaha
di Kabupaten Sikka diantaranya ialah perdagangan dan jasa dan UMKM. Pelaku
usaha yang memiliki modal besar akan menjual komoditasnya ke Kota Kupang.
Selain itu, berkat adanya 73ap73a73sama, pelaku usaha dapat membeli bahan
baku lele dari Bali. Inovasi di bidang kelembagaan yakni adanya sosialisasi info
anggur merah desa. Syarat pengajuan dananya pun mudah, hanya dengan
membawa KTP dan surat keterangan pemerintah desa bermaterai. Jangka waktu
pencairannya sangat cepat. Tetapi dibutuhkan jaminan berupa kesepakatan
kelompok dengan desa, sertifikat tanah, bpkb motor tergantung besaran nilai
yang dipinjam, serta surat kesanggupan bermaterai. Hal ini untuk menghindari
masyarakat yang tidak mengembalikan dana tersebut. Disinilah peran PKM dan
pemerintah dibutuhkan. Peran pemerintah yakni sosialisasi, pencairan dana,
mengikuti verifikasi, menentukan besaran dana yang diterima, mengontrol
jalannya koperasi.
Dampak positif yang ditimbulkan dari adanya program tersebut antara
lain peningkatan anggota koperasi dan meningkatnya partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat pada koperasi dilakukan dengan mengikuti rapat,

V-73
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

membayar simpanan wajib setiap bulan, membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi, dan memberikan saran. Ada juga
peningkatan keterampilan masyarakat. Hal ini karena adanya pelatihan
pengelolaan administrasi, pelatihan keterampilan usaha dan volume produksi
serta pelatihan pemasaran dan jaringan. Adanya penyerapan penangguran
melalui penambhan tenaga kerja. Sehingga berdampak besar terhadap jumlah
produksi usaha dan peningkatan dan perluasan pasar, peningkatan jumlah
omset. Keberadaan Anggur Merah juga mampu membiayai kebutuhan
pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
B. Masalah
Permasalahan program Anggur Merah yang terjadi di Kabupaten Sikka
antara lain tidak terdapat inovasi kebijakan dan inovasi keberlanjutan program.
Pada proses pengajuan dana ke provinsi sangat lama yakni 6 bulan, 74ap74a
anggota koperasi cenderung menanggung biaya makan dan transportasi.
Masalah lainnya yakni hubungan 74ap74a74sama antar Provinsi yang belum
terjalin. Hal ini karena usaha yang berjalan di Kabupaten Sikka masih kecil dan
tidak adanya bantuan bimbingan proses bisnis, sehingga tidak ada peningkatan
keterampilan masyarakat. Sebagian masyarakat mengatakan bantuan modal
usaha tidak mencukupi, hanya penambahan modal dengan dana yang kecil.
Selain itu tidak adanya perlindungan usaha juga memperburuk usaha
masyarakat. Omset yang dihasilkan pun juga masih sedikit. Oleh karena itu,
program Anggur Merah perlu mengalami perubahan satu proses penambahan
dana, pinjaman diperbesar, penagihan untuk yang menunggak, penambahan
modal, serta bimbingan perbaikan kepengurusan.

Tabel 5. 20 Potensi dan Masalah (Kabupaten Sikka)


Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 93% unit usaha tidak terdapat
kebijakan inovasi kebijakan
Inovasi bidang 57% menyatakan satu inovasi bidang terdapat unit usaha yang
kelembagaan kelembagaan yaitu adanya sosialisasi info belum memiliki inovasi 22%
anggur merah desa

V-74
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Inovasi 36% unit usaha tidak memiliki
keberlanjutan inovasi program
program keberlanjutan
Keunggulan 43% menyatakan bahwa terdapat 3
program keunggulan yaitu tepat sasaran, birokrasi
mudah, melibatkan semua pengambil
keputusan dan masyarakat
Kemudahan 50% menyatakan sangat mudah
persyaratan
dana
Prosedur 50% menyatakan sangat sederhana
pengajuan
dana
Jaminan 86% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya 57% menyatakan ada
pengajuan pengeluaran biaya
Jangka waktu sebagian besar 36% menyatakan sangat 22% yang menyatakan waktu
pencairan cepat yang dibutuhkan lama yaitu 6
bulan
Peran 79% menyatakan peran pendampingan
pendamping sangat membantu
Peran 50% sudah membantu
pemerintah
desa
Harapan 50% menyatakan untuk diteruskan
keberlanjutan dengan skema yang sama dengan saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama Hubungan yang terbentuk
antar antar pelaku usaha yang
kabupaten terjadi di Kabupaten Sikka
masih belum ada
Dampak antar Dampak yang timbul pun
kabupaten masih selaras dengan
hubungan 75ap75a75sama
yakni sebesar 57%
Kerjasama 93% tidak memiliki hubungan
antar provinsi kerjasama
Dampak antar 93% tidak memiliki dampak
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan anggota mencapai 21-117
anggota anggota koperasi, dengan persentase
koperasi sebesar 50%
Partisipasi selalu berpartisipasi pada koperasi,
masyarakat di dengan persentase sebesar 43%
koperasi
Keterampilan tidak ada peningkatan
pengembangan keterampilan masyarakat,
usaha dengan persentase sebesar
64%

V-75
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan
penyuluhan dan penyuluhan dengan
persentase sebesar 72%
Penyerapan tidak ada penambahan
pengangguran jumlah tenaga kerja dengan
persentase sebesar 72%
Sistem tidak ada perlindungan usaha
perlindungan masyarakat dengan
usaha persentase sebesar 57%
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 72% responden menjawab sangat mudah
pengajuan
Akses modal 50% masyarakat mengatakan bahwa
akses modal sangat 76ap76
29% responden menjawab akses modal
setelah adanya program anggur merah
mudah
Kecukupan 64% masyarakat mangatakan modal 7% masyarakat mengatakan
pinjaman bantuan untuk usaha mencukupi bahwa bantuan modal untuk
usaha tidak mencukupi
Peningkatan 14% masyarakat menyatakan program 21% menyatakan bahwa
jumlah desa mandiri anggur merah memiliki 76ap76a76s desa mandiri
produksi dampak besar anggur merah tidak
36% masyarakat menyatakan bahwa memberikan dampak
adanya program desa mandiri anggur
merah memiliki dampak yang sedang
terhadap peningkatan jumlah produksi
Peningkatan 7% masyarakat mengatakan bahwa 43% masyarakat mengatakan
pasar program desa mandiri anggur merah program desa mandiri anggur
memiliki dampak yang sangat besar merah tidak memiliki dampak
21% masyarakat mengatakan bahwa terhadap peningkatan dan
program desa mandiri anggur merah perluasan pasar
memiliki dampak yang besar
Peningkatan 15% masyarakat menyatakan adanya 31% masyarakat menyatakan
omset program desa mandiri anggur merah adanya program desa mandiri
memiliki dampak besar terhadap anggur merah tidak memiliki
peningkatan jumlah omset dampak terhadap
23% masyarakat menyatakan adanya peningkatan jumlah omset
program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang sedang
Pengembalian 39% menyatakan bahwa
pinjaman belum sanggup
mengembalikan sama sekali
Jangka waktu 57% masyarakat di
pengembalian Kabupaten Sikka memiliki
jangka waktu pengembalian
dana bantuan selama lebih
dari 1,5 tahun
Kesulitan 57% responden mengaku tidak terjadi
pengembalian kesulitan

V-76
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Skema 100% koperasi yang beroperasi 77ap77a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan 100% responden mengaku
bimbingan pada Kabupaten Sikka tidak
usaha pernah terdapat bantuan
bimbina proses bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 43% responden mampu meningkatkan
pendapatan pendapatan usaha mencapai 20% dari
nilai sebelumnya
Peningkatan 43% anggota koperasi mampu
aset meningkatkan besaran tabungan keluarga
Peningkatan 43% anggota koperasi mampu membiayai
pendidikan anggota keluarganya untuk melanjutkan
jenjang pendidikan perguruan tinggi

5.3.16 Kabupaten Sumba Barat


A. Potensi
Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu penerima manfaat dari
program Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program
tersebut antara lain UMKM, peternakan, perikanan dan usaha lainnya. Inovasi
kebijakan di Kabupaten Sumba Barat adalah adanya insentif dalam
berwirausaha, mampu mengembangkan usaha dengan maksimal, melihat
potensi masyarakatnya yang memiliki usaha untuk di kembangkan serta
membantu dari segi modal, upaya mengembangkan kios lebih berkembang,
membantu pelaku usaha untuk lebih berkembang. Contoh inovasi terdapat pada
Kabupaten Sumba Barat yaitu adanya tabungan bersama dan terbukanya
77ap77a77s desa dalam menjalankan programnya. Kegiatan usaha juga dapat
memicu tumbuhnya jaringan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Selain itu, terdapat peningkatan jumlah anggota koperasi. Partisipasi masyarakat
pada koperasi sangat tinggi. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan PKM yang
sangat membantu.
Dilihat dari segi pendanaan, penyaluran dana program tersebut sudah
tepat sasaran terutama untuk masyarakat yang ingin mengembangkan usaha
dengan persyaratan pengajuan dana yang sangat mudah. Karena hanya dengan

V-77
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

KTP dan surat keterangan dari pemerintah yang bermeterai. Pada proses
pengembalian dana masyarakat mengaku sangat tidak terjadi kesulitan atau
78ap78a78 ringan dalam pengembalian dana bantuan. Masyarakat merasa ringan
dalam pengembalian dana bantuan karena jumlah bunga yang dipakai masih
tergolong rendah.
Dampak positif yang ditimbulkan antara lain masyarakat mengatakan
bahwa program desa mandiri anggur merah memiliki dampak yang besar
terhadap peningkatan dan perluasan pasar dan peningkatan jumlah omset.
Pemanfaatan dana program Anggur Merah sebagai dana simpan pinjam untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dimanfaatkan anggota koperasi untuk
kemudahan akses pendidikan.
B. Masalah
Maasalah yang terjadi di Kabupaten Sumba Barat antara lain, tidak
memiliki hubungan 78ap78a78sama sama sekali. Kurang menariknya usaha ini
membuat hubungan 78ap78a78sama juga belum terjalin. Selain itu akses yang
jauh juga membuat antar kelompok usaha kesulitan mengadakan komunikasi.
Pada proses pengajuan dana memerlukan biaya, yang mana biaya tersebut
dibebankan oleh anggota koperasi tanpa ada pengembalian dana. Adapun
jangka waktu dari pengajuan ke pencairan juga sangat lama, karena sebelum
78ap78 usaha diberikan bantuan, tempat usaha di survei terlebih dahulu, serta
adanya proses yang panjang mulai dari pengajuan, administrasi, verifikasi dan
proses pemutusan. Pelatihan dan penyuluhan di Kabupaten Sumba Barat belum
pernah mendapat bantuan bimbingan proses bisnis. Selain itu, permasalahan
belum terserapnya pengangguran di Kabupaten Sumba Barat dikarenakan
pemilik usaha menjalankan usahanya sendiri atau dengan bantuan keluarga
tanpa merekrut tenaga kerja. Hal ini karena dana bantuan usaha tidak mencukupi
karena harus dibagi dengan anggota yang lain. Masyarakat juga mengaku
peningkatan jumlah produksi tidak terlalu signifikan dikarenakan pengeluaran
yang juga besar, serta peminat pembelian juga tidak terlalu meningkat dan

V-78
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

kenaikan aset keluarga juga tidak signifikan setelah adanya program Anggur
Merah.
Tabel 5. 21 Potensi dan Masalah (Kabupaten Sumba Barat)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 83% unit usaha di Kabupaten Sumba
kebijakan Barat terdapat inovasi kebijakan pada
aspek input
Inovasi bidang 33% menyatakan bahwa terdapat tiga
kelembagaan inovasi bidang kelembagaan
Inovasi 50% unit usaha sudah memiliki 1 inovasi
keberlanjutan program keberlanjutan
program
Keunggulan 50% menyatakan bahwa terdapat empat
program keunggulan yang meliputi anggur merah
sudah tepat sasaran pada pelaku usaha,
birokrasi mudah, melibatkan semua
elemen dalam pengambilan keputusan,
serta transparan
Kemudahan 83% menyatakan sangat mudah
persyaratan
dana
Prosedur 67% menyatakan sangat sederhana
pengajuan
dana
Jaminan 83% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya 67% menyatakan tidak ada pengeluaran 33% menyatakan bahwa
pengajuan biaya, hanya membawa surat bermaterai terdapat pengeluaran biaya
dalam pengajuan dan
Jangka waktu 100% menyatakan sangat
pencairan lama
Peran 100% menyatakan peran pendampingan
pendamping sangat membantu
Peran 83%) sudah sangat membantu
pemerintah
desa
Harapan 83% menyatakan untuk
keberlanjutan diteruskan dengan perubahan
program pada semua proses
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama Hubungan 79ap79a79sama
antar antar pelaku usaha yang
kabupaten terjadi di Kabupaten Sumba
Barat secara keseluruhan
tidak memiliki hubungan
Dampak antar 17% menyatakan tidak
kabupaten memiliki dampak
Kerjasama pada lingkup Provinsi secara
antar provinsi keseluruhan juga belum
terbentuk kerjasama

V-79
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Dampak antar dampak program
provinsi perdagangan yang terjadi di
Provinsi secara keseluruhan
tidak berdampak
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan tidak ada peningkatan jumlah
anggota anggota koperasi, dengan
koperasi persentase sebesar 34%
Partisipasi masyarakat sering berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 67%
koperasi
Keterampilan tidak ada peningkatan
pengembangan keterampilan masyarakat,
usaha dengan persentase sebesar
67%
Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan
penyuluhan dan penyuluhan dengan
persentase sebesar 83%
Penyerapan tidak ada penambahan
pengangguran jumlah tenaga kerja dengan
persentase sebesar 100%
Sistem ada 1 perlindungan usaha masyarakat
perlindungan dengan persentase sebesar 67%
usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 83% responden menjawab sangat mudah
pengajuan
Akses modal 67% masyarakat mengatakan bahwa
akses modal sangat mudah
Kecukupan 67% masyarakat mangatakan modal 33% masyarakat mengatakan
pinjaman bantuan untuk usaha mencukupi bahwa bantuan modal untuk
usaha sangat kurang
mencukupi
Peningkatan 33% masyarakat menyatakan program
jumlah desa mandiri anggur merah memiliki
produksi dampak yang sangat besar
33% masyarakat menyatakan program
desa mandiri anggur merah memiliki
dampak besar terhadap peningkatan
jumlah produksi usaha
Peningkatan 33% masyarakat mengatakan bahwa
pasar program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang sangat besar
terhadap peningkatan dan perluasan
pasar
33% masyarakat mengatakan bahwa
program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan dan perluasan pasar
Peningkatan 67% masyarakat menyatakan adanya
omset program desa mandiri anggur merah

V-80
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


memiliki dampak besar saja terhadap
peningkatan jumlah omset
Pengembalian 50% menjawab masyarakat yang
pinjaman meminjam mengembalikan dalam jumlah
sedang yaitu 20% hingga 40% dari dana
bantuan
Jangka waktu 67% masyarakat di Kabupaten Sumba
pengembalian Barat memiliki jangka waktu
pengembalian dana bantuan selama 6
bulan hingga 1 tahun
Kesulitan 16% responden mengaku tidak terjadi
pengembalian kesulitan
67% responden mengaku cukup ringan
Skema 100% koperasi yang beroperasi 81ap81a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan tidak pernah terdapat
bimbingan bantuan bimbingan proses
usaha bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 83% anggota koperasi mampu menaikkan
pendapatan pendapatan usaha menjadi 30% dari nilai
pendapatan sebelumnya
Peningkatan 50% pada tingkat besar yakni anggota
aset koperasi mampu meningkatkan tabungan
keluarga
Peningkatan 50% anggota koperasi mampu membiayai
pendidikan anggota keluarga untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang perguruan tinggi

5.3.17 Kabupaten Sumba Barat Daya


A. Potensi
Keberadaan program desa mandiri anggur merah di Kabupaten Sumba
Barat Daya telah mengembangkan berbagai kegiatan usaha, diantaranya ada
pertanian (pengolahan padi sawah, palawija, holtikultura, dan cengkeh),
peternakan (penggemukan babi dan sapi, 81ap81a81sam babi, perikanan laut,
perdagangan dan jasa (perkiosan), UMKM (tenun), dan lain-lain (simpan pinjam).
Kegiatan usaha yang tumbuh tersebut memunculkan inovasi seperti pada
kegiatan perikanan laut, inovasinya antara lain penambahan jaring dan perbaikan
senar dan mata kail, sehingga jumlah tangkapan bertambah. Inovasi ini
dihasilkan berdasarkan inisiatif atas kesadaran masyarakat dan kelompok usaha

V-81
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

sendiri. Program ini menggunakan asas kekeluargaan sesuai prinsip koperasi


seperti penerapan transparansi dan 82ap82a82sam yang mudah. Persyaratan
dananya pun cukup mudah hanya dengan menyerahkan KTP dan surat
keterangan pemerintah desa bermaterai. Akses modal program ini juga sangat
mudah. Meskipun begitu diperlukan jaminan untuk memperoleh dana program
ini yakni berupa menyerahkan ternak babi, sepeda motor, hewan ternak yaitu
sapi, berupa bpkb motor, tanah, 82ap. Besarnya jaminan tergantung peminjaman
yaitu <5 juta jaminannya adalah usahanya, sedangkan yang >5 juta jaminannya
adalah BPKB motor tergantung besaran nilai yang dipinjam, serta surat
kesanggupan bermetrai. Hal ini untuk mengantisipasi pihak-pihak yang tidak bisa
atau tidak mau mengembalikan dana. Adapun jangka waktu pengajuan
pencairan bantuan sangat cepat.
Keberhasilan pelaksanaan program ini, salah satunya karena bantuan dari
PKM. Bentuk dari keberhasilan tersebut, adanya peningkatan anggota koperasi
sekitar 1-4 orang. Masyarakat sering berpartisipasi pada koperasi, partisipasi
pada koperasi diantaranya dilakukan dengan mengikuti rapat, membayar
simpanan wajib setiap bulan, membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran
sebagai anggota koperasi, memberikan saran dan 82ap82a82sama. Adanya
penyerapan pengangguran yang dibuktikan dengan penambahan 1-2 tenaga
kerja. Peningkatan produksi usaha dan perluasan pasar.
B. Masalah
Masalah program desa mandiri anggur merah di Kabupaten Sumba Barat
Daya yakni seperti hubungan 82ap82a82sama antar pelaku usaha masih kecil.Hal
ini disebabkan besarnya kebutuhan dalam desa, 82ap82a persediaannya belum
mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Keterampilan yang dimiliki
masyarakat masih rendah karena tidak ada kegiatan pelatihan dan penyuluhan.
Sehingga berdampak pada jumlah omset yang tidak signifikan. Hal ini juga
karena tidak adanya perlindungan usaha masyarakat. Akhirnya berdampak pada
masyarakat yang belum sanggup mengembalikan dana sama sekali. Meskipun

V-82
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

anggota koperasi mengalami kenaikan pendapatan, tetapi kenaikan pendapatan


ini hanya mampu untuk membeli kebutuhan dasar seperti sandang dan pangan.
Tabel 5. 22 Potensi dan Masalah (Kabupaten Sumba Barat Daya)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 100% unit usaha di Kabupaten Sumba Barat
kebijakan Daya terdapat inovasi pada aspek input
proses dan output
Inovasi bidang 100%) menyatakan bahwa terdapat lebih dari
kelembagaan tiga inovasi bidang kelembagaan berarti
wilayah Kabupaten Sumba Barat sudah
memiliki koperasi secara resmi dan sudah
beraktivitas
Inovasi 50% unit usaha sudah memiliki lebih dari 3
keberlanjutan inovasi program keberlanjutan
program
Keunggulan 50% menyatakan bahwa terdapat empat
program keunggulan
Kemudahan 67% menyatakan mudah
persyaratan dana
Prosedur 83% menyatakan bahwa sederhana
pengajuan dana
Jaminan 75% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya pengajuan 58% menyatakan tidak ada pengeluaran 42% menyatakan bahwa
biaya terdapat pengeluaran biaya
Jangka waktu 8% yang menyatakan waktu yang 92% menyatakan sangat lama
pencairan dibutuhkan sangat cepat
Peran 67% menyatakan peran pendampingan
pendamping sangat membantu
Peran pemerintah 67%) sudah sangat membantu
desa
Harapan 75% diteruskan dengan skema yang sama
keberlanjutan
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan Antara
Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama antar Kabupaten Sumba Barat Daya
kabupaten 59% tidak ada hubungan
Dampak antar 75% menyatakan tidak ada
kabupaten dampak
Kerjasama antar 75% belum menjalin
provinsi kerjasama
Dampak antar 75% belum terdapat dampak
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan anggota mencapai 21-60
anggota koperasi anggota koperasi, dengan persentase
sebesar 50%
Partisipasi masyarakat pernah berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 75%
koperasi

V-83
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Keterampilan ada peningkatan 1 keterampilan masyarakat,
pengembangan dengan persentase sebesar 75%
usaha
Pelatihan dan ada 1 kegiatan pelatihan dan penyuluhan
penyuluhan dengan persentase sebesar 67%
Penyerapan ada penambahan >6 tenaga kerja dengan
pengangguran persentase sebesar 25%
Sistem tidak ada perlindungan usaha
perlindungan masyarakat dengan
usaha persentase sebesar 42%
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok Ekonomi
Pedesaan
Syarat pengajuan 75% responden menjawab mudah
25% masyarakat menyatakan bahwa syarat
pengajuan modal usaha sangat mudah
Akses modal 83% masyarakat mengatakan bahwa akses
modal mudah
Kecukupan 25% masyarakat mangatakan modal bantuan 34% masyarakat mengatakan
pinjaman untuk usaha mencukupi bahwa bantuan modal untuk
33% masyarakat mengatakan bahwa usaha tidak mencukupi
bantuan modal untuk usaha agak mencukupi
Peningkatan 8% masyarakat menyatakan program desa 8% menyatakan bahwa
jumlah produksi mandiri anggur merah memiliki dampak 84ap84a84s desa mandiri
sangat besar terhadap peningkatan jumlah anggur merah tidak
produksi usaha memberikan dampak
59% masyarakat menyatakan bahwa adanya terhadap peningkatan jumlah
program desa mandiri anggur merah produksi usaha
memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan jumlah produksi
Peningkatan 33% masyarakat mengatakan bahwa 25% masyarakat mengatakan
pasar program desa mandiri anggur merah program desa mandiri anggur
memiliki dampak yang besar terhadap merah tidak memiliki dampak
peningkatan dan perluasan pasar terhadap peningkatan dan
17% masyarakat mengatakan bahwa perluasan
program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang sedang
Peningkatan 25% masyarakat menyatakan adanya
omset program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang sangat besar
33% masyarakat menyatakan adanya
program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang besar
Pengembalian 25% menyatakan bahwa
pinjaman belum sanggup
mengembalikan sama sekali
Jangka waktu 67% masyarakat di
pengembalian Kabupaten Sumba Barat Daya
memiliki jangka waktu
pengembalian dana bantuan
selama selama 1 tahun hingga
1,5 tahun
Kesulitan 33% responden mengaku tidak terjadi
pengembalian kesulitan

V-84
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Skema 100% koperasi yang beroperasi 85ap85a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan 92% pelaku usaha mengaku
bimbingan usaha mereka tidak pernah terdapat
bantuan bimbingan proses
bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 42% anggota koperasi menyatakan bahwa
pendapatan terdapat kenaikan pendapatan sebesar 30%
Peningkatan aset 33% anggota koperasi mampu menambah
aset tanah, kendaraan bermotor dan hewan
ternak
Peningkatan 92% anggota koperasi mampu membiayai
pendidikan anggota keluarga untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang perguruan tinggi

5.3.18 Kabupaten Sumba Tengah


A. Potensi
Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu penerima manfaat dari
program Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program
tersebut antara lain sektor UMKM, peternakan dan perdagangan dan jasa. Unit
usaha yang dapat dikembangkan di Kabupaten Sumba Tengah diantaranya
adalah usaha kios, hasil tenun khas daerah Sumba Tengah, peternakan babi,
usaha batu potong, perdagangan makanan pokok seperti tahu dan tempe.
Tumbuhnya kegiatan usaha tersebut memicu penambahan tenaga kerja. Selain
itu juga, terdapat peningkatan jumlah anggota koperasi. Partisipasi masyarakat
pada koperasi diantaranya dilakukan mengikuti rapat, membayar simpanan
wajib setiap bulan, membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran sebagai
anggota koperasi, dan memberikan saran. Ada juga bantuan bimbingan proses
bisnis, seperti yang dilakukan oleh pihak dinas perindustrian perdagangan berupa
pelatian dan cara pemasaran dengan 85ap85a85sama narasumber. Hal ini tidak
terlepas dari keberadaan PKM yang sangat membantu.
Dilihat dari segi pendanaan, penyaluran dana program tersebut sudah
tepat sasaran terutama untuk masyarakat yang ingin mengembangkan usaha
dengan persyaratan pengajuan dana yang sangat mudah. Karena hanya dengan

V-85
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

KTP dan surat keterangan pemerintah desa bermaterai sudah diterima, 86ap86a
terdapat jaminan berupa surat pernyataan pengembalian dan jaminan sertifikat
tanah. Akses modal pun juga sangat mudah. Pada proses pengembalian dana
masyarakat mengaku sangat tidak terjadi kesulitan atau 86ap86 ringan dalam
pengembalian dana bantuan. Masyarakat merasa ringan dalam pengembalian
dana bantuan karena jumlah bunga yang dipakai masih tergolong rendah.
Dampak positif yang ditimbulkan antara lain masyarakat mengatakan
bahwa program desa mandiri anggur merah memiliki dampak yang besar
terhadap peningkatan dan perluasan pasar dan peningkatan jumlah omset.
Masyarakat mengaku peningkatan omset mereka setelah adanya program dapat
meningkat hingga dua kali lipat. Pemanfaatan dana program Anggur Merah
sebagai dana simpan pinjam untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dimanfaatkan anggota koperasi untuk kemudahan akses pendidikan.
B. Masalah
Masalah yang terjadi di Kabupaten Sumba Tengah antara lain, tidak
terdapat inovasi pada aspek input proses dan output. Pada proses pengajuan
dana memerlukan biaya dalam proses pembuatan proposal, jilid dan fotocopy,
86ap86a86, buku anggota, uang transportasi, yang mana biaya tersebut
dibebankan oleh anggota koperasi tanpa ada pengembalian dana. Adapun
jangka waktu dari pengajuan ke pencairan juga sangat lama. Selain itu,
permasalahan belum terserapnya pengangguran di Kabupaten Sumba Tengah
dikarenakan pemilik usaha menjalankan usahanya sendiri atau dengan bantuan
keluarga tanpa merekrut tenaga kerja. Hal ini karena dana bantuan usaha tidak
mencukupi karena harus dibagi dengan anggota yang lain. Masyarakat juga
mengaku peningkatan jumlah produksi tidak terlalu signifikan dikarenakan
pengeluaran yang harus dikelurankan juga besar, serta peminat pembelian juga
tidak terlalu meningkat dan kenaikan aset keluarga juga tidak signifikan setelah
adanya program Anggur Merah.
Harapan masyarakat program ini diteruskan namun perlu ada perbaikan
pada satu proses. Sehingga perubahan yang dapat dilakukan adalah perubahan

V-86
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

pada proses pemanfaatan dana, dan perubahan dengan lebih dibuat aturan
khusus mengenai prosedur pengembalian dana, karena banyak dana yang hilang
dan tidak kembali. Kemudian diperlukan adanya perubahan pada proses
pemanfaatan dana yang lebih jelas dan prosedur pengembalian dana yang lebih
ringan dan mudah. Sehingga program ini dapat diteruskan dan ada perubahan
pada semua proses, yang meliputi prosedur pengajuan permohonan lebih baik
dalam pemanfaatan dana dan prosedur pengembalian dana sehingga
87ap87a87sama tidak terbebani
Tabel 5. 23 Potensi dan Masalah (Kabupaten Sumba Tengah)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 50% perwakilan unit usaha di
kebijakan Kabupaten Sumba Tengah tidak
terdapat inovasi pada aspek
input proses dan output
Inovasi bidang 33% menyatakan bahwa terdapat tiga
kelembagaan inovasi
Inovasi 33% menyatakan lebih dari 3 inovasi
keberlanjutan
program
Keunggulan 83% menyatakan bahwa terdapat lebih dari
program empat keunggulan
Kemudahan 33% menyatakan mudah
persyaratan
dana
Prosedur 33% menyatakan bahwa cukup sederhana 33% menyatakan rumit
pengajuan dana
Jaminan 50% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya pengajuan 83% menyatakan tidak ada pengeluaran 17% menyatakan bahwa
biaya terdapat pengeluaran biaya
dalam pengajuan dana
Jangka waktu 17% menyatakan sangat cepat 83% yang menyatakan waktu
pencairan yang dibutuhkan sangat lama
Peran 67% menyatakan peran pendampingan
pendamping sangat membantu
Peran 67%) sudah sangat membantu
pemerintah desa
Harapan 67% menyatakan untuk diteruskan dengan
keberlanjutan skema yang sama dengan saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan Antara
Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama antar Hubungan 87ap87a87sama antar
kabupaten pelaku usaha yang terjadi di
Kabupaten Sumba Tengah masih
belum ada hubungan

V-87
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Dampak antar 83% menyatakan tidak ada
kabupaten dampak
Kerjasama antar 83% tentunya belum menjalin
provinsi kerjasama
Dampak antar 83% juga belum terdapat
provinsi dampak
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan >20 orang, dengan persentase
anggota sebesar 50%.
koperasi
Partisipasi masyarakat jarang berpartisipasi
masyarakat di pada koperasi, dengan
koperasi persentase sebesar 34%
Keterampilan ada peningkatan 4 keterampilan
pengembangan masyarakat, dengan persentase sebesar
usaha 33%
Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan dan
penyuluhan penyuluhan dengan persentase
sebesar 67%
Penyerapan tidak ada penambahan jumlah
pengangguran tenaga kerja dengan persentase
sebesar 67%
Sistem tidak ada perlindungan usaha
perlindungan masyarakat dengan persentase
usaha sebesar 83%
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok Ekonomi
Pedesaan
Syarat 17% responden menjawab sangat mudah
pengajuan 67% masyarakat menyatakan bahwa syarat
pengajuan modal usaha mudah
67% masyarakat menyatakan bahwa syarat
pengajuan modal usaha mudah
Akses modal 50% masyarakat mengatakan bahwa akses
modal mudah
33% responden menjawab akses modal
setelah adanya program anggur merah
cukup mudah
Kecukupan 67% masyarakat mengatakan
pinjaman bahwa bantuan modal untuk
usaha tidak mencukupi
Peningkatan 17% masyarakat menyatakan program desa
jumlah produksi mandiri anggur merah memiliki dampak
besar
67% masyarakat menyatakan bahwa
adanya program desa mandiri anggur
merah memiliki dampak yang sedang
Peningkatan 67% masyarakat mengatakan
pasar bahwa program desa mandiri
anggur merah tidak memiliki
dampak terhadap peningkatan
dan perluasan pasar

V-88
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Peningkatan 33% masyarakat menyatakan adanya 34% masyarakat menyatakan
omset program desa mandiri anggur merah adanya program desa mandiri
memiliki dampak besar anggur merah tidak memiliki
33% masyarakat menyatakan adanya dampak terhadap peningkatan
program desa mandiri anggur merah jumlah omset
memiliki dampak yang biasa saja atau
sedang
Pengembalian 50% menyatakan bahwa belum
pinjaman sanggup mengembalikan sama
sekali
Jangka waktu jangka waktu pengembalian
pengembalian dana bantuan selama lebih dari
1,5 tahun
Kesulitan 60% responden mengaku tidak terjadi
pengembalian kesulitan atau ringan dalam pengembalian
dana bantuan
Skema 100% koperasi yang beroperasi 89ap89a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan 67% responden mengaku tidak
bimbingan pernah mendapatkan bimbingan
usaha bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 50% responden mampu meningkatkan
pendapatan pendapatan usaha mencapai 20% dari
pendapatan sebelumnya
Peningkatan 33% responden menyatakan bahwa aset
aset keluarga meningkat pada skala sangat besar
yakni penambahan jumlah ternak
Peningkatan 50% responden mampu membiayai anggota
pendidikan keluarga pda jenjang perguruan tinggi

5.3.19 Kabupaten Sumba Timur


A. Potensi
Keberadaan program desa mandiri anggur merah telah mengembangkan
berbagai kegiatan usaha, diantaranya ada peternakan, perdagangan dan jasa.
Unit usaha yang dapat dikembangkan di Kabupaten Sumba Timur diantaranya
adalah usaha rumput laut, peternakan babi, pertanian, tenun ikat, peternakan
kerbau, kios, kerajinan gong, peternakan kambing, perdagangan 89ap89a89s
dan hasil bumi, peternakan sapi, pertanian padi sawah tadah hujan, dan usaha
ayam 89ap89a89s. Program ini menggunakan asas kekeluargaan sesuai prinsip
koperasi seperti penerapan transparansi dan 89ap89a89sam yang mudah.
Persyaratan dananya pun cukup mudah hanya dengan menyerahkan KTP dan

V-89
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

surat keterangan pemerintah desa bermaterai. Meskipun begitu diperlukan


jaminan untuk memperoleh dana program ini yakni berupa surat pernyataan
pengemabalian, jaminan berupa ternak babi, sepeda motor, hewan ternak yaitu
sapi, berupa bpkb motor, tanah, 90ap. Besarnya jaminan tergantung
peminjaman yaitu <5 juta jaminannya adalah usahanya, sedangkan yang >5 juta
jaminannya adalah BPKB motor tergantung besaran nilai yang dipinjam, serta
surat kesanggupan bermaterai.
Keberhasilan pelaksanaan program ini, salah satunya karena bantuan dari
PKM. Bentuk dari keberhasilan tersebut, adanya peningkatan anggota koperasi.
Masyarakat sering berpartisipasi pada koperasi, partisipasi pada koperasi
diantaranya dilakukan dengan mengikuti rapat, membayar simpanan wajib
setiap bulan, membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran sebagai
anggota koperasi, memberikan saran dan 90ap90a90sama. Adanya penyerapan
pengangguran yang dibuktikan dengan penambahan tenaga kerja. Hal tersebut
karena adanya bimbingan bisnis. Ketersediaan bantuan bimbingan proses bisnis
dilakukan oleh dewan keterampilan daerah nasional maupun Dinas Perternakan.
Sehingga terjadi juga peningkatan produksi usaha dan perluasan pasar.

B. Masalah
Masalah program desa mandiri anggur merah di Kabupaten Sumba Timur
yakni seperti hubungan 90ap90a90sama antar pelaku usaha masih kecil.Hal ini
disebabkan besarnya kebutuhan dalam desa, 90ap90a persediaannya belum
mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Harapan masyarakat program
ini diteruskan namun perlu ada perbaikan pada semua proses. Sehingga
perubahan yang dapat dilakukan adalah perubahan pada proses pemanfaatan
dana, dan perubahan dengan lebih dibuat aturan khusus mengenai prosedur
pengembalian dana, karena banyak dana yang hilang dan tidak kembali.
Kemudian diperlukan adanya perubahan pada proses pemanfaatan dana yang
lebih jelas dan prosedur pengembalian dana yang lebih ringan dan mudah.
Sehingga program ini dapat diteruskan dan ada perubahan pada semua proses,

V-90
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

yang meliputi prosedur pengajuan permohonan lebih baik dalam pemanfaatan


dana dan prosedur pengembalian dana sehingga 91ap91a91sama tidak
terbebani.
Tabel 5. 24 Potensi dan Masalah (Kabupaten Sumba Timur)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 77% unit usaha di Kabupaten Sumba 5% menyatakan tidak terdapat
kebijakan Timur sudah terdapat inovasi pada aspek inovasi
input proses dan output
Inovasi bidang 45% terdapat tiga inovasi
kelembagaan 23% yang menyatakan bahwa terdapat 2
inovasi
Inovasi 82% unit usaha sudah memiliki 3 inovasi
keberlanjutan program keberlanjutan
program
Keunggulan 95%) menyatakan bahwa terdapat empat
program keunggulan
Kemudahan 64% menyatakan sangat mudah
persyaratan
dana
Prosedur 50% menyatakan bahwa sederhana
pengajuan dana
Jaminan 41% menyatakan bahwa perlu adanya
pengajuan jaminan
Biaya pengajuan 100% tidak mengeluarkan
Jangka waktu 63% menyatakan sangat lama
pencairan
Peran 82% menyatakan peran pendampingan
pendamping sangat membantu
Peran 82%) sudah sangat membantu
pemerintah desa
Harapan 55% menyatakan untuk diteruskan 27% menyatakan untuk diteruskan
keberlanjutan dengan skema yang sama dengan saat ini namun perlu ada perbaikan pada
program semua proses
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan Antara
Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama antar Hubungan 91ap91a91sama antar
kabupaten pelaku usaha yang terjadi di
Kabupaten Sumba Timur masih
belum terjalin
Dampak antar 54% menyatakan tidak memiliki
kabupaten dampak
Kerjasama antar 68% menyatakan belum menjalin
provinsi kerjasama
Dampak antar 68% belum terdapat dampak
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan peningkatan anggota mencapai 21-63
anggota anggota koperasi
koperasi

V-91
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Partisipasi masyarakat selalu berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 41%
koperasi
Keterampilan ada peningkatan 3 keterampilan
pengembangan masyarakat, dengan persentase sebesar
usaha 55%
Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan dan
penyuluhan penyuluhan dengan persentase
sebesar 45%
Penyerapan tidak ada penambahan jumlah
pengangguran tenaga kerja dengan persentase
sebesar 45%
Sistem tidak ada perlindungan usaha
perlindungan masyarakat dengan persentase
usaha sebesar 45%
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok Ekonomi
Pedesaan
Syarat 64% responden menjawab sangat mudah
pengajuan 27% masyarakat menyatakan bahwa
syarat pengajuan modal usaha mudah
Akses modal 59% masyarakat mengatakan bahwa
akses modal sangat mudah
Kecukupan 36% masyarakat mangatakan modal 9% masyarakat mengatakan
pinjaman bantuan untuk usaha mencukupi bahwa bantuan modal untuk usaha
sangat tidak mencukupi
Peningkatan 45% masyarakat menyatakan program 5% menyatakan bahwa
jumlah produksi desa mandiri anggur merah memiliki 92ap92a92s desa mandiri anggur
dampak yang sangat besar merah tidak memberikan dampak
23% masyarakat menyatakan bahwa terhadap peningkatan jumlah
adanya program desa mandiri anggur produksi usaha
merah memiliki dampak yang besar
Peningkatan 14% masyarakat mengatakan bahwa 18% masyarakat mengatakan
pasar program desa mandiri anggur merah bahwa program desa mandiri
memiliki dampak yang sangat besar anggur merah tidak memiliki
36% masyarakat mengatakan bahwa dampak terhadap peningkatan dan
program desa mandiri anggur merah perluasan pasar
memiliki dampak yang besar
Peningkatan 45% masyarakat menyatakan adanya 14% masyarakat menyatakan
omset program desa mandiri anggur merah adanya program desa mandiri
memiliki dampak besar saja terhadap anggur merah tidak memiliki
peningkatan jumlah omset dampak terhadap peningkatan
jumlah omset
Pengembalian 23% responden menjawab sebagian 18% menyatakan bahwa belum
pinjaman pengembalian dalam jumlah besar atau sanggup mengembalikan sama
40% hingga 60% dari dana bantuan sekali
Jangka waktu 41% masyarakat di Kabupaten
pengembalian Sumba Timur memiliki jangka
waktu pengembalian dana bantuan
selama lebih dari 1,5 tahun
Kesulitan 32% responden mengaku cukup ringan
pengembalian

V-92
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Skema 85% koperasi yang beroperasi 93ap93a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan 68% responden mengaku tidak
bimbingan pernah mendapatkan bimbingan
usaha bisnis

Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan


Keberlanjutan
Peningkatan 36% responden mampu meningkatkan
pendapatan pendapatan sebesar 30% dari pendapatan
sebelumnya
Peningkatan 41% responden mampu meningkatkan
aset nilai tabungan keluarga
Peningkatan Belum ada peningkatan signifikan
pendidikan 73% terhadap pendidikan keluarga

5.3.20 Kabupaten Timor Tengah Selatan


A. Potensi
Program Anggur Merah telah mengembangkan berbegai kegiatan usaha
di Kabupaten Timor Tengah Selatan diantaranya ialah peternakan dan usaha
perdagangan dan jasa. Unit usaha yang dapat dikembangkan di Kabupaten Timor
Tengah Selatan diantaranya adalah usaha penggemukan sapi, sayur mayur,
tenun ikat, perkiosan (93ap93a93s), UMKM usaha kue, usaha catering, ojek,
warung (jual bakso), penggemukan sapi, peternak babi, minyak tanah,
peternakan sapi, serta usaha 93ap. Pada proses kegiatan usaha tersebut terdapat
inovasi yakni pelatihan dan pengolahan bahan. Inovasi ini saling bersinergi dan
dibentuk dari inisiatif kesadaran masyarakat serta perangkat desa. Menurut
masyarakat program ini tepat sasaran, birokrasi mudah, transparan, melibatkan
semua pengambil keputusan. Syarat pengajuan dananya pun mudah, hanya
dengan membawa KTP dan surat keterangan pemerintah desa bermaterai.
Jangka waktu pencairannya sangat cepat. Tetapi dibutuhkan jaminan berupa
kesepakatan kelompok dengan desa, sertifikat tanah, bpkb motor tergantung
besaran nilai yang dipinjam, serta surat kesanggupan bermaterai. Hal ini untuk
menghindari masyarakat yang tidak mengembalikan dana tersebut. Disinilah
peran PKM dan pemerintah dibutuhkan.

V-93
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Keberhasilan yang ditimbulkan dari adanya program tersebut antara lain


sudah terjalin 94ap94a94sama walaupun masih kecil antara pembeli dari
Kabupaten Kupang untuk membeli sapi serta hasil pemasaran yang sudah sampai
TTU. Adapun desa Mnelalete merupakan desa yang harus menyediakan 1000
ternak ke Jakarta atas perintah Presiden Jokowi. Selain itu, ada hasil komoditas
yang sudah dipasarkan sampai ke Timor Leste. Dampak positif lainnya yakni
adanya peningkatan anggota koperasi dan meningkatnya partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat pada koperasi dilakukan dengan rapat evaluasi setiap
bulan, membayar simpanan wajib setiap bulan, membayar simpanan pokok pada
awal pendaftaran sebagai anggota koperasi (Rp 100.000), memberikan saran,
dan menabung. Ada juga peningkatan keterampilan masyarakat. Hal ini karena
adanya pelatihan peningkatan pola usaha, pelatihan keterampilan administrasi
(pencatatan) dari dinas koperasi, dan pelatihan peningkatan pemasaran. Adanya
penyerapan penangguran melalui penambhan tenaga kerja. Sehingga
berdampak besar terhadap jumlah produksi usaha dan peningkatan dan
perluasan pasar, peningkatan jumlah omset. Keberadaan Anggur Merah juga
mampu membiayai kebutuhan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
B. Masalah
Permasalahan program Anggur Merah yang terjadi di Kabupaten TTS
antara lain tidak terdapat inovasi pada aspek input proses dan output. Pada
proses pengajuan dana ke provinsi, 94ap94a anggota koperasi cenderung
menanggung biaya makan dan transportasi. Masalah lainnya yakni hubungan
94ap94a94sama antar Provinsi yang belum terjalin. Hal ini karena usaha yang
berjalan di Kabupaten TTS masih kecil dan tidak adanya bantuan bimbingan
proses bisnis, sehingga belum mampu menembus pasar Provinsi. Sebagian
masyarakat mengatakan bantuan modal usaha tidak mencukupi. Kemudian pada
proses pengembalian dana sebanyak 12% masyarakat belum sanggup
mengembalikan dana sama sekali. Harapan masyarakat program ini diteruskan
namun perlu ada perbaikan pada satu proses. Sehingga perubahan yang dapat
dilakukan adalah perubahan pada proses pemanfaatan dana, dan perubahan

V-94
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

dengan lebih dibuat aturan khusus mengenai prosedur pengembalian dana,


karena banyak dana yang hilang dan tidak kembali.
Tabel 5. 25 Potensi dan Masalah (Kabupaten Timor Tengah Selatan)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 88% perwakilan unit usaha di
kebijakan Kabupaten Timor Tengah Selatan
tidak terdapat inovasi pada aspek
input proses dan output
Inovasi bidang 75% terdapat satu inovasi mengartikan
kelembagaan bahwa sudah terdapat aktivitas kelompok
Inovasi 50% unit usaha sudah memiliki satu
keberlanjutan inovasi program keberlanjutan
program
Keunggulan 44% menyatakan bahwa terdapat empat
program keunggulan
Kemudahan 75% menyatakan mudah
persyaratan dana 22% menyatakan sangat mudah
Prosedur 97% menyatakan bahwa sederhana
pengajuan dana
Jaminan 19% menyatakan perlu jaminan
pengajuan
Biaya pengajuan 91% menyatakan tidak ada pengeluaran 9% menyatakan bahwa terdapat
biaya pengeluaran biaya dalam
pengajuan dana yaitu biaya
pengajuan proposal membutuhkan
biaya tambahan sebesar Rp. 10.000
tiap anggota
Jangka waktu 85% menyatakan sangat lama
pencairan
Peran 34% menyatakan peran pendampingan
pendamping sangat membantu
66% menyatakan sudah membantu
Peran pemerintah 72%) sudah membantu
desa 22 % menyatakan bahwa aparat
pemerintah desa sudah sangat membantu
Harapan 69% menyatakan untuk diteruskan 22 % menyatakan untuk diteruskan
keberlanjutan dengan skema yang sama dengan saat ini namun perlu ada perbaikan pada
program satu proses. Sehingga perubahan
yang dapat dilakukan adalah
perubahan pada proses
pemanfaatan dana
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan Antara
Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama antar Hubungan 95ap95a95sama antar
kabupaten pelaku usaha yang terjadi di
Kabupaten Timor Tengah Selatan
masih kecil
Dampak antar 29% 95ap95a95sama 95ap95 sudah besar 34% menyatakan memiliki dampak
kabupaten kecil
Kerjasama antar 66% belum menjalin kerjasama
provinsi

V-95
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Dampak antar 69% belum terdapat dampak
provinsi

Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan tidak ada peningkatan jumlah
anggota koperasi anggota koperasi, dengan
persentase sebesar 48%
Partisipasi masyarakat sering berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 50%
koperasi
Keterampilan ada peningkatan 1 keterampilan
pengembangan masyarakat, dengan persentase sebesar
usaha 47%
Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan dan
penyuluhan penyuluhan dengan persentase
sebesar 45%
Penyerapan ada penambahan >6 tenaga kerja dengan
pengangguran persentase sebesar 31%
Sistem ada 1 perlindungan usaha masyarakat
perlindungan dengan persentase sebesar 61%
usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok Ekonomi
Pedesaan
Syarat pengajuan 85% masyarakat menyatakan bahwa
syarat pengajuan modal usaha mudah
Akses modal 94% responden menjawab akses modal
setelah adanya program anggur merah
cukup mudah
Kecukupan 66% masyarakat mangatakan modal
pinjaman bantuan untuk usaha mencukupi
Peningkatan 59% masyarakat menyatakan program
jumlah produksi desa mandiri anggur merah memiliki
dampak besar terhadap peningkatan
jumlah produksi usaha
Peningkatan 44% masyarakat mengatakan bahwa
pasar program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan dan perluasan pasar
Peningkatan 50% masyarakat menyatakan adanya
omset program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak sedang atau biasa saja
terhadap peningkatan jumlah omset
Pengembalian 75% menyatakan bahwa belum
pinjaman sanggup mengembalikan sama
sekali
Jangka waktu 45% masyarakat memiliki jangka waktu
pengembalian pengembalian dana bantuan selama lebih
dari 1,5 tahun
Kesulitan 66% responden mengaku ringan
pengembalian

