Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN TEKNIS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN LERE

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN NELAYAN

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan


penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan peraian umum,
nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi
penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan
pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan
ikan ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu
atau kapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan (Departemen
Kelautan dan Perikanan, 2002).

Nelayan dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu nelayan buruh,


nelayan juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah
nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya
nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang
dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan nelayan perorangan adalah
nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam
pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain (Subri, 2005).

Sumber daya nelayan dicirikan oleh pendidikan dan ketrampilan yang


rendah, kemampuan manajemen yang terbatas. Taraf hidup penduduk
desa pantai yang sebagian besar nelayan sampai saat ini masih rendah,
pendapatan tidak menentu (sangat tergantung pada musim ikan),
kebanyakan masih memakai peralatan tradisional dan masih sukar
menjauhkan diri dari perilaku boros (Sitorus, 1994).

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di
Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai

LAPORAN PENDAHULUAN II - 1
PERENCANAAN TEKNIS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN LERE

atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang


bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa atau pesisir
(Sastrawidjaja, 2002). Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari
berbagai segi, sebagai berikut :

1. Dari segi mata pencaharian, Nelayan adalah mereka yang segala


aktifitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Atau
mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian
mereka.
2. Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong
royong. Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa
sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut
pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak,
seperti saat berlayar, membangun rumah atau tanggul penahan
gelombang di sekitar desa.
3. Dari segi ketrampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah
pekerjaan berat, namun pada umumnya mereka hanya memiliki
ketrampilan sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai
nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang
dipelajari secara profesional.
4. Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas
komunitas yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang
heterogen adalah mereka yang bermukim di desa-desa yang mudah
dijangkau secara transportasi darat. Sedangkan yang homogen
terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya menggunakan
alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga produktifitas kecil.
Sementara itu kesulitan transportasi angkutan hasil ke pasar juga
akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah
mereka (Sastrawidjaja, 2002).
5. Dilihat dari teknologi peralatan tangkap yang digunakan dapat
dibedakan dalam dua kategori, yaitu nelayan modern dan nelayan

LAPORAN PENDAHULUAN II - 2
PERENCANAAN TEKNIS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN LERE

tradisional. Nelayan modern menggunakan teknologi penangkapan


yang lebih canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional.
Ukuran modernitas bukan semata-mata karena penggunaan motor
untuk menggerakkan perahu, melainkan juga besar kecilnya motor
yang digunakan serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang
digunakan. Perbedaan modernitas teknologi alat tangkap juga akan
berpengaruh pada kemampuan jelajah operasional mereka (Imron,
2003:68)

Pada umumnya dalam pengusahaan laut terdapat tiga jenis nelayan


yaitu : nelayan pengusaha, nelayan campuran dan nelayan buruh.
Nelayan pengusaha yaitu pemilik modal yang memusatkan penanaman
modalnya dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan campuran yaitu
seorang nelayan yang juga melakukan pekerjaan lain di samping
pekerjaan pokoknya sebagai nelayan. Sedangkan nelayan penuh ialah
golongan nelayan yang hidup sebagai penangkap ikan di laut dengan
memakai peralatan lama atau tradisional, namun demikian apabila
sebagian besar pendapatan seseorang berasal dari perikanan (darat
dan laut) ia disebut sebagai nelayan (Mubyarto, 2002:18).

2.2 PENGERTIAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Menurut Yudohusodo (1991) pembangunan perumahan merupakan


upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia
sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan kehidupan, memberi
arah kepada pertumbuhan wilayah dan memperluas lapangan kerja
serta menggerakkan kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan dan
pemerataan kesejahteraan rakyat.

Sujarto dkk (1993) menyebutkan permukiman sebagai produk tata


ruang, mengandung arti tidak sekedar fisik saja tetapi menyangkut

LAPORAN PENDAHULUAN II - 3
PERENCANAAN TEKNIS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN LERE

hal-hal kehidupan non-fisik. Jadi suatu permukiman pada dasarnya


merupakan suatu bagian wilayah, tempat dimana penduduk tinggal,
berkiprah dalam kegiatan kerja dan kegiatan usaha berhubungan
dengan sesama pemukim sebagai suatu masyarakat serta memenuhi
berbagai kegiatan kehidupannya.

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan


lindung, berupa perkotaan maupun perdesaan, berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang medukung
perikehidupan dan penghidupan (UU Nomor 4 Tahun 1992). Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1992 tentang
perumahan dan permukiman dapat dijelaskan sebagai berikut :

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau


hunian atau sarana pembinaan keluarga.

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai


lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan.

Suatu lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam


berbagai bentuk ukuran dengan penataan dalam ruang, sarana dan
prasarana lingkungan yang berstruktur.

Sarana lingkungan adalah fasilitas lingkungan yang berfungsi


menyelenggarakan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya.

Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik yang


memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.

Utilitas umum adalah sarana penunjang yang berfungsi sebagai


penyelenggaraan dan pengembangan ekonomi, sosial dan budaya.

LAPORAN PENDAHULUAN II - 4
PERENCANAAN TEKNIS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN LERE

2.3 PENGERTIAN TAMBATAN PERAHU

Perahu adalah alat angkut sungai, danau atau laut untuk membawa
orang dan barang, dengan bobot mati masimum 2 ton.

Tambatan Perahu adalah suatu pangkalan tempat


mengikat/menambat perahu saat berlabuh, sekaligus berfungsi
sebagai tempat menunggu bagi penumpang dan menimbun barang
sementara.

2.3.1 Persyaratan Umum Tambatan Perahu

Prasarana tambatan perahu direncanakan untuk dapat menampung


beban lantai tambatan sebesar 500 kg/m2 dan untuk melayani perahu
dengan bobot mati maksimun 2 ton.

Tipe tambatan perahu tergantung pada kondisi tebing sungai dan


perbedaan muka air pasang dan surut.

2.3.2 Tipe Tambatan Perahu

Tambatan Perahu dapat dibagi atas dua tipe, yaitu :

1. Tipe tambatan perahu satu lantai.


2. Tipe tambatan perahu dua lantai

2.3.3 Konstruksi Tambatan Perahu

Konstruksi tambatan perahu terdiri atas bangunan atas sebagai


konstruksi lantai, dan bangunan bawah sebagai konstruksi pondasi.

Bangunan atas terdiri atas :

1. Papan Lantai

LAPORAN PENDAHULUAN II - 5
PERENCANAAN TEKNIS KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN LERE

2. Gelagar Memanjang

Bangunan Bawah terdiri atas :

1. Gelagar melintang
2. Balok tumpuan dan tiang pancang sebagai pondasi

LAPORAN PENDAHULUAN II - 6

Anda mungkin juga menyukai