Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN MAGANG

PADA PT.BANK SUMUT CABANG KABANJAHE

BAGIAN OPRASIONAL,ADMINISTRASI KREDIT DAN COSTUMER SERVICE

Oleh :

ROBERT MARTOGU PASARIBU

NPM.188330155

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNVERSITAS MEDAN AREA

TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

PADA PT.BANK SUMUT CABANG KABANJAHE

JL.Kapten Pala Bangun No.188, Lau Cimba, Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera
Utara 2211

Oleh :

ROBERT MARTOGU PASARIBU

NPM.188330155

Disetujui,

Pimpinan Bank Sumut Kantor Cabang Kabanjahe Mahasiswa Magang,

JOSEP KARO-KARO ROBERT M PASARIBU

NIP : NPM : 188330155

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Magang,

T.Alvi Syahri Mahzura

NIDN :
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini tepat waktu.

Laporan magang ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata 1
(satu) jurusan akuntansi program studi akuntansi . laporan ini disusun berdasarkan hasil
pengamatan dan pengalaman penulis selama magang pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang
Kabanjahe yang beralamat di Jl.Kapten Pala Bangun no.118, Lau Cimba, Kabanjahe Kabupaten
Karo 22111, Sumatera Utara selama 3 (tiga) minggu, dimulai dari tanggal 5 juli 2021 – 23 juli
2021 .

Selama pelaksanaan magang hingga sampai pada penyelesaian laporan ini penulis menyadari
bahwa keberhasilan dan terlaksananya program Magang yang telah penulis laksanakan bukanlah
keberhasilan individu maupun kelompok.

Di kesempatan ini ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan magang ini adalah sebagai berikut :

1. Bapak Prof.Dr. Dadan Ramdan.M.Eng.,MSc selaku Rektor Universitas Medan Area,


2. Ibu Sari Nuzullina Rahmadhani, SE, M.Acc, Ak selaku Dosen Pembimbing Magang dan
selaku Ketua Program Studi Akuntansi,
3. Bapak Dr. Ihsan Effendi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
4. Bapak Josep Karo-Karo selaku Pimpinan Cabang Bank Sumut Kantor Cabang Kabanjahe
JL.Kapten Pala Bangun No.118, Lau Cimba, Kabanjahe,Kabupaten Karo,Sumatera Utara
2211.
5. Bapak Philip Mawardi Tampubolon selaku Kepala Pimpinan Seksi Operasional yang
telah membimbing kami selama di Bank Sumut Kantor Cabang Kabanjahe JL.Kapten
Pala Bangun No.118, Lau Cimba, Kabanjahe,Kabupaten Karo,Sumatera Utara 2211.
6. Seluruh karyawan Bank Sumut Kantor Cabang Kabanjahe JL.Kapten Pala Bangun
No.118, Lau Cimba, Kabanjahe,Kabupaten Karo,Sumatera Utara 2211 yang telah
bersedia menerima dan memberikan bantuannya demi kelancaran program Magang saya.
7. Rekan-rekan Pelaksanaan Magang yang telah membantu saya selama kegiatan
berlangsung.
8. Orang Tua saya yang telah memberikan motivasi dan dukungannya sehingga saya dapat
menyelesaikan program Magang ini.

Pada akhirnya, saya berharap kegiatan Magang ini dapat membantu karyawan di Bank Sumut
Kantor Cabang Kabanjahe dalam melaksanakan pekerjaannya.

Medan,September 2021

MahasiswaMagang

Robert M Pasaribu

NPM 188330155
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kasmir (2016 : 3) menyatakan Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.Bank sebagai suatu badan usaha yang
mempunyai wewenang dan fungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana harus diarahkan
dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih
mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat.

Salah satu strategi yang harus dilakukan pihak bank agar berjalan baik adalah dengan
meningkatkan kinerja karyawannya. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil dengan melihat
berbagai faktor salah satunya yaitu melihat baik atau buruk kinerja dari karyawan. Tugiman
(2006:11) mengemukakan bahwa “pengendalian internal adalah suatu fungsi penilaian yang
independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang
dilaksanakan”. Dengan adanya pengelolaan dan penerapan pengendalian internal yang baik maka
suatu perusahaan akan lebih mudah dalam pencapaian tujuannya. Penerapan sistem pengendalian
internal secara baik yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Suwarno dan Doni,2011: 11. Mengelola SDM tentu dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara, tergantung keputusan seorang pemimpin dalam menetukan cara tersebut. Meskipun konsep
manajemen SDM berbeda-beda tetapi tujuan akhirnya adalah sama. Tujuan tersebut adalah
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas SDM/ Human capital (HC), meningkatkan
loyalitas SDM/HC secara internal dan eksternal dari organisasi.Menurut IAPI (2011:319.2)
sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen dan personel lainnya
yang di desain untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai tentang pencapaian dalam
keandalan pelaporan keuangan,efektivitas,efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal berperan penting dalam menggapai sebuah tujuan untuk mengetahui
seberapa besar resiko pinjaman macet, yang dilihat dari kesanggupan dan kesungguhan calon
nasabah tersebut untuk membayar pinjaman yang diberikan oleh bank sesuai dengan
persyaratan.Selain itu pengendalian internal menjadi landasan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan jaminan kinerja karyawan yang efektif. (suarabaru.id/ Anggraini Septi Y,
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unissula) Peranan penting karena sistem pengendalian intern
merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk mengontorol, mengawasi, mengarahkan
organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen
untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan, membantu menyediakan informasi
akuntansi yang handal untuk laporan keuangan, dan menjamin dipatuhinnya hukum dan
peraturan yang berlaku.

Pengendalian Internal menurut Horngren (2009:390) dalam Dewi, dkk, pengendalian intern
adalah rencana organisasional dan semua tindakan yang dirancang untuk mengamankan aktiva,
mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi,
memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan.

Sedangkan menurut Hery (2016:159) pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan
prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta
memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/Undang-Undang serta kebijakan
manajemn telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan
perusahaan.

Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu prosesyang dibuat untuk
memberikan jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada didalam perusahaan.Untuk
mengembangkan kualitas dan kompetensi SDM untuk mewujudkan Visi Bank SUMUT,
diselenggarakan Program Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai.