V-96
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Skema 91% koperasi yang beroperasi 97ap97a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan 84% responden pada Kabupaten
bimbingan usaha Timor Tengah Selatan tidak pernah
terdapat bantuan bimbingan
proses bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 50% anggota koperasi hanya
pendapatan mendapatkan kenaikan pendapatan
sebesar 10%
Peningkatan aset 31% anggota koperasi memiliki tambahan
jumlah tabungan meskipun tidak besar
Peningkatan 44% responden mampu membiayai
pendidikan pendidikan pada tingkat SMA

5.3.21 Kabupaten Timor Tengah Utara


A. Potensi
Keberadaan program desa mandiri anggur merah di Kabupaten Timor
Tengah Utara telah mengembangkan berbagai kegiatan usaha, diantaranya ada
budidaya rumput laut, peternakan babi, usaha gula sabu, meubel dan perkiosan.
Kabupaten Timur Tengah Utara sudah difasilitasi oleh dinas peternakan untuk
pemeliharaan ternak, sehingga sudah terbentuk kandang komunal untuk
komoditas peternakan. Menurut masyarakat program ini sudah tepat sasaran
dan melibatkan semua elemen pengembil keputusan. Persyaratan pengajuan
dananya pun juga terbilang mudah dan sederhana, hanya dengan menyerahkan
KTP, kartu keluarga dan surat keterangan pemerintah desa bermaterai. Adapun
jangka waktu pencairanya sangat cepat dan ketika penyerahan dana diperlukan
jaminan. Bentuk jaminan tersebut berupa ternak babi, sepeda motor, hewan
ternak yaitu sapi, serta surat kesanggupan bermetrai. Hal ini tidak terlepas dari
peran pendamping dan aparat pemerintah dalam terwujudnya program ini
sangat membantu. Dampak positif yang ditimbulkan dari keberadaan program
ini antara lain adanya peningkatan anggota koperasi. Selain itu adanya
peningkatan dan perluasan pasar, dan dapat dimanfaatkan untuk bantuan biaya
pendidikan secara tidak langsung.

V-97
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

B. Masalah
Permasalahan program Anggur Merah pada Kabupaten Timor Tengah
Utara salah satunya belum adanya inovasi pada aspek input, proses dan output.
Pada proses pengajuan dana, terutama untuk ke Provinsi jangka waktunya
sangat lama, selain itu biaya makan, transportasi dan 98ap98a98 ditanggung
oleh anggota koperasi. Kerjasama antar pelaku usaha yang terjadi di Kabupaten
Timor Tengah Utara juga masih kecil. Tidak adanya pelatihan dan penyuluhan,
tidak adanya penambahan jumlah tenaga kerja dikarenakan pemilik usaha
menjalankan usahanya sendiri dengan bantuan keluarga tanpa merekrut tenaga
kerja. Ditambah lagi tidak ada perlindungan usaha. Tingginya tidak adanya
sistem perlindungan usaha masyarakat di Kabupaten. Sebesar 30% masyarakat
menyatakan bahwa peran pendamping justru mempersulit karena desa belum
mandiri, sehingga pengembalian belum seratus persen, namun PKM sudah tidak
melakukan pendampingan dalam kurun waktu 1 tahun sehingga penyetoran
dana berhenti. Masyarakat desa sebagai pelaku usaha tidak mengetahui 98ap98a
harus melakukan penyetoran, pemerintah desa sendiri juga tidak mengetahui,
sedangkan di desa ini tidak memiliki pengurus, sehingga justru mempersulit.
Masyarakat Kabupaten TTU berharap kedepannya program ini tetap diteruskan
namun perlu ada perubahan pada semua proses. Harapan keberlanjutan program
desa mandiri anggur diteruskan namun ada perubahan pada satu proses yaitu
perubahan peminjaman seperti menaikkan nominal peminjaman. Kemudian
prosedur pengembalian dana oleh PKM harus dirubah dikarenakan masyarakat
desa membutuhkan adanya pergantian pendamping yang benar-benar
melakukan peran sebagai pendamping sesuai peraturan namun tetap perlu ada
pendamping agar tidak bingung dalam menjalani program ini kemudian
perubahan pada proses pengembalian dana yaitu perlu ada cara untuk membuat
orang lebih cepat mengembalikan dana.
Tabel 5. 26 Potensi dan Masalah (Kabupaten Timor Tengah Utara)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi 56% perwakilan unit usaha di
kebijakan Kabupaten Timor Tengah
Utara tidak terdapat inovasi

V-98
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


pada aspek input proses dan
output
Inovasi bidang 31% terdapat satu inovasi mengartikan
kelembagaan bahwa sudah terdapat aktivitas kelompok
22% menyatakan bahwa terdapat 3
inovasi
Inovasi 44% unit usaha sudah memiliki 2 inovasi
keberlanjutan dalam program untuk mewujudkan
program keberlanjutan.
Keunggulan 26% menyatakan bahwa terdapat dua
program keunggulan
31% menyatakan terdapat 3 keunggulan
Kemudahan 70% menyatakan mudah
persyaratan
dana
Prosedur 74% menyatakan bahwa sederhana dalam
pengajuan prosedur pengajuannya
dana
Jaminan 91% menyatakan bahwa tidak
pengajuan perlu adanya jaminan
Biaya 91% menyatakan tidak ada pengeluaran 9% menyatakan bahwa
pengajuan biaya terdapat pengeluaran biaya
dalam pengajuan dana
Jangka waktu 22% yang menyatakan waktu yang 30% menyatakan lama dalam
pencairan dibutuhkan sangat cepat proses pencairan dana
Peran 44% menyatakan peran pendampingan
pendamping membantu dalam unit usaha memperoleh
dana
Peran 52%) sudah membantu
pemerintah
desa
Harapan 48% menyatakan untuk
keberlanjutan diteruskan namun ada
program perubahan pada satu proses
yaitu Perubahan peminjaman
seperti menaikkan nominal
peminjaman
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama Hubungan 99ap99a99sama
antar antar pelaku usaha yang
kabupaten terjadi di Kabupaten Timor
Tengah Utara masih masih
belum ada
Dampak antar 30% menyatakan tidak
kabupaten memiliki dampak
Kerjasama 83% belum menjalin
antar provinsi kerjasama
Dampak antar 57% belum terdapat dampak
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan

V-99
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Peningkatan peningkatan >20 orang yaitu peningkatan
anggota anggota mencapai 21-100 anggota
koperasi koperasi, dengan persentase sebesar 44%
Partisipasi masyarakat sering berpartisipasi pada
masyarakat di koperasi, dengan persentase sebesar 44%
koperasi
Keterampilan ada peningkatan 1 keterampilan
pengembangan masyarakat, dengan persentase sebesar
usaha 48%
Pelatihan dan tidak ada kegiatan pelatihan
penyuluhan dan penyuluhan dengan
persentase sebesar 44%
Penyerapan penambahan >6 tenaga kerja dengan kurangnya penyerapan
pengangguran persentase sebesar 35% pengangguran di Kabupaten
Timor Tengah Utara
dikarenakan pemilik usaha
menjalankan usahanya sendiri
atau dengan bantuan
keluarga tanpa merekrut
tenaga kerja
Sistem tidak ada perlindungan usaha
perlindungan masyarakat dengan
usaha persentase sebesar 96%
Aspek IV: Dampak Alokasi dan Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 78% responden menjawab mudah
pengajuan
Akses modal 78% responden menjawab akses modal
setelah adanya program anggur merah
mudah
Kecukupan 78% masyarakat mangatakan modal
pinjaman bantuan untuk usaha mencukupi
Peningkatan 56% masyarakat menyatakan bahwa
jumlah adanya program desa mandiri anggur
produksi merah memiliki dampak yang besar
terhadap peningkatan jumlah produksi
Peningkatan 31% masyarakat mengatakan bahwa 17% masyarakat mengatakan
pasar program desa mandiri anggur merah program desa mandiri anggur
memiliki dampak yang besar terhadap merah tidak memiliki dampak
peningkatan dan perluasan pasar terhadap peningkatan dan
perluasan pasar
Peningkatan 61% masyarakat menyatakan adanya
omset program desa mandiri anggur merah
memiliki dampak yang besar
Pengembalian 31% menjawab masyarakat yang
pinjaman meminjam mengembalikan dalam jumlah
sedang yaitu 20% hingga 40% dari dana
bantuan
Jangka waktu 35% masyarakat
pengembalian membutuhkan jangka waktu
pengembalian dana bantuan
selama 1 tahun hingga 1,5
tahun

V-100
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


Kesulitan 44% responden mengaku ringan dalam
pengembalian pengembalian dana bantuan
Skema 71% koperasi yang beroperasi 101ap101a
pengembalian memiliki skema pengembalian dengan
sistem bunga
Bantuan tidak pernah terdapat
bimbingan bantuan bimbina proses
usaha bisnis
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 40% responden mampu meningkatkan
pendapatan pendapatan berkisar 20-30%
Peningkatan Sebesar 41% tidak ada
aset peningkatan terhadap aset
keluarga
Peningkatan 61% responden mampu membiayai
pendidikan jenjang pendidikan tingkat SMA

5.3.22 Kota Kupang


Kota Kupang merupakan salah satu penerima manfaat dari program
Anggur Merah. Usaha yang berkembang akibat adanya program tersebut antara
lain sektor usaha perdagangan dan jasa (kios), sektor UMKM (kerajinan tenun,
101ap101a101sa khas daerah dan jahit baju daerah), serta sektor peternakan
(ayam potong). Usaha-usaha tersebut memiliki potensi dan masalah untuk
101ap101a-masing aspek yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 5. 27 Potensi dan Masalah (Kota Kupang)
Aspek Potensi Masalah
Aspek I: Inovasi dan Keunggulan Program dari Aspek Regulasi dan Kebijakan
Unsur inovasi Koperasi menyeleksi layak atau tidaknya usaha 33% tidak terdapat
kebijakan /perorangan yang mengajukan peminjaman dana inovasi
anggur merah
Inovasi bidang 19% terdapat >3 inovasi: -
kelembagaan Wilayah tersebut sudah memiliki koperasi secara
resmi dan sudah beraktivitas
Inovasi 9% terdapat >3 inovasi -
keberlanjutan  Peran pemangku kepentingan
program  Keberlanjutan program untuk generasi
selanjutnya beserta transparansinya
 Keterbukaan dengan semua pihak 101a
berkepentingan
 Koordinasi juga antar pemangku kepentingan
Keunggulan 27% terdapat 4 keunggulan: -
program  Ketepatan sasaran pemberian dana tersebut
kepada pelaku usaha

