DISUSUN OLEH :
ANNISAA FATIHA ADHICAHYA
D011221004
DOSEN PENGAMPU :
M. NUR WAHYUDDIN, S. Sos., M.Si
2. Punggawa perahu
Lapisan kedua dalam struktur sosial masyarakat nelayan adalah
punggawa perahu sebagai strata kedua dengan status sosial sedang.
Selanjutnya, lapisan terakhir dalam struktur sosial masyarakat nelayan
adalah sawi(buruh nelayan) sebagai strata terakhir dengan status sosial
rendah. Sawi (buruh nelayan) ini memiliki modal tenaga sebagai
sumbangan dalam struktur kerja kelompok, tetapi tidak memiliki modal
finansial, kapal atau alat tangkap.. Rata-rata dari nelayan buruh ini hanya
tamat Sekolah dasar, bahkan ada yang tidak tamat Sekolah dasar dan
memilih bekerja sebagai buruh nelayan. Usia rata-rata mereka adaah antara
15 tahun sampai 50 Tahun, bahkan ada sawi atau buruh nelayan memiliki
ketergantungan yang tinggi kepada punggawanya.
Dalam struktur posisi mereka adalah sebagai bawahan atau anak buah
dari punggawa. Mereka kadang bekerja berpindah-pindah dari kapal yang satu
ke kapal yang lainnya, sesuai dengan kebutuhan punggawa atau pemilik kapal.
Selain itu, ada juga nelayan buruh yang dipercayakan untuk mengoperasikan
barang milik punggawa dengan sistem bagi hasil atau upah yang telah
disepakati antara punggawa atau pemilik kapal dengan nelayan buruh atau sawi
tersebut. Para sawi ini bekerja kepada punggawa untuk mendapatkan
penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga kehidupannya
lebih banyak diatur oleh punggawa. Jika ada punggawa yang menawari mereka
pekerjaan dikapalnya maka mereka akan memiliki penghasilan yang lumayan
cukup, dan sebaliknya jika tidak maka mereka akan menganggur dan tidak
memperoleh penghasilan.Oleh karena status sosialnya adalah yang paling
rendah, maka para sawi ini harus selalu siap mengerjakan apapun yang
diperintahkan oleh punggawa atau pemilik kapal. Mereka tidak punya kuasa
sepenuhnya untuk menentukan kehidupan ekonominya sendiri, karena
ketergantungan yang sangat tinggi kepada punggawa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan