Anda di halaman 1dari 8

DASAR-DASAR PRANATA PEMBANGUNAN

TUGAS MINGGKU KE-4

DISUSUN OLEH :
CLARINDA NOVELIA (052.018.025)

DOSEN :

Dr. Ir. Mohammad ischak, MT

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
TAHUN AJARAN 2019/2020
PENDALUAN
Arsitek seringkali diartikan sebagai seorang perancang bangunan, orang yang terlibat
dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan. Namun selain itu Arsitek juga
harus berperan penting terhadap bangunan yang dibangunnya, bagaimana kedepannya, bagaimana
keamanannya, bagaimana bangunan tersebut, apakah sudah memenuhi aturan yang ada dan lain –
lain. Pada tugas kali ini akan di bahas mengenai contoh salah satu bangunan yang menyalahi aturan
pembangunan dan apa saja sanksinya agar dapat menjadi contoh bahwa tindakan tersebut
seharusnya tidak dilakukan.
DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI. ................................................................................................................. ii


1. PELANGGARAN PEMBANGUNAN ........................................................................ 1
2. CONTOH KASUS PELANGGARAN PEMBANGUNAN ......................................... 1
2.1 KESIMPULAN DARI CONTOH KASUS .................................................... 2
3. IZIN MEMBANGUN BANGUNAN (IMB)................................................................ 2

3.1 MANFAAT IMB .......................................................................................... 2


3.2 SANKSI TIDAK MEMILIKI IMB ................................................................ 3
1. PELANGGARAN PEMBANGUNAN

Dalam membangun sebuah bangunan kita harus memenuhi persyaratan serta mematuhi
aturan aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah setempat. Selain itu aturan, izin dan syarat
pembangunan dibuat agar bangunan yang kita buat dapat aman dari kemungkinan-kemungkinan
adanya pengembangan terhadap area di sekitar bangunan pada masa yang akan datang seperti
adanya pelebaran jalan atau adanya rencana pemerintah untuk membangun fasilitas umum
(bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, atau bangunan publik lainnya) karena sudah memiliki
Izin Membangun Bangunan.

2. CONTOH KASUS PELANGGARAN PEMBANGUNAN

Dari beberapa kasus di Indonesia mengenai pelanggaran aturan bangunan dan ruang ada
banyak sekali bangunan yang menyalahi aturan dan tidak memiliki izin membangun. Dan
berikut ini ada salah satu contoh kasus yang sekiranya menyalahi aturan.

Universitas Lalangbuana

Universitas Lalangbuana adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang ada
di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Universitas ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Tri
Bhakti Langlangbuana (YPTBL). Kampus ini bertempat di Jln. Karapitan No. 116 Bandung. Telp. 022-
4218084, 4230601 fax. 022-4237144

Universitas Lalangbuana telah melanggar ketentuan. Karena bangunan Universitas ini tidak memiliki
Izin Membangun Bangunan. Sedangkan Izin Membangun Bangunan merupakan sesuatu yang
harus dimiliki setiap bangunan. Bahkan keberadaannya pun di atur dalam Pasal 5 Ayat 1 Perda 7
Tahun 2009.
Peraturan dan perundang-undangan yang memuat Izin Membangun Bangunan adalah sebagai
berikut:

1. Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

2. Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

3. PP no. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.

Dimana pada PP RI no. 36 tahun 2005 BAB IV Bagian Keempat Paragraf 2 mengenai Penetapan
Pembongkaran, berisi:

Pasal 91, ayat (2): "Bangunan gedung yang dapat dibongkar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:

a. bangunan gedung yang tidak layak fungsi dan tidak dapat diperbaiki lagi;

b. bangunan gedung yang pemanfaatannya menimbulkan bahaya bagi pengguna, masyarakat, dan
lingkungannya; dan/atau

c. bangunan gedung yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan gedung."

Pasal 91, ayat (6): "Untuk bangunan gedung yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan
gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, pemerintah daerah menetapkan bangunan
gedung tersebut untuk dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran."

" Dan pada PP RI no. 36 tahun 2005 BAB VII Bagian Pertama mengenai Umum, berisi:

Pasal 113, ayat (1): "Pemilik dan/atau pengguna yang melanggar ketentuan Peraturan
Pemerintah ini dikenakan sanksi administratif, berupa:

1. peringatan tertulis

2. pembatasan kegiatan pembangunan

3. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan

4. penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan bangunan Gedung

5. pembekuan izin mendirikan bangunan Gedung

6. pencabutan izin mendirikan bangunan Gedung

7. pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung

8. pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan Gedung

9. perintah pembongkaran bangunan gedung.


2.1 KESIMPULAN DARI CONTOH KASUS

Bangunan yang akan dibangun harus memiliki izin dengan pemerintah setempat. Selain itu
bangunan juga harus dibangun dengan memenuhi standart keamanan penggunanya seperti
kelayakan fungsi bangunan. Apabila kita tidak memenuhinya maka pemerintah dapat memberikan
sanksi mulai dari sanksi administrative hingga yang paling berat yaitu pembongkaran bangunan.

Dibawah ini disajikan beberapa informasi lebih banyak mengenai Izin Membangun Bangunan
yang telah di bahas pada contoh kasus diatas

3. PENGERTIAN IZIN MEMBANGUN BANGUNAN

Izin Mendirikan Bangunan atau biasa kita disingkat dengan IMB adalah produk hukum yang
berisi persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah Setempat (Pemerintah
kabupaten / kota) dan wajib dimiliki / diurus pemilik bangunan yang ingin membangun,
merobohkan, menambah / mengurangi luas, ataupun merenovasi suatu bangunan.

tujuan untuk menciptakan tata letak bangunan yang aman dan sesuai dengan peruntukan lahan.
Bahkan keberadaan IMB juga sangat dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli rumah. Pemilik
rumah yang tidak memiliki IMB nantinya akan dikenakan denda 10 persen dari nilai bangunan,
rumah pun juga bisa dibongkar.

3.1 Landasan Hukum IMB

IMB diatur dalam Undang-Undang nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
dimana Undang-undang tersebut menyatakan bahwa untuk mendirikan bangunan gedung di
Indonesia diwajibkan untuk memiliki Izin Mendirikan Bangunan.

Selain dalam UU nomor 28 Tahun 2002, IMB diatur dalam Undang-undang nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

3.2 Manfaat Memiliki IMB

Beberapa manfaat dari sebuah Bangunan yang telah ber-IMB dibandingkan


dengan bangunan yang tidak ber-IMB, diantaranya:

- Mendapatkan kepastian dan perlindungan hukum pada bangunan yang Anda bangun
agar ketika bangunan tersebut berdiri, tidak akan mengganggu atau merugikan
kepentingan orang lain.
- Meningkatkan nilai jual rumah
- Dapat dijadikan sebagai jaminan atau agunan
- Syarat transaksi jual beli dan sewa menyewa rumah.
- Jaminan kredit bank
- Peningkatan status tanah
- Informasi peruntukan dan rencana jalan
3.3 Sanksi Tidak memiliki IMB

Melihat manfaat dan juga keharusan dari setiap bangunan dalam memilkiki Surat
IMB, sebagai masyarakat Indonesia yang taat akan peraturan pemerintah, sudah seharusnya
kita mengurus IMB secara benar. Namun demikian, IMB dianggap tidak terlalu penting oleh
sebagian masyarakat. Padahal, membangun atau merenovasi rumah tanpa mengurus IMB
dapat dikenakan sanksi yang cukup memberatkan.

Sanksi dapat berupa sanksi administratif maupun sanksi penghentian bangunan atau
renovasi sementara, sampai dengan diperolehnya IMB. Menurut Pasal 115 ayat (2) PP
36/2005, pemilik rumah yang tidak mengantongi IMB dapat dikenakan sanksi perintah
pembongkaran.
SUMBER :

https://www.slideshare.net/RizukiKmrth/bab-3-contoh-kasus

https://www.arsitag.com/article/peraturan-bangunan-yang-perlu-diketahui

http://www.balipost.com/news/2018/04/11/42593/Ini,Jenis-Pelanggaran-Perda-Badung...html

Anda mungkin juga menyukai