Anda di halaman 1dari 3

Tugas Resume (Individu)

Bella Putri Widodo Tandiola – J011211069 – FKG B

Masyarakat Maritim dan Kategorisasinya

Arti masyarakat sendiri merupakan suatu kelompok manusia yang hidup


dan bekerja di dalam lingkup yang sama untuk waktu yang lama. Mereka
berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu secara kontinyu dan
terikat oleh suatu rasa identitas, seperti kebudayaan milik kesatuan
kelompok, golongan, komunitas, ataupun suku bangsa.

Sedangkan masyarakat maritim merupakan kesatuan hidup manusia yang


saling berinteraksi dalam kelompok kerja, kampung, suku bangsa,
komunitas, bahkan kesatuan-kesatuan administratif berupa kecamatan,
provinsi, dan negara yang sebagian besar menggantungkan kehidupan
ekonominya pada pemanfaatan sumberdaya hayati atau nonhayati laut
serta jasa-jasa laut.

Adapun kategori masyarakat maritim ditinjau dari suku bangsa yang


mendiami Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:

1. Kategori masyarakat maritim yang bersentuhan secara langsung


dengan lingkungan laut
 Penduduk nelayan (pakkaja). Dalam memanfaatkan
lingkungan laut yang penuh resiko, mereka berpatokan pada
kebudayaan yang telah diwarisi secara turun temurun dari
generasi sebelumnya.
 Petambak (pallawa). Pada umumnya pengelolaan tambak ini
diserahkan kepada petani tambak dari desa dengan cara
bagi hasil sesuai dengan kesepakatan awal.
 Pelayar/pengusaha transportasi laut (passompe’). Dalam
kelompok passompe’ ini terdiri atas beberapa profesi, yaitu
pemilik perahu (ponggawa) yang menyediakan perahu layar,
nahkoda yang merupakan pemimpin dari sawi dan
bertanggungjawab atas keselamatan barang serta
penumpang, kemudian orang yang menumpang diatas
perahu tersebut yang disebut sawi. Ada empat macam sawi,
yaitu sawi tetap, sawi bebas, sawi penumpang, dan orang
yang menumpang.
 Petambang batu karang dan pasir laut.
 Petambang migas dan mineral (modern).
 Pengelola industri pariwisata bahari.
 Penyelam dan olahragawan laut.
 Pencinta lingkungan laut.
 Peneliti dari kalangan akademisi yang terlibat secara
langsung dalam dunia laut.
 Marinir/Angkatan Laut dan Satuan-satuan Tugas Keamanan
Laut.

2. Kategori masyarakat ekonomi maritim yang kurang bersentuhan


dengan lingkungan laut
 Pedagang hasil-hasil laut. Setiap orang yang ikut berlayar
adalah pedagang dan mereka diharuskan membayar sewa
perahu. Salah satu contohnya adalah sawi yang membawa
barang dagangan.
 Pemodal/rentenir.
 Pekerja di pelabuhan/pasar atau pelelangan ikan. Pola
pemasaran melalui sistem pelelangan dapat memudahkan
para nelayan dalam memasarkan hasil produksinya
sehingga membuat mereka terhindar dari jeratan para
tengkulak yang biasanya merugikan nelayan.
 Pengelola dan pekerja industri hasil-hasil laut.
 Pengusaha dan pekerja industri perahu/kapal, alat tangkap,
tali-temali, dsb.
 Birokrat dan praktisi dari kementerian, lembaga non-
pemerintah, peneliti dari lembaga ilmiah yang terkait.
 LSM dan pemerhati lingkungan laut.

Jadi kesimpulannya adalah suku bangsa yang mendiami Sulawesi Selatan


merupakan bangsa yang berani mengarungi lautan menggunakan perahu
yang dibuat sendiri. Contohnya orang Bugis, mereka adalah pasompe
yang tangkas, serta pelaut-pedagang yang ulung.

Referensi

Buku berjudul Laut, Manusia, dan Kebudayaan

karya Prof. Dr. Hamka Naping, MA

Anda mungkin juga menyukai