Oleh :
NPM.188330155
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
JL.Kapten Pala Bangun No.188, Lau Cimba, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera
Utara 2211
Oleh :
NPM.188330155
Disetujui,
NIDN :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini tepat waktu.
Laporan magang ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata 1
(satu) jurusan akuntansi program studi akuntansi . laporan ini disusun berdasarkan hasil
pengamatan dan pengalaman penulis selama magang pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang
Kabanjahe yang beralamat di Jl.Kapten Pala Bangun no.118, Lau Cimba, Kabanjahe Kabupaten
Karo 22111, Sumatera Utara selama 3 (tiga) minggu, dimulai dari tanggal 5 juli 2021 – 23 juli
2021 .
Selama pelaksanaan magang hingga sampai pada penyelesaian laporan ini penulis menyadari
bahwa keberhasilan dan terlaksananya program Magang yang telah penulis laksanakan bukanlah
keberhasilan individu maupun kelompok.
Di kesempatan ini ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan magang ini adalah sebagai berikut :
Pada akhirnya, saya berharap kegiatan Magang ini dapat membantu karyawan di Bank Sumut
Kantor Cabang Kabanjahe dalam melaksanakan pekerjaannya.
Medan,September 2021
MahasiswaMagang
Robert M Pasaribu
NPM 188330155
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kasmir (2016 : 3) menyatakan Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.Bank sebagai suatu badan usaha yang
mempunyai wewenang dan fungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana harus diarahkan
dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih
mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat.
Salah satu strategi yang harus dilakukan pihak bank agar berjalan baik adalah dengan
meningkatkan kinerja karyawannya. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil dengan melihat
berbagai faktor salah satunya yaitu melihat baik atau buruk kinerja dari karyawan. Tugiman
(2006:11) mengemukakan bahwa “pengendalian internal adalah suatu fungsi penilaian yang
independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang
dilaksanakan”. Dengan adanya pengelolaan dan penerapan pengendalian internal yang baik maka
suatu perusahaan akan lebih mudah dalam pencapaian tujuannya. Penerapan sistem pengendalian
internal secara baik yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Suwarno dan Doni,2011: 11. Mengelola SDM tentu dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara, tergantung keputusan seorang pemimpin dalam menetukan cara tersebut. Meskipun konsep
manajemen SDM berbeda-beda tetapi tujuan akhirnya adalah sama. Tujuan tersebut adalah
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas SDM/ Human capital (HC), meningkatkan
loyalitas SDM/HC secara internal dan eksternal dari organisasi.Menurut IAPI (2011:319.2)
sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen dan personel lainnya
yang di desain untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai tentang pencapaian dalam
keandalan pelaporan keuangan,efektivitas,efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal berperan penting dalam menggapai sebuah tujuan untuk mengetahui
seberapa besar resiko pinjaman macet, yang dilihat dari kesanggupan dan kesungguhan calon
nasabah tersebut untuk membayar pinjaman yang diberikan oleh bank sesuai dengan
persyaratan.Selain itu pengendalian internal menjadi landasan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan jaminan kinerja karyawan yang efektif. (suarabaru.id/ Anggraini Septi Y,
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unissula) Peranan penting karena sistem pengendalian intern
merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk mengontorol, mengawasi, mengarahkan
organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen
untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan, membantu menyediakan informasi
akuntansi yang handal untuk laporan keuangan, dan menjamin dipatuhinnya hukum dan
peraturan yang berlaku.
Pengendalian Internal menurut Horngren (2009:390) dalam Dewi, dkk, pengendalian intern
adalah rencana organisasional dan semua tindakan yang dirancang untuk mengamankan aktiva,
mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi,
memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan.
Sedangkan menurut Hery (2016:159) pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan
prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta
memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/Undang-Undang serta kebijakan
manajemn telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan
perusahaan.
Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu prosesyang dibuat untuk
memberikan jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada didalam perusahaan.Untuk
mengembangkan kualitas dan kompetensi SDM untuk mewujudkan Visi Bank SUMUT,
diselenggarakan Program Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai.
(Laporan Tahunan Bank sumut,2019) Pada awal tahun 2019, Bank SUMUT mengadakan
kegiatan Training Need Analysis untuk menyusun Kalender Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Bank SUMUT Tahun 2019.Pengembangan kompetensi pegawai baik hard skill maupun soft skill
menjadi salah satu program utama di tahun 2019. Dalam hal ini setiap pegawai memperoleh
kesempatan yang sama dalam bidang pembelajaran dan pengembangan, baik pegawai laki-laki
maupun perempuan.
Berdasarkan produktivitas training, dari 2.500 pegawai Bank SUMUT tercatat keikutsertaan
dalam training selama tahun 2019 sebanyak 4.385 peserta dengan total biaya sebesar
Rp14.544.967.802 dengan jumlah jam pelatihan mencapai 54.146 jam.(Laporan Tahunan Bank
SUMUT,2019)
Sehingga rata-rata jam pelatihan mencapai 7.5 jam pelatihan/peserta. untuk rencana pelatihan
Kantor Pusat akan difokuskan untuk pelatihan yang menunjang proyek-proyek yang sedang/akan
dilaksanakan selama tahun ini di masing-masing Divisi, dengan pengusulan pelatihan melalui
Unit Training Center Divisi SDM.(Laporan Tahunan Bank SUMUT,2019)
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam topik magang yang
berjudul “PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT.BANK SUMUT.
1.2 Tujuan
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membuka wacana baru serta sebagai sarana dalam mengaplikasikan berbagai teori pemasaran
yang telah dipelajari kedalam riset yang berguna bagi penulis dalam penyusunan laporannya
serta membandingkan keadaan yang sesuai dengan teori dan keadaan yang terjadi di lapangan,
khususnya tentang penerapan strategi pemasaran.
Dan Bagi Penulis juga Memiliki kesempatan untuk mengetahui praktik yang sesungguhnya
dihadapi bank dalam menjalankan operasinya dan sejauh mana teori-teori yang diperoleh selama
kegiatan perkuliahan terhadap kehidupan nyata.
2. Bagi Pihak Perusahaan yang Diteliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak
bank sebagai bahan pemikiran dalam memperbaiki dan menyusun kebijakan dan strategi untuk
mengelola bank.
3. Bagi Pihak Peneliti Lainnya Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang dapat
digunakan untuk bahan penelitian dan menambah pengetahuan bagi yang berminat dalam bidang
yang serupa.
BAB II
Pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT.
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan
dan berkantor pusat di Medan, JL. Imam Bonjol No. 18 Medan.Modal dasar pada saat itu
menjadi Rp. 400 Milyar yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi
pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp. 500
Milyar.
Anggaran Dasar Bank SUMUT telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir diubah
dengan akta Nomor 01 tanggal 5 November 2019 dari Notaris Risna Rahmi Arifa, SH di Medan
dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-
0215918.AH.01.11. Tahun 2019 tanggal 11 November 2019. Sejak didirikan Bank SUMUT
belum pernah mengalami perubahan nama.
Pada tanggal 28 Februari 1962, Bank SUMUT memperoleh izin untuk melakukan usaha bank
berdasarkan ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui suratnya Nomor BUM. 9-1-
25/II tanggal 28 Februari 1962. Selanjutnya Bank SUMUT membuka unit usaha Syariah pada
tanggal 4 Nopember 2004 berdasarkan ijin dari Bank Indonesia Cabang Medan melalui suratnya
Nomor 6/142/DPIP/ Prz/Mdn tanggal 18 Oktober 2004 dan pada tanggal 30 Juli 2012 Bank
SUMUT ditunjuk sebagai Bank Umum Devisa berdasarkan ijin dari Bank Indonesia DI Jakarta
melalui suratnya No. 14/4/KEP.DpG/2012 tahun 2012 tanggal 30 Juli 2012.
1.Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf “U” yang saling berkait
bersinergi membentuk huruf “S” yang merupakan kata awal “SUMUT”. Sebuah penggambaran
bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank SUMUT dengan masyarakat Sumatera Utara
sebagaimana visi Bank SUMUT.
Warna oranye sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik yang
dipadu dengan warna biru yang sportif dan profesional sebagaimana misi Bank SUMUT.Warna
Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statement Bank
SUMUT.Tagline atau moto Bank SUMUT adalah “Memberikan pelayanan TERBAIK”
merupakan akronim terpercaya,enerjik,ramah,bersahabat,aman,integritas tingi,dan komitmen.
E = Energik, selalu rapi dan menarik, kreatif dan inovatif untuk kepuasan nasabah,
R = Ramah, Bertingkah-laku sopan dan santun,senantiasa siap membantu dan melayani nasabah,
I = Integritas Tinggi, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan ajaran agama,
K= Komitmen, Senantiasa menepati janji yang telah diucapkan dan bertanggung jawab atas
seluruh tugas, pekerjaan dan tindakan.
2.Visi
Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam
rangka peningkatan taraf hidup rakyat.
3.Misi
Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-
prinsip compliance.
Pada hari pertama penulis diberikan pengarahan dan perkenalan diri kepada seluruh pegawai
maupun pengurus PT Bank SUMUT Kantor Cabang Kabanjahe sekaligus memberikan
pengarahan untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku dalam perusahaan selama
menjalankan proses Magang.
Peraturan-peraturan yang ditetapkan perusahaan, yaitu :
Selama melakukan Magang pihak Bank memberikan kebijakan pada setiap pelaksana Magang
yaitu dengan merotasi tempat setiap seminggu sekali. Adapun kegiatan yang diberikan kepada
penulis selama mengikuti Kegiatan Magang di perusahaan PT Bank SUMUT Kantor Cabang
Kabanjahe adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal KEGIATAN
Bagian operasional :
SENIN 05/07/2021 Pembagian posisi magang
Mengarsip surat masuk dan surat keluar
KAMIS 08/07/2021 Mengedit data karyawan yang masih aktif dan tidak aktif.
Membuat nomor antrian untuk nasabah.
Membuat PPT tentang kerja sama PT.Taspen dan Bank Sumut.
JUMAT 09/07/2021 Menyusun berkas taspen dan PPT tentang kerja sama PT.bank sumut dan
PT.taspen.
Bagian administrasi kredit :
Melakukan pengarahan atau memberitahu nasabah apa-apa saja yang perlu
SENIN 12/07/2021 dipenuhi saat ingin melakukan pinjaman.
Memfotocopy KTP nasabah
Melakukan pencairan kredit apabila sudah lengkap semua surat keaslian
Surat Perintah Kerja (SPK).
SELASA 13/072021 Memfoto bukti bahwa nasabah telah melakukan pinjaman kepada PT.BANK
SUMUT
Memberikan pinjaman untuk masyarakat yang ingin program KUR.
RABU 14/07/2021 Membantu pegawai bank mengetik atau memeriksa addendum persetujuan
membuka kredit.
Melakukan pemeriksaan apakah siarat-siarat untuk melakukan pinjaman
KAMIS 15/07/2021 sudah terpenuhi atau belum
Memfotocopy berkas nasabah
Mengantar surat ke bagian operasional dan menulis kebuku ekspedisi KGP
Melakukan kunjungan kerumah nasabah untuk memenuhi surat-surat yang
JUMAT 16/07/2021 belum di penuhi saat pembaruan data.
Mengantar surat untuk ditanda tangani wakil pemimpin cabang
Memfoto atau memotret nasabah disaat menandatangani surat persetujuan
pinjaman sebagai bukti
SENIN 19/07/2021 Melakukan pencairan kredit apabila sudah lengkap semua surat agunan atau
keaslian Surat Perintah Kerja (SPK) maupun kontrak kerja pada instansi
yang berwenang.
SELASA 20/07/2021 LIBUR NASIONAL
Bagian costumer service :
RABU 21/07/2021 Membantu pegawai bank dalam hal memanggil nomor antrian
Meminta tanda tangan nasabah.
Meminta tanda tangan bapak wakil pimpinan cabang untuk buku tabungan
KAMIS 22/07/2021 baru.
Mengisi formulir untuk KSM (kelompok swadaya masyarakat )yang ingin
membuka buku tabungan .
Membantu pegawai bank mengambil buku tabungan baru dan atm baru
JUMAT 23/07/2021 Meminta tanda tangan nasabah yang mengganti buku tabungannya ke buku
tabungan baru
Mengantar berkas untuk ditanda tangani bapak wakil cabang
Membantu pegawai bank dalam hal memanggil nomor antrian
Meminta tanda tangan diformulir nasabah yang membuka buku tabungan
SENIN 26/07/2021 baru
Membantu pegawai bank mengambil buku tabungan baru , atm baru ,dan
formulir
Membantu pegawai bank mengambil buku tabungan baru dan atm baru
Meminta tanda tangan nasabah yang mengganti buku tabungannya ke buku
SELASA 27/07/2021 tabungan baru
Mengantar berkas untuk ditanda tangani bapak wakil cabang
Membantu pegawai bank dalam hal memanggil nomor antrian
Bagian administrasi kredit :
Memfotocopy nota kredit
RABU 28/07/2021 Mengambil stempel kantor cabang ke gudang
Membantu pegawai bank membaca data debitur yang sudah direalisasi
(pencairan), untuk dimasukkan ke laporan kredit 2 bulan terakhir
Mencatat (lunas maju dan asuransi kedalam nota)
KAMIS 29/07/2021 Meregister surat keluar seperti surat pengantar klaim asuransi jiwa dan surat
ke notaris.
Mengantar surat klaim dan menulis kebuku ekspedisi KGP
JUMAT 30/07/2021 Membuat surat kredit permohonan kredit /memasukkan data permohonan
nasabah ke administrasi kredit
Mengambil berkas nasabah ke Gudang agunan
Memfotocopy berkas – berkas nasabah
Mengirim surat keseksi operasional dan mengisi buku ekspedisi KGP
SENIN 02/08/2021 Meminta tanda tangan pemindah bukuan kepada pemimpin seksi legal dan
administrasi kredit.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengendalian Internal
1.Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian Internal menurut Horngren (2009:390) dalam Dewi, dkk, pengendalian intern
adalah rencana organisasional dan semua tindakan yang dirancang untuk mengamankan aktiva,
mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi,
memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan. Sedangkan menurut Hery
(2016:159) pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi
aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua
ketentuan (peraturan) hukum/Undang-Undang serta kebijakan manajemn telah dipatuhi atau
dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.
Pengendalian internal dilakukan untuk memantau apakah kegiatan operasional maupun financial
perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
manajemen.Dengan adanya atau penerapan sistem pengendalian internal secara ketat maka
diharapkan bahwa seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik menuju
tercapainya maksimalisasi profit.Menurut Mulyadi (2013:163) sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan
pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.Dari uraian mengenai pengertian
pengendalian internal di atas, jelas bahwa betapa pentingnya peranan pengendalian internal
dalam rangka tercapainya tujuan perusahaan. Dan hal ini dapat diketahui bagaimana perusahaan
menerapkan sistem yang ada dan sumber daya yang dipekerjakan untuk mendukung tercapainya
tujuan yang ada dalam pengertian pengendalian internal.
2.Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Menurut James A. Hall (2011:190) aktivitas pengendalian (control activities) adalah berbagai
kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah
diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian
dapat dikelompokan menjadi dua kategori yang berbeda: pengendalian komputer dan
pengendalian fisik.
Aktivitas pengendalian adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang
membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan.
Aktivitas pengendalian dilakukan disemua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses
bisnis, dan pada lingkungan teknologi. Dalam Committee of Sponsoring Organization (COSO)
(2013), terdapat tiga prinsip yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian antara lain:
Organisasi menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian yang mendukung upaya mitigasi
risiko sehingga risiko berada pada level yang dapat diterima.
Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses dan struktur yang memberikan
dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Dalam Committee of
Sponsoring Organization (COSO) (2013), terdapat lima prinsip yang berkaitan dengan
lingkungan pengendalian antara lain:
Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal risiko
didefinisikan sebagai kemungkinan suatu peristiwa yang akan terjadi dan mempengaruhi
pencapaian tujuan. Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko terhadap pencapaian
tujuan dianggap relatif atau tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan
demikian, penilaian risiko membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko akan dikelola
Dalam Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013), terdapat empat prinsip yang
berkaitan dengan penilaian risiko antara lain:
- Menentukan tujuan
Organisasi mengidentifikasi risiko terkait dengan pencapaian tujuan di seluruh entitas dan
menganalisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
4.Pemantauan (Monitoring)
Menurut Wollman (2003:6). Pemantauan (monitoring) adalah prosedur penilaian yang secara
deskriptif dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan/atau mengukur pengaruh dari kegiatan yang
sedang berjalan (on-going) tanpa mempertanyakan hubungan kausalitas.Evaluasi berkelanjutan
dibangung dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas, memberikan informasi
yang tepat waktu, sedangkan evaluasi terpisah dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam
lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan
dan pertimbangan manajemen lainnya, temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan
oleh regulator.
Kriteria yang diakui badan penetapan standar atau manajemen dan dewan direksi dan
kekurangan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi yang sesuai.Dalam
Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013), terdapat dua prinsip yang berkaitan
dengan pengawasan antara lain:
Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau dihancurkan karena
kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai.
Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik seperti piutang dagang
akan rawan oleh kekurangan jika dokumen penting dan catatan tidak dijaga.
Manajemen memerlukan informasi keuangan yang diteliti dan andal untuk menjalankan kegiatan
usahanya. Banyak informasi akuntasi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan
keputusan penting. Pengendalian internal dirancang untuk memberikan jaminan proses
pengolahan data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.
3) Mendorong efisiensi
Pengendalian internal ditujukan untuk mencegah dipublikasi usaha yang tidak perlu atau
pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber
daya perusahaan yang tidak efisien.
B. Tujuan dari pengendalian internal tidak lain adalah untuk memberikan jaminan yang
memadai menurut Hery (2016:160) bahwa:
1) Aset yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankan sebagaimana mestinya dan hanya
digunakan untuk kepentingan perusahaan semata, bukan untuk kepentingan individu
(perorangan) oknum karyawan tertentu. Dengan demikian, pengendalian internal diterapkan agar
seluruh aset perusahaan dapat terlindungi dengan baik dari tindakan penyelewengan, pencurian
dan penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan wewenangnya dan kepentingan perusahaan.
2) Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat diandalkan. Ini
dilakukan dengan cara memperkecil resiko baik atas salah saji laporan keuangan yang disengaja
(kecurangan) maupun yang tidak disengaja (kelalaian).
Karakteristik yang paling utama (paling penting) dari pengendalian internal adalah penetapan
tanggung jawab ke masing-masing karyawan secara spesifik. Penetapan tanggung jawab di sini
agar supaya masing-masing karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas-tugas tertentu (secara
spesifik) yang telah dipercayakan kepadanya. Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan menjadi
lebih efektif jika hanya ada satu orang saja yang bertanggung jawab atas sebuah tugas/pekerjaan
tertentu tersebut.
B. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas di sini maksudnya adalah pemisahan fungsi atau pembagian kerja. Ada 2 (dua)
bentuk yang paling umum dari penerapan prinsip pemisahan tugas ini, yaitu:
1) Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula.
2) Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan pencatatan
aset dengan karyawan yang menangani langsung aset secara fisik (operasional) Rasionalisasi dari
pemisahan tugas adalah bahwa tugas/pekerjaan dari seorang karyawan seharusnya dapat
memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi pekerjaan karyawan lainnya.
C. Dokumentasi
Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan
membubuhkan atau memberikan tanda tangan (atau inisial) ke dalam dokumen, orang yang
bertanggung jawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi dengan
mudah.
Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik sangatlah penting. Pengendalian fisik
terutama terkait dengan pengamanan aset. Pengendalian mekanik dan elektronik juga
mengamankan aset. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik yaitu sebagai
berikut:
1) Uang kas dan surat-surat berharga sebaiknya disimpan dalam safe deposits box;
2) Catatan akuntansi yang penting juga harus disimpan dalam filling cabinet yang terkunci
3) Tidak semua karyawan dapat keluar masuk gudang penyimpanan persediaan barang dagangan
Cara yang paling murah untuk melakukan verifikasi internal adalah dengan menerapkan
pemisahan tugas. Dalam perusahaan besar, pengecekan independen sering dilakukan oleh auditor
internal. Auditor internal di sini adalah karyawan perusahaan yang bertugas secara terus menerus
untuk melakukan evaluasi mengenai keefisienan dan keefektivan sistem pengendalian internal
perusahaan.
7.Keterbatasan Pengendalian Internal
1) Faktor Manusia
Faktor yang sangat penting sekali dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian internal, sebuah
sistem pengendalian yang baik akan dapat menjadi tidak efektif oleh karena adanya karyawan
yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh.
2) Persekongkolan (Kolusi)
Dimana kolusi ini akan dapat secara signifikan mengurangi keefektivaa sebuah sistem dan
mengeliminasi proteksi yangditawarkan dari pemisahan tugas.
3) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan juga dapat memicu keterbatasan pengendalian internal. Dalam perusahaan
yang berskala kecil, sebagai contoh, mungkin akan sangat sulit untuk menerapkan pemisahan
tugas atau memberikan pengecekan independen/verifikasi internal, mengingat satu karyawan
mungkin saja dapat merangkap mengerjakan beberapa pekerjaan yang berbeda sekaligus.
Pengendalian dilihat sebagai sebuah tantangan, sesuatu yang harus dikalahkan dan bukan sebagai
alat yang berguna bagi manajemen.
Manajer melakukan manipulasi informasi untuk membuat dirinya dan unitnya kelihatan lebih
baik atau menciptakan data yang salah sehingga pengendalian tidak beroperasi dengan
semestinya
d. Ilusi pengendalian
Manajer memberikan kesan bahwa sistem pengendalian memang berfungsi dengan baik
sementara dalam kenyataannya sistem tersebut diabaikan atau disalahartikan. Hasil yang baik
dikatakan sebagai hasil dari sistem. Hasil yang tidak baik dikatakan bersumber dari kondisi yang
tidak biasa yang berada diluar sistem.
Dessler, 2000:41 berpendapat bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara
hasil kerja dengan standar yang ditetapkan.
Menurut Sedarmayanti (2009:176) mengemukakan bahwa “kinerja sebagai adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.
Sedangkan menurut ahli yang lainnya yaitu Hasibuan (2010:94) mengemukakan “kinerja atau
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya didasarkan atas pengalaman, dan keunggulan serta waktu”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan ialah bahwasannya kinerja merupakan
hasil dari suatu pekerjaan yang baik, bermanfaat dan berkualitas dari segi manapun maupun
kuantitas pekerjaannya dan dapat dipertanggung jawab kan sesuai peran masing-masing pegawai
yang ada di perusahaan.
Indikator kinerja ada yang mendefinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
digunakan untuk mengukur output atau outcome. Indikator kinerja juga mendefinisikan sebagai
alat ukur yang digunakan untuk menentukan derajat keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuannya.Menurut Robbins (2006: 260) indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara
individu ada lima yaitu: Indikator Kinerja
1. Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitaspekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadapketerampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas.
Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlahunit, jumlah siklus aktivitas
yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu.
Tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output sertamemaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas.
Tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,teknologi, bahan baku)
dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber
daya.
5. Kemandirian.
Tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen
kerja. Kemandiran merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja
dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
3.2. Analisis
Dari hasil penelitian selama magang di bank SUMUT kcp kabanjahe,banyak sesuatu yang terjadi
dari pengendalian internal perusahaan dimana karyawan masih sering mengabaikan suatu
perarutan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.Pengendalian Internal menurut Horngren
(2009:390) dalam Dewi, pengendalian intern adalah rencana organisasional dan semua tindakan
yang dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan
perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi, memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat
diandalkan.
Bank SUMUT berupaya untuk selalu menerapkan dan mengembangkan Sistem Pengendalian
Intern pada semua tingkatan fungsional sesuai Struktur Organisasi yang dirancang menggunakan
pendekatan COSO (Committe of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) untuk
memberikan keyakinan memadai tentang beberapa hal tujuan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan dan aktifitas operasional bank selalu mempedomani peraturan dan
ketentuan yang berlaku
2. Tersedianya informasi keuangan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan dalam
rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
3. Memaksimalkan pemanfaatan seluruh Sumber Daya yang dimiliki dengan tetap
mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional
4. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) oleh setiap pelaku bisnis dalam
perusahaan termasuk evaluasi keberlanjutan dan kesesuaian ketentuan GCG perusahaan
dengan ketentuan eksternal yang berlaku.
5. Penerapan Manajemen Risiko dalam perusahaan dalam rangka membantu manajemen
meminimalkan risiko, termasuk penilaian terhadap kecukupan, kehandalan, efisiensi dan
efektivitas sistem pengendalian internal serta mendorong peningkatan pengendalian
internal secara berkesinambungan.
6. Memastikan seluruh kegiatan perusahaan terbebas dari potensi Fraud (kecurangan)
maupun tindak pidana korupsi serta keberlangsungan mekanisme sistem Whistleblowing.
Bank Sumut kcp Kabanjahe, sebagai salah satu bank yang tidak terlepas dari persaingan antar
bank.Oleh karna itu harus melakukan kebikajan dan strategi perusahaan yang baik dan akurat,
terhadap kualitas karyawan perusahaan.salah satu hal yang sangat penting ialah kualitas MSDM ,
perusahaan haruslah memiliki kualitas Msdm yang baik agar bisa menghasilkan kinerja atau
pelayanan yang baik dimasyarakat dan membuat citra perusahaan baik dimasyarakat juga
dikalangan Bank lainnya.
Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dibuat untuk
memberikan jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada didalam perusahaan.
Untuk mengembangkan kualitas dan kompetensi SDM untuk mewujudkan Visi Bank SUMUT,
diselenggarakan Program Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai.Menurut penulis Bank
SUMUT haruslah mengadakan kegiatan Training Need Analysis untuk pengembangan
kompetensi pegawai baik hard skill maupun soft skill. Dalam hal ini penulis berpendapat setiap
pegawai memperoleh kesempatan yang sama dalam bidang pembelajaran dan pengembangan,
baik pegawai laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan produktivitas training, dari 2.500 pegawai Bank SUMUT tercatat keikutsertaan
dalam training selama tahun 2019 sebanyak 4.385 peserta dengan total biaya sebesar
Rp14.544.967.802 dengan jumlah jam pelatihan mencapai 54.146 jam data ini diambil pada
tahun 2019.
Dengan begitu system pelaksanaan training tahun ini akan menggunakan metode yang sedikit
tambahan yang berfokus untuk kedisiplinan dan tanggung jawab dalam tugas-tugas yang
diberikan.Sehingga rata-rata jam pelatihan mencapai 7.5 jam pelatihan/peserta.
Untuk rencana pelatihan Kantor Kcp Kabanjahe akan difokuskan untuk pelatihan yang
menunjang kualitas dan disiplin karyawan dalan melakukan suatu pekerjaan juga menunjang
proyek-proyek yang sedang/akan dilaksanakan selama tahun ini di masing-masing Divisi atau
bagian, dengan pengusulan pelatihan melalui Unit Training Center Divisi SDM. Maka dengan
begitu kualitas dan kuantitas karyawan bank SUMUT akan meningkat secara drastis menjadi
lebih baik
Tahap selanjutnya bank sumut haruslah melakukan tindakan pengecekan terhadap pendapatan
perbulan dan pertahun bank sumut sudah terpenuhi atau tidak dan selanjutnya ialah melakukan
survei terhadap karyawan perusahaan apa kekurangan dan kelebihan dari system internal
perusahaan agar bisa menyesuaikan diri dengan perusahaan.Dengan begitu karyawan bank
SUMUT akan memiliki karakterristik kinerja tinggi :
Sistem pengendalian internal Bank SUMUT mengacu pada Surat Edaran OJK No.
