B. Fungsi sirkulasi
Sirkulasi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh untuk
mentranspor zat makanan ke jaringan tubuh, untuk mentranspor produk-produk sisa
metabolisme keluar, untuk mentranspor hormon dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain, dan secara umum, untuk mempertahankan lingkungan yang sesuai di
dalam seluruh cairan jaringan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi secara
optimal. Kecepatan aliran darah yang melewati sebagian besar jaringan dikendalikan
terutama sebagai respons terhadap kebutuhan jaringan terhadap zat makanan. Pada
beberapa organ, seperti ginjal, sirkulasi menyediakan fungsi tambahan. Aliran darah
ke ginjal, misalnya, jauh melebihi kebutuhan metabolismenya dan dikaitkan dengan
fungsi ekskresi, yang menuntut volume darah yang besar untuk difiltrasi setiap menit.
Jantung dan pembuluh darah selanjutnya dikendalikan untuk memenuhi curah jantung
dan tekanan arteri yang sesuai agar aliran darah mengalir di jaringan sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan.2
1
Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th ed. Canada : Yolanda Cossio,2013 .pp.13
2
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. (Jakarta : EGC,2014), h 157
2. Curah jantung terutama dikendalikan oleh penjumlahan penjumlahan seluruh
aliran darah setempat. Bila darah mengalir di jaringan, darah ini akan segera
kembali melalui vena ke jantung. Jantung berespons secara otomatis terhadap
peningkatan aliran darah ini, dengan segera memompa darah kembali ke arteri.
Jadi, jantung bekerja sebagai mesin otomatis, dengan cara merespons kebutuhan
jarigan. Namun demikian, jantung sering kali memerlukan bantuan dalam bentuk
sinyal saraf khusus agar dapat memompa darah sesuai dengan jumlah aliran darah
yang dibutuhkan.
3. Pada umumnya, tekanan arteri diatur secara mandiri, baik melalui pengendalian
aliran darah setempat atau pengendalian curah jantung. Sistem sirkulasi dilengkapi
dengan sistem pengendalian yang luas terhadap tekanan darah arteri. Sebagai
contoh, jika pada saat tertentu tekanan menjadi sangat menurun di bawah nilai
normalnya sekitar 100 mm Hg, dalam waktu beberapa detik serentetan refleks
saraf akan menimbulkan serangkaian perubahan sirkulasi untuk meningkatkan
tekanan kembali menuju normal. Sinyal-sinyal saraf ini terutama (a)
meningkatkan daya pemompaan jantung, (b) menyebabkan kontraksi pada sistem
vena penampung besar agar menyediakan lebih banyak darah bagi jantung, dan (c)
menyebabkan konstriksi umum pada sebagian besar arteriol di seluruh tubuh,
sehingga lebih banyak darah terakumulasi di dalam arteriarteri besar untuk
meningkatkan tekanan arteri. Kemudian, dalam jangka waktu lebih lama,
beberapa jam dan berharihari, ginjal memainkan peran utama tambahan dalam
pengaturan tekanan, baik dengan menyekresi hormon yang mengatur tekanan
maupun dengan mengatur volume darah. Jadi, kesimpulannya, kebutuhan setiap
jaringan disediakan secara khusus oleh sirkulasi. Selanjutnya pada bab ini, kita
akan mulai membahas perincian dasar penatalaksanaan aliran darah jaringan, serta
pengendalian curah jantung dan tekanan arteri.3
Meskipun secara anatomis jantung adalah organ tunggal, sisi kanan dan kiri
jantung berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan
dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas dan satu bawah di tiap-tiap
bagian . Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke jantung dan
memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang
membawa darah menjauhi ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung
dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinu yang mencegah pencampuran
darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh kanan
jantung menerima dan memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung
menerima dan memompa darah kaya O2.
Darah yang kembali dari sirkulasi sitemik masuk ke atrium kanan melalui dua
vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari bagian di atas jantung dan
yang lain dari bagian di bawah jantung. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan
telah kembali dari jaringan tubuh, tempat O2 telah diambil darinya dan CO2
ditambahkan ke dalamnya. Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari
atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri
pulmonaris. Arteri ini segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing-masing
dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik
dan memompanya ke dalam sirkulasi paru.
Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan menyerap pasokan
segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonaris yang datang
dari kedua paru. Darah kaya-O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalir
ke dalam ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem
tubuh kecuali paru; yaitu, sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan
memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah
menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri
besar yang mendarahi berbagai organ tubuh.5
5
Sherwood L. 2013. Introduction to human physiology. 8th ed. Canada : Yolanda Cossio.pp.322
Sherwood L. 2013. Introduction to human physiology. 8th ed. Canada : Yolanda
Cossio.pp.322