BAB II
tentang Bagi Hasil Perikanan (LNRI No. 97 Tahun 1964, TLN No. 2690) (dalam
pemilik dan nelayan penggarap. Nelayan pemilik adalah orang atau badan
hukum yang dengan hak apapun berkuasa atas sesuatu kapal atau perahu yang
untuk ikutserta dalam usaha penangkapan ikan di laut. Secara geografis nelayan
yakni kawasan transisi antara wilayah darat dan laut (kusnadi, 2009).
pegunungan, lembah, atau dataran rendah atau perkotaan (Kusnadi, 2005). Bagi
tidak, kebudayaan itu akan hilang dalam waktu yang tidak lama. Kebudayaan
bertindak bagi warga masyarakat, isi kebudayaan adalah rumusan dari tujuan-
tujuan dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu, yang disepakati
yang jelas dalam melaksanakan u sahanya serta dilakukan dengan sistem yang
permanen, sesuai dengan kebudayaan pada masyarkat nelayan. Berikut ini akan
kepemimpinan sosial.
Sistem Gender Sistem gender adalah sistem pembagian kerja secara seksual
(the division of labor by sex) dalam masyarakat nelayan yang didasarkan pada
persepsi kebudayaan yang ada. Dengan kata lain, sistem gender merupakan
kontruksi sosial dari masyarakat nelayan yang terbentuk sebagai hasil evolutif
8
Sebagai produk budaya, sistem gender diwariskan secara sosial dari generasi ke
wilayah ”darat” adalah ranah kerja ”kaum perempuan”. Dalam rumah tangga
besar dan kaya, nelayan pemilik perahu (orenga, Madura), juru mudi juragan
laut atau pemimpin awak perahu, dan orang kaya lainnya. Mereka yang
berpotensi menjadi klien adalah nelayan buruh (pandhiga, Madura) dan warga
pesisir yang kurang mampu sumber dayanya. Secara intensif, relasi patron-klien
ini terjadi di dalam aktivitas pranata ekonomi dan kehidupan sosial di kampung.
Para patron ini memiliki status dan peranan sosial yang penting dalam kehidupan
berikut:
memahami batas-batasnya.
minitrawl.
2009:126-127).
sosial yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki sisten nilai dan
Usaha perikanan adalah suatu yang dilakukan oleh kelompok atau perorangan
dimana orientasi dari pekerjaan tersebut adalah untuk mendapatkan profit dari
hasil penankapan ikan penangkaran, atau budidaya ikan baik air tawar maupun air
laut dan usaha ini digolongkan menjadi beberapa kelompok hermanto (1986 : 17)
a) Juragan Darat, yaitu orang yang memiliki perahu dan alat tangkap ikan
tetapi dia tidak ikut dalam operasi penangkapn ikan kelaut. Juragan darat
b) Juragan Laut, yaitu orang yang memiliki perahu dan alat tangkap ikan,
c) Juragan Darat Laut, yaitu orang yang memiliki perahu dan alat tagkap ikan
serta ikut dalam operasi penangkapan ikan di laut. Mereka menerima bagi
d) Buruh atau pandega, yaitu orang yang tidak memiliki unit penangkapan dan
hanya berfungsi sebagai anak buah kapal. Buruh atau pandega pada
umumnnya menerima bagi hasil tangkapan dan jarang diberi upah harian.
11
operasi penangakapan ikan/ binatang air, orang yang hanya melakukan pekerjaan
dimasukan sebagai nelayan. Ataupun nelayan boleh diartikan orang yang mata
yang bekerja sebagai nelayan, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil yang
memproduksi suatu jenis komoditas dengan hasil yang diprediksi dengan sifat
sehingga mobilitas usaha yang reltaif rendah dan faktor resiko relatif kecil
(stefanus, 2005)
Nelayan tradisional
Koesnadi (2009) nelayan terbagi beberapa kategori hal ini dilhat dari
kemudian teknologi yang digunakan dan daya jelajah dari penangkapan ikan
12
alat tangkap yang berkapasitas kecil dimana pendapatan rata rata hanya cukup
2.1.5Tipologi nelayan
suyanto 2013)
1) Dari segi penguasaan alat alat produksi atau perlengakapan alat tangkap
yang dimiliki nelayan. Dalam sudut pandang ini nelayan bisa dibedakan
menjadi dua golongan yaitu golongan nelayan yang tidak mempunyai alat-
alat produksi sendiri (pemilik alat produksi) dan golongan nelayan yang
tidak mempunyai alat –alat produksi sendiri (nelayan buruh ) dalam hal
ini nelayan buruh hanya dapat menyumbang jasa tenaga dalam kegiatan
menangkap ikan serta mendapatkan upah yang lebih kecil dari nelayan
Nelayan yang dipandang dari pandang ini digolongkan menjadi dua tipe,
yaitu nelayan besar yang memberikan modal investasi dengan jumlah yang
banyak untuk kegiatan menangkap ikan dan nelayan kecil yang hanya bisa
menangkap ikan dan nelayan kecil yang hanya bisa memberikan modal
Modal dalam dalam nelayan ini seperti kapal, alat tangkap dan
bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi untuk mencari ikan.
nelayan dipakai untuk modal membeli es, keranjang ikan serta perbekelan
Tenaga kerja menurut Basir Barthos (2001) aalah tiap orang yang
hasil tangkapan sangatlah timpang diterima antara pemilik dan awak kapal
secara umum hasil bagi bersih dengan sejumlah awak yang terlibat dalam
Semakin banyak jumlah awak kapal semakin kecil bagian yang akan
pasti memerlukan tenaga kerja, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan harus
mengurangi biaya melaut (lebih efisien ) yang diharapkan pendapatan tenaga kerja
1999)
Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang laizim dilakukan oleh
nelayan pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan
penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah tangakapan dan besar
pola penangkapan ikan satu hari biasanya nelayan berangkat melaut sekitar
03.00 dini hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya
sampai ditempat sasaran penangkapan ikan, hal ini sangat dipengaruhi oleh
dilautan semakin banyak waktu untuk mencari ikan juga semakin besar
kelompok yaitu :
melibatkan buruh nelayan ebagai anak buah kapal (ABK) Dengan orientasi
2) Pola hubungan antar berbagai status kerja tersebut juga semakin hirarkhis.
Hal ini menjadikan nelayan besar sering disebut sebagai nelayan industri
status badan status badan hukum, dan mereka juga tidak terjun langsung
16
darat”
melipatgandakan keuntungan
7) Menurut Undang undang perikan 2004 nelayan kecil adalah orang yang
dan menjadi nelayan dalam waktu yang relatif lama, juga demikian resikio
yang sangat tinggi, baik karena kondisi alam maupun kondisi persaingan
antar nelayana, serta pendapatan yang tidak pasti ini terjadi karena menjadi
a) Dari segi mata pencaharian nelayan adalah orang orang yang segala
b) Dari segi cara hidup , komunita nelayan adalah komunitas gotong royong
pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar
dan pengarahan tenaga yang banyak, seperti pada saat berlayar, membangun
Dilihat dari teknologi yang digunakan dpat dibedakan menjadi dalam dua
a. Nelayan tradisional
Koesnadi (2009) nelayan terbagi beberapa kategori hal ini dilhat dari
rata hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Dari kapasitas
18
dari 1 ton / dari setiap penangkapan Dari segi teknologi perahu nelayan
cukup terbatas
kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapt dibedakan
a) Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap orang
lain
operasi penangakapan ikan/ binatang air, profesi nelayan juga di sebut sebagai
1) Dari segi penguasaan alat alat produksi atau perlengakapan alat tangkap
yang dimiliki nelayan. Dalam sudut pandang ini nelayan bisa dibedakan
menjadi dua golongan yaitu golongan nelayan yang tidak mempunyai alat-
alat produksi sendiri (pemilik alat produksi) dan golongan nelayan yang
Nelayan yang dipandang dari pandang ini digolongkan menjadi dua tipe,
yaitu nelayan besar yang memberikan modal investasi dengan jumlah yang
banyak untuk kegiatan menangkap ikan dan nelayan kecil yang hanya bisa
menangkap ikan dan nelayan kecil yang hanya bisa memberikan modal
hasil tangkapan sangatlah timpang diterima antara pemilik dan awak kapal
secara umum hasil bagi bersih dengan sejumlah awak yang terlibat dalam
Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang laiim dilakukan oleh
Nelayan Tradisional
Kelurahan leok II
ANALISIS DESKRIPTIF
KUALITATIF