35/SEOJK.03/2017 tanggal 7 Juli 2017 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern
bagi Bank Umum yang mencakup 5 (lima) komponen yaitu:
1. Bank telah memiliki buku pedoman mengenai Satuan Kerja Audit Intern dan piagam audit
(audit charter) sebagai pedoman Divisi Pengawasan untuk melakukan pemeriksaan internal.
2. Kontrol Intern yang merupakan bagian dari Divisi Pengawasan telah ditempatkan di seluruh
unit kerja operasional yang bersifat independen sebagai perpanjangan tangan Divisi Pengawasan
dalam melakukan pengendalian intern pada seluruh unit kerja bank.
3. Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit yang bertugas untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta melakukan pemantauan
terhadap tindaklanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk
kecukupan proses pelaporan keuangan. Komite ini dalam melaksanakan tugasnya melakukan
interaksi yang aktif dengan Direksi dan Satuan Kerja Audit Intern (Divisi Pengawasan) serta
auditor independen.
4. Disamping Satuan Kerja Audit Intern (Divisi Pengawasan) sistem pengendalian intern juga
diperkuat dengan pembentukan Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Sistem pengendalian internal terkait pengendalian keuangan di Bank SUMUT telah dilakukan
dengan cara :
1. Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank yang membahas strategi Bank SUMUT
secara keseluruhan yang mencakup arah pengembangan bisnis.
2. Penetapan strategi telah memperhitungkan dampak terhadap permodalan Bank SUMUT,
antara lain proyeksi permodalan & KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)
diskusi/memberikan masukan serta memantau kondisi internal dan perkembangan faktor
eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi strategi bisnis
Bank SUMUT.
3. Direksi secara aktif melakukan/memberikan masukan serta memantau kondisi internal
dan perkembangan faktor eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi strategi bisnis Bank SUMUT.
4. Bank SUMUT telah melaksanakan proses pengendalian keuangan melalui upaya
pemantauan realisasi dibandingkan dengan keuangan dalam laporan yang dibuat secara
berkala dan dibawakan dalam rapat Direksi saat dibutuhkan tindak lanjut Direksi.
Beberapa bentuk pelaksanaan pengendalian internal yang dilakukan dalam pelaksanaan aktivitas
operasional Bank mencakup:
1. Melengkapi standar operating procedure/manual kerja yang merinci prosedur kerja setiap
transaksi operasional perbankan yang dilakukan di Bank SUMUT terkait produk dan
aktivitas baru termasuk mitigasi risiko operasional terkait.
2. Membentuk struktur organisasi dengan baik, dilengkapi unit pengawasan/pengendalian
sehingga dapat mendukung pengendalian operasional.
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya, dimana:
a. Bank SUMUT memiliki komitmen yang kuat untuk mematuhi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki
kelemahan, apabila terjadi.
b. Bank SUMUT telah memiliki Divisi Kepatuhan yang bersifat independen terhadap
satuan kerja operasional dalam melaksanakan fungsi kepatuhan.
Bank SUMUT melaksanakan sistem pengendalian intern dalam rangka memastikan kepatuhan
terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan intern
Bank, tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap, akurat, dan tepat waktu,
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional, serta efektivitas budaya risiko (risk culture)
pada organisasi Bank secara menyeluruh.
Dengan melibatkan seluruh jajaran Manajemen termasuk Dewan Komisaris dan Direksi dalam
penerapan sistem pengendalian intern, diharapkan kegiatan operasional Bank dapat berjalan
secara sehat, aman dan terkendali.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Pengendalian internal adalah rencana organisasional dan semua tindakan yang dirancang untuk
mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan,
meningkatkan efisiensi operasi, memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan.
Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dibuat untuk
memberikan jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada didalam perusahaan.
Pengendalian Internal Bank SUMUT KCP Kabanjahe sudah memenuhi siarat pengendalian
internal.Sistem pengendalian internal Bank SUMUT mengacu pada Surat Edaran OJK No.
35/SEOJK.03/2017 tanggal 7 Juli 2017 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern
bagi Bank Umum.
Bank SUMUT juga sudah menerapkan dan mengembangkan Sistem Pengendalian Intern pada
semua tingkatan fungsional sesuai Struktur Organisasi yang dirancang menggunakan pendekatan
COSO (Committe of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) untuk memberikan
keyakinan kepada masyarakat atau nasabah.
4.2 Rekomendasi
Analisis Bab 3 : Rekomendasi untuk Pengendalian internal Bank SUMUT semakin ditingkatkan,
agar bisa mencapai visi atau tujuan yang sudah ditetapkan oleh Bank SUMUT.
Perusahaan : Berdasarkan pengamatan penulis sistem kerja di setiap bagian seksi di perusahaan
tersebut sudah berjalan dengan baik dan sudah pernah mencapai target yang sudah ditetapakn
oleh Bank SUMUT yang senilai Rp 1.000.000.000 Miliar dalam jangka waktu 8 bulan kurang
lebih.Namun adapun yang harus ditingkatkan menurut penulis ialah pengendalian internal
disetiap divisi atau bagian harus ditingkatkan dikarnakan penulis sering melihat adanya
karyawan yang masih sering bolos atau kelebihan jam istirahat disaing hari dan juga ada
beberapa karyawan yang boleh atau tidak masuk kerja tanpa keterangan sekalipun.Penulis juga
berpesan agar setiap divisi selalu menerapkan senyum,ramah,sapa dan salam dalam berinteraksi
dengan orang baru atau luar perusahaan agar meningkatkan kenyamanan terhadap pendatang
atau orang baru dan nasabah.
Mahasiswa : Saran dari penulis untuk para Mahasiswa/I yang magang di Bank SUMUT Kcp
Kabanjahe diharapkan selalu disiplin dan jujur dalam melakukan setiap kegiatan juga
menerapkan senyum,ramah.sapa dan salam ketika berjumpa dengan orang baru atau diluar
perusahaan dan nasabah Bank SUMUT agar tetap menjaga citra Bank sumut dimata masyarakat
sekitar.
Kegiatan Magang ini sebagai acuan yang sangat penting untuk kedepan nya dalam dunia kerja
bahwa kehidupan berorganisasi itu perlu untuk dapat melatih kita dalam bekerja sama dalam
tim.Dan juga kita dapat memperdalam ilmu pengetahuan selama kuliah dan dapat
mempraktikkan nya dalam dunia kerja.
BAB V
REFLEKSI DIRI
Hal positif yang dapat diambil dari kegiatan magang ini adalah :
1. Sifat ramah dan tamah karyawan kepada penulis dan teman-teman magang yang lainnya
2. Penulis juga diberi pelajaran awal pada dunia kerja
3. Penulis juga diajarkan untuk selalu bersifat sopan,sabar dan baik terhadap nasabah
dikarnakan tidak semua nasabah berusia muda ada juga yang sudah lansia.
4. Penulis juga diajarkan untuk berbicara yang baik terhadap nasabah dalam dunia kerja
agar menimbulakn citra yang baik dalam masyarakat.
5. Penulis juga diajarkan untuk harus siap bekerja berada dibawah tekanan dan bisa saling
bekerja sama didalam perusahaan tersebut.
1. Penulis bisa berkomunikasih dengan baik kepada nasabah ataupun orang diluar
perusahaan
2. Kekurangan penulis : masih kurang mampu mengikuti atau menguasai iptek dalam
perusahaan tersebut.
1. Bisa saling bekerja sama dengan karyawan perusahaan dan juga teman-teman yang ikut
magang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan kepada
mahasiswa magang.Dan penulis bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi,juga sadar
bahwa dialam dunia kerja tidak ada yang mudah dan masing-masing mempunyai resiko
yang besar terhadap penulis atau karyawan dan perushaan
2. Kekurangan : Penulis juga kurang tanggap dan sedikit lambat dalam memahami
penjelasan yang diberikan atasan kerja dan rekan kerja.
Rencana pengembangan diri dan perbaikan diri,karier dan pedidikan penulis untuk selanjutnya :
Setelah Penulis sudah siap mengikuti proses magang , penulis akan lebih giat lagi dalam
memberikan hal – hal positif terhadap orang lain dan akan mengasah kemampuanya untuk tahap
berikutnya .
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
JURNAL :
Harahap, Nirwana, 2016. ”Pengaruh Pengendalian Internal, Sistem Informasi Akuntansi, Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kapasitas Sumber Daya Manusia Sebagai
Variabel Moderating (Studi Kasus pada PT Bank BRI Cabang Kuala Simpang)”, Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.
Kenan, ricky, 2006. hubungan pemeriksaan internal dengan efektivitas pengendalian intern
penjualan (survei pada pt. pindad (persero) bandung), skripsi strata satu akuntansi universitas
islam negeri syarif hidayatullah jakarta. skripsi fakultas ekonomi universitas widyatama
bandung.
Fatihah, Dhea Imroatul. 2014. Peranan Pengendalian Internal dan Audit Internal dalam
Pendeteksian Kecurangan. Bandung : FE Universitas Widyatama.
DAFTAR LAMPIRAN