Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

CLINICAL SKILL LAB


RADIOGRAFI

DISUSUN OLEH:

NAMA: BELLA PUTRI WIDODO TANDIOLA

NIM: J011211069

PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022

KASUS 1

Pertanyaan/instruksi untuk gigi 13.23.33.43:

a. Interpretasikan gambaran radiografi pada gigi tersebut?

b. Di usia berapa gigi-gigi tersebut tumbuh?

c. Teknik radiografi apa yang digunakan pada kasus tsb?

Jawaban:

a. Pada gambaran radiologi tampak gigi 13 dan 23 masih berupa benih yang
akan erupsi menggantikan gigi 53 dan 63. Sedangkan gigi 33 dan 43 masih
berupa benih yang nantinya akan erupsi menggantikan gigi 73 dan 83.
b. Gigi 13 tumbuh pada usia 11-12 tahun
Gigi 23 tumbuh pada usia 11-12 tahun
Gigi 33 tumbuh pada usia 9-10 tahun
Gigi 43 tumbuh pada usia 9-10 tahun
c. Pada kasus ini dapat digunakan teknik radiografi panoramik atau
pantomografi. Teknik radiografi panoramik merupakan teknik yang
menghasilkan lapisan gambar lebar dengan mengambil struktur fasial
lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah, serta struktur pendukungnya.

Referensi:

1. Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s dental anatomy. 8 th Ed. China: Lippincott


Williams & Wilkins. 2012: 167.
2. Mallya SM, Lam EWN. White and pharoah’s oral radiology principles and
interpretation. 8th Ed. St. Louis. Elsevier. 2018: 348.

KASUS 2

a. Interpretasikan gambaran radiografi pada gigi 55

b. Apa kesannya?

c. Apa radiodiagnosisnya?

Jawaban:

a. Pada gambaran radiografi gigi 55, akar gigi 55 teresropsi karena akan
digantikan dengan benih gigi 15 yang akan erupsi. Terlihat pada bagian
periapical terdapat radioopaque yang berbentuk seperti benih gigi
premolar 2 dewasa. Pada gambaran radiografi tersebut, tampak bahwa gigi
permanen dan gigi sulung terjadi tumpang tindih.
b. Tidak ada kelainan atau anomali berdasarkan gambar tersebut. Hal ini
dianggap normal dikarenakan proses erupsi dari gigi permanen
mendahului resorpsi dari gigi desidui.
c. Radiodiagnosis pada kasus tersebut adalah proses erupsi gigi permanen
yang didahului dengan resorpsi akar gigi sulung sehingga sementum dan
dentin di area akar menghilang.
Referensi:
1. Mulia DP, Indiarti IS, Budiarjo SB. Effect of root resorption of primary
teeth on the development of its permanent successor an evaluation of
panoramic radiographs in 7-8 years old boys. Journal of Physic. 2018;
1073(3): 1.

KASUS 3

Pertanyaan/Instruksi Untuk Gigi 47

a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada gigi tsb?


b. Apa nama struktur anatomi yang ditunjuk panah putih?

Jawaban:
a. Gigi 47 (Molar 2 RB kanan) terlihat akan erupsi dimana puncak mahkota
telah mencapai ujung tulang alveolar. Mahkota terlihat normal dan tampak
akar belum terlihat secara lengkap dan masih terdapat folikel gigi.
b. Saluran akar atau foramen apical. Foramen apikal adalah jalur penghubung
langsung antara jaringan pulpa dan periodontal.
Referensi:
1. Nelson SJ, Ash Major M. Wheeler’s dental anatomy: physiology and
occlusion. 9th Ed. St Louis; Elsevier Saunders; 2019: 86.
2. Louisa M, Yuniarti S. Lesi endoperio. Makassar Dental Journal 2015;
4(3)

KASUS 4

Pertanyaan/Instruksi Untuk Gigi Tersebut Dibawah

a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada gigi 11.21.34.35.

b. Apa nama gigi yang berada diantara gigi 11.21 & 34.35?

c. Tindakan/perawatan apa yang akan dilakukan pada gigi dengan tanda panah
hitam?
Jawaban:

a. Terlihat gigi 11 dan 21 dengan jaringan keras yang radiopak dan pulpa serta
saluran akar yang radiolusen. Diantara kedua gigi tersebut, terlihat juga adanya
gigi tambahan (anomali supernumerary teeth) yang berukuran kecil yang
berada pada CEJ gigi 11 dan 21 dengan posisi dominan lebih ke arah gigi 11.
Sedangkan pada gigi 34 dan 35, terdapat gigi posterior dengan potongan
coronal dimana diantara gigi 34 dan 35 terdapat gigi tambahan yang akan
erupsi.
b. Gigi yang letaknya berada diantara gigi 11 dan 21 disebut dengan mesiodens.
Mesiodens adalah suatu kelainan jumlah dan bentuk gigi (konus),
biasanya terjadi pada gigi anterior dan terletak pada garis tengah maksila.
Sedangkan gigi yang letaknya berada diantara gigi 34 dan 35 disebut dengan
paramolar. Paramolar adalah molar supernumerary biasanya kecil dan belum
sempurna, paling sering terletak bukal atau palatal ke salah satu geraham
rahang atas.
c. Perawatan gigi mesiodens dapat berupa pencabutan atau tanpa pencabutan.
Perawatan yang dilakukan dengan pencabutan gigi mesiodens selanjutnya
harus diperbaiki susunan gigi geliginya dengan menggunakan alat ortodonsi.
Namun, gigi mesiodens yang tidak erupsi dan tidak menimbulkan masalah
oklusal dapat dibiarkan tetap pada posisinya.
Referensi:
1. Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s dental anatomy 8 th ed. China: Lippincott
Williams & Wilkins. 2012: 325-6.
2. Iswari H. gigi supernumerari dan perawatan ortodonsi. E-Journal WIDYA
Kesehatan Dan Lingkungan. 2014; 1(1): 42.
3. Sutjiati R. Penatalaksanaan Penutupan Diastema Sentral Setelah
Pencabutan Gigi Mesiodens. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi
2015; 8(1): 56-61.
4. Nayak G, et al. Paramolar–A supernumerary molar: A case report and an
overview. Dental Research Journal 2012; 9(6): 797.
KASUS 5

a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada foto panoramik

b. Apa nama kelainan tersebut diatas?

c. Tindakan/perawatan apa yang dilakukan pada gigi-gigi yang mengalami


kelainan tersebut?

Jawaban:

a. Pada gambar radiografi tersebut, tampak adanya jumlah gigi yang


berlebih pada kedua lengkung gigi rahang atas dan rahang mandibula. Gigi
Nampak tidak beraturan, berjejal, dan tidak semuanya mengalami oklusi.
b. Kelainan tersebut disebut dengan hyperdontia. Hyperdontia
adalah kondisi yang ditandai dengan jumlah gigi di mulut yang lebih
banyak dari seharusnya.
c. Tindakan yang dapat dilakukan ekstraksi supernumerary teeth,
pembedahan gigi impaksi, dan perawatan ortodontik
Referensi:
1. Pereira MN, de Almeida LE, Martins MT, Campos MJS, Fraga MR, Vitral
RWF. Multiple hyperdontia: report of an unsual case. AJO-DO. 2011;
140(4): 580,584.
KASUS 6

a. Interpretasikan gigi 36 & 46

b. Apa kesannya

c. Apa radiodiagnosisnya

Jawaban:

a. Pulpa terlihat lebih panjang, akar mengalami bifurcation dan terlihat


pendek. Pada gigi molar 1 RB kanan terlihat pada bagian oklusal restorasi
yang hiperopak
b. Terdapat anomali bentuk gigi yang secara keseluruhan berbentuk persegi
Panjang. Tampak kamar pulpa yang memanjang dan foramen apical yang
memendek
c. Radiodiagnosis pada gigi 34 dan 46 di gambar tersebut adalah taurodonsia.
Taurodonsia adalah kelainan bentuk gigi yang ditandai dengan adanya
pelebaran ruang pulpa, akar pendek, dan bifurkasi akar yang menjauhi
Cemento Enamel Junction (CEJ).
Referensi:
1. John PR. Textbook of oral medicine. 3rd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher. 2014. p. 78, 82-6, 94-5.

KASUS 7

a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada gigi 12 dan 23

b. Apa nama kelainan yang ditunjuk anak panah pada kedua gigi tersebut?

c. Apa radiodiagnosis dari gambaran radiografi yang terlihat pada regio


periapikal?

Jawaban:
a. Pada gigi tersebut tampak adanya proses invaginasi dari jaringan yang
melibatkan mahkota hingga akar, tetapi masih berada dalam kantong yang
tertutup. Invaginasi tersebut terlihat belum mencapai jaringan periodontal
dan apical. Pada kedua gambaran tersebut terdapat gambaran radiolusen
pada bagian periapical kedua gigi tersebut.
b. Kelainan yang ditunjuk anak panah pada kedua gigi tersebut adalah dens
in dente. Dens invaginatus adalah suatu kelainan atau anomali berupa
invaginasi dari mahkota gigi dan akar saat sebelum kalsifikasi terjadi.
c. Radiodiagnosis dari gambaran radiografi tersebut adalah periodontal apical
cyst. Kista periodontal apikal adalah lesi jinak yang berkembang dalam
kaitannya dengan apeks jaringan non-vital gigi karena respon inflamasi
dari pulpa infektif.

Referensi:

1. Pereira MN, de Almeida LE, Martins MT, Campos MJS, Fraga MR, Vitral
RWF. Multiple hyperdontia: report of an unsual case. AJO-DO. 2011;
140(4): 580,584
2. John PR. Textbook of oral medicine. 3rd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher. 2014. p. 78, 82-6, 94-5
3. Dias GJ, Prasad K. Santos AL. Pathogenesis of apical periodontal cysts:
guidelines for diagnosis in palaeopathology. International Journal of
Osteoarchaeology, 2007, 17.6: 619-626.

KASUS 8
a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada gigi 37 dan 38

b. Apa nama kelainan pada kedua gigi tersebut?

c. Tindakan/perawatan apa yang dilakukan pada gigi tersebut?

Jawaban:

a. Gigi 37 dan 38 pada gambar radiografi tersebut terlihat menyatu pada


sementum. Pada gambaran radiografi berwarna radioopak sehingga kedua
gigi tersebut tampak hanya memiliki satu akar.
b. Kelainan pada kedua gigi tersebut adalah concrescence. Concrescence
merupakan kelainan perkembangan yang jarang terjadi di mana gigi yang
berdekatan bersatu di sementum tetapi tidak di dentin
c. Penatalaksanaan yang dilakukan pada gigi tersebut adalah ekstraksi dan
pembedahan. Pembedahan lebih disarankan untuk dilakukan untuk
meminimalisasi resiko yang dapat terjadi dikarenakan bentuk gigi yang
mengalami kelainan

Referensi:

1. John PR. Textbook of oral medicine. 3rd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher. 2014. p. 78, 82-6, 94-5
2. Khanna S, et al. Concrescence - a report of two cases. International Journal
of Dental Clinics. 2011; 3(1): 75.

KASUS 9
a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada gigi yang ditunjuk
anak panah

b. Apa kelainan pada gigi tersebut?

c. Apa deferensial dari kelainan tersebut?