(Laporan Tahunan Bank sumut,2019) Pada awal tahun 2019, Bank SUMUT mengadakan
kegiatan Training Need Analysis untuk menyusun Kalender Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Bank SUMUT Tahun 2019.Pengembangan kompetensi pegawai baik hard skill maupun soft skill
menjadi salah satu program utama di tahun 2019. Dalam hal ini setiap pegawai memperoleh
kesempatan yang sama dalam bidang pembelajaran dan pengembangan, baik pegawai laki-laki
maupun perempuan.

Berdasarkan produktivitas training, dari 2.500 pegawai Bank SUMUT tercatat keikutsertaan
dalam training selama tahun 2019 sebanyak 4.385 peserta dengan total biaya sebesar
Rp14.544.967.802 dengan jumlah jam pelatihan mencapai 54.146 jam.(Laporan Tahunan Bank
SUMUT,2019)

Sehingga rata-rata jam pelatihan mencapai 7.5 jam pelatihan/peserta. untuk rencana pelatihan
Kantor Pusat akan difokuskan untuk pelatihan yang menunjang proyek-proyek yang sedang/akan
dilaksanakan selama tahun ini di masing-masing Divisi, dengan pengusulan pelatihan melalui
Unit Training Center Divisi SDM.(Laporan Tahunan Bank SUMUT,2019)

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam topik magang yang
berjudul “PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT.BANK SUMUT.

1.2 Tujuan

1.Untuk mengetahui bagaimana aktivitas pengendalian internal perusahaan terhadap kinerja


karyawan PT.Bank Sumut Cabang Kabanjahe sesuai dengan tujuan sistem pengendalian
internalnya.
1.3 Manfaat Magang

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membuka wacana baru serta sebagai sarana dalam mengaplikasikan berbagai teori pemasaran
yang telah dipelajari kedalam riset yang berguna bagi penulis dalam penyusunan laporannya
serta membandingkan keadaan yang sesuai dengan teori dan keadaan yang terjadi di lapangan,
khususnya tentang penerapan strategi pemasaran.

Dan Bagi Penulis juga Memiliki kesempatan untuk mengetahui praktik yang sesungguhnya
dihadapi bank dalam menjalankan operasinya dan sejauh mana teori-teori yang diperoleh selama
kegiatan perkuliahan terhadap kehidupan nyata.

2. Bagi Pihak Perusahaan yang Diteliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak
bank sebagai bahan pemikiran dalam memperbaiki dan menyusun kebijakan dan strategi untuk
mengelola bank.

3. Bagi Pihak Peneliti Lainnya Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang dapat
digunakan untuk bahan penelitian dan menambah pengetahuan bagi yang berminat dalam bidang
yang serupa.
BAB II

PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG

2,1 Profil Organisasi

A.Sejarah PT.Bank Sumut


Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan
sebutan BPSU. Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
dengan modal dasar pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera
Utara.

Pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT.
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan
dan berkantor pusat di Medan, JL. Imam Bonjol No. 18 Medan.Modal dasar pada saat itu
menjadi Rp. 400 Milyar yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi
pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp. 500
Milyar.

Anggaran Dasar Bank SUMUT telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir diubah
dengan akta Nomor 01 tanggal 5 November 2019 dari Notaris Risna Rahmi Arifa, SH di Medan
dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-
0215918.AH.01.11. Tahun 2019 tanggal 11 November 2019. Sejak didirikan Bank SUMUT
belum pernah mengalami perubahan nama.

Pada tanggal 28 Februari 1962, Bank SUMUT memperoleh izin untuk melakukan usaha bank
berdasarkan ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui suratnya Nomor BUM. 9-1-
25/II tanggal 28 Februari 1962. Selanjutnya Bank SUMUT membuka unit usaha Syariah pada
tanggal 4 Nopember 2004 berdasarkan ijin dari Bank Indonesia Cabang Medan melalui suratnya
Nomor 6/142/DPIP/ Prz/Mdn tanggal 18 Oktober 2004 dan pada tanggal 30 Juli 2012 Bank
SUMUT ditunjuk sebagai Bank Umum Devisa berdasarkan ijin dari Bank Indonesia DI Jakarta
melalui suratnya No. 14/4/KEP.DpG/2012 tahun 2012 tanggal 30 Juli 2012.

B.Visi,Misi dan Identitas PT.Bank Sumut

1.Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf “U” yang saling berkait
bersinergi membentuk huruf “S” yang merupakan kata awal “SUMUT”. Sebuah penggambaran
bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank SUMUT dengan masyarakat Sumatera Utara
sebagaimana visi Bank SUMUT.

Warna oranye sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik yang
dipadu dengan warna biru yang sportif dan profesional sebagaimana misi Bank SUMUT.Warna
Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statement Bank
SUMUT.Tagline atau moto Bank SUMUT adalah “Memberikan pelayanan TERBAIK”
merupakan akronim terpercaya,enerjik,ramah,bersahabat,aman,integritas tingi,dan komitmen.

Dibalik kata TERBAIK ada sebuah nilai-nilai perusahaan yaitu :

T = Terpercaya,bersikap jujur,handal.memiliki karakter yang baik,etika yang baik,

E = Energik, selalu rapi dan menarik, kreatif dan inovatif untuk kepuasan nasabah,
R = Ramah, Bertingkah-laku sopan dan santun,senantiasa siap membantu dan melayani nasabah,

B = Bersahabat, menjaga hubungan dengan nasabah,

A = Aman, Menjaga rahasia perusahaan dan nasabah sesuai ketentuan,

I = Integritas Tinggi, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan ajaran agama,

K= Komitmen, Senantiasa menepati janji yang telah diucapkan dan bertanggung jawab atas
seluruh tugas, pekerjaan dan tindakan.

2.Visi

Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam
rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

3.Misi

Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-
prinsip compliance.

2.2 Aktivitas Magang


Kegiatan Magang ini dilaksanakan selama 3 minggu saja dikarenakan pada minggu keempat
diberlakukan PPKM sehingga kegiatan magang harus selesai pada minggu ketiga, terhitung dari
tanggal 5 Juli 2021 dan berakhir tanggal 23 Juli 2021. Penulis melakukan Magang di PT Bank
SUMUT Kantor Cabang Kabanjahe yang beralamat di Jalan Kapten Pala Bangun No.118,Lau
Cimba, Kabanjahe,Kabupaten Karo 22111,Sumatera Utara.