V-101
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam
prosesnya seperti pengajuan dana dan prosedur
lainnya
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan
seluruh lapisan masyarakat
Kemudahan 40% persyaratan sangat mudah: -
persyaratan Persyaratan pengajuan dana hanya melampirkan
dana fotokopi KTP, KK, surat pengantar RT, RW, dan
keterangan usaha dari kantor kelurahan 102ap102a-
masing unit usaha
Prosedur 22% prosedur pengajuan sangat sederhana: -
pengajuan dana Masyarakat hanya perlu menunjukkan KTP dan
jaminan serta surat keterangan, kemudian menuju
ke koperasi dan pemerintah desa
Jaminan Jaminan berupa sertifikat tanah, BPKB, traktor,atau -
pengajuan alat-alat elektronik agar mengikat masyarakat
bahwa merupakan dana pinjaman bukan hibah
Biaya Membayar simpanan pokok wajib untuk -
pengajuan keberlanjutan koperasi
Jangka waktu 67% jangka waktu pencairan sangat cepat: 16% jangka waktu
pencairan 1 minggu sejak pengajuan pencairan sangat
lama:
>1 bulan
Peran 67% peran pendamping sangat membantu: 5% peran
pendamping  Pendampingan dalam ilmu koperasi, pendamping
 Proses pembuatan proposal mempersulit
 Tahap pencairan
 Pemberian solusi atas masalah
 Berkoordinasi awal pembentukan koperasi dan
unit usaha yang akan mengajukan pendanaan
 Membantu mendampingi proses administratif
 Sebagai kontrol pendanaan koperasi
Peran 57% peran pemerintah desa sangat membantu -
pemerintah
desa
Harapan 33% harapan program dilanjutkan dengan skema -
keberlanjutan yang ada saat ini
program
Aspek II: Pengaruh Kebijakan Program Terhadap Sistem Pembangunan dan Hubungan
Antara Provinsi dan Kabupaten
Kerjasama 10% terdapat hubungan sangat besar: 70% tidak terdapat
antar hubungan
kabupaten 102ap102a102sama
antar kabupaten
Dampak antar 10% terdapat dampak sangat besar 60% tidak terdapat
kabupaten dampak program
terhadap
perdagangan antar
kabupaten
Kerjasama 10% terdapat hubungan sangat besar 70% tidak terdapat
antar provinsi hubungan

V-102
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


103ap103a103sama
antar provinsi
Dampak antar 10% terdapat dampak sangat besar 60% tidak terdapat
provinsi dampak program
terhadap
perdagangan antar
provinsi
Aspek III: Pengaruh Program Terhadap Kelembagaan di Desa dan Aspek Pemberdayaan
Peningkatan 50% terjadi peningkatan anggota koperasi -
anggota >20 orang
koperasi
Partisipasi 70% masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi -
masyarakat di  Mengikuti rapat rutin koperasi
koperasi  Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal
pendaftaran sebagai anggota koperasi
 Memberikan saran
 Menabung
Keterampilan 10% terdapat peningkatan keterampilan usaha -
pengembangan  Peningkatan pola dan variasi usaha (bertani dan
usaha beternak)
 Peningkatan keterampilan administrasi
 Peningkatan pemasaran
Pelatihan dan  Pelatihan pengelolaan administrasi koperasi 40% tidak terdapat
penyuluhan pelatihan dan
penyuluhan
Penyerapan 20% terdapat penambahan >6 tenaga kerja 40% tidak terdapat
pengangguran penambahan
tenaga kerja
Sistem Perlindungan hukum 60% tidak terdapat
perlindungan sistem
usaha perlindungan usaha
Aspek IV: Dampak Alokasi Dana Hibah Desa pada Akses Permodalan Usaha Kelompok
Ekonomi Pedesaan
Syarat 40% syarat pengajuan sangat mudah: -
pengajuan Masing-masing unit usaha hanya melampirkan
fotokopi KTP, KK, surat pengantar RT, RW, dan
keterangan usaha dari kantor kelurahan 103ap103a-
masing unit usaha
Akses modal 20% akses modal sangat mudah -
Dana program Anggur Merah dari provinsi
kemudian disalurkan ke Bank NTT dan selanjutnya
ke 103ap103a-masing tujuan kelurahan. Setelah
dana sampai di kelurahan kemudian dikelola oleh
pihak koperasi yang disalurkan ke 103ap103a-
masing anggota koperasi yang telah memenuhi
persyaratan administrasi
Kecukupan - -
pinjaman
Peningkatan 20% terjadi peningkatan jumlah produksi sangat -
jumlah produksi besar:
Besarnya produksi usaha yang dikembangkan ini
dikarenakan dominasi usaha perdagangan dan jasa

V-103
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Aspek Potensi Masalah


serta UMKM kerajinan khas daerah di Kota Kupang,
104ap104a anggota koperasi dapat meningkatkan
variasi barang dagangan yang diperjual belikan
Peningkatan - -
pasar
Peningkatan - Unit usaha lebih
omset focus pada
bagaimana usaha
yang baru dirintis
dapat berjalan
dengan baik
meskipun dengan
omset yang tidak
besar
Pengembalian 30% dapat mengembalikan dalam jumlah sangat -
pinjaman besar (60% dari dana bantuan)
Jangka waktu 50% jangka waktu pengembalian >1,5 tahun: -
pengembalian
Kesulitan 20% sangat ringan dalam mengembalikan pinjaman -
pengembalian
Skema Terdapat skema bunga dalam pengembalian -
pengembalian pinjaman untuk keberlanjutan koperasi:
1% per bulan
Bantuan 20% terdapat bantuan bimbingan usaha: 80% tidak terdapat
bimbingan Pengembangan produk olahan bantuan bimbingan
usaha usaha
Aspek V: Dampak Program Terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat, Sosial dan
Keberlanjutan
Peningkatan 30% terjadi peningkatan pendapatan sangat besar -
pendapatan (naik >40%)
Program Anggur Merah memberikan dampak
positif bagi peningkatan perekonomian di Kota
Kupang
Peningkatan 20% terjadi peningkatan aset sangat besar -
aset (penambahan aset: rumah, tanah, ternak, 104ap)
Peningkatan Sebagian dana bantuan berupa sistem simpan 30% tidak terdapat
pendidikan pinjam yang dimanfaatkan untuk pembayaran peningkatan
pendidikan keluarga

5.4 Strategi SWOT dan IFAS-EFAS


5.4.1 Analisis SWOT
SWOT merupakan alat (tools) yang dapat digunakan untuk analisis
kualitatif. Analisis SWOT dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis berbagai faktor secara sistematis untuk menganilisis strategi
pemerintah di dalam meningkatkan ekonomi dan penurunan kemiskinan dengan
pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur Merah.

V-104
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 28 Analisis SWOT (Aspek 1)


Strength Weakness
 Terdapat inovasi kebijakan aspek input, proses dan output  Nominal dana pinjaman modal belum mencukupi
 Desa penerima sudah memiliki koperasi secara resmi dan sudah kebutuhan usaha.
beraktivitas  Inovasi program masih terbatas pada peningkatan
 Terdapat inovasi keberlanjutan program berupa: wawasan pengelolaan administrasi keuangan.
 Keberlanjutan program untuk generasi selanjutnya  Inovasi pengelolaan usaha masih sederhana.
INTERNAL  Peran pemangku kepentingan yang diimplementasikan melalui  Peran eksternal pada pengembangan usaha belum
keterbukaan, fleksibilitas, mekanisme bottom 105up optimal.
 Koordinasi antara pemangku kepentingan  Keunggulan program terbatas pada bantuan modal
 Program memiliki keunggulan berupa: usaha, belum terdapat pada bantuan kegiatan
 Ketepatan sasaran pemberian dana kepada pelaku usaha pelatihan dan penyuluhan keterampilan usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam prosesnya maupun kegiatan pemasaran.
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan seluruh lapisan
masyarakat
 Persyaratan pengajuan pinjaman sangat mudah
 Prosedur pengajuan pinjaman sangat sederhana
 Sistem peminjaman disertai jaminan untuk mengikat masyarakat
 Sebelum mengajukan pinjaman, peminjam wajib menjadi anggota
koperasi dengan membayar simpanan pokok dan wajib, membuat
buku anggota, dan membayar administrasi untuk keberlanjutan
koperasi serta membuat proposal usaha
EXTERNAL  Jangka waktu pencairan sangat cepat sehingga bisa langsung
digunakan masyarakat untuk usaha

V-105
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Peluang (O) S–O W–O


 Terdapat kebijakan  Peningkatan variasi inovasi keterampilan usaha pada aspek input,  Penyediaan kegiatan pelatihan dan penyuluhan pada
daerah yang mendukung proses dan output dengan memaksimalkan peran pendamping dan pengembangan usaha UMKM dengan penyesuaian
berkembangnya program pemerintah setempat sebagai fasilitator. modal usaha yang dibutuhkan.
Anggur Merah.  Pelibatan peran eksternal (swasta) yang ahli di bidang
 Terdapat dukungan penuh pengembangan usaha local sebagai fasilitator
dari pemerintah pusat masyarakat.
pada pengembangan
koperasi yang dikaitkan
dengan pengembangan
ekonomi lokal.
 Adanya potensi investor
yang berminat untuk kerja
sama usaha local
masyarakat dalam bentuk
public private partnership.
Ancaman (T) S–T W–T
 Tingginya persaingan  Pengembangan kegiatan pelatihan dan penyuluhan pada  Perbaikan sistem peminjaman dana desa mandiri
inovasi keunggulan pengembangan inovasi (aspek input, proses, dan output) melalui Anggur Merah baik pada persyaratan penerima dana
produk dengan sistem PPP (public privat partnership) sebagai bentuk target variasi hibah, sistem birokrasi koperasi, prosedur, dan output
pengusaha eksternal yang inovasi kebutuhan konsumen. usaha yang ditargetkan dan peningkatan kerja sama
sudah mapan. pengembangan usaha lokal dengan pihak-pihak
 Kebutuhan inovasi produk eksternal.
oleh konsumen terus
berkembang dan
bervariasi.
 Dominasi pihak perantara
(tengkulak, dll) pada
rantai komoditas.

V-106
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 29 Analisis SWOT (Aspek 2)


Strength Weakness
 Terdapat kontrol dari Pemerintah  Lemahnya pengembangan kerja sama
INTERNAL Provinsi pada keberlanjutan aktivitas antar provinsi dan kabupaten dalam hal
koperasi di seluruh desa di Provinsi Nusa variasi inovasi usaha dan pemasaran.
Tenggara Timur.
EXTERNAL  Terdapat pengawasan kegiatan usaha
masyarakat lokal oleh pihak koperasi
setempat.
Peluang (O) S–O W–O
 Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten menjalin kerja  Peningkatan kerja sama antar provinsi  Memperkuat pengembangan kerja
sama pada pelatihan pengelolaan administrasi dana hibah dan kabupaten baik pada pelatihan dan sama antar provinsi dan kabupaten
melalui pelatihan perwakilan setiap unit koperasi. penyuluhan pengembangan usaha pada peningkatan variasi usaha
 Kegiatan pemberian dana hibah Anggur Merah berpeluang pada maupun pemasaran. ekonomi lokal masyarakat, melalui
pengembangan usaha ekonomi lokal masyarakat sehingga perantara koperasi.
meningkatkan PDRB daerah.
Ancaman (T) S–T W–T
 Tingginya peran tengkulak (perantara) pada kegiatan pemasaran  Peningkatan kontrol pemerintah dan  Meingkatkan kerja sama antara
dan penyediaan bahan baku usaha sehingga harga produk peran koperasi pada penyediaan bahan pemerintah provinsi dan
tergantung pada ketentuan tengkulak. baku usaha dan kegiatan pemasaran kabupaten/kota pada peningkatan
 Target pasar produk usaha terbatas pada skala lokal, masih produk untuk mengontrol harga pasar variasi usaha lokal dan kerja sama
belum terpasarkan pada skala regional maupun provinsi. sesuai dengan ketentuan standar yang sekaligus penyediaan fasilitas
menguntungkan unit usaha. pemasaran bagi unit usaha.

V-107
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 30 Analisis SWOT (Aspek 3)


Strength Weakness
 Terjadi peningkatan anggota koperasi secara signifikan  Tidak merata-nya ketersediaan lembaga
 Masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi, dengan: pemberdayaan masyarakat pada aktivitas
 Mengikuti rapat peningkatan keterampilan usaha.
 Membayar simpanan wajib setiap bulan  Kegiatan pelatihan dan penyuluhan lebih
INTERNAL  Membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran sebagai anggota banyak fokus pada pengelolaan sistem
koperasi administrasi usaha.
 Membayar dana duka solidaritas  Lemahnya sistem perlindungan hukum pada
 Memberikan saran untuk pengembangan koperasi yang lebih baik usaha yang dikembangkan.
 Meminjam dana
 Membayar angsuran/cicilan dan jaminan agunan
 Menyimpan dana/ menabung/ simpanan sukarela
 Arisan kelompok koperasi
 Terdapat peningkatan keterampilan usaha, berupa:
EXTERNAL  Peningkatan pola usaha bertani dan beternak
 Peningkatan keterampilan administrasi
 Peningkatan pemasaran
Peluang (O) S-O W-O
 Semakin meningkatnya minat  Mengoptimalkan peran masyarakat pada kegiatan pemberdayaan usaha  Menyediakan fasilitas lembaga pemberdayaan
masyarakat untuk lokal melalui wadah koperasi. masyarakat yang dihimpun oleh koperasi.
mengembangkan swadaya  Meningkatkan variasi program usaha masyarakat baik pada variasi  Peningkatan inovasi pelatihan dan penyuluhan
usaha lokal. produk, olahan kegiatan usaha maupun sistem pemasaran. usaha baik pada sektor UMKM, pertanian dan
 Meningkatnya partisipasi perkebunan, perikanan dan kelautan maupun
masyarakat pada kegiatan peternakan.
pemberdayaan lokal melalui  Penyediaan perlindungan hukum usaha untuk
lembaga koperasi. menjamin keberlangsungan usaha masyarakat
yang semakin berkembang.

V-108
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

 Mulai terbentuknya kelompok-


kelompok usaha lokal
masyarakat
Ancaman (T) S–T W–T
 Kemungkinan munculnya Strategi S-T Strategi W-T
kelembagaan masyarakat yang  Membuat Rancangan Peraturan Gubernur yang berisikan tentang  Fasilitasi lembaga pemberdayaan masyarakat
memanfaatkan bantuan dana ketentuan pembentukan lembaga pemberdayaan masyarakat yang yang pro rakyat dan mampju meningkatkan
desa Anggur Merah untuk berhasil guna dan tepat sasaran. kegiatan pelatihan dan penyuluhan usaha.
kepentingan golongan tertentu.  Penyediaan ketentuan sistem perlindungan
usaha masyarakat baik dari segi permodalan,
usaha, hukum maupun pasar

Tabel 5. 31 Analisis SWOT (Aspek 4)


Strength Weakness
1. Pengajuan permintaan modal usaha sangat mudah  Bantuan modal tidak cukup
INTERNAL 2. Akses modal koperasi setelah adanya anggur merah a. Jumlah pinjaman yang ditawarkan ditentukan oleh
a. Modal yang diberikan sesuai dengan kemampuan pihak koperasi
mengembalikan b. Peminjam modal harus berbagi dengan peminjam
b. Transparansi dalam setiap transaksi pinjaman dan tidak ada lainnya
intervensi dari pihak lain c. dana pengajuan dan pencairan tidak sesuai
c. Proses administrasi tidak sulit  Tidak terjadi peningkatan jumlah produksi
3. Bantuan modal mampu meningkatkan kebutuhan usaha a. Pengeluaran yang besar
4. Meningkatnya jumlah barang produksi b. Minat pembeli yang rendah
5. Peningkatan omset hingga 2x  Pemasaran masih dalam lingkup lokal
EXTERNAL 6. Kemampuan pengembalian bantuan modal masyarakat dalam  Skala usaha masih kecil
jumlah sangat besar  Usaha yang dijalankan belum mendapat keuntungan
7. Jangka waktu pengembalian sesuai dengan kemampuan
masyarakat

V-109
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

8. Kemudahan mencicil dalam pengembalian modal


9. Skema bunga pengembalian bervariasi sesuai kemampuan
masyarakat
Peluang (O) S–O W–O
1. Ketersediaan bantuan 1. Mengadakan bimbingan proses bisnis untuk meningkatkan jumlah 1. Mengadakan pelatihan inovasi pengembangan produk
proses bisnis usaha produksi usaha usaha
2. Peningkatan perluasan 2. Menjalin kerja sama pasar untuk dapat meningkatkan omset 2. Mengadakan bimbingan proses pemberian modal kepada
pasar penjualan koperasi
3. Memanfaatkan bimbingan proses bisnis untuk meningkatkan 3. Meningkatkan jumlah pinjaman untuk dapat memperluas
kebutuhan usaha pasar
4. Meningkatkan kemudahan akses modal koperasi untuk 4. Memperlancar akses distribusi untuk dapat menjalin
memperluas pasar kerjasama
5. Meningkatkan kapasitas pengembalian dana melalui proses 5. Meningkatkan jumlah produksi untuk dapat memperluas
bimbingan bisnis pasar
6. Mempermudah permintaan modal usaha untuk menjalin
kerjasama dengan pasar yang lebih luas
Ancaman (T) S–T W–T
 Kemungkinan penerima  Peningkatan kontrol dari koperasi terkait sasaran penerima hibah  Peningkatan kontrol pengawasan terhadap sasaran usaha
dana hibah Anggur Merah dan sasaran kegiatan usaha yang dikembangkan. yang akan dikembangkan menurut besaran modal yang
yang tidak tepat sasaran. diajukan.
 Kemungkinan
pemanfaatan dana hibah
untuk kegiatan yang tidak
tepat sasaran.

V-110
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 32 Analisis SWOT (Aspek 5)


Strength Weakness
1. pemanfaatan dana bantuan dengan baik 1. waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan keuntungan
2. penambahan aset keluarga lama
Peluang (O) S–O W–O
Strategi S-O Strategi W-O
 Memanfaatkan dana bantuan untuk  Mempercepat proses produksi melalui pelatihan
pembayaran biaya pendidikan  Meningkatkan kapasitas pendidikan untuk melakukan
 Memanfaatkan aset keluarga untuk diversifikasi produk usaha
pembayaran biaya pendidikan
Ancaman (T) S–T W–T
Strategi S-T Strategi W-T
- -

V-111
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

5.4.2 Analisis IFAS- EFAS


Internal Strategic Factors Analysis (IFAS) dan External Factor Analysis
(EFAS) adalah analisis factor strategis yang difokuskan pada kondisi yang ada dan
kecenderungan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar yang memberikan
pengaruh penting pada perkembangan program.
A. Analisis IFAS-EFAS Aspek I
Perhitungan analisis IFAS-EFAS aspek 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 33 Aspek Internal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 1)
Bobot
Aspek Internal Bobot Rangking x
Rangking
 Terdapat inovasi kebijakan aspek input, proses dan output 0,056 1 0,056
 Desa penerima sudah memiliki koperasi secara resmi dan
0,056 1 0,056
sudah beraktivitas
 Terdapat inovasi keberlanjutan program berupa:
 Keberlanjutan program untuk generasi selanjutnya
 Peran pemangku kepentingan yang diimplementasikan
0,056 1 0,056
melalui keterbukaan, fleksibilitas, mekanisme bottom
112up
 Koordinasi antara pemangku kepentingan
 Program memiliki keunggulan berupa:
 Ketepatan sasaran pemberian dana kepada pelaku
usaha
 Kemudahan birokrasi dan regulasi dalam prosesnya 0,056 1 0,056
 Adanya transparansi
 Melibatkan semua pengambil keputusan dan seluruh
lapisan masyarakat
 Persyaratan pengajuan pinjaman sangat mudah 0,056 1 0,056
 Prosedur pengajuan pinjaman sangat sederhana 0,056 1 0,056
 Sistem peminjaman disertai jaminan untuk mengikat
0,056 1 0,056
masyarakat
 Sebelum mengajukan pinjaman, peminjam wajib menjadi
anggota koperasi dengan membayar simpanan pokok dan
wajib, membuat buku anggota, dan membayar 0,056 1 0,056
administrasi untuk keberlanjutan koperasi serta membuat
proposal usaha
 Jangka waktu pencairan sangat cepat sehingga bisa
0,056 1 0,056
langsung digunakan masyarakat untuk usaha
0,5 1,501
 Tidak merata-nya ketersediaan lembaga pemberdayaan
masyarakat pada aktivitas peningkatan keterampilan 0,167 5 0,835
usaha.
 Kegiatan pelatihan dan penyuluhan lebih banyak fokus
0,167 5 0,835
pada pengelolaan sistem administrasi usaha.
 Lemahnya sistem perlindungan hukum pada usaha yang
0,167 5 0,835
dikembangkan.
0,5 2,505
Total 1

V-112
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 34 Aspek Eksternal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 1)


Bobot
Aspek Eksternal Bobot Rangking x
Rangking
 Terdapat kebijakan daerah yang mendukung
0,167 3 0,501
berkembangnya program Anggur Merah.
 Terdapat dukungan penuh dari pemerintah pusat pada
pengembangan koperasi yang dikaitkan dengan 0,167 3 0,501
pengembangan ekonomi lokal.
 Adanya potensi investor yang berminat untuk kerja sama
usaha local masyarakat dalam bentuk public private 0,167 3 0,501
partnership.
0,5 1,503
 Tingginya persaingan inovasi keunggulan produk
0,167 1 0,167
dengan pengusaha eksternal yang sudah mapan.
 Kebutuhan inovasi produk oleh konsumen terus
0,167 1 0,167
berkembang dan bervariasi.
 Dominasi pihak perantara (tengkulak, dll) pada rantai
0,167 1 0,167
komoditas.
0,5 0,501
Total 1

X = Kekuatan − Kelemahan = 1,501 − 2,505 = −1,004


Y = Kesempatan − Ancaman = 1,503 − 0,501 = 1,002

Menurut hasil Tabel 5.33 dan Tabel 5.34, maka dihasilkan kuadaran IFAS-EFAS
seperti pada Gambar 5.21.

Gambar 5. 21 Kuadran IFAS-EFAS (Aspek 1)

V-113
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Berdasarkan Gambar 5.21, strategi yang sesuai untuk aspek pertama


yakni strategi yang berada pada kuadran II. Kuadran II ialah strategi konsolidasi
untuk mengurangi kelemahan yang ada dan mempertahankan kekuatan yang
sudah dicapai. Ada dua macam strategi yang terdapat pada kuadran II yakni,
aggresive maintenance strategy dan selective maintenance strategy. Pada aspek 1
titik pertemuan berada selective maintenance strategy. Selective maintenance
strategy merupakan strategi konsolidasi dengan melakukan perbaikan pada
berbagai kelemahan, memaksimalkan perbaikan faktor-faktor kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
Pada kuadran II analisis IFAS-EFAS aspek 1 ini menunjukkan bahwa
perlunya fokus pada strategi W-O (pada Tabel 5.28) yakni:
 Penyediaan kegiatan pelatihan dan penyuluhan pada pengembangan usaha
UMKM dengan penyesuaian modal usaha yang dibutuhkan.
 Pelibatan peran eksternal (swasta) yang ahli di bidang pengembangan usaha
local sebagai fasilitator masyarakat.

B. Analisis IFAS-EFAS Aspek II


Perhitungan analisis IFAS-EFAS pada aspek 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 35 Aspek Internal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 2)
Bobot
Aspek Internal Bobot Rangking x
Rangking
 Terdapat kontrol dari Pemerintah Provinsi pada
keberlanjutan aktivitas koperasi di seluruh desa di 0,25 3 0,75
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 Terdapat pengawasan kegiatan usaha masyarakat lokal
0,25 3 0,75
oleh pihak koperasi setempat.
0,5 1,5
 Lemahnya pengembangan kerja sama antar provinsi dan
kabupaten dalam hal variasi inovasi usaha dan 0,5 1 0,5
pemasaran.
0,5 0,5
Total 1

V-114
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 36 Aspek Eksternal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 2)


Bobot
Aspek Eksternal Bobot Rangking x
Rangking
 Terdapat kontrol dari Pemerintah Provinsi pada 0,25 1,5 0,375
keberlanjutan aktivitas koperasi di seluruh desa di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 Terdapat pengawasan kegiatan usaha masyarakat lokal 0,25 1 0,625
oleh pihak koperasi setempat.
0,5 0,625
 Lemahnya pengembangan kerja sama antar provinsi dan 0,5 3,5 1,75
kabupaten dalam hal variasi inovasi usaha dan
pemasaran.
0,5 1,75
Total 1

X = Kekuatan − Kelemahan = 1,5 − 0,5 = 1


Y = Kesempatan − Ancaman = 0,625 − 1,75 = −1,125

Menurut hasil Tabel 5.35 dan Tabel 5.36, maka dihasilkan kuadaran IFAS-EFAS
seperti pada Gambar 5.22.

Gambar 5. 22 Kuadran IFAS-EFAS (Aspek 2)

Berdasarkan Gambar 5.22, strategi yang sesuai untuk aspek kedua yakni
strategi yang berada pada kuadran IV. Kuadran IV ialah strategi dengan membuat
keanekaragaman kekuatan untuk menekan ukutan ancaman yang akan dihadapi.
Ada dua macam strategi yang terdapat pada kuadran IV yakni, conglomerate
strategy dan concentric strategy. Pada aspek 2 titik pertemuan berada concentric

V-115
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

strategy. Concentric strategy merupakan diversifikasi kekuatan dengan berbagai


pengembangan program usaha untuk meminimalkan ancaman.
Pada kuadran IV analisis IFAS-EFAS aspek 2 ini menunjukkan bahwa
perlunya fokus pada strategi S-T (pada Tabel 5.29) yakni:
 Peningkatan kontrol pemerintah dan peran koperasi pada penyediaan bahan
baku usaha dan kegiatan pemasaran produk untuk mengontrol harga pasar
sesuai dengan ketentuan standar yang menguntungkan unit usaha.

C. Analisis IFAS-EFAS Aspek III


Perhitungan analisis IFAS-EFAS pada aspek 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 37 Aspek Internal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 3)
Bobot
Aspek Internal Bobot Rangking x
Rangking
 Terjadi peningkatan anggota koperasi secara signifikan 0,125 1 0,125
 Masyarakat selalu berpartisipasi di koperasi, dengan:
 Mengikuti rapat
 Membayar simpanan wajib setiap bulan
 Membayar simpanan pokok pada awal pendaftaran
sebagai anggota koperasi
 Membayar dana duka solidaritas
0,125 1 0,125
 Memberikan saran untuk pengembangan koperasi
yang lebih baik
 Meminjam dana
 Membayar angsuran/cicilan dan jaminan agunan
 Menyimpan dana/ menabung/ simpanan sukarela
 Arisan kelompok koperasi
 Terdapat peningkatan keterampilan usaha, berupa:
 Peningkatan pola usaha bertani dan beternak 0,125 1 0,125
 Peningkatan keterampilan administrasi
 Peningkatan pemasaran 0,125 1 0,125
0,5 0,5
 Tidak merata-nya ketersediaan lembaga pemberdayaan
masyarakat pada aktivitas peningkatan keterampilan 0,167 3 0,501
usaha.
 Kegiatan pelatihan dan penyuluhan lebih banyak fokus
0,167 3 0,501
pada pengelolaan sistem administrasi usaha.
 Lemahnya sistem perlindungan hukum pada usaha yang
0,167 3 0,501
dikembangkan.
0,5 1,503
Total 1

V-116
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Tabel 5. 38 Aspek Eksternal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 3)


Bobot
Aspek Eksternal Bobot Rangking x
Rangking
 Semakin meningkatnya minat masyarakat untuk
0,167 1 0,167
mengembangkan swadaya usaha lokal.
 Meningkatnya partisipasi masyarakat pada kegiatan
0,167 1 0,167
pemberdayaan lokal melalui lembaga koperasi.
 Mulai terbentuknya kelompok-kelompok usaha lokal
0,167 1 0,167
masyarakat
0,5 0,5
 Kemungkinan munculnya kelembagaan masyarakat
yang memanfaatkan bantuan dana desa Anggur Merah 0,5 2 1
untuk kepentingan golongan tertentu.
0,5 1
Total 1

X = Kekuatan − Kelemahan = 0,5 − 1,501 = −1


Y = Kesempatan − Ancaman = 0,5 − 1 = −0,5

Menurut hasil Tabel 5.37 dan Tabel 5.38, maka dihasilkan kuadaran IFAS-EFAS
seperti pada Gambar 5.23.

Gambar 5. 23 Kuadran IFAS-EFAS (Aspek 3)

Berdasarkan Gambar 5.23, strategi yang sesuai untuk aspek ketiga yakni
strategi yang berada pada kuadran III. Kuadran III ialah strategi bertahan dengan
kondisi sudah ada, melalui pemaksimalan kekuatan dan mentargetkan capaian
peluang. Ada dua macam strategi yang terdapat pada kuadran III yakni, turn
around strategy dan guirelle strategy. Pada aspek 3 titik pertemuan beradapada

V-117
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

guirelle strategy. Guirelle strategy merupakan strategi merubah fungsi yang


dimiliki dengan fungsi lain yang benar-benar berbeda.
Pada kuadran III analisis IFAS-EFAS aspek 3 ini menunjukkan bahwa
perlunya fokus pada strategi W-T (pada Tabel 5.30) yakni:
 Fasilitasi lembaga pemberdayaan masyarakat yang pro rakyat dengan
peningkatan kegiatan pelatihan dan penyuluhan usaha.
 Penyediaan ketentuan sistem perlindungan usaha masyarakat baik dari segi
permodalan, usaha, hukum maupun pasar

D. Analisis IFAS-EFAS Aspek IV


Perhitungan analisis IFAS-EFAS pada aspek 4 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 39 Aspek Internal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 4)
Bobot
Aspek Internal Bobot Rangking x
Rangking
1. Pengajuan permintaan modal usaha sangat mudah 0,056 1 0,056
2. Akses modal koperasi setelah adanya anggur merah
a. Modal yang diberikan sesuai dengan kemampuan
mengembalikan
0,056 1 0,056
b. Transparansi dalam setiap transaksi pinjaman dan
tidak ada intervensi dari pihak lain
c. Proses administrasi tidak sulit
3. Bantuan modal mampu meningkatkan kebutuhan usaha 0,056 1 0,056
4. Meningkatnya jumlah barang produksi 0,056 1 0,056
5. Peningkatan omset hingga 2x 0,056 1 0,056
6. Kemampuan pengembalian bantuan modal masyarakat
0,056 1 0,056
dalam jumlah sangat besar
7. Jangka waktu pengembalian sesuai dengan
0,056 1 0,056
kemampuan masyarakat
8. Kemudahan mencicil dalam pengembalian modal 0,056 1 0,056
9. Skema bunga pengembalian bervariasi sesuai
0,056 1 0,056
kemampuan masyarakat
0,5 1,501
 Bantuan modal tidak cukup
d. Jumlah pinjaman yang ditawarkan ditentukan oleh
pihak koperasi
0,1 3,5 0,35
e. Peminjam modal harus berbagi dengan peminjam
lainnya
f. dana pengajuan dan pencairan tidak sesuai
 Tidak terjadi peningkatan jumlah produksi
c. Pengeluaran yang besar 0,1 3 0,3
d. Minat pembeli yang rendah
 Pemasaran masih dalam lingkup lokal 0,1 3 0,3

 Skala usaha masih kecil 0,1 3 0,3

V-118
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

Bobot
Aspek Internal Bobot Rangking x
Rangking
 Usaha yang dijalankan belum mendapat keuntungan 0,1 3 0,3

0,5 1,55
Total 1

Tabel 5. 40 Aspek Eksternal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 4)


Bobot
Aspek Eksternal Bobot Rangking x
Rangking
 Ketersediaan bantuan proses bisnis usaha 0,25 3 0,75
 Peningkatan perluasan pasar 0,25 3 0,75
0,5 1,5
 Kemungkinan penerima dana hibah Anggur Merah 0,25 1 0,25
yang tidak tepat sasaran.
 Kemungkinan pemanfaatan dana hibah untuk 0,25 1 0,25
kegiatan yang tidak tepat sasaran.
0,5 0,5
Total 1

X = Kekuatan − Kelemahan = 1,501 − 1,55 = −0,049


Y = Kesempatan − Ancaman = 2,5 − 0,5 = 1

Menurut hasil Tabel 5.39 dan Tabel 5.40, maka dihasilkan kuadaran IFAS-EFAS
seperti pada Gambar 5.24.

Gambar 5. 24 Kuadran IFAS-EFAS (Aspek 4)

Berdasarkan Gambar 5.24, strategi yang sesuai untuk aspek keempat


yakni strategi yang berada pada kuadran II. Kuadran II ialah strategi konsolidasi

V-119
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

untuk mengurangi kelemahan yang ada dan mempertahankan kekuatan yang


sudah dicapai. Ada dua macam strategi yang terdapat pada kuadran II yakni,
aggresive maintenance strategy dan selective maintenance strategy. Pada aspek
4 titik pertemuan berada aggresive maintenance strategy. Aggresive
maintenance strategy merupakan strategi konsolidasi internal dengan
mengadakan perbaikan berbagai bidang, yakni perbaikan faktor-faktor
kelemahan untuk memaksimalkan pemanfaatan peluang.
Pada kuadran II analisis IFAS-EFAS aspek 4 ini menunjukkan bahwa
perlunya fokus pada strategi W-O (pada Tabel 5.31) yakni:
 Mengadakan pelatihan inovasi pengembangan produk usaha
 Mengadakan bimbingan proses pemberian modal kepada koperasi
 Meningkatkan jumlah pinjaman untuk dapat memperluas pasar
 Memperlancar akses distribusi untuk dapat menjalin kerjasama
 Meningkatkan jumlah produksi untuk dapat memperluas pasar

E. Analisis IFAS-EFAS Aspek V


Perhitungan analisis IFAS-EFAS pada aspek 5 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. 41 Aspek Internal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 5)
Bobot
Aspek Internal Bobot Rangking x
Rangking
10. pemanfaatan dana bantuan dengan baik 0,25 3 0,75
11. penambahan aset keluarga 0,25 2 0,5
0,5 1,25
 waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
0,5 3 1,5
keuntungan lama
0,5
Total 1

Tabel 5. 42 Aspek Eksternal Analisis IFAS-EFAS (Aspek 5)


Bobot
Aspek Eksternal Bobot Rangking x
Rangking
 Peningkatan pendidikan 0,5 1,5 0,75
0,5
Threat
- 0 0 0
0,5
Total 1

V-120
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

X = Kekuatan − Kelemahan = 1,25 − 1,5 = −0,25


Y = Kesempatan − Ancaman = 0,75 − 0 = 0,75

Menurut hasil Tabel 5.41 dan Tabel 5.42, maka dihasilkan kuadaran IFAS-EFAS
seperti pada Gambar 5.25.

Gambar 5. 25 Kuadran IFAS-EFAS (Aspek 5)

Berdasarkan Gambar 5.25, strategi yang sesuai untuk aspek kelima yakni
strategi yang berada pada kuadran II. Kuadran II ialah strategi konsolidasi untuk
mengurangi kelemahan yang ada dan mempertahankan kekuatan yang sudah
dicapai. Ada dua macam strategi yang terdapat pada kuadran II yakni, aggresive
maintenance strategy dan selective maintenance strategy. Pada aspek 5 titik
pertemuan berada aggresive maintenance strategy. Aggresive maintenance
strategy merupakan strategi konsolidasi internal dengan mengadakan perbaikan
berbagai bidang, yakni perbaikan faktor-faktor kelemahan untuk
memaksimalkan pemanfaatan peluang.
Pada kuadran II analisis IFAS-EFAS aspek 5 ini menunjukkan bahwa
perlunya fokus pada strategi W-O (pada Tabel 5.32) yakni:
 Mempercepat proses produksi melalui pelatihan
 Meningkatkan kapasitas pendidikan untuk melakukan diversifikasi
produk usaha
Konsep keseluruhan pada evaluasi program Anggur Merah adalah melalui
pelibatan aktif koperasi sebagai lembaga yang memiliki peran paling utama.

V-121
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

V-122
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN EVALUASI AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN DESA MANDIRI
ANGGUR MERAH 2011-2017

V-123

Anda mungkin juga menyukai