Jawaban:

a. Pada gambar yang ditunjuk oleh anak panah, tampak terlihat 2 mahkota
gigi, memiliki 1 atau 2 saluran akar dan 1 akar yang terjadi akibat
pembelahan gigi yang tidak sempurna. Mahkota yang kembar nampak
dobel lebarnya dibanding gigi tunggal.
b. Berdasarkan yang ada pada gambar tersebut menunjukkan adanya
geminasi. Geminasi adalah satu benih gigi yang bertumbuh menjadi dua
gigi secara utuh atau sebagian tetapi akarnya satu.
c. Diferensial dari gigi yang mengalami geminasi adalah fusi. Fusi adalah
dua benih gigi yang bertumbuh menjadi satu gigi dengan mahkota yang
besar tetapi akarnya tetap dua, biasanya pada insisivus.
Referensi:
1. Rahardjo P. Ortodonti Dasar. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University
Press; 2012
KASUS 10

a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada gigi yang ditunjuk


anak panah
b. Apa kelainan pada gigi tersebut?
c. Apa faktor kesulitan pada gigi tersebut kalau akan dirawat?

Jawaban:

a. Pada gambar radiografi tersebut terlihat bahwa mahkota gigi normal, tetapi
akarnya menagalmi pembengkokan kearah distal, sedangkan pada gigi
molar 3 tampak bahwa makhkotanya normal namun akarnya juga
mengalami pembengkokan kearah distal
b. Kelainan gigi tersebut adalah dilaserasi. Dilaserasi adalah akar gigi yang
tidak normal bentuknya biasanya bengkok.
c. Faktor kesulitan pada gigi yang mengalami dilaserasi adalah apabila gigi
tersebut akan dilakukan ekstraksi karena pencabutan bisa menjadi rumit
(dapat berpotensi untuk patah). Selain itu, kegagalan merawat tepat waktu
juga merupakan faktor kesulitan pada saat perawtaan karena dapat
menyebabkan erupsi gigi tertunda.

Referensi:
1. Rahardjo P. Ortodonti Dasar. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University
Press; 2012
2. Walia PS, et al. Review of Dilaceration of Maxillary Central Incisor: A
Mutidisciplinary Challenge. International Journal of Clinical Pediatric
Dentistry. 2016; 9(1): 94
3. Mallya SM, Lam EWN. White and pharoah’s oral radiology principles and
interpretation. 8th Ed. St. Louis. Elsevier; 2018. pp. 348, 796-801, 811-2,
817, 819, 821-2

KASUS 11

a. Interpretasikan gambar radiografi yang terlihat


b. Apa kelainan pada kasus ini?

Jawaban:

a. Gambaran radiografi diatas menunjukkan bahwa pada lengkung gigi


mandibula atau rahang bawah tidak terlihat gigi 45 dan gigi 46.
b. Kelainan pada kasus ini adalah hypodontia. Hipodonsia adalah kelainan
jumlah gigi berupa kekurangan gigi.

Referensi:
1. Rahardjo P. Ortodonti Dasar. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University
Press; 2012

KASUS 12

a. Interpretasikan gambaran radiografi yang terlihat pada foto tersebut


b. Apa nama Teknik radiografi yang digunakan
c. Gigi apa yang ditunjuk anak panah?
d. Kelainan apa yang dialami oleh gigi tersebut

Jawaban:

a. Pada lengkung gigi maksila atau rahang atas terlihat gigi 53 yang berjejal
dengan dua gigi yang ada di belakangnya
b. Teknik yang digunakan adalah radiografi oklusal. Radiografi oklusal
dilakukan untuk melihat status dari buccolingual dataran kortikal, posisi
buccolingual caninus yang impaksi, sialolithiasis, dan pergeseran bagian
rahanya yang fraktur, dan lain sebagainya.
c. Gigi yang ditunjuk pada panah adalah gigi 53
d. Kelainan yang dialami oleh gigi tersebut adalah delayed eruption. Delayed
eruption merupakan keadaan dimana gigi erupsi lebih lambat dari waktu
yang seharusnya. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh factor local pada
jalur erupsi, tidak cukupnya ruang pada lengkung rahang, dan infeksi.
Kelainan ini menyebabkan gigi mengalami malposisi dan impaksi serta
biasanya terjadi pada molar 3, premolar 2, dan kaninus.

Referensi:
1. John PR. Textbook of oral medicine. 3rd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher. 2014. p. 78, 82-6, 94-5

Anda mungkin juga menyukai