Pada hari pertama penulis diberikan pengarahan dan perkenalan diri kepada seluruh pegawai
maupun pengurus PT Bank SUMUT Kantor Cabang Kabanjahe sekaligus memberikan
pengarahan untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku dalam perusahaan selama
menjalankan proses Magang.
Peraturan-peraturan yang ditetapkan perusahaan, yaitu :

1. Hadir tepat waktu


2. Setiap hari Senin,Rabu,Jumat masuk pukul 07.15 s/d 18.00 WIB dan setiap hari
Selasa,Kamis masuk pukul 08.00 s/d 18.00 WIB
3. Hadir tepat waktu pada saat melakukan briefing.
4. Pakaian : Kemeja putih dan rok atau celana keper hitam
5. Sepatu tertutup berwarna hitam
6. Rambut rapi dicepol (bagi perempuan berambut Panjang).
7. Bagi Wanita menggunakan tata rias senatural mungkin
8. Memakai tanda pengenal sebagai mahasiswa Magang (Almamater)
9. Istirahat untuk makan siang pada pukul 13.00 s/d 14.00
10. Mengusahakan menampilkan yang terbaik dalam Standar Layanan Bank seperti,apa yang
diucapkan,bagaimana mengucapkan nya,apa yang terlihat dan saling menyapa dengan
pegawai jika sudah mengenal satu sama lain.
11. Berbicara dengan Bahasa yang baik dan benar.
12. Meminta izin jika ada kepentingan yang mengharuskan meninggalkan kantor atau
berhalangan hadir

Selama melakukan Magang pihak Bank memberikan kebijakan pada setiap pelaksana Magang
yaitu dengan merotasi tempat setiap seminggu sekali. Adapun kegiatan yang diberikan kepada
penulis selama mengikuti Kegiatan Magang di perusahaan PT Bank SUMUT Kantor Cabang
Kabanjahe adalah sebagai berikut :

Hari/Tanggal KEGIATAN

Bagian operasional :
SENIN 05/07/2021  Pembagian posisi magang
 Mengarsip surat masuk dan surat keluar

SELASA 06/07/2021  Membuat surat keterangan jalan


 Memfoto copy berkas pension
RABU 07/07/2021  Membuat jadwal harian supir PT.Bank Sumut
 Memfoto copy berkas.

KAMIS 08/07/2021  Mengedit data karyawan yang masih aktif dan tidak aktif.
 Membuat nomor antrian untuk nasabah.
 Membuat PPT tentang kerja sama PT.Taspen dan Bank Sumut.
JUMAT 09/07/2021  Menyusun berkas taspen dan PPT tentang kerja sama PT.bank sumut dan
PT.taspen.
Bagian administrasi kredit :
 Melakukan pengarahan atau memberitahu nasabah apa-apa saja yang perlu
SENIN 12/07/2021 dipenuhi saat ingin melakukan pinjaman.
 Memfotocopy KTP nasabah
 Melakukan pencairan kredit apabila sudah lengkap semua surat keaslian
Surat Perintah Kerja (SPK).
SELASA 13/072021  Memfoto bukti bahwa nasabah telah melakukan pinjaman kepada PT.BANK
SUMUT
 Memberikan pinjaman untuk masyarakat yang ingin program KUR.
RABU 14/07/2021  Membantu pegawai bank mengetik atau memeriksa addendum persetujuan
membuka kredit.
 Melakukan pemeriksaan apakah siarat-siarat untuk melakukan pinjaman
KAMIS 15/07/2021 sudah terpenuhi atau belum
 Memfotocopy berkas nasabah
 Mengantar surat ke bagian operasional dan menulis kebuku ekspedisi KGP
 Melakukan kunjungan kerumah nasabah untuk memenuhi surat-surat yang
JUMAT 16/07/2021 belum di penuhi saat pembaruan data.
 Mengantar surat untuk ditanda tangani wakil pemimpin cabang
 Memfoto atau memotret nasabah disaat menandatangani surat persetujuan
pinjaman sebagai bukti
SENIN 19/07/2021  Melakukan pencairan kredit apabila sudah lengkap semua surat agunan atau
keaslian Surat Perintah Kerja (SPK) maupun kontrak kerja pada instansi
yang berwenang.
SELASA 20/07/2021  LIBUR NASIONAL
Bagian costumer service :
RABU 21/07/2021  Membantu pegawai bank dalam hal memanggil nomor antrian
 Meminta tanda tangan nasabah.
 Meminta tanda tangan bapak wakil pimpinan cabang untuk buku tabungan
KAMIS 22/07/2021 baru.
 Mengisi formulir untuk KSM (kelompok swadaya masyarakat )yang ingin
membuka buku tabungan .
 Membantu pegawai bank mengambil buku tabungan baru dan atm baru
JUMAT 23/07/2021  Meminta tanda tangan nasabah yang mengganti buku tabungannya ke buku
tabungan baru
 Mengantar berkas untuk ditanda tangani bapak wakil cabang
 Membantu pegawai bank dalam hal memanggil nomor antrian
 Meminta tanda tangan diformulir nasabah yang membuka buku tabungan
SENIN 26/07/2021 baru
 Membantu pegawai bank mengambil buku tabungan baru , atm baru ,dan
formulir
 Membantu pegawai bank mengambil buku tabungan baru dan atm baru
 Meminta tanda tangan nasabah yang mengganti buku tabungannya ke buku
SELASA 27/07/2021 tabungan baru
 Mengantar berkas untuk ditanda tangani bapak wakil cabang
 Membantu pegawai bank dalam hal memanggil nomor antrian
Bagian administrasi kredit :
 Memfotocopy nota kredit
RABU 28/07/2021  Mengambil stempel kantor cabang ke gudang
 Membantu pegawai bank membaca data debitur yang sudah direalisasi
(pencairan), untuk dimasukkan ke laporan kredit 2 bulan terakhir
 Mencatat (lunas maju dan asuransi kedalam nota)
KAMIS 29/07/2021  Meregister surat keluar seperti surat pengantar klaim asuransi jiwa dan surat
ke notaris.
 Mengantar surat klaim dan menulis kebuku ekspedisi KGP
JUMAT 30/07/2021  Membuat surat kredit permohonan kredit /memasukkan data permohonan
nasabah ke administrasi kredit
 Mengambil berkas nasabah ke Gudang agunan
 Memfotocopy berkas – berkas nasabah
 Mengirim surat keseksi operasional dan mengisi buku ekspedisi KGP
SENIN 02/08/2021  Meminta tanda tangan pemindah bukuan kepada pemimpin seksi legal dan
administrasi kredit.

 Memindahkan berkas- berkas ke nota pembayaran IJP KUR


SELASA 03/08/2021  Mengantarnasabahkedivisi lain (asuransi taspen untuk mengambil uang
duka)
 Membantu pegawai bank mencari data nasabah KMG ke gudang agunan
 Membantu pegawai bank mengetik atau memeriksa addendum persetujuan
membuka kredit
 Mengambil berkas dari ruang arsip atau agunan
RABU 04/08/2021  Memfotocopy berkas – berkas nasabah
 Mengantar surat keseksi operasional dan menulis kebuku ekspedisi KGP
 Memasukkan surat kedalam amplop (isi surat tentang info pemberian gaji
pegawai dikabupaten karo)

 Mengirim surat keseksi operasional dan mengisi buku ekspedisi KGP


KAMIS 05/08/2021  Meminta tanda tangan pemindah bukuan kepada pemimpin seksi legal dan
administrasi kredit.
 Membantu pegawai bank mencari data nasabah KMG ke gudang agunan

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengendalian Internal
1.Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian Internal menurut Horngren (2009:390) dalam Dewi, dkk, pengendalian intern
adalah rencana organisasional dan semua tindakan yang dirancang untuk mengamankan aktiva,
mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi,
memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan. Sedangkan menurut Hery
(2016:159) pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi
aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua
ketentuan (peraturan) hukum/Undang-Undang serta kebijakan manajemn telah dipatuhi atau
dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.

Pengendalian intern didefinisikan oleh AICPA (American Institute Of Certified Public


Accountants) dalam Hall (2001) sebagai struktur suatu organisasi dan semua metode-metode
yang teroganisir serta ukuran-ukuran yang ditetapkan di dalam suatu perusahaan untuk tujuan
menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan, memeriksa ketepatan dan kebenaran data
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijakan yang
telah ditetapkan.

Pengendalian internal dilakukan untuk memantau apakah kegiatan operasional maupun financial
perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
manajemen.Dengan adanya atau penerapan sistem pengendalian internal secara ketat maka
diharapkan bahwa seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik menuju
tercapainya maksimalisasi profit.Menurut Mulyadi (2013:163) sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan
pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.Dari uraian mengenai pengertian
pengendalian internal di atas, jelas bahwa betapa pentingnya peranan pengendalian internal
dalam rangka tercapainya tujuan perusahaan. Dan hal ini dapat diketahui bagaimana perusahaan
menerapkan sistem yang ada dan sumber daya yang dipekerjakan untuk mendukung tercapainya
tujuan yang ada dalam pengertian pengendalian internal.
2.Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Menurut James A. Hall (2011:190) aktivitas pengendalian (control activities) adalah berbagai
kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah
diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian
dapat dikelompokan menjadi dua kategori yang berbeda: pengendalian komputer dan
pengendalian fisik.

Aktivitas pengendalian adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang
membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan.
Aktivitas pengendalian dilakukan disemua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses
bisnis, dan pada lingkungan teknologi. Dalam Committee of Sponsoring Organization (COSO)
(2013), terdapat tiga prinsip yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian antara lain:

1) Mengembangkan aktivitas pengendalian

Organisasi menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian yang mendukung upaya mitigasi
risiko sehingga risiko berada pada level yang dapat diterima.

2) Mengembangkan kontrol umum atas teknologi

Organisasi telah menyeleksi dan membangun aktivitas pengendalian umum dengan


menggunakan teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.

3) Merinci ke dalam kebijakan dan prosedur

Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian sebagaimana tercerminnya pada kebijakan yang


menetapkan apa yang diharapkan dan dalam prosedur yang relevan untuk melaksanakan
kebijakan.

3.Komponen Pengendalian Internal

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses dan struktur yang memberikan
dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Dalam Committee of
Sponsoring Organization (COSO) (2013), terdapat lima prinsip yang berkaitan dengan
lingkungan pengendalian antara lain:

- Komitmen terhadap integritas dan nilai etika

Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.

- Melaksanakan tanggung jawab pengawasan

Dewan komisaris independen terhadap manajemen dan melaksanakan pengawasan terhadap


pengembangan dan kinerja pengendalian internal.

- Menetapkan struktur, wewenang dan tanggungjawab

Manajemen menetapkan, dengan pengawasan dewan komisaris, struktur, jalur pelaporan,


kewenangan, dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan.

- Komitmen terhadap kompetensi

Organisasi menunjukkan komitmen untuk mendapatkan, mengembangkan, dan mempertahankan


individu yang kompeten dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

- Mendorong akuntabilitas atas sistem pengendalian internal

Organisasi mendorong individu mengemban akuntabilitas atas tanggung jawabnya terhadap


pengendalian internal.

b. Penilaian Risiko(Risk Assessment)

Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal risiko
didefinisikan sebagai kemungkinan suatu peristiwa yang akan terjadi dan mempengaruhi
pencapaian tujuan. Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko terhadap pencapaian
tujuan dianggap relatif atau tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan
demikian, penilaian risiko membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko akan dikelola

Dalam Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013), terdapat empat prinsip yang
berkaitan dengan penilaian risiko antara lain:
- Menentukan tujuan

Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan


identifikasi dan penilaian risiko.

- Mengidentifikasi dan menganalisis risiko

Organisasi mengidentifikasi risiko terkait dengan pencapaian tujuan di seluruh entitas dan
menganalisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

- Menilai risiko fraud

Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam menilai risiko terhadap


pencapaian tujuan.

- Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan signifikan

Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang dapat mempengaruhi sistem


pengendalian internal secara signifikan.

4.Pemantauan (Monitoring)

Menurut Wollman (2003:6). Pemantauan (monitoring) adalah prosedur penilaian yang secara
deskriptif dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan/atau mengukur pengaruh dari kegiatan yang
sedang berjalan (on-going) tanpa mempertanyakan hubungan kausalitas.Evaluasi berkelanjutan
dibangung dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas, memberikan informasi
yang tepat waktu, sedangkan evaluasi terpisah dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam
lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan
dan pertimbangan manajemen lainnya, temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan
oleh regulator.

Kriteria yang diakui badan penetapan standar atau manajemen dan dewan direksi dan
kekurangan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi yang sesuai.Dalam
Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013), terdapat dua prinsip yang berkaitan
dengan pengawasan antara lain:

1) Evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah


Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah
untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal eksis dan berfungsi baik.

2) Mengevaluasi dan melaporkan setiap kekurangan

Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal secara


tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif,
termasuk manajemen senior dan dewan direksi.

5.Tujuan Pengendalian Internal

A. Tujuan pengendalian internal menurut Mulyadi (2010:163) adalah sebagai berikut:

1) Menjaga kekayaaan organisasi

Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau dihancurkan karena
kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai.
Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik seperti piutang dagang
akan rawan oleh kekurangan jika dokumen penting dan catatan tidak dijaga.

2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Manajemen memerlukan informasi keuangan yang diteliti dan andal untuk menjalankan kegiatan
usahanya. Banyak informasi akuntasi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan
keputusan penting. Pengendalian internal dirancang untuk memberikan jaminan proses
pengolahan data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.

3) Mendorong efisiensi

Pengendalian internal ditujukan untuk mencegah dipublikasi usaha yang tidak perlu atau
pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber
daya perusahaan yang tidak efisien.

B. Tujuan dari pengendalian internal tidak lain adalah untuk memberikan jaminan yang
memadai menurut Hery (2016:160) bahwa:
1) Aset yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankan sebagaimana mestinya dan hanya
digunakan untuk kepentingan perusahaan semata, bukan untuk kepentingan individu
(perorangan) oknum karyawan tertentu. Dengan demikian, pengendalian internal diterapkan agar
seluruh aset perusahaan dapat terlindungi dengan baik dari tindakan penyelewengan, pencurian
dan penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan wewenangnya dan kepentingan perusahaan.

2) Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat diandalkan. Ini
dilakukan dengan cara memperkecil resiko baik atas salah saji laporan keuangan yang disengaja
(kecurangan) maupun yang tidak disengaja (kelalaian).

3) Karyawan telah mentaati hukum dan peraturan.

6.Prinsip Pengendalian Internal

Prinsip pengendalian internal menurut Hery (2016:162-170) dijelaskan sebagai berikut:

A. Penetapan tanggung jawab

Karakteristik yang paling utama (paling penting) dari pengendalian internal adalah penetapan
tanggung jawab ke masing-masing karyawan secara spesifik. Penetapan tanggung jawab di sini
agar supaya masing-masing karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas-tugas tertentu (secara
spesifik) yang telah dipercayakan kepadanya. Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan menjadi
lebih efektif jika hanya ada satu orang saja yang bertanggung jawab atas sebuah tugas/pekerjaan
tertentu tersebut.

B. Pemisahan tugas

Pemisahan tugas di sini maksudnya adalah pemisahan fungsi atau pembagian kerja. Ada 2 (dua)
bentuk yang paling umum dari penerapan prinsip pemisahan tugas ini, yaitu:

1) Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula.

2) Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan pencatatan
aset dengan karyawan yang menangani langsung aset secara fisik (operasional) Rasionalisasi dari
pemisahan tugas adalah bahwa tugas/pekerjaan dari seorang karyawan seharusnya dapat
memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi pekerjaan karyawan lainnya.
C. Dokumentasi

Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan
membubuhkan atau memberikan tanda tangan (atau inisial) ke dalam dokumen, orang yang
bertanggung jawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi dengan
mudah.

D. Pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik

Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik sangatlah penting. Pengendalian fisik
terutama terkait dengan pengamanan aset. Pengendalian mekanik dan elektronik juga
mengamankan aset. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik yaitu sebagai
berikut:

1) Uang kas dan surat-surat berharga sebaiknya disimpan dalam safe deposits box;

2) Catatan akuntansi yang penting juga harus disimpan dalam filling cabinet yang terkunci

3) Tidak semua karyawan dapat keluar masuk gudang penyimpanan persediaan barang dagangan

4) Penggunaan kamera dan televisi monitor;

5) Adanya sistem pemadam kebakaran atau alarm yang memadai;

6) Penggunaan password system dan lain-lain.

E.Pengecekan independen atau verifikasi internalKebutuhan akan pengecekan


independen meningkat karena struktur pengendalian internal cenderung berubah setiap saat kalau
tidak terdapat mekanisme penelaahan yang sering. Pegawai mungkin akan menjadi lupa atau
dengan sengaja tidak mengikuti prosedur, atau menjadi ceroboh jika tidak ada orang yang
meninjau ulang dan mengevaluasi hasil pekerjaannya.

Cara yang paling murah untuk melakukan verifikasi internal adalah dengan menerapkan
pemisahan tugas. Dalam perusahaan besar, pengecekan independen sering dilakukan oleh auditor
internal. Auditor internal di sini adalah karyawan perusahaan yang bertugas secara terus menerus
untuk melakukan evaluasi mengenai keefisienan dan keefektivan sistem pengendalian internal
perusahaan.
7.Keterbatasan Pengendalian Internal

Keterbatasan pengendalian internal menurut Hery (2016:170) sistem pengendalian internal


perusahaan pada umumnya dirancang untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa aset
perusahaan telah diamankan secara tepat dan bahwa catatan akuntansi dapat diandalkan. Pada
dasarnya, konsep jaminan yang memadai ini sangat terkait langsung dengan sebuah asumsi yang
mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membentuk/menerapkan prosedur
pengendalian seharusnya jangan sampai melebihi manfaat yang diperkirakan akan
timbul/dihasilkan dari pelaksanaan prosedur pengendalian tersebut.

Keterbatasan pengendalian internal menurut Hery (2016:170) meliputi:

1) Faktor Manusia

Faktor yang sangat penting sekali dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian internal, sebuah
sistem pengendalian yang baik akan dapat menjadi tidak efektif oleh karena adanya karyawan
yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh.

2) Persekongkolan (Kolusi)

Dimana kolusi ini akan dapat secara signifikan mengurangi keefektivaa sebuah sistem dan
mengeliminasi proteksi yangditawarkan dari pemisahan tugas.

3) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan juga dapat memicu keterbatasan pengendalian internal. Dalam perusahaan
yang berskala kecil, sebagai contoh, mungkin akan sangat sulit untuk menerapkan pemisahan
tugas atau memberikan pengecekan independen/verifikasi internal, mengingat satu karyawan
mungkin saja dapat merangkap mengerjakan beberapa pekerjaan yang berbeda sekaligus.

8. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Pengendalian


Pengendalian, meskipun dibuat dengan cermat, tidak selalu mencapai tujuan seperti yang
diinginkan mereka yang membuatnya. Hal ini disebabkan meskipun pada dasarnya pengendalian
dirancang untuk membantu manajer agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan lebih baik,
namun dalam kenyataannya banyak manajer yang memandang pengendalian sebagai sebuah
gangguan, ancaman ataupun tantangan yang harus diatasi. Aldag dan Stearns (1987) dalam
Sawyer (2005) dalam buku Kurniawan (2012:104-105), mengidentifikasi empat macam reaksi
negatif terhadap sistem pengendalian antara lain:

a. Dianggap sebagai permainan

Pengendalian dilihat sebagai sebuah tantangan, sesuatu yang harus dikalahkan dan bukan sebagai
alat yang berguna bagi manajemen.

b. Dianggap sebagai objek sabotase

Pegawai organisasi berusaha untuk merusak sistem pengendalian, menciptakan kebingungan,


dan merancang proyek dengan karakteristik yang kompleks. Tujuannya adalah untuk membuat
sistem tidak beroperasi, tidak dapat diandalkan dan terlalu rumit. Atau, seseorang bahkan dapat
mengabaikan keseluruhan sistem. Reaksi ini merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang
terjadi pada diri seorang pegawai sehingga pegawai yang bersangkutan tidak hanya mengabaikan
sistem namun juga dapat mengacaukan sistem pengendalian yang ada.

c. Informasi yang tidak akurat

Manajer melakukan manipulasi informasi untuk membuat dirinya dan unitnya kelihatan lebih
baik atau menciptakan data yang salah sehingga pengendalian tidak beroperasi dengan
semestinya

d. Ilusi pengendalian

Manajer memberikan kesan bahwa sistem pengendalian memang berfungsi dengan baik
sementara dalam kenyataannya sistem tersebut diabaikan atau disalahartikan. Hasil yang baik
dikatakan sebagai hasil dari sistem. Hasil yang tidak baik dikatakan bersumber dari kondisi yang
tidak biasa yang berada diluar sistem.

3.1.2 Kinerja Karyawan


Mangkunagara, 2002:2 Kinerja disebut sebagai hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan.
Menurut Mangkunegara (2011:220) karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah
sebagai berikut :

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.


2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Dessler, 2000:41 berpendapat bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara
hasil kerja dengan standar yang ditetapkan.

Menurut Sedarmayanti (2009:176) mengemukakan bahwa “kinerja sebagai adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.

Sedangkan menurut ahli yang lainnya yaitu Hasibuan (2010:94) mengemukakan “kinerja atau
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya didasarkan atas pengalaman, dan keunggulan serta waktu”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan ialah bahwasannya kinerja merupakan
hasil dari suatu pekerjaan yang baik, bermanfaat dan berkualitas dari segi manapun maupun
kuantitas pekerjaannya dan dapat dipertanggung jawab kan sesuai peran masing-masing pegawai
yang ada di perusahaan.

3.1.3 Indikator Kinerja

Indikator kinerja ada yang mendefinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang
digunakan untuk mengukur output atau outcome. Indikator kinerja juga mendefinisikan sebagai
alat ukur yang digunakan untuk menentukan derajat keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuannya.Menurut Robbins (2006: 260) indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara
individu ada lima yaitu: Indikator Kinerja

1. Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitaspekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadapketerampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas.
Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlahunit, jumlah siklus aktivitas
yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu.
Tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output sertamemaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas.
Tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,teknologi, bahan baku)
dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber
daya.
5. Kemandirian.
Tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen
kerja. Kemandiran merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja
dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

3.2. Analisis

Dari hasil penelitian selama magang di bank SUMUT kcp kabanjahe,banyak sesuatu yang terjadi
dari pengendalian internal perusahaan dimana karyawan masih sering mengabaikan suatu
perarutan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.Pengendalian Internal menurut Horngren
(2009:390) dalam Dewi, pengendalian intern adalah rencana organisasional dan semua tindakan
yang dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan
perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi, memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat
diandalkan.
Bank SUMUT berupaya untuk selalu menerapkan dan mengembangkan Sistem Pengendalian
Intern pada semua tingkatan fungsional sesuai Struktur Organisasi yang dirancang menggunakan
pendekatan COSO (Committe of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) untuk
memberikan keyakinan memadai tentang beberapa hal tujuan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kegiatan dan aktifitas operasional bank selalu mempedomani peraturan dan
ketentuan yang berlaku
2. Tersedianya informasi keuangan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan dalam
rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
3. Memaksimalkan pemanfaatan seluruh Sumber Daya yang dimiliki dengan tetap
mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional
4. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) oleh setiap pelaku bisnis dalam
perusahaan termasuk evaluasi keberlanjutan dan kesesuaian ketentuan GCG perusahaan
dengan ketentuan eksternal yang berlaku.
5. Penerapan Manajemen Risiko dalam perusahaan dalam rangka membantu manajemen
meminimalkan risiko, termasuk penilaian terhadap kecukupan, kehandalan, efisiensi dan
efektivitas sistem pengendalian internal serta mendorong peningkatan pengendalian
internal secara berkesinambungan.
6. Memastikan seluruh kegiatan perusahaan terbebas dari potensi Fraud (kecurangan)
maupun tindak pidana korupsi serta keberlangsungan mekanisme sistem Whistleblowing.

Bank Sumut kcp Kabanjahe, sebagai salah satu bank yang tidak terlepas dari persaingan antar
bank.Oleh karna itu harus melakukan kebikajan dan strategi perusahaan yang baik dan akurat,
terhadap kualitas karyawan perusahaan.salah satu hal yang sangat penting ialah kualitas MSDM ,
perusahaan haruslah memiliki kualitas Msdm yang baik agar bisa menghasilkan kinerja atau
pelayanan yang baik dimasyarakat dan membuat citra perusahaan baik dimasyarakat juga
dikalangan Bank lainnya.

Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dibuat untuk
memberikan jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada didalam perusahaan.
Untuk mengembangkan kualitas dan kompetensi SDM untuk mewujudkan Visi Bank SUMUT,
diselenggarakan Program Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai.Menurut penulis Bank
SUMUT haruslah mengadakan kegiatan Training Need Analysis untuk pengembangan
kompetensi pegawai baik hard skill maupun soft skill. Dalam hal ini penulis berpendapat setiap
pegawai memperoleh kesempatan yang sama dalam bidang pembelajaran dan pengembangan,
baik pegawai laki-laki maupun perempuan.

Berdasarkan produktivitas training, dari 2.500 pegawai Bank SUMUT tercatat keikutsertaan
dalam training selama tahun 2019 sebanyak 4.385 peserta dengan total biaya sebesar
Rp14.544.967.802 dengan jumlah jam pelatihan mencapai 54.146 jam data ini diambil pada
tahun 2019.

Dengan begitu system pelaksanaan training tahun ini akan menggunakan metode yang sedikit
tambahan yang berfokus untuk kedisiplinan dan tanggung jawab dalam tugas-tugas yang
diberikan.Sehingga rata-rata jam pelatihan mencapai 7.5 jam pelatihan/peserta.

Untuk rencana pelatihan Kantor Kcp Kabanjahe akan difokuskan untuk pelatihan yang
menunjang kualitas dan disiplin karyawan dalan melakukan suatu pekerjaan juga menunjang
proyek-proyek yang sedang/akan dilaksanakan selama tahun ini di masing-masing Divisi atau
bagian, dengan pengusulan pelatihan melalui Unit Training Center Divisi SDM. Maka dengan
begitu kualitas dan kuantitas karyawan bank SUMUT akan meningkat secara drastis menjadi
lebih baik

Tahap selanjutnya bank sumut haruslah melakukan tindakan pengecekan terhadap pendapatan
perbulan dan pertahun bank sumut sudah terpenuhi atau tidak dan selanjutnya ialah melakukan
survei terhadap karyawan perusahaan apa kekurangan dan kelebihan dari system internal
perusahaan agar bisa menyesuaikan diri dengan perusahaan.Dengan begitu karyawan bank
SUMUT akan memiliki karakterristik kinerja tinggi :

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.


2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Sistem pengendalian internal Bank SUMUT mengacu pada Surat Edaran OJK No.
35/SEOJK.03/2017 tanggal 7 Juli 2017 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern
bagi Bank Umum yang mencakup 5 (lima) komponen yaitu:

1. Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian (Management Oversight and


Control Culture)
2. Identifikasi dan Penilaian Risiko (Risk Recognition and Assessment)
3. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi (Control Activities and Segregation of
Duties)
4. Sistem Akuntansi, Informasi, dan Komunikasi (Accountancy, Information and
Communication)
5. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan/Kelemahan (Monitoring
Activities and Correcting Deficiencies).

Bank SUMUT telah menjalankan pengendalian intern sesuai dengan prinsip-prinsip


pengendalian dan secara keseluruhan kualitas sistem pengendalian intern telah berjalan dengan
baik. Pelaksanaan sistem pengendalian intern pada Bank SUMUT adalah sebagai berikut:

1. Bank telah memiliki buku pedoman mengenai Satuan Kerja Audit Intern dan piagam audit
(audit charter) sebagai pedoman Divisi Pengawasan untuk melakukan pemeriksaan internal.

2. Kontrol Intern yang merupakan bagian dari Divisi Pengawasan telah ditempatkan di seluruh
unit kerja operasional yang bersifat independen sebagai perpanjangan tangan Divisi Pengawasan
dalam melakukan pengendalian intern pada seluruh unit kerja bank.

3. Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit yang bertugas untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta melakukan pemantauan
terhadap tindaklanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk
kecukupan proses pelaporan keuangan. Komite ini dalam melaksanakan tugasnya melakukan
interaksi yang aktif dengan Direksi dan Satuan Kerja Audit Intern (Divisi Pengawasan) serta
auditor independen.

4. Disamping Satuan Kerja Audit Intern (Divisi Pengawasan) sistem pengendalian intern juga
diperkuat dengan pembentukan Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

5. Meningkatkan fungsi dual control dalam proses pemberian kredit/pembiayaan dengan


membentuk unit kerja Risiko Kredit sebagai four eyes principle.

Sistem pengendalian internal terkait pengendalian keuangan di Bank SUMUT telah dilakukan
dengan cara :

1. Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank yang membahas strategi Bank SUMUT
secara keseluruhan yang mencakup arah pengembangan bisnis.
2. Penetapan strategi telah memperhitungkan dampak terhadap permodalan Bank SUMUT,
antara lain proyeksi permodalan & KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)
diskusi/memberikan masukan serta memantau kondisi internal dan perkembangan faktor
eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi strategi bisnis
Bank SUMUT.
3. Direksi secara aktif melakukan/memberikan masukan serta memantau kondisi internal
dan perkembangan faktor eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi strategi bisnis Bank SUMUT.
4. Bank SUMUT telah melaksanakan proses pengendalian keuangan melalui upaya
pemantauan realisasi dibandingkan dengan keuangan dalam laporan yang dibuat secara
berkala dan dibawakan dalam rapat Direksi saat dibutuhkan tindak lanjut Direksi.

Beberapa bentuk pelaksanaan pengendalian internal yang dilakukan dalam pelaksanaan aktivitas
operasional Bank mencakup:

1. Melengkapi standar operating procedure/manual kerja yang merinci prosedur kerja setiap
transaksi operasional perbankan yang dilakukan di Bank SUMUT terkait produk dan
aktivitas baru termasuk mitigasi risiko operasional terkait.
2. Membentuk struktur organisasi dengan baik, dilengkapi unit pengawasan/pengendalian
sehingga dapat mendukung pengendalian operasional.
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya, dimana:

a. Bank SUMUT memiliki komitmen yang kuat untuk mematuhi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki
kelemahan, apabila terjadi.

b. Bank SUMUT telah memiliki Divisi Kepatuhan yang bersifat independen terhadap
satuan kerja operasional dalam melaksanakan fungsi kepatuhan.

c. Adanya laporan bulanan pemantauan terhadap Ketentuan Kehati-hatian Bank SUMUT


yang disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi

Bank SUMUT melaksanakan sistem pengendalian intern dalam rangka memastikan kepatuhan
terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan intern
Bank, tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap, akurat, dan tepat waktu,
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional, serta efektivitas budaya risiko (risk culture)
pada organisasi Bank secara menyeluruh.

Dengan melibatkan seluruh jajaran Manajemen termasuk Dewan Komisaris dan Direksi dalam
penerapan sistem pengendalian intern, diharapkan kegiatan operasional Bank dapat berjalan
secara sehat, aman dan terkendali.

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

Pengendalian internal adalah rencana organisasional dan semua tindakan yang dirancang untuk
mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan,
meningkatkan efisiensi operasi, memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan.
Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dibuat untuk
memberikan jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada didalam perusahaan.

Pengendalian Internal Bank SUMUT KCP Kabanjahe sudah memenuhi siarat pengendalian
internal.Sistem pengendalian internal Bank SUMUT mengacu pada Surat Edaran OJK No.
35/SEOJK.03/2017 tanggal 7 Juli 2017 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern
bagi Bank Umum.

Bank SUMUT juga sudah menerapkan dan mengembangkan Sistem Pengendalian Intern pada
semua tingkatan fungsional sesuai Struktur Organisasi yang dirancang menggunakan pendekatan
COSO (Committe of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) untuk memberikan
keyakinan kepada masyarakat atau nasabah.

Bank SUMUT telah menjalankan pengendalian intern sesuai dengan prinsip-prinsip


pengendalian dan secara keseluruhan kualitas sistem pengendalian intern telah berjalan dengan
baik.Tapi,hanya saja masih kurang ketat dalam pengawasan kinerja karyawan yang terkadang
melenceng dari tujuan dan peraturan yang ada pada Bank SUMUT.

4.2 Rekomendasi

Analisis Bab 3 : Rekomendasi untuk Pengendalian internal Bank SUMUT semakin ditingkatkan,
agar bisa mencapai visi atau tujuan yang sudah ditetapkan oleh Bank SUMUT.

Perusahaan : Berdasarkan pengamatan penulis sistem kerja di setiap bagian seksi di perusahaan
tersebut sudah berjalan dengan baik dan sudah pernah mencapai target yang sudah ditetapakn
oleh Bank SUMUT yang senilai Rp 1.000.000.000 Miliar dalam jangka waktu 8 bulan kurang
lebih.Namun adapun yang harus ditingkatkan menurut penulis ialah pengendalian internal
disetiap divisi atau bagian harus ditingkatkan dikarnakan penulis sering melihat adanya
karyawan yang masih sering bolos atau kelebihan jam istirahat disaing hari dan juga ada
beberapa karyawan yang boleh atau tidak masuk kerja tanpa keterangan sekalipun.Penulis juga
berpesan agar setiap divisi selalu menerapkan senyum,ramah,sapa dan salam dalam berinteraksi
dengan orang baru atau luar perusahaan agar meningkatkan kenyamanan terhadap pendatang
atau orang baru dan nasabah.
Mahasiswa : Saran dari penulis untuk para Mahasiswa/I yang magang di Bank SUMUT Kcp
Kabanjahe diharapkan selalu disiplin dan jujur dalam melakukan setiap kegiatan juga
menerapkan senyum,ramah.sapa dan salam ketika berjumpa dengan orang baru atau diluar
perusahaan dan nasabah Bank SUMUT agar tetap menjaga citra Bank sumut dimata masyarakat
sekitar.

Kegiatan Magang ini sebagai acuan yang sangat penting untuk kedepan nya dalam dunia kerja
bahwa kehidupan berorganisasi itu perlu untuk dapat melatih kita dalam bekerja sama dalam
tim.Dan juga kita dapat memperdalam ilmu pengetahuan selama kuliah dan dapat
mempraktikkan nya dalam dunia kerja.

BAB V

REFLEKSI DIRI

Hal positif yang dapat diambil dari kegiatan magang ini adalah :

1. Sifat ramah dan tamah karyawan kepada penulis dan teman-teman magang yang lainnya
2. Penulis juga diberi pelajaran awal pada dunia kerja
3. Penulis juga diajarkan untuk selalu bersifat sopan,sabar dan baik terhadap nasabah
dikarnakan tidak semua nasabah berusia muda ada juga yang sudah lansia.
4. Penulis juga diajarkan untuk berbicara yang baik terhadap nasabah dalam dunia kerja
agar menimbulakn citra yang baik dalam masyarakat.
5. Penulis juga diajarkan untuk harus siap bekerja berada dibawah tekanan dan bisa saling
bekerja sama didalam perusahaan tersebut.

Manfaat magang dan kekurangan yang dialami penulis :

1. Penulis bisa berkomunikasih dengan baik kepada nasabah ataupun orang diluar
perusahaan
2. Kekurangan penulis : masih kurang mampu mengikuti atau menguasai iptek dalam
perusahaan tersebut.

Manfaat magang dalam kemampuan kognitif dan kekurangan kemampuan kognitif :

1. Bisa saling bekerja sama dengan karyawan perusahaan dan juga teman-teman yang ikut
magang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan kepada
mahasiswa magang.Dan penulis bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi,juga sadar
bahwa dialam dunia kerja tidak ada yang mudah dan masing-masing mempunyai resiko
yang besar terhadap penulis atau karyawan dan perushaan
2. Kekurangan : Penulis juga kurang tanggap dan sedikit lambat dalam memahami
penjelasan yang diberikan atasan kerja dan rekan kerja.

Kunci sukses selama magang :

 Perhatikan etika dalam bekerja


 Memiliki sifat ramah tamah
 Banyak mempelajari hal baru
 Jangan malu bertanya
 Anggap kesalahan jadi pelajaran untuk kedepannya
 Jangan takut menerima kritikan dan masukan dari siapa pun
 Kesan pertama penting

Rencana pengembangan diri dan perbaikan diri,karier dan pedidikan penulis untuk selanjutnya :

Setelah Penulis sudah siap mengikuti proses magang , penulis akan lebih giat lagi dalam
memberikan hal – hal positif terhadap orang lain dan akan mengasah kemampuanya untuk tahap
berikutnya .

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Hery,S.E.,M.Si.(2014).”Pengendalian Akuntansi dan Manajemen”.Kencana.


Tugiman, Hiro, 2006. “Standar Profesional Audit Internal”, Kanisius, Yogyakarta.

Ikatan Bankir Indonesia.(2017).”Memahami audit intern Perbankan (Ed


Revisi)”.Indonesia.Gramedia Pustaka Utama.

JURNAL :

Harahap, Nirwana, 2016. ”Pengaruh Pengendalian Internal, Sistem Informasi Akuntansi, Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kapasitas Sumber Daya Manusia Sebagai
Variabel Moderating (Studi Kasus pada PT Bank BRI Cabang Kuala Simpang)”, Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

Jannah,Bier,2010."Konstribusi pengendalian intern,sistem informasi akuntansi,dan motivasi


kerja terhadap kinerja organisasi perusahaan (studi kasus PT pasarraya manggarai
jakarta)".Skripsi Strata Satu Akuntansi Universitas Islam Negri Syarih Hidayahtullah Jakarta.

Kenan, ricky, 2006. hubungan pemeriksaan internal dengan efektivitas pengendalian intern
penjualan (survei pada pt. pindad (persero) bandung), skripsi strata satu akuntansi universitas
islam negeri syarif hidayatullah jakarta. skripsi fakultas ekonomi universitas widyatama
bandung.

Fatihah, Dhea Imroatul. 2014. Peranan Pengendalian Internal dan Audit Internal dalam
Pendeteksian Kecurangan. Bandung : FE Universitas Widyatama.

DAFTAR